Walau ada rasa gemas yang dirasakan hatinya karena penyesalan itu, namun Lin Qianyi mempunyai sifat yang tidak akan mengakui penyesalannya sendiri!
Sejak bersembunyi di tempat tidur, Lin Qianyi terus berpura-pura tidur. Ia sengaja membalikkan badannya dan membelakangi Di Yanmo. Lin Qianyi juga menggosok bantal yang lembut itu seakan dirinya sudah tertidur pulas.
Wajah Di Yanmo yang dibelakangi oleh Lin Qianyi langsung merasa sangat tidak senang. Lin Qianyi pun mengeluarkan lidahnya untuk mengejeknya.
Tangan lembut Di Yanmo berhenti menggosok ke kulit lembutnya dan memperhatikan gadis yang sedang berpura-pura tidur itu. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk membiarkannya untuk tidur.
Lagi pula, sekarang masih belum waktunya untuk melakukan sesuatu seperti yang ada dipikirannya. Di Yanmo akan bersedia menunggu sampai Lin Qianyi bersedia dengan sendirinya masuk ke dunia yang memanjakannya dengan sangat spesial.
Di Yanmo mematikan lampunya, ia pun memeluk badan gadis yang lembut itu ke dalam pelukannya. Ia juga berkata tepat di daun telinganya, "Tidurlah."
Lin Qianyi mendengarkan suara yang dalam dan serak dari pria itu. Badannya yang semula tegang pun secara ajaib perlahan-lahan menjadi lebih santai. Lin Qianyi yang biasanya sangat tidak suka disentuh oleh orang lain pun juga merasa heran, mengapa ia tidak menolak pendekatan dari pria ini?
Dalam hati, Lin Qianyi sebenarnya juga merasa sangat terkejut, tetapi ia juga masih sadar bahwa Di Yanmo sudah menjadi suaminya. Ya, tidak menolak sentuhan dari suaminya itu akan terlihat lebih bagus.
Kalau tidak, bahkan sampai diketahui orang lain bahwa dirinya sebagai seorang istri yang menolak untuk berdekatan dengan suaminya, itu pasti akan menjadikannya gosip dan rumor yang tidak menyenangkan sama sekali?!
Lin Qianyi mencium aroma dari Di Yanmo yang perlahan-lahan ikut merasuk ke dunia mimpi. Tangan kecilnya secara tidak sadar memeluk erat leher Di Yanmo dan mengeratkan pelukan yang hangat itu pada lelaki itu.
Di Yanmo merasakan pelukan yang lembut dari gadis itu dan langsung tersenyum, sepasang matanya sekarang penuh dengan rasa cinta dan bibir tipisnya perlahan-lahan mencium alisnya. Ia seolah memberikan jejak bukti paling dalam pada istrinya itu….
*****
Hari kedua menjadi suami Di Yanmo pun dimulai. Lin Qianyi baru saja bangun dari tidur. Seperti biasa, ia pasti meregangkan punggungnya. Saat melakukannya, ia pun tersadar bahwa dirinya sedang dalam pelukan yang erat dari seseorang di belakangnya.
Hal yang membuat Lin Qianyi tertegun adalah saat ini tubuhnya sedang menekan tubuh pria itu. Ia pun bisa merasakan kehangatan yang keluar dari pria itu.
Wajah Lin Qianyi langsung berubah menjadi merah. Ia pun mengangkat kepalanya dan melihat wajah sempurna Di Yanmo. Lin Qianyi bertanya dalam hatinya, 'Kapan aku menekan badan Di Yanmo?!!'
Astaga, mengapa Lin Qianyi sama sekali tidak mengingatnya?! Ya Tuhan! Apakah Lin Qianyi sendiri mengalami mimpi basah. Kemudian pada saat mimpi, ia menekan tubuhnya ke arah pria itu? Lalu kemarin, tepatnya semalaman, ia tidur dengan cara begitu?
Semakin Lin Qianyi memikirkannya, ia malah semakin merasa bahwa hal ini mungkin saja benar. Lin Qianyi sejujurnya tidak bisa sama sekali menolak perlakuan pria tampan ini. Apalagi, ia juga paham bahwa Di Yanmo merupakan sosok pria yang tampan dan juga berkarisma!!
Lin Qianyi langsung merasa bersalah sendiri, lalu ia diam-diam melepaskan badannya dari pelukan Di Yanmo. Bila nanti ia dituduh berbuat macam-macam kepada Di Yanmo, Lin Qianyi tidak akan mengakuinya. Lagi pula ia yakin, bahwa lelaki ini telah memeluknya duluan.
Jadi … Walaupun Lin Qianyi yang memeluk pria itu, hal itu juga bukan salahnya. Ia juga yakin bahwa pria itu yang menggodanya dulu.
Kemudian, saat Lin Qianyi baru ingin melepaskan dirinya, Di Yanmo seketika membuka mata dan melihat istrinya tampak ingin kabur dari pelukannya.
Lin Qianyi merasakan ada orang yang menatapnya dari atas kepalanya dan langsung membuatnya merasa tegang. Ia pun sekali lagi merasa menyesal dan ingin melempar tahu ke arah dirinya sendiri.
"Kamu suka, ya?" Tanya Di Yanmo dengan suara serak dari atas kepala Lin Qianyi. Bersamaan dengan itu, Lin Qianyi sedang memikirkan cara untuk tidak mengakui kejadian tidur bersama ini.
Saat mendengar pertanyaan itu, Lin Qianyi mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sepasang mata pria itu dengan tatapan bingung, "Ha?"
Alis mata yang tebal Di Yanmo mengangkat dan menunduk untuk melihat bagian bawah gadis itu.
Penasaran dengan arah pandangan pria itu, Lin Qianyi pun mengikuti arah tatapan pria itu ke bawah. Saat ia melihat bagian badannya, Lin Qianyi langsung merasa bahwa salah satu bagian dalam otaknya sedang berteriak keras. Ya, wajah Lin Qianyi langsung memerah.
Tangan kecilnya seperti kesetrum listrik langsung ditarik kembali, sekujur tubuh yang panas membuat dirinya ingin sekali pingsan!!!