Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 9 - BAB 9 DONGENG MASA LALU

Chapter 9 - BAB 9 DONGENG MASA LALU

Daddy menatap manik mata ku dalam. Entah apa ada yang salah dengan ku. Aku juga tidak tau. Daddy tetap menatapku. Tangan kanannya mencekal dagu ku, lalu ia menyatukan bibirnya dengan bibirku dan kemudian melumat bibirku, aku terkejut, mata ku terbelalak. Semakin lama tubuhku terdorong ke belakang dan kepalaku sedikit terbentur jendela mobil yang ada di belakangku. Lumatan Daddy semakin dalam memasuki bibirku dan lidahnya mulai dimainkan. Sungguh aneh rasanya yang ada dalam dadaku, terasa sesak menggelayar di dadaku. Jantung ku berdetak kencang serasa ingin keluar dari tubuhku. Perasaan aneh apa ini yang sedang menjalar di tubuhku?. Awalnya akal kotorku mengajakku untuk menikmatinya, namun aku perlahan tersadar dan akal sehat ku mulai menyadarkanku.

"Daddy, apa yang Dad lakukan kepadaku." Aku mendorong tubuh Daddy menjauh dari tubuhku. Daddy hanya tersenyum menatapku, seperti orang gila yang kehilangan akal sehatnya.

"Aku mencintai mu Gabby aku mencintai mu." Aku terkejut mendengar perkataan Daddy. Disisi lain entah kenapa aku merasa bahagia mendengarnya. Namun, perasaan itu aku tepis jauh-jauh.

Daddy mendekatkan kembali tubuhnya dengan ku. Ia kembali meraih dagu ku, mungkin akan mencium ku lagi.Entah kenapa Daddy bisa seagresif ini. Apa yang ada dipikiran Daddy?. Aku mulai menjauhkan tubuh Daddy dari ku dengan tangan ku mendorong Daddy. Ia tetap menatap ku tersenyum licik. Kenapa Daddy menjadi seperti ini?. Apa yang terjadi pada Daddy?. Dan dia menyatakan cintanya kepada ku. Apa maksudnya? Aku ini putrinya. Kenapa ia begitu dengan ku?. Pertanyaan-pertanyaan tentang Daddy telah bermunculan di otakku. Aku penasaran apa penyebab Daddy menjadi seperti ini. Dad sedang mabuk mungkin dia sedang nglantur. Batinku

"Apa maksud Daddy mengatakan itu pada ku?. Sadar Dad aku putrimu!" Ucapku dengan nada tinggi hingga membuat Daddy sedikit terkejut. Kedua tanganku dibelakang tubuhku, menyangga beban tubuhku dan sedikit memundurkan tubuhku untuk menjauhi Daddy ku yang sedang gila ini.

Tak lama setelah Daddy akan mendekati ku ia dengan kondisi tubuhnya yang lemas duduk dengan menundukkan kepala. Sepertinya Daddy sedang pingsan. Gumamku

Tangan ku menyentuh pipi kiri Daddy. Mencoba untuk membangunkan Daddy. Namun, nihil Daddy masih pingsan. Aku khawatir melihatnya. Lalu aku memindahkan tubuh Daddy dikursi penumpang yang aku tempati saat ini dan aku menggantikan posisi Daddy untuk mengendarai mobilnya.

***

Jam menunjukkan pukul 22:30 pm, Berjarak 2 jam setelah Gabby pulang ke rumah bersama Keynan dengan kondisinya yang mabuk tadi.

Gabby menatap ke arah luar jendela kamarnya, hujan belum henti-hentinya turun ke bumi. Suara gemuruh dari langit menggelegar sampai ke telinga nya.

Gabby duduk termenung di atas tempat tidurnya. Ia masih memikirkan kembali perkataan Daddy nya tadi. Daddy menyatakan cintanya pada ku, yang aku bingungkan adalah kenapa ia mencium ku begitu rakus?. Apa maksud dari semua itu. Bukankah aku putrinya?, akan tetapi kenapa tadi Daddy menciumku seolah-olah aku ini wanita nya, bukan putrinya. Batin Gabby.

tok...tok...tokk...

Suara ketukan pintu mengagetkan Gabby, mengembalikan seluruh pikiran nya yang mulanya memikirkan Daddynya tadi. Ia berdiri dari duduknya menuju pintu kamarnya. Ia memegang dan menggerakkan knop pintu kamarnya. Di depan pintu terlihat Daddy nya Keynan yang sedang berdiri mematung menatap Gabby.

"Ngapain Daddy kesini?" Tanya Gabby dengan nada ketus.

"Daddy hanya ingin memastikan bahwa putri Daddy baik-baik saja." Jawab Keynan. Sebenarnya tujuan utama Keynan ke kamar Gabby bukan untuk itu, melainkan untuk meminta maaf dan meluruskan kembali tentang kejadian yang tadi. Keynan mendekati Gabby, namun ia memundurkan badannya ke belakang.

"Apa yang akan Daddy lakukan?" Tanya Gabby ketus.

"Dad nggak mau ngapa-ngapain sayang. Daddy hanya ingin minta maaf saja." Jawab Keynan.

"Maaf soal apa?" Tanya Gabby dengan tubuhnya membelakangi Keynan dan melipatkan tangannya di atas dadanya.

"Ma...maafkan Daddy, tadi bukan bermaksud untuk melakukan itu. Maaf Daddy khilaf, tadi Daddy sedang mabuk." Jawab Keynan gugup. Ia takut jika putrinya ini akan marah padanya.

"Hemmm."Jawab Gabby singkat.

"Kamu marah ya sama Daddy?"

Gabby hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

"Benarkah?" Tanya Keynan dengan nada meyakinkan.

"Hemm....yaa." Jawab Gabby dengan nada ketus. Sebenarnya Gabby sedikit marah, karena Keynan tadi menciumnya dengan paksa. Namun Gabby memakluminya, mungkin karena mabuk, kata Gabby.

***

Author POV

Hari berganti cepat. Sang mentari sudah terbit menerangi bumi. Cahaya hangatnya yang menyilaukan, memaksa gadis dengan netra bulat berwarna hitam pekat itu bangun dari tidurnya.

Hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana orang yang sibuk bekerja sedang libur menikmati weekend nya. Begitu pula gadis yang berparas cantik, wajah mungil, mata bulat dan tajam, hidung kecil dan mancung, dan bibirnya yang penuh itu, hari ini adalah hari liburnya, ia tidak memiliki jadwal. Entah itu kuliah...eh, Gabby kan akan wisuda....xixixi. ataupun keluar kemana, ia tak memiliki janji dengan siapa pun.

Gadis itu hanya duduk diatas tempat tidurnya,ia belum memiliki niat untuk berdiri dari tempat tidurnya. Ia masih mengumpulkan nyawa nya dan niatnya untuk berdiri. Ia duduk dengan tatapan kosongnya, entah apa yang sedang dipikirkan saat ini. Pikirannya sedang kosong. Ia melamun tapi tidak tau apa yang sedang dilamunkannya.

Cekleekkk....Suara pintu kamar terbuka. Gadis itu tersadar dari lamunannya, tatapannya berpaling kearah sumber suara.

"Sayang, kamu masih belum mandi?" Tanya Daddynya gadis itu.

"Males." Jawab gadis itu ketus dengan suaranya yang masih serak.

Kamu mencoba menggodaku dengan suara serakmu itu Gabby. Batin Keynan. Semenjak kejadian semalam, Keynan menjadi sedikit bergairah jika melihat putrinya itu.

"Ayo cepat mandi lah Gabby! Setelah itu ikut Daddy."

"Mau kemana?" Tanya Gabby dengan tatapan datarnya.

"Nanti kamu juga tau sendiri sayang." Jawab Keynan.

"Hemm." Jawab Gabby. Lalu ia beranjak berdiri dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi, tanpa menghiraukan Daddynya yang masih menatapnya.

10 menit kemudian, Gabby sudah keluar dari kamar mandinya dengan menggunakan kimono.

"Daddy ngapain masih disini?" Tanya Gabby, ia terkejut melihat Daddynya masih di dalam kamarnya duduk diatas tempat tidurnya dengan menatap Gabby dengan tatapan anehnya.

Ternyata kamu sexy juga Gabby. Batin Keynan. Lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya membuang jauh-jauh pikiran kotornya.

Belum saatnya Keynan. Batinnya lagi.

"Emmm...Tak apa. Daddy hanya...emm...menunggu mu saja." Jawab Keynan.

"Keluar tidak!" Pinta Gabby dengan nada ketus.

"Apakah Daddy ingin melihatku sedang telanjang dan ganti baju didepanmu...haah?" Lanjut Gabby bertanya dengan nada penuh penekakan.

"Dasar, Daddy mesum."

"Maaf sayang, bukan maksud Daddy untuk itu. Daddy hanya merasa bersalah saja karena tadi malam....arrkkhh....tak usah di bahas lagi. Dad keluar dulu. Aku tunggu didepan." Jawab Keynan .Lalu Keynan berdiri dari duduknya dan beranjak pergi keluar dari kamar Gabby.

Sedangkan Gabby melihat tingkah Daddynya itu heran. Lalu ia berjalan menuju walk in closet untuk memakai bajunya. Gabby membuka lemari bajunya satu persatu. Ia bingung harus memakai baju apa. Sedangkan ia saja tidak tau Daddynya akan mengajak nya pergi kemana.

"Emm... apa ini saja yaa? Tampaknya tidak buruk jika aku pakai, tampak cantik." Gumam Gabby.

Lalu ia memakaikan bajunya dengan tubuh mungilnya nan tinggi. Ia berjalan menuju kaca yang ada disebelah lemari bajunya. Saat ini Gabby memakai dress transparan dengan warna dusty pink panjang sampai bawah lutut, namun didalamnya terdapat tanktop dengan panjang selutut berwarna hitam. Gabby menatap tubuhnya sendiri kagum. Ia senyum-senyum sendiri menatapnya. Gila bukan?.

Setelah Gabby memakai bajunya ia berjalan menuju meja riasnya. Memakaikan riasan di wajahnya tipis-tipis dengan lipstik warna nude.

Setelah ritual make up nya selama 15 menit. Gabby mengambil tas slempang berukuran kecil dengan warna hitam. Lalu ia bergegas pergi kedepan untuk menemui Daddy nya yang sudah menunggu di dalam mobilnya.

"Masuk!" Perintah Keynan dengan raut muka datar yang dapat membuat Gabby takut dan hanya terdiam menjawabnya dan mengangguk.

Lalu ia membuka mobil sport merah Daddy nya dan masuk kedalamnya.

"Sebenarnya kita mau kemana Dad?" Tanya Gabby penasaran.

"Nanti kamu tau sendiri." Jawab Keynan dengan nada datar, namun tatapannya masih fokus kedepan.

Setelah percakapan yang singkat itu, suasana hening. Gabby hanya diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tatapannya menuju ke samping kiri tepat disamping kursi penumpang yang ia tempati saat ini.Melihat pemandangan jalanan kota.

Sedangkan Keynan masih fokus dengan mengemudinya.

10 menit perjalanan, akhirnya mereka berdua telah tiba diparkiran dekat taman kota.

"Ayo turun!" Perintah Keynan, Lalu ia dan Gabby turun dari mobil merahnya itu.

"Ikut aku!" Tangan Keynan meraih tangan milik Gabby dan menariknya, Gabby hanya diam dan menurut mengikuti langkah kaki Keynan.

Setelah mereka berdua berjalan mengelilingi taman kota, akhirnya Keynan menemukan tempat yang tepat untuk mereka berdua duduk disana.

"Duduklah!" Perintah Keynan dengan nada lembut tidak seperti tadi. Gabby hanya menuruti perkataan Keynan, ia mendudukkan dirinya di tempat duduk yang terbuat dari beton dan terlihat sudah tua. Dipinggir-pinggir kursi itu sudah terdapat lumut yang menjalar.

Raut wajah Gabby masih terlihat sangat bingung, ia bingung dengan perlakuan Daddynya. Namun ia hanya menurutinya saja.

"Mau aku ceritakan sesuatu?" Tanya Keynan dengan setengah senyum.

"Hmmm." Jawab Gabby dengan menganggukan kepalanya. Gabby masih bingung, ia tidak tau kenapa Daddynya menjadi begitu. Padahal tadi pagi ia masih ceria.

Apa maksud Daddy? Haaahh...Dad mengajakku ke taman kota ini hanya untuk bercerita.Aku sudah berdandan secantik ini ternyata Dad hanya mengajakku ke sini dan ya hanya untuk bercerita.Cerita seperti apa yang akan Dad ceritakan?" huffhh...

"Dengarkan cerita Daddy!"

"Dahulu kala, ada seorang putri kecil cantik yang sedang menangis di sebuah taman."

"Siapa nama putri kecil itu Dad?" Gabby bertanya, sepertinya ia sudah mulai tertarik dengan ceritanya.

"Emmm...Layla... ya Layla." Jawab Keynan asal.

"Ohhh.." Jawab Gabby dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Okay, Dad lanjut ya."

"Di tempat lain seorang pangeran sedang pergi ke minimarket untuk membeli keperluannya. Saat pangeran itu berjalan akan pulang, sang pangeran mendengar suara tangisan putri cantik itu. Pangeran mendekati, mencari asal suara itu. Hingga akhirnya pangeran menemukannya, putri kecil dan cantik yang duduk diatas kursi sedang menangis. Penampilannya acak-acakan, pakaiannya kotor. Itu yang terlihat dari penampilan putri cantik itu. Dan ankhirnya Sang pangeran mendekati putri cantik itu. ia menayapa putri cantik itu.

'Haii...'Sapa pangeran itu mencoba menjajarkan tingginya dengan putri kecil itu. Lalu pangeran menghapus air mata yang mengalir di pipi putri kecil itu. Putri kecil itu hanya menjawabnya dengan tatapan sendunya. Saat putri kecil itu menatap mata sang pangeran, entah kenapa jantungnya sang pangeran berdegup kencang. Rasanya seperti ada hal aneh yang terjadi pada jantungnya. 'Kenapa jantungku berdegup kencang, apa yang terjadi padaku' kata sang pangeran dalam hatinya.

'Nama kamu siapa?' lanjut sang pangeran bertanya .

'Putri Layla.' Jawab putri kecil itu.

'Kamu kenapa kok disini putri Layla?' tanya pangeran lagi.

'Diculik.' Jawab putri kecil sambil menangis.

'Kok bisa? Dimana orang tuamu? Dimana rumah kamu putri Layla?' Tanya pangeran dengan nada lembutnya.

'aku tidak tau.'dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Yaudah ayo ikut pangeran pulang!' Tawar sang pangeran itu lalu tangan pangeran itu meraih putri kecil itu dan menggendongnya.

'Apakah pangeran baik?'Tanya putri kecil itu dengan wajah polosnya, namun air mata nya tetap mengalir keluar membasahi pipinya.

'Iya pangeran baik kok nggak jahat.Perkenalkan nama ku adalah pangeran Eric.' Kata pangeran memperkenalkan dirinya." Keynan menghentikan ceritanya, lalu ia menatap Gabby yang tengah menikmati ceritanya. Mata Keynan berkaca-kaca mengingat kembali kenangan indah masa kecil Gabby.

Jika waktu bisa diputar kembali aku ingin mengulang waktu-waktu itu. Batin Keynan.

Aku seperti pernah mendengar cerita itu, tapi kapan ya, dan dimana?. Cerita itu tampaknya tidak asing terdengar di telingaku. Batin Gabby. Ia mencoba mengingat-ingatnya namun tidak kunjung teringat di otak nya itu.

"Kenapa Daddy berhenti bercerita? apakah sudah tamat?" Tanya Gabby penasaran.

"Emmm...belum.Okay, Dad lanjut ya?"

Gabby menjawabnya dengan anggukan dan tersenyum.

"Eh, sebentar Dad. Usia putri Layla dan pangeran Eric itu berapa sih?" Tanya Gabby penasaran.

"Putri Layla saat itu berusia 3 tahun, sedangkan pangeran Eric berusia 18 tahun."

"Haaah..." Jawab Gabby terkejut.

"Bagaimana jarak usia putri Layla dengan pangeran Eric begitu jauh. Dan apakah mereka hidup bahagia?"

"Kamu dengarkan cerita Daddy dulu!. Nanti kamu baru tau." Gabby menganggukan kepalanya.

"Lalu pangeran Eric membawa putri Layla ke rumahnya....."

"Emm...maaf Dad sebelumnya Gabby mencela, tapi Gabby mau tanya. Apakah pangeran Eric tidak mencari tau asal usul, rumahnya dan orang tuanya putri Layla?