Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 2 - BAB 2 JEALOUS

Chapter 2 - BAB 2 JEALOUS

"Dad, kenapa kok diam saja dan tampaknya Dad sangat kesal?" Tanya ku memulai obrolan dengan Daddy.

"Daddy nggak papa kok." Jawab Daddy, namun tetap menunjukkan wajahnya yang muram dan kesal. Daddy pun tetap melanjutkan untuk mengemudi mobilnya.

"Hemmm, iya."

Sebenarnya aku masih bingung apa yang sedang di pikirkan Daddy saat ini. Apakah ada yang salah dengan ku?. Hufffhhh...Daddy, aku tidak tahan melihat Dad diam terus sedingin es kayak gini.

Suasana didalam mobil saat ini sangat hening, bagiku sangat menakutkan. Aku tidak suka keheningan, kecuali saat aku sedang belajar.

***

Butik

Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya aku dan Dad telah tiba didepan butik 'Griya Batik & Kebaya'.

"Sudah nyampek." Kata Dad singkat dan ketus kepada ku.

"Iya Dad." Jawabku.

Aku dan Dad berjalan masuk kedalam butik. Disana ada seorang disaigner ternama yang menjadi langganan keluarga semenjak aku masih kecil.

"Hai nona Alexa & Tuan Keynan. Lama tak jumpa ya kita." Sapa disaigner tersebut dengan gaya nya yang sedikit centil tersenyum ke arah ku dan Daddy. Namanya adalah Molting Laveno. Karya-karya nya sangat terkenal sampai ke luar negeri, dan pelanggan tetapnya adalah artis-artis terkenal Indonesia dan mancanegara, bahkan juga para pejabat dan petinggi negara.

"Hai Mr.Lave, how are you?" Sapa ku kembali kepada Mr.Lave, dan kami berpelukan sebentar seakan-akan menghapus rasa rindu karena telah lama tak berjumpa.

"Ouwh, I am so fine. Lama tak jumpa, kamu makin cantik aja nona Alexa." Puji Mr.Lave kepada ku.

"Oh, Thank you Mr.Lave, penampilan mu juga semakin keren juga." puji ku kepada Mr.Lave dan aku tersenyum ramah kepadanya.

"O ya, Mr.Key. Bagaimana kabar anda?" Tanya Mr.Lave kepada Daddy.

"I'am fine Mr.Lave" Jawab Daddy ku dengan senyum ke arah Mr.Lave. Kali ini Daddy sangat pendiam, tidak seperti biasanya yang banyak bicara.

Entah aku juga tidak tau apa yang sedang di pikirkan saat ini.

"Oh iya, soal kebaya nya mari saya antar kebelakang untuk anda coba dan pilih nona Alexa." Aku pun menjawab Mr.Lave dengan menganggukkan kepala. Mr.Lave mengarahkan aku dan Daddy kedalam butik dibagian belakang. Disana banyak sekali baju-baju kebaya rancangan Mr.Lave yang terkenal.

"Ini adalah baju kebaya rokemendasi dari aku, silahkan nona Alexa di coba terlebih dahulu." Mr.Lave menunjukkan 5 kebaya yang ia rekomendasikan untuk ku.

Aku pun diantar pelayannya untuk vitting baju kebaya diruang ganti butik milik Mr.Lave.

Beberapa menit kemudian aku selesai vitting.

"Bagaimana Nona Alexa, apakah ada kebaya yang Nona suka?" Tanya Mr.Lave kepada ku.

"Ada Mr.Lave." Jawabku.

"Okay, yang mana Nona?"

"Number 3." Jawabku.

"Ouwh, okay Nona Alexa. Hari H 6 jam sebelum acara wisuda dimulai kamu datang kesini yaa, biar saya yang me-make over Nona dengan lebih cantik, agar semua orang memandangmu kagum."

"Okay Mr.Lave." Jawabku kepada Mr.Lave sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau gitu, saya dan Alexa pamit pulang dulu." Daddy berpamitan kepada Mr.Lave.

"Iya tuan Keynan, silahkan." Jawab Mr.Lave dengan sopan dan tersenyum ke pada Daddy.

