"Sebagai orang baru dalam dunia perfilman, kamu harus tahu bahwa tidak boleh ada penolakan terhadap penawaran menjadi pemeran apapun."
Di Yanfeng sama sekali tidak menyangka ini adalah alasan Lin Qianyi menolak kesempatan itu.
"Iya, aku tahu. Aku tahu jalan yang aku pilih itu sangat susah. Bahkan belum memberikanku solusi untuk bertahan di industri ini. Akan tetapi… aku masih mau mencobanya meski dengan pendirian semacam itu."
Lin Qianyi menatap dengan serius tetapi sepasang mata itu kelihatan bahwa pendiriannya itu tidak mudah untuk dirobohkan.
"Kakak Ipar, mengapa kamu tidak bersedia menerima adegan intim dengan orang lain? Lagi pula, kamu dan kakakku juga baru mengenal kemarin malam dan sudah langsung menikah. Namun, kenapa kamu bisa sekeras kepala ini?"
Di Yanfeng mengerutkan keningnya dan tampak bingung melihatnya.
Kalau Lin Qianyi sebelumnya mengenal Di Yanmo dan seketika menolak melakukan sesuatu seperti berhubungan intim. Mungkin saja Di Yanfeng masih dapat berkesimpulan bahwa itu disebabkan oleh Di Yanmo.
Tetapi mengenai hal ini, kaka iparnya itu telah menolak sebelum mengenal Di Yanmo. Hal ini tentu membuat Di Yanfeng merasa sangat curiga.
Lin Qianyi tersenyum tidak berdaya, "Ibuku memperbolehkan aku masuk dalam industri perfilman karena beliau memintaku untuk tidak melakukan adegan intim dengan orang lain…,"
"Selain itu, ibuku mempunyai pengalaman buruk terkait hal ini. Jadi…, hal itu membuatku tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain terlalu dekat, apalagi bila hanya sebagai pemeran dalam sebuah film. Aku pun menjaga janji itu demi ibuku!" Tambah Lin Qianyi.
Lin Qianyi berkata dengan tenang, tetapi Di Yanfeng mendengar nada bicara Lin Qianyi yang penuh dengan kasih sayang serta rasa hormat.
"Istriku akan menjadi pengecualian."
Pipi Di Yanmo mencium tangan kecil Lin Qianyi, lalu matanya menatap ke Di Yanfeng dengan dingin dan sangat berbahaya.
Di Yanfeng langsung mengerti dan saling bertatapan dengan tatapan yang dingin serta berbahaya itu. Hal itu membuat si lajang ini langsung ketakutan dan menganggukkan kepala.
"Iya benar sekali, Kakak Iparku pasti adalah pengecualian. Aku berani menggaransi setelah Kakak Ipar masuk ke dunia perfilman, pasti tidak akan ada kerugian dan terjaga bersih dari pelukkan selain kakakku."
Di Yanfeng berkata sambil menundukkan kepalanya dan hampir mengangkat tangannya untuk bersumpah.
Walau dalam hati, Di Yanfeng tetap menggerutu, 'Kakak apanya! Benar-benar sangat menyebalkan, hanya bisa mengancamku! Huh!'
Lin Qianyi langsung tersenyum seperti seekor rubah mendapatkan targetnya. Saat mendapatkan janji dari kedua orang yang sangat berkuasa ini, matanya pun menyipit bahagia sampai hampir tertutup.
TIba-tiba, Lin Qianyi seperti memikirkan sesuatu dan menatap ke Di Yanmo dengan penuh rasa bersalah.
"Uhuk uhuk, Yanmo... Walaupun aku memiliki keinginan untuk masuk karena adanya bantuanmu, tetapi aku masih perlu pengakuan dari semua orang. Jadi… sebelum aku benar-benar mendapatkan pengakuan itu, apakah boleh tidak mengumumkan hubungan kita ini?"
Aura sekeliling Di Yanmo malah terasa semakin dingin dan suara Lin Qianyi juga semakin lama semakin pelan. Perkataannya yang paling akhir pun hampir tidak kedengaran.
Lin Qianyi menyadari suaminya sepertinya sedang marah dan dengan cepat memasukkan badan kecilnya ke dalam pelukannya.
Lin Qianyi mengangkat wajah kecilnya dengan manja dan menatap Di Yanmo, "Yanmo…."
Di Yanfeng yang ada di depannya melihat kakak iparnya yang tampak seperti seekor rubah tua yang licik, kini sudah berubah menjadi kucing kecil yang manja.
Hmmm melalui bakat akting Lin Qianyi ini, Kakak Iparnya itu ingin mendapatkan pengakuan dari semua orang. Hal seperti itu, bukankah hal yang sangat mudah ya!
Di Yanmo memandangi istri kecilnya yang ada di dalam pelukannya itu. Pemandangan ini membuat matanya berubah menjadi hitam dan lebih dalam.
Tidak lama kemudian, tepatnya dengan tatapan yang penuh harapan, Lin Qianyi akhirnya membuat Di Yanmo menanggukkan kepala dan berkata, "Baiklah."
Di Yanmo berjanji bahwa dirinya juga tidak akan mengumumkannya. Akan tetapi…, hal yang akan dipikirkan kakaknya itu adalah masalah yang harus dihadapi istrinyanya dalam dunia perfilman nanti, kan?
Hah… seperti kata pepatah, dalam melihat sebuah gunung yang tinggi, kamu perlu menggapai gunung yang lebih tinggi lagi. Ya, masalah ini memang sangat rumit.
Selain itu, Kakak iparnya yang bersikap seperti seekor rubah kecil itu sungguh tidak bisa dibandingkan dengan seekor rubah tua yang telah hidup ribuan tahun!
Ya, Lin Qianyi langsung menunjukkan kebahagiaannya karena tidak menyangka Di Yanmo begitu gampang setuju dengan keinginannya.