Lin Qianyi takut Di Yanmo tidak percaya. Ia pun menatap pria itu dengan tatapan lebar dan menganggukkan kepalanya. Dengan cara seperti ini, sikapnya sudah menunjukkan bahwa ucapannya itu sungguh-sungguh.
Di Yanmo melihat Lin Qianyi sekilas dan mengarahkan pandangannya ke arah makanan. Tangan rampingnya seketika mengambil sumpit kembali dan berkata dengan elegan, "Makanlah! Kalau tidak cukup, mintalah Paman Chen memasaknya lagi."
Mendengar ucapannya itu, Lin Qianyi pun merasa bahwa pria itu sudah memercayai ucapannya. Ia jadi merasa lega dan melanjutkan kegiatan makannya. Hah … Lin Qianyi sangat berharap bisa tinggal di sini selamanya. Dengan demikian, ia juga tidak akan makan hidangan yang terasa seperti racun dari ibunya.
Lin Qianyi pun makan dengan sangat bahagia. Kebahagiaannya itu pun tampaknya sampai membuatnya lupa bahwa dirinya sudah menjadi istri pria ini. Alhasil secara hukum, kekuasaan rumah dan isinya ini adalah miliknya juga.
Jadi, apakah masih perlu merasa khawatir dan berharap untuk bisa makan makanan seenak ini setiap hari?
Selesai makan, Lin Qianyi bersandar ke kursi dan meraba perut kecilnya yang terasa terlalu kenyang itu. Ia bergaya seperti seekor kucing yang sedang bermalas-malasan.
Di Yanmo pun minum air putih dan menatapnya, "Ke mana kamu akan pergi nanti? Kampus?"
"Tidak perlu ke kampus, besok ada upacara wisuda. Setelah besok, aku sudah bisa benar-benar bebas."
Lin Qianyi memikirkan bahwa pada akhirnya masa kuliah yang dijalaninya selama empat tahun itu sudah selesai. Ia pun tidak tahan untuk tersenyum bahagia. Walau sebenarnya ia juga bukan berarti tidak suka kuliah. Akan tetapi, ia berharap bisa menjalani hal yang diimpikannya.
"Iya, ayo pergi." Sambil berbicara Di Yanmo berdiri dan membersihkan kemejanya. Ia pun berjalan keluar dari ruang makan ini.
"Ah? Kemana?" Tanya Lin Qianyi yang langsung berdiri dan tampak bingung melihat Di Yanmo yang sedang ingin berjalan keluar.
"Pergi ke kantor." Jawaban Di Yanmo sangat singkat. Di Yanmo pun melirik Lin Qianyi yang tidak kunjung bergerak. Ia kembali ke arah gadis ini dan menariknya agar ikut berjalan keluar rumah.
"Pergi ke kantor? Pergi ke kantormu?"
Lin Qianyi yang ditarik olehnya langsung mempertanyakan ajakannya, "Aku pergi ke kantormu? Apakah tidak terlalu berlebihan? Aku adalah orang asing dan tidak dikenal siapapun kerabatmu. Ikut pergi ke kantormu, bukankah nanti bosmu akan terlihat tidak senang?"
Lin Qianyi pun berusaha memikirkan maksud ajakan pria ini. Semalam, ia memang telah menjual dirinya, jadi apakah sekarang ia pun baru sadar alasan dirinya masih ditarik oleh pria ini?
Dari awal, seharusnya mengatakan beberapa hal semacam syarat atau latar belakangnya, Hahaha! Apakah Lin Qianyi sebodoh babi? Astaga, bodohnya?!
"Tidak akan seperti itu …" Jawab Di Yanmo yang langsung memutuskan keraguan Lin Qianyi. Ia perlahan mendorong Lin Qianyi untuk memasuki mobil yang sederhana dan telah berhenti di depan rumahnya.
Pengurus rumah ini memerhatikan Lin Qianyi yang sedang didorong masuk ke mobil oleh seekor serigala abu-abu. Paman Chen hanya melihat Lin Qianyi dengan ekspresi senyum yang sangat hangat dan ramah.
Lin Qianyi perlu waktu untuk berpikir sendirian! Ia tidak ingin bersama Di Yanmo sedekat ini! Di depan pria yang tampan, ia sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih!
Rasa tidak nyaman ini membuat Lin Qianyi memikirkan cara untuk kabur selama perjalanan menuju kantor. Akan tetapi saat menyadari bahwa wajah suaminya sendiri tampak serius membaca dokumen di sampingnya, ia pun kembali terpesona dengan gambaran yang begitu indah di matanya itu.
Setelah sampai di tempat tujuan, Lin Qianyi kembali merasa tidak nyaman. Ia sungguh merasa sangat menyesal! Ia merasa sangat sial karena harus ikut dengan suaminya ini!
Lin Qianyi pun mengikuti suaminya dari belakang dengan ekspresi wajah yang tidak senang. Kemudian, mereka masuk ke dalam lift.
"Yanmo, apakah aku benar-benar boleh ke tempat kerjamu? Apakah aku tidak akan mengganggumu? Bagaimana kalau aku pergi ke tempat lain untuk jalan-jalan? Setelah kamu selesai bekerja, kamu bisa menghubungiku untuk kembali padamu."
Lin Qianyi mengangkat kepala dan menatap wajah tampan suaminya itu dengan tatapan serius.
Di Yanmo melihat bola mata Lin Qianyi bergerak dengan kacau. Ia pun langsung mengetahui hal yang gadis ini pikirkan dan dengan tanpa berekspresi langsung memutuskan jalan keluarnya.
"Tidak perlu, aku suka kamu di sampingku." Lalu tangan panjang Di Yanmo merangkul pinggang Lin Qianyi dengan penuh cinta.