Aku dan Daddy berjalan ke arah keluar butik. Mr.Lave turut mengantar Aku dan Dad keluar. Aku pun membuka pintu mobil lalu masuk kedalam mobil , begitupun juga Dad.

"See you next time Nona Alexa dan tuan Keynan." Kata Mr.Lave dengan melambaikan tangannya lalu tersenyum.

"See you too." Jawabku dan Dad serempak.

Dad pun mulai menancapkan gasnya, lalu mobil mulai berjalan.

Sesaat memang terasa hening didalam mobil. Aku masih penasaran dengan apa yang dipikrkan Dad, hingga Dad mendiami ku seperti ini.

Apakah aku yang salah?, akan tetapi aku membuat kesalahan apa?. Aku mulai memutar-mutar otakku, memikirkan entah apa kesalahan ku terhadap Dad, sampai-sampai membuat Dad mendiami ku seperti ini.

Aku mulai memberanikan diri untuk bertanya, namun bertanya topik lain terlebih dulu.

"Dad, kita mau ke arah pulang atau mau kemana?". Tanya ku kepada Dad dengan sedikit gugup.

"Cari makan dulu." Jawab Dad singkat dan acuh tanpa menghadap kearah ku.

"Emmh, Iya Dad." Aku menganggukkan kepala ku.

***

15 menit kemudian Aku dan Dad telah tiba di sebuah restourant makanan Italy terkenal.

Aku membuka pintu mobil dan keluar. Lalu aku dan Dad berjalan masuk menuju Restourant dan duduk di salah satu bangku di Restourant tersebut.

Pelayan datang ke tempat aku dan Dad duduk.

"Tuan dan Nona mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan dengan ramah dan tersenyum ke arah ku dan Dad.

"Saya pesan steik dan minumnya jus semangka." Jawabku sambil menutup buku menu makanan dan tersenyum kearah pelayan. Pelayan itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Dan saya pesan pasta carbonara, minumnya jus avocado." Jawab Dad.

"Iya tuan, pesanan akan segera datang. Mohon ditunggu ya." Pelayan itu terenyum ke arah kami.

"Eh, mbak sebentar. Saya nambah 1 porsi pizza toping mozarella." Kata Dad.

"Iya tuan." Jawab pelayan.

10 menit kemudian makanan kami telah tiba, pelayan tersebut dengan hati-hati meletakkan makanan kami diatas meja.

"Terimakasih." ucapku.

Pelayan itu hanya membalas dengan tersenyum kearah ku.

Aku dan Dad pun menyantap makanan kami masing-masing. Ditengah makan tiba-tiba ponselku berdering, ku lihat ponselku ternyata ada panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal. Aku pun mengamgkatnya.

"Hallo, ini siapa ya?" Tanya ku kepada orang yang ada diseberang sana.

"Aku Reynald, Alexa." Jawab seorang lelaki dibalik telfon yang ada diseberang sana. Aku terkejut mendengar nya kalau pemilik suara dibalik telfon itu adalah Reynald. Aku menatap kearah Dad sebentar, kulihat tatapan Dad sangat tajam dan terlihat sangat penasaran. Apakah Dad marah?. Batinku.

"Alexa, apakah malam ini kamu sibuk? Kalau tidak nanti kita makan malam bersama ya?" Tanya Reynald.

Aku menatap Dad kembali, Dad pun menatapku dengan tatapan marah padam. Aku mulai mengerti bahwa Dad tidak mengizinkan ku pergi dengan Reynald.

"Maaf ya Rey. Aku tidak bisa, hari ini aku sibuk. Ada urusan dengan Daddy ku." Jawabku dengan nada merasa bersalah kepada Reynald.

"Oh, yaudah kalau gitu. Lain kali aja." Jawab Reynald, suaranya sedikit lemas dan menandakan bahwa ia kecewa.

"Iya Rey, sekali lagi maaf ya?"

"Iya it's okay, yaudah kalau gitu." Reynald pun menutup panggilan nya 'tut'.

Keynan POV

Saat aku sedang menikmati makanan ku, tiba-tiba ada bunyi ponsel yang berdering. Awalnya ku kira itu adalah ponselku, namun setelah aku lihat ternyata bukan ponselku. Aku memalingkan pandangan ku ke arah ponsel Gabby, dan ternyata disana tertera ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Gabby mengangkat telfon itu dan aku hanya diam memastikan dengan tatapan ku yang penasaran.

"Hallo, ini siapa ya?" Tanya Gabby kepada orang yang ada diseberang sana.

"Aku Reynald, Alexa." Jawab seorang lelaki dibalik telfon yang ada diseberang sana. Gabby tampak terkejut mendengar nya kalau pemilik suara dibalik telfon itu adalah Reynald.Ya..Reynald. Siapa dia? apa hubungan Gabby dengan lelaki itu. Tampaknya sangat akrab?. Aku bertanya-tanya didalam hatiku. Gabby menatap kearah ku sebentar, dan aku kembali menatapnya dengan tatapan sangat tajam dan tatapan penasaran kearahnya.

"Alexa, apakah malam ini kamu sibuk? Kalau tidak nanti kita makan malam bersama ya?" Tanya laki-laki itu.

Mendengar kata-kata itu, aku sangat marah. Gabby menatapku kembali, aku kembali menatapnya dengan tatapan marahku. Ku lihat Gabby amat ketakutan melihatku seperti ini. Entah kenapa aku merasa cemburu mendengar Gabby berbicara dengan laki-laki lain selain aku. Memang aku dari dulu mencintai putri ku Gabby, tapi mencintai bukan dalam arti seorang ayah kepada putri nya, melainkan seorang pria dengan wanitanya. Iya, aku memang sadar bahwa aku ini gila, mencintai putri ku sendiri.

"Maaf ya Rey. Aku tidak bisa, hari ini aku sibuk. Ada urusan dengan Daddy ku." Jawabku dengan nada nya merasa bersalah kepada Reynald.

"Oh, yaudah kalau gitu. Lain kali aja." Jawab laki-laki itu. Ku dengar suaranya menunjukkan bahwa laki-laki itu kecewa kepada Gabby. Begitu geramnya aku mendengarnya, serasa ingin memukul laki-laki itu saat ini juga.

"Iya Rey, sekali lagi maaf ya?"

"Iya it's okay, yaudah kalau gitu."

Aku memberanikan diri ku bertanya kepada putriku.

"Siapa pria yang menelfonmu itu tadi? ada hubungan apa kalian?" Tanya ku ketus kepada Gabby.

"Oh itu, dia Raynald Dad. Teman aku semasa SMP dulu, dan aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia. Hanya sebatas teman kuliah aja." Jawab Gabby dengan nadanya yang sedikit gugup.

"Ohhh." Jawabku singkat.

Gabby menatapku bertanya-tanya, mungkin ia sedang memikirkan apa sebabnya aku marah tadi siang. Sebenarnya aku kasihan melihat nya, tapi karena ego ku yang tinggi yang enggan untuk mengatakan kepadanya.

"Dad, sebenarnya apa sebab Dad terlihat marah dan kesal? apakah aku sebabnya?" Tanya Gabby kepadaku, sepertinya ia memberanikan dirinya untuk bertanya kepadaku.

"Apakah kamu tau Gabby, bahwa Daddy mu ini cemburu?" Aku berbalik bertanya kepadanya, namun aku kaget bahwa mulutku mengatakan bahwa aku cemburu padanya.

"Maksud Daddy apa?" tanya Gabby.

"Maaf Dad salah ngomong tadi, maksud ku, apakah kamu tidak tahu Daddy ini sangat mencemaskan mu jika kamu dekat dengan seorang pria?" Aku mengalihkan perkataan ku yang tadi. Haduh, kenapa mulut ini salah ngomong sih. batinku.

"Maksud Daddy Reynald?" Tanya Gabby.

"Hemm." Jawabku singkat.

"Kan aku tadi udah bilang Dad, Reynald itu bukan siapa-siapa aku. Dia hanya sebatas teman kuliah ku." Jawab Gabby.

Aku terdiam setelah mendengar perkataan Gabby tadi. Lalu aku menyeruput sedikit jus avocad yang telah aku pesan tadi untuk menyejukkan amarahku.

"Daddy tadi pagi kan sudah bilang, jangan pernah sesekali dekat dengan laki-laki apalagi sampai seakrab itu. Kamu tahu, Daddy sangat mengkhawatirkanmu. Daddy tak ingin jika kamu disakiti oleh laki-laki entah itu siapapun. Kamu itu putri Daddy satu-satunya, maka dari itu Daddy selaku sebagai ayahmu akan selalu menjaga mu dan melindungi mu. Dengar itu baik-baik Gabby!" Kata ku dengan nada sedikit ada penekanan. Lalu aku diam dan merenungkan kembali kata-kata ku yang ku ucapkan pada Gabby tadi.

Gabby terlihat sangat bingung dan mencemaskan ku saat ini. Dia memang takut saat melihat ku marah seperti ini, walaupun aku tidak memarahinya dengan kata-kata kasar, namun aku cukup menakutkan didepan Gabby saat raut wajahku tampak marah.

"By, maafkan Daddy tadi memarahimu. Tapi maksud Daddy baik kok. Bukan bermaksud untuk menyakitimu." Aku meminta maaf kepada Gabby dengan rasa bersalah.

"Iya Dad, it's okay. Aku hanya merasa bersalah aja kepada Dad. Aku tadi juga tidak menyangka bisa bertemu teman lama ku itu." Jawab Gabby.

"Hemm,, ya udah kalau gitu. Setelah ini kamu mau nya kemana? pulang dulu atau jalan kemana gitu?" Aku mengubah topik untuk mencairkan suasana kembali agar Gabby putriku tidak tegang dan canggung lagi kepada ku, dan karena aku tidak ingin membahas itu kembali.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu Dad?". Tanya Gabby kepada ku.

"Kamu maunya jalan-jalan kemana?" Tanya ku balik kepada Gabby.

"Nonton film."

"Okay, ya udah kamu tunggu di mobil Dad mau bayar dulu."

Setelah membayar aku menuju ke mobilku, ku lihat Gabby putriku memainkan ponselnya.

"Chattingan sama siapa kamu?" Tanya ku kepada Gabby.

"Oh, ini Dad dari sahabat ku Lea, katanya besok dia mau mengajak ku ke kampus." Jawab Gabby sambil mengarahkan ponselnya ke arah ku. Dan benar itu adalah pesan dari Lea sahabatnya Gabby.

Sungguh begitu tampak bodohnya aku didepan putriku. Aku pun memalingkan pandangan ku kedepan tanpa membalas kembali perkataan Gabby. Lalu melajukan mobilku menuju bioskop.

Gabby POV

Didalam mobil, saat perjalan menuju bioskop. Aku masih memikirkan tentang perkataan Daddy tadi, aku mengingat kembali perkataan Daddy tadi.'Apakah kamu tau Gabby, bahwa Daddy mu ini cemburu?'. Apa sebenarnya maksud perkataan Daddy tadi. Cemburu? kenapa ia cemburu, sebenarnya apa yang sedang dipikirkan Daddy. Apa benar ia memang salah bicara tadi.huuffhh, mungkin saja iya. Batinku dalam hati.

Aku pun mengalihkan pikiranku kembali. Aku sebentar melihat Daddy ku yang sedang mengemudi itu, lalu berganti memandang ke arah jendela yang ada disampingnya. Sepertinya Daddy cepat menyadari keadaan dan ia melihatku.

Lalu ia mulai membuka pembicaraan dengan ku.

"Kenapa kamu melihat ku begitu By?". Tanya Daddy kepada ku.

"Emm, ah..tidak kok aku hanya mengkhawatirkan Daddy, sepertinya Daddy sangat lelah hari ini." Jawabku asal kepada Daddy.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku By, Daddy tidak apa kok." Balas Daddy tersenyum kearahku. Lalu ia melanjutkan mengemudinya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••