Tripod siap. Kamera siap. Tampang juga siap.
Mulai.
Minggu, 28 Februari 2028
07:55 PM
"Hai, disini Arina Rahmawati. Aku adalah salah satu siswi Sekolah Menengah Atas kelas sebelas di Kota Jogja," kata Arina mengawali video dokumenternya.
"Ini adalah hari pertamaku menjalani kehidupan sendirian. Seluruh manusia di kotaku menghilang ketika aku baru bangun pagi. Ibuku, ayahku, kakakku, adikku, nenek kakekku, saudaraku, bahkan bapak-bapak sayur yang biasa lewat di depan rumahku juga ikut menghilang. Nggak hanya itu, semua ayam peliharaan Ayah menghilang entah kemana. Hanya menyisakan Brownie yang aku temukan di bawah kandang ayam sendirian. Iya 'kan, Brownie?" tanya Arina pada anak ayam bernama Brownie di sampingnya.
"Pik pik.
Anak ayam berwarna coklat itu bersuara, seolah menjawab pertanyaannya.
"Padahal aku sama sekali nggak ingat punya ayam sekeren ini. Bisa kalian lihat, dia bak superhero dengan topeng hitam di di kedua matanya," ujar Arina sembari mengangkat Brownie ke depan kamera. Memperlihatkan bulu hitam seperti topeng di matanya.
"Aku tahu ini konyol. Aku sendiri masih nggak percaya semua orang menghilang. Hari ini aku juga udah pergi ke banyak tempat. Dari mall yang sepi, kebun binatang yang sama sekali nggak ada binatangnya, sampai balai kota. Semuanya kosong. Nggak ada kehidupan. Bahkan semua tempat itu masih terkunci. Kemungkinan mereka hilang tadi malam. Tapi kemana? Dan dibawa siapa? Aku benar-benar bingung." Arina menggaruk kepalanya yang tidak gatal di depan kamera.
"Bahkan aku juga pergi ke SMA-ku walaupun hari ini hari Minggu. Setidaknya bisa ketemu Pak Har dan Bu Har, pasutri penjaga sekolah. Tapi nyatanya, mereka juga nggak ada. Padahal aku udah susah-susah manjat tembok belakang sekolah buat ketemu mereka berdua. Tapi entahlah, aku juga bingung kenapa bisa kayak gini. Rasanya bener-bener sepi. Sama sekali nggak ada orang. Nggak ada kehidupan," ucap Arina lalu menghela napas panjang. Bingung mengapa hal aneh ini bisa terjadi padanya. "Kenapa bumi mendadak kosong? Kenapa cuma aku disini?"
Arina terdiam sebentar, menatap kamarnya yang remang-remang.
"Berkali-kali aku cubit tanganku, berharap ini cuma mimpi, tapi sama aja, aku tetep nggak bangun. Atau emang benar ini bukan mimpi?" tanya Arina lebih pada kameranya. "Aku jadi keinget salah satu kartun kesukaanku 'Spongebob Squarepants'. Dimana orang-orang Bikini Bottom menghilang dari kota untuk merayakan 'hari tanpa Spongebob'. Tapi di kasusku ini, nggak mungkin kan warga kota bahkan warga dunia menghilang untuk merayakan 'hari tanpa Arina'? Kalaupun menghilang, emang menghilang kemana? Dimensi lain?" lanjutnya, masih berbicara di depan kamera merek Canon dan tripod setinggi kepala Arina saat duduk. Arina menghela napas. "Entahlah. Aku bener-bener nggak ngerti sekarang."
Sejenak Arina membenarkan letak kamera di depannya. "Saat ini jam delapan malam di kamar yang cuma bercahaya lampu redup. Aku capai setelah mengembara ke beberapa tempat di Jogja seharian penuh. Bahkan bensin motorku sampai habis. Kalian tahu, sepertinya hanya rumahku yang lampunya hidup. Seluruh jogja, bahkan seluruh dunia sangat gelap karena nggak ada lampu yang hidup. Satu-satunya yang hidup hanya lampu tidur di kamarku. Kenapa hanya lampu kamar? Aku tahu pikiranku tambah konyol, tapi aku takut jika yang menculik orang-orang adalah alien. Kalau aku menghidupkan semua lampu rumah, aku bisa jadi ketahuan dan ikut diculik. Walaupun aku nggak percaya adanya alien, sih. Mungkin saja waktu itu, si alien, atau siapapun yang menculik orang-orang sedang tidak melihatku saat malam. Jadinya aku masih ada disini. Dan takutnya kalau aku menghidupkan semua lampu rumah, bisa-bisa mereka tahu kalau aku lupa belum diculik lalu mereka datang ke rumah untuk menculikku. Oke, rasa-rasanya ucapanku sangat berbelit-belit. Semoga saja kalian paham."
"Emm... Mungkin sampai sini dulu video hari ini. Aku capai dan ngantuk sekali. Aku harap apa yang terjadi hari ini hanya mimpi. Aku harap setelah aku bangun pagi nanti, aku akan bertemu ayah, ibu, kakak, dan adikku. Kalian tahu, aku kesepian sekali. Ngeri juga karena sendirian. Bagaimana jika para setan nggak ikut menghilang? Memikirkannya jadi merinding. Baiklah, kita sudahi saja sekarang. Semoga kita tidak bertemu lagi dan yang pasti, aku berharap ... semua ini hanya mimpi."
Bersambung.