Menyadari gerakan Di Yanmo ini mungkin sudah agak lama, Lin Qianyi dengan cepat menyambut uluran tangannya.
Ketika tangan kecil yang lembut Lin Qianyi diletakkan di atas telapak tangan yang besar itu, pria itu langsung menggenggam erat tangan kecil itu.
Lin Qianyi merasakan kehangatan dari tangan pria itu dan membuatnya bingung sejenak. Seakan menerima hal yang berbeda, ia dengan jelas merasakan bahwa dirinya tidak terlalu benci dan menolak berdekatan dengan pria ini.
Wajah Lin Qianyi yang indah pun menunjukkan kegelisahan, "Apakah aku jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Di Yanmo? Apakah karena itu, aku jadi tidak begitu menolak untuk berdekatan dengannya?"
Sambil memikirkannya, Lin Qianyi diam-diam melihat ke arah Di Yanmo. Wajahnya yang dilihat dari samping itu sungguh tampak sangat sempurna. Selain itu, kulitnya yang sangat terawat itu juga membuatnya iri hati. Apalagi dengan kharismanya yang luar biasa ini, sungguh membuatnya terlihat sangat sempurna!
Kemudian, tatapan Lin Qianyi perlahan mengarah ke bawah untuk menyusuri badan pria yang seksi itu. Dalam benaknya, ia merasa tidak tahan untuk merabanya. Tangan kecil yang tidak dipegang erat oleh pria itu tiba-tiba mencoba meraba wajahnya sendiri yang sedang mabuk oleh asmara.
*****
Di malam yang sunyi, Lin Qianyi yang terpesona oleh keindahan Di Yanmo itu sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sudah dibawa ke salah satu kamar di rumah ini.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya pria itu dengan nada rendah dan dalam, seolah suaranya terdengar langsung di dekat daun telinganya.
"Memikirkan untuk meraba Di Yanmo."
Lin Qianyi menjawab secara tidak sadar. Namun setelah mengatakannya, ia langsung menyadari keambiguan kata yang disampaikannya itu.
Tidak lama setelah itu, Lin Qianyi menyadari bahwa sepasang mata Di Yanmo saat ini sedang tersenyum kepadanya. Padangan itu membuat pikirannya kosong, bahkan bisa saja membuatnya meledak karena malu. Wajah putih Lin Qianyi pun langsung berubah menjadi merah, semerah udang yang baru direbus.
Hal yang paling menyebalkan adalah saat Lin Qianyi sedang memikirkan untuk meraba pria yang tampan itu, namun saat bersamaan juga tertangkap basah oleh pria itu sendiri.
"Uhuk, itu apa? Bukan, maksudku adalah kita hari ini baru bertemu…. Lalu sampai sekarang juga baru beberapa jam berlalu. Jadi, aku ingin mengetahui dirimu lebih dalam. Lagi pula…. kamu sekarang adalah suamiku. Benar, kan?" Ucap Lin Qianyi dengan tergagap-gagap.
Wajah Lin Qianyi sejujurnya makin memerah. Saat mengatakan perkataan seperti itu, ia memaksakan diri untuk menatap sepasang mata pria itu. Andai boleh jujur, Lin Qianyi tidak berani menatap pria tersebut.
Di Yanmo melihat gadis kecil yang wajahnya merah merona sedang berdiri di depannya. Kemudian, gadis ini berkata seakan sedang menyembunyikan keinginannya yang sangat kuat. Melihat pemandangan seperti ini, hati Di Yanmo jadi merasa sangat senang.
Ya, gadis kecilnya ini masih saja tidak berubah. Jelas-jelas masalah ini sudah ketahuan, tetapi masih tetap berusaha keras untuk menutupinya. Di Yanmo jadi merasa bahwa gadis ini masih berpura-pura menjadi seseorang yang tidak terlalu peduli padanya.
Suasana yang begitu tidak asing, membuat hati Di Yanmo merasa lebih lembut. Jelas-jelas Lin Qianyi melupakannya, tetapi ia juga tidak tega mengatakannya.
"Iya."
Tatapan Di Yanmo kali ini memperlihatkan senyuman, tetapi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi akan menganggukkan kepala. Ia pun langsung melanjutkan, "Tetapi sekarang sudah sangat malam. Kalau kamu ingin mengenal lebih tentang suamimu, kamu harus menunggu sampai besok. Lagi pula, kita masih punya banyak waktu."
Di Yanmo seketika berjalan ke arah lemari pakaian dan mengambil sebuah jubah mandi. Ia pun berjalan kembali ke arah Lin Qianyi dan memberikan jubah mandi itu kepadanya, "Mandi dan beristirahatlah. Besok, aku akan menjelaskannya padamu."
Lin Qianyi mengedipkan mata dan menatap ke arah pria itu dengan serius. Ia menyadari tidak ada yang aneh dari pria itu dan percaya dengan perkataannya. Ia pun merespon perkataannya dengan menghela napas panjang.
'Ya Tuhan, Lin Qianyi!!!! Lain kali, kau tidak boleh memikirkan hal-hal tabu dan memalukan seperti itu di depan pria tampan ini!' Lin Qianyi mencibir dirinya sendiri dengan sangat malu.
Kemudian, Lin Qianyi yang bingung segera mengambil jubah mandi itu dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi, ia memiliki kebiasaan untuk mengambil baju tidurnya. Akan tetapi, ia baru menyadari hanya ada satu jubah mandi di sini! Apakah ini artinya ia harus telanjang untuk tidur di kamar?!!
Lalu Lin Qianyi melihat ada satu jubah mandi yang sangat besar! Jubah itu seolah bisa digunakan untuk mengepel lantai di kamar mandi yang besar ini!
Melihat hanya ada sebuah jubah mandi yang ada di tangannya, Lin Qianyi merasa ingin menangis meski tanpa ada air mata. Sungguh menyedihkan!!!
"Semua orang pernah mengatakan bahwa orang yang tampan itu bisa membuat masalah! Ibu, semua ini salahmu! Kamu yang menularkan ini kepadaku! Huhuhu..." Hujat Lin Qianyi seolah sangat menyesali situasi ini.