Chereads / Suamiku Dingin.. Oh, Suamiku Imut / Chapter 12 - Satu-satunya

Chapter 12 - Satu-satunya

Lin Qianyi yang hampir gila langsung mengarahkan semua kekesalannya kepada ibunya. Ia merasa bahwa kesukaannya terhadap pria tampan itu menurun dari perilaku ibunya!

Setelah merasa gelisah selama setengah jam, Lin Qianyi akhirnya keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi. Ia tentu menggunakan jubah tersebut tanpa ada lapisan kain lain di dalamnya. Lin Qianyi pun menutup erat jubahnya dan berjalan keluar dengan berhati-hati.

Ketika Lin Qianyi keluar dari kamar mandi dan ingin segera berjalan ke ranjang untuk menutup tubuhnya supaya lebih rapat, Di Yanmo seketika berjalan masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas susu di tangannya.

"Minum susu ini! Setelah itu tidurlah yang nyenyak."

Di Yanmo menyerahkan susu yang hangat itu kepada Lin Qianyi. Ia tidak sengaja melihat bagian dada Lin Qianyi yang sedikit terbuka. Namun tidak hanya itu saja yang membuat alisnya berkerut, ia juga menyadari bahwa rambut istri kecilnya itu masih basah.

Di sisi lain, Lin Qianyi dengan cepat mengambil susu itu dan sama sekali tidak memperhatikan jubah mandinya yang telah terbuka di bagian dadanya. Ketika melepaskan tangan dari jubah mandi itu, jubah itu seketika langsung terbuka dan memperlihatkan pemandangan lehernya yang berbentuk "V" dengan jelas.

Saat tangannya mengambil susu yang hangat, dalam hati Lin Qianyi merasa agak curiga. 'Hmmm, apakah ini hanya kebetulan?'

Setiap hari, Lin Qianyi memang terbiasa minum susu sebelum tidur. Hal ini adalah kebiasaan yang dilakukannya dari kecil sampai sekarang. Namun… Di Yanmo adalah orang yang baru bertemu dengannya, bagaimana mungkin lelaki ini secara kebetulan mengambilkan segelas susu untuknya?

Lin Qianyi melihat Di Yanmo seolah sedang menatap sesuatu, matanya agar melebar dan pria itu menoleh ke arahnya. Walau demikian, tatapannya terlihat sangat tenang.

Melihat tatapan itu, Lin Qianyi merasa bahwa dirinya terlalu banyak memikirkan tentang pria itu. Lagi pula, Di Yanmo kelihatannya juga bukan orang sembarangan dan menjaga harga dirinya. Selain itu, Lin Qianyi juga hanya seorang gadis yang sangat sederhana. Jadi, tidak ada yang bisa didapatkan darinya.

Di Yanmo berjalan untuk mengambil alat pengering rambut dan kembali ke hadapan Lin Qianyi lagi. Tatapan pria itu tidak sengaja menyapu ke dada Lin Qianyi dan melihat kulit putih yang mempesona itu. Pemandangan ini membuat sepasang mata itu segera berubah menjadi gelap.

Kemudian Di Yanmo melihat gelas di tangan Lin Qianyi. Melihat segelas itu tidak segera diarahkan ke mulutnya, Di Yanmo pun bertanya dengan heran. "Tidak suka?"

"Ah?" Lin Qianyi yang sebenarnya sedang memperhatikan Di Yanmo, seketika kaget. Ia langsung melanjutkan responnya itu dengan tergagap-gagap dan menjawab, "Suka, suka."

Lin Qianyi pun meminum susu yang ada di tangannya itu dengan cepat. Dalam hati, ia pun juga merasa bahwa setidaknya rasa kecurigaan di dalam hatinya telah berkurang sedikit.

Walau demikian, ia juga agak bingung terkait dengan pertanyaan pria itu. Kenapa pria itu bertanya 'apakah dirinya tidak suka?' dan bukan pertanyaan semacam 'kenapa tidak minum?'.

Akan tetapi, hal itu juga tidak perlu terlalu banyak dipikirkan. Paling tidak hal ini telah membuktikan bahwa pria itu juga pasti suka meminum segelas susu atau seharusnya ada orang di rumahnya yang juga memiliki kebiasaan minum susu sebelum tidur. 

Dengan kesimpulan semacam itu, tentu saja hal ini menjadi penyebab pria itu mengambilkan segelas susu untuknya, kan?

Hanya itulah alasan yang mungkin bisa dijadikan penjelasan. Kalau tidak, maka berarti mereka berdua pernah saling mengenal sejak lama dan sangat akrab. Namun kemungkinan itu juga sangat tidak mungkin. Lagi pula, Lin Qianyi sama sekali tidak memiliki ingatan mengenai pria ini!

Lagi pula, pria yang begitu tampan seperti Di Yanmo juga tidak akan pernah dilupakannya bila sudah pernah bertemu dengannya!

Setelah Lin Qianyi selesai minum, Di Yanmo dengan segera mengambil gelas kosong itu dari tangannya dan menariknya untuk duduk di samping sofa. Lelaki ini pun mengeringkan rambutnya.

Posisi mereka pun berpindah ke sofa. Lin Qianyi tampak duduk di sofa dengan tenang. Di belakangnya, berdirilah sesosok Di Yanmo yang berbadan besar dan tinggi. Lelaki ini pun dengan hati-hati mengeringkan rambut istri kecilnya itu.

Namun dengan posisi seperti ini, ada hal lain yang bisa dilihat Di Yanmo. Tubuh besar dan tingginya itu membuat Di Yanmo dengan mudah melihat kulit dada Lin Qianyi yang halus. Ia bisa melihat itu walau hanya sedikit menunduk saja.

Selama mengeringkan rambutnya, gerakan tangan Di Yanmo tampak sangat lembut. Ia memperlakukan istrinya seperti barang langka di dunia ini. Hanya dengan gerakan tangannya yang sangat berbeda, sepasang mata dari pria itu semakin lama semakin dalam dan auranya memberikan penekanan yang berbeda.

Di Yanmo sekarang seolah seperti sedang menunggu kesempatan dalam kegelapan dan setiap saat bisa menangkap targetnya secepat serigala dalam kegelapan. Hal ini membuat orang yang merasakannya jadi merasa sangat berbahaya.