Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 4 - BAB 4 PAST FLASHES

Chapter 4 - BAB 4 PAST FLASHES

Gabby mendekati ruangan itu. Ruangan itu adalah kamar tamu yang ditempati Keynan dan Cassie saat ini.

"Apa maksud yang dikatakan Mommy?" 'Justru itu mas, jika kita mengatakan yang sebenarnya. Maka Gabby akan sedih, pasti dia akan berontak bingung menerima kenyataannya'.Gabby hanya mendengar perkataan terakhir Cassie dengan nada Cassie yang tampak marah.

Gabby tetap mendengarnya dibalik pintu kamar itu, namun ia tak mendengar lagi mengenai hal apa yang mereka bahas saat ink. Lalu Gabby melanjutkan tujuan awalnya yaitu mengambil air minum untuknya.

***

Gabby POV

Pagi telah tiba, aku mencoba membuka mata ku karena silau oleh cahaya matahari yang masuk ke kamar. Ku buka pelan-pelan mata ku dan melihat di sekeliling kamarku, jendela kamar sudah terbuka. Namun tak ada seorang pun disekeliling kamarku.

"Tumben Daddy tidak meneriaki aku untuk membangunkan ku hari ini." Gumam ku sendiri.

Hari ini adalah hari rabu, tapi tidak ada jadwal kuliah hari ini, karena semua mahasiswa yang akan lulus tahun ini sedang sibuk mempersiapkan wisuda-nya. Namun kali ini aku mempunyai janji dengan Lea untuk menemaninya pergi ke kampus. Entah ada kepentingan apa Lea ke kampus.

Aku membangunkan badan ku dari tempat tidur, nyawa ku belum sepenuhnya terkumpul dalam badan ku. Aku berjalan dengan sedikit tergopoh seperti orang mabuk menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

20 menit kemudian.

Aku sudah berada di ruang makan. Namun ku lihat disana hanya ada mommy yang duduk sedang mempersiapkan sarapan pagi.

"Sini nak, sarapan dulu!" Kata mommy meminta ku untuk sarapan pagi.

"Iya mom. Ehmm, Daddy kemana ya Mom?" Tanya ku sambil melihat-lihat di sekeliling ruang makan. Ku pikir Daddy masih bersiap-siap di kamarnya,mungkin.

"Daddy sudah berangkat dari tadi pagi nak. Katanya ada urusn mendadak di kantor." Jawab Mommy.

"Kok tumben nggak pamit sama Gabby dulu?" Tanya ku kepada mommy dengan nada kecewa.

"Entah lah, mommy juga tidak tau. Tadi Daddy mu hanya bilang ada urusan mendadak."

Lalu aku duduk di kursi ruang makan. Pagi ini mommy membuatkan menu nasi goreng kesukaan ku seperti biasanya.

Saat aku mulai melahap makanan ku, dari luar terdengar suara bel.

'ting tong.....ting tong.'

"Biar Gabby aja mom yang buka." Aku berjalan ke arah pintu depan ruang tamu.

"Lea....Ayo masuk!" Ternyata Lea yang sedang menjemputku untuk ke kampus. Aku pun mengajak nya untuk masuk kedalam rumah langsung menuju ke ruang makan.

" Pagi tante." Sapa Lea kepada Mommy dengan senyumnya yang ramah.

"Pagi juga Lea." Balas mommy dengn senyum ramah juga.

"Lea sudah sarapan belum?" Lanjut mommy.

"Sudah kok tante tadi."

"Ohh,, sekarang kamu sarapan lagi aja. Ini tante masak nasi goreng kesukaan Gab....emm Alexa." Jawab mommy terbata. Entah kenapa mommy memanggilku dengan nama Alexa saat aku berasama temanku.

Mungkin Mommy hanya tidak ingin orang lain mengetahui nama kesayangannya untuk ku.

Lalu kami ber-tiga pun melanjutkan sarapan pagi. Kini Lea juga ikut sarapan bersama aku dan Mommy.

***

Di Kampus

Hari ini suasana kampus tidak se-rame seperti biasanya. Hanya ada sisawa-siswa yang sedang mengurusi urusannya untuk mempersiapkan wisuda.

Aku dan Lea berjalan menuju ruang dekan. Entah ada urusan apa Lea dengan dekan. Bukannya aku tidak peduli, akan tetapi aku hanya tidak ingin ikut campur dengan urusannya. Aku bukan lah tipe orang yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, namun jika ada yang memintanya aku pasti akan membantunya.

Lea sudah masuk ke ruang dekan. Sedangkan aku hanya menunggu dari luar. Saat ini aku duduk di sebuah bangku yang terdapat di depan ruang dekan. Sambil menunggu Lea selesai, aku membuka ponselku. Ku lihat di ponselku ada notif pesan dari Daddy.

Message from My Dad😒❤

09:15

By, maaf. Daddy tadi pagi nggak pamit sama kamu. Daddy ada urusan mendadak di kantor yang tidak bisa ditunda.

Aku menatap kesal melihat pesan dari Daddy. Pesan Daddy hanya aku baca saja tanpa ku balas.Tumben sekali Daddy sesibuk ini sampai-sampai pagi-pagi buta ia harus pergi. Entah lah aku tidak mau memikirkan-nya lagi. Nama nya saja CEO pemilik perusahaan ternama, mungkin ada masalah besar yang terjadi di perusahaan.

Aku memasukkan ponselku lagi kedalam tasku. Aku duduk termenung, mengingat kembali tentang perkataan Mommy tadi malam. Sebenarnya ada apa, apakah ada yang mereka sembunyikan dari ku? Tapi mengenai hal apa yang sebenarnya mereka sembunyikan dari ku. Apakah hal besar yang sedang mereka usaha sembunyikan?. Aku bertanya-tanya dalam hatiku.

Saat aku sedang mencoba berpikir, entah kenapa ada bayangan buruk yang terlintas di otakku. Kepala ku mendadak pusing, ruangan yang aku tempati saat ini seperti sedang berputar-putar dan lama-lama bayangan di mata ku mulai kabur. Apakah aku pingsan?

Entah apa yang terjadi pada ku selanjutnya aku tidak tau.

***

Mata ku mulai terbuka, cahaya matahari yang masuk ke ruangan membuat silau mataku. Aku mengedip-ngedipkan mataku, mencoba menyesuaikan. Aku melihat disekeliling ruangan. Aku merasa asing dengan ruangan ini. Kenapa aku bisa ada disini?. Dan apa yang terjadi padaku?

Ku lihat disampingku ada Lea yang sedang menangis sesenggukan sambil menatapku.

"Aku ada dimana?" Tanya ku dengan nada serak.

"Kamu sudah bangun Alexa?" Lea berbalik tanya. Ia tersenyum menatapku, namun matanya terlihat sembab.

"Maafkan aku. Tadi aku meninggalkamu sendirian di luar. Maafkan aku ini salahku kamu menjadi seperti ini." Lanjut Lea. Kali ini ia memelukku erat. Aku bingung sebenarnya apa yang sedng terjadi kepadaku dan kenapa Lea menangis?

"Lea, kenapa kamu menangis? Dimana aku sekarang? dan apa yang sedang terjadi kepada ku?" Tanya ku bingung.

"Aku sedih melihat kamu seperti ini Alexa... aku takut terjadi sesuatu denganmu, maafkan aku." Lea melepaskan pelukannya dengan ku, lalu menatapku dengan sendu. Ia menangis.

"Kamu ada di rumah sakit saat ini. Kamu tadi pingsan, entah sejak kapan kamu pingsan. Tapi saat aku sudah keluar dari ruang dekan kamu sudah tidak sadarkan diri." Jelas Lea kepada ku.

Suara deritan pintu terbuka mengagetkan ku dan Lea. Aku dan Lea menoleh ke arah pintu itu. Ternyata yang membuka nya adalah Daddy-ku. Daddy berjalan ke arah ku.

"Kamu sudah bangun sayang?" Tanya Daddy kepadaku. Dari wajah-nya terlihat bahwa ia diantara sedang terkejut dan cemas. Matanya terlihat sembab habis menangis. Ternyata Daddy tetap bisa menangis dibalik wajahnya yang datar dan dingin itu. Batinku.

"I..iyaa Dad." Jawabku terbata, karena sedikit terkejut melihat aksi Daddy yang langsung memelukku dan mengelus belakang kepalaku.

"Kenapa Daddy menangis?" Lanjutku dengan nada lembut.

Aku mendengar suara Daddy yang sedang menangis sesenggukan walaupun suaranya lirih, namun aku tetap bisa mendengarnya.

"Aku mengkhawatirkan mu sayang. Bisa-bisanya kamu membuat Daddymu ini mengkhawatirkanmu." Jawab Daddy dengan nada khawatir.

Aku melepas pelukan Daddy. Lalu ku tatap wajah Daddy. Begitu sedihnya dia melihatku seperti ini. Aku menghapus air mata Daddy yang mengalir dengan kedua tangan ku.

"Daddy jangan nangis. Kalau Dad nangis berarti Daddy pria lemah. Aku tidak suka melihat Dad seperti ini. Nanti ketampanan Daddy ku berkurang dong." Aku tersenyum tulus ke arahnya mencoba menenangkannya. Sebenarnya aku juga ingin menangis, tapi aku tidak mau Daddy ku melihat putrinya ini sedang menangis.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••