Chereads / Suamiku Dingin.. Oh, Suamiku Imut / Chapter 6 - Walaupun Dilupakan, Masih Milikku

Chapter 6 - Walaupun Dilupakan, Masih Milikku

"Maaf, antarkan kami sekarang ke kantor sipil. Ah ya, kalau bisa secepat mungkin." Ucap Lin Qianyi setelah menutup pintu dan dengan tidak sabaran memberitahu ke arah pria yang berada di kursi pengemudi itu.

"Kantor sipil?!" Yan Yi yang memang duduk di kursi pengemudi itu pun bertanya heran.

Yan Yi sungguh terkejut saat mendengar perkataan itu. Ia sampai mengulangi kata-kata tersebut untuk meyakinkan pendengarannya. Akan tetapi, ia kemudian malah diberi tatapan dingin oleh bosnya.

Setelah itu, Yan Yi tidak lagi banyak berbicara dengan Lin Qianyi. Ia segera menyalakan mesin mobil seharga ratusan juta yuan itu dan melaju begitu saja.

Mobil ini pun bergerak dengan sangat cepat, suaranya pun menderu dengan dominan melintasi jalanan.

Yan Yi mengemudikan mobil secepat ini karena takut kepada bosnya. Ia bahkan hampir menabrak sebuah tiang jalanan saat mengendalikan mobil mahal ini.

"Ah…."

Lin Qianyi tidak memiliki persiapan dalam menghadapi kecepatan mobil yang secepat ini. Badannya seakan sedang diguling-gulingkan ke berbagai arah, sampai akhirnya kepalanya digoyangkan ke arah depan. 

Saat kepalanya hampir saja menabrak kursi di depan, seketika ada sebuah lengan panjang yang menariknya kembali.

Lin Qianyi pun masuk ke dalam pelukan pria itu dan hidungnya langsung dipenuhi dengan aroma maskulin dari pria itu.

Lin Qianyi hanya bisa merasa bengong dan menjadi canggung. Lagi pula dari anak-anak sampai sedewasa ini, ia belum pernah sedekat itu dengan pria manapun. Walau pernah dipeluk oleh mantannya pun, ia juga tidak berpikiran akan terasa seperti ini.

Kepala Lin Qianyi sebenarnya masih agak berat sekarang, namun adanya kejadian ini malah membuatnya merasa agak segar dan lebih sadar. Dentuman detak jantungnya pun terasa cepat dan kehangatan pelukan itu membuat jantungnya berdebar semakin lama semakin cepat.

"Mana yang terluka?"

Suara yang dingin dan rendah dari pria itu terdengar dari atas kepala Lin Qianyi dan membuat jantung Lin Qianyi semakin cepat. Lin Qianyi pun berusaha mendapatkan kesadaran penuhnya lagi. Setelah itu ia menjawab, "Eee.. Aa.. aku tidak ada terluka. Terima kasih."

Lin Qianyi dengan cepat melepaskan diri dari pelukannya, wajahnya terlihat bersemu merah dan agak canggung. Ia pun merasa tidak berani menatap wajah lelaki itu sekarang.

Di Yanmo melihat wajah Lin Qianyi yang memerah itu dan langsung tersenyum sekilas.

Mendengar keterkejutan Lin Qianyi membuat Yan Yi segera melihat ke kaca belakang, ia melihat Lin Qianyi sedang berada di pelukan Di Yanmo sekarang.

Kemudian Yan Yi mengarahkan lirikannya kepada bosnya. Ia pun melihat bahwa Di Yanmo menunjukkan senyumannya dengan sangat jelas! Sungguh pemandangan yang tidak biasa.

Yan Yi menatap agak lama ke arah bosnya, ingin melihat lebih jelas lagi apakah orang yang ada di belakang ini benar-benar bosnya yang dingin dan sadis itu?!!

Ketika Yan Yi sedang berpikir dalam hati, Di Yanmo dengan suara yang dingin berkata dari belakang.

"Apa masih mau melihat lagi?"

Yan Yi menatap ke arah Di Yanmo dan langsung ketakutan, "Maaf Bos."

Yan Yi segera menarik tatapannya dan dengan serius menatap ke arah jalan. Ia dengan perlahan-lahan menyetir mobil dan tidak berani lagi melihat ke arah belakang.

Kelihatannya supir itu sangat takut dengan pria yang ada di sampingnya, membuat Lin Qianyi tidak tahan menoleh ke arah pria ini. Walau pria ini kelihatannya bersikap dingin, tetapi orangnya memiliki kelakuan yang baik. Jadi, mengapa sopir itu begitu takut dengannya?

Merasakan tatapan dari Lin Qianyi, pria itu menundukkan kepala dan memperhatikan Lin Qianyi sejenak. Ia pun bertanya kepadanya, "Kenapa?"

"E … tidak, he ... he ... tidak ada masalah."

Lin Qianyi menatap sepasang mata pria itu, lalu dengan cepat melambaikan tangan. Ekspresi wajahnya berubah menjadi canggung. Lagi pula, ia juga tidak mungkin mengatakan kalau dirinya sedang memperhatikannya, kan?

Lin Qianyi tidak berani melihat ke arah pria itu lagi dan mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Sekarang, waktu seharusnya sudah mendekati tengah malam. Oleh karena itu, orang-orang tidak terlalu banyak terlihat di jalanan. 

Melihat lampu jalanan di luar, Lin Qianyi barusan merasa otaknya terasa lebih segar dan sekarang merasa agak pusing lagi. Ia pun bersandar di kursi mobil dan tertidur.

Di Yanmo yang ada di sampingnya menatap wajah gadis yang terlihat ngantuk itu, tatapan yang dingin itu perlahan-lahan berubah jadi lembut dan juga merasa kecewa.

Barusan, Di Yanmo mengira bahwa Lin Qianyi memikirkan sesuatu, tetapi … Wanita kecilnya ini apakah benar-benar telah melupakannya?"

Di Yanmo mengangkat jarinya yang ramping dan merapikan rambut yang berantakan di dahinya itu.

"Walaupun sudah benar-benar melupakanku, namun gadis kecil ini … Kamu masih tetap hanya milikku." Ucap bibir tipis Di Yanmo dengan nada bicara yang sangat berat.