Setelah acara wisuda selesai, beberapa kelompok dari setiap kelas mengadakan pestanya sendiri-sendiri. Setelah itu, acara pesta pun berakhir saat jam menunjukkan pukul 11 malam.
Lin Qianyi walaupun tidak suka minum bir, tetapi juga tidak ingin mengganggu kesenangan orang lain. Ia pun memutuskan untuk ikut-ikutan minum minuman keras tersebut.
Setelah sekian lama berpesta, Lin Qianyi menopang teman baiknya yang sudah sangat mabuk keluar dari bar. Ia baru saja ingin melambai untuk memanggil taksi, tetapi sebuah mobil yang tampak tidak asing datang ke arah mereka.
Lin Qianyi agak terkejut melihat mobil itu datang ke arahnya. Dalam hati ia berpikir, 'Hmmm kenapa rupa mobil itu sangat mirip dengan mobil suaminya yang digunakan untuk mengantarnya tadi pagi?'
Sebaliknya, Di Yanmo yang ada di dalam mobil tersebut seketika mengerutkan kening saat melihat Lin Qianyi.
Saat mobil itu berhenti di hadapannya, seketika pintu mobil terbuka. Kaki panjang yang menarik perhatian keluar dari mobil dan diikuti dengan sosok bayangan yang tinggi serta besar. Terakhir, muncullah wajah yang sempurna dan tampan itu.
Lin Qianyi melihat wajah Di Yanmo yang dingin. Ia memastikan dirinya tidak sedang salah melihat pemandangan ini. Namun benar, kendaraan itu adalah mobil suaminya.
Tetapi, mengapa suaminya bisa muncul di sini?
Apakah datang untuk menjemputnya?
Tetapi, Lin Qianyi tidak mengatakan bahwa dirinya sedang mengikuti acara perayaan di bar ini. Ia hanya mengatakan bahwa akan kembali agak malam saja.
"Tampan... Oh, Si tampan... sangat….tampan. Ketampanan yang membuat penglihatanku silau…."
Ya, Su Xiaoqing yang sedang dirangkul oleh Lin Qianyi ini sedang terpesona kepada pria itu. Saat melihat Di Yanmo, sepasang matanya langsung berbinar dan menunjukkan kekaguman yang tulus dari wajahnya.
Mendengar perkataan Su Xiaoqing, sudut mulut Lin Qianyi terangkat. Sambil mengangkat kepalanya, ia pun menatap ketampanan wajah suaminya. Ya, Lin Qianyi merasa agak canggung. Apalagi…, ia juga sangat setuju pada ucapan teman baiknya itu!
Memiliki suami yang berwajah begitu tampan benar-benar sangat menyenangkan sekali!
Lin Qianyi memperhatikan ketampanan suaminya itu. Sebaliknya, Di Yanmo melanjutkan langkahnya ke arah istrinya.
"Tidak berat?" Melihat tatapan Lin Qianyi yang tampak bingung, seketika Di Yanmo memperhatikan orang yang dibantu istri kecilnya ini. Ia pun bertanya demikian.
"Hah?" Lin Qianyi yang mendengar pertanyaan Di Yanmo itu sekilas tidak mengerti maksud dari ucapannya.
Namun, Lin Qianyi melihat arah pandangan suaminya dan baru memahami. Ya, maksud dari suaminya adalah beban yang diterimanya selama membopong Su Xiaoqing di badannya.
"Tidak terlalu berat... Xiaoqing memang terlihat agak gendut, tetapi sebenarnya tidak berat." Lin Qianyi kemudian tersenyum.
Lin Qianyi sebenarnya juga minum bir terlalu banyak. Tanpa disadarinya, sepasang matanya itu tampak terpesona dengan mata pria itu. Wajahnya yang putih bersih itu pun tampak merah merona saat memandang suaminya ini.
Walau demikian, Lin Qianyi tidak menyadari penampilannya saat ini dimata Di Yanmo. Perempuan ini sungguh sangat menggoda dengan wajahnya yang merona.
Sejujurnya Di Yanmo yang melihat tatapan Lin Qianyi yang seperti itu, semangatnya seketika berubah lebih membara. Sepasang mata yang menatap dalam itu membuat orang tidak bisa melihat dasarnya.
Demi tidak menakuti istrinya sendiri, Di Yanmo dengan cepat memindahkan tatapannya dan melihat ke arah tempat duduk sopir.
"Ayo, kita bawa dia pulang." Perintah Di Yanmo.
"Baik!" Jawab si supir. Supir ini telah bekerja sama dengan Di Yanmo cukup lama. Ia pun dengan mudah tahu maksud Di Yanmo ketika mengatakan 'dia' itu.
"Nyonya, aku akan membawa teman Anda kembali."
Supir berjalan ke arah samping Lin Qianyi. Tanpa menunggu reaksi Lin Qianyi, ia sudah mengangkat Su Xiaoqing dan masuk ke dalam taksi. Keduanya pun langsung pergi.
"Ee…. Apa dia tahu tempatnya tinggal?"
Melihat taksi itu menghilang di dalam kegelapan malam, Lin Qianyi mengedipkan mata dan bertanya ke suaminya dengan reaksi bingung.
"Iya!" Jawab Di Yanmo singkat.
Di Yanmo yang melihat istri imutnya itu tidak tahan untuk mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum. Tangannya yang panjang itu langsung merangkul ke pinggang Lin Qianyi dan mengatakan, "Ayo, kita pulang ke rumah."
Saat dirangkul seperti itu, Lin Qianyi mencium aroma yang sangat tidak asing baginya. Ia pun merasa tenang dan segera duduk di tempat duduk samping pengemudi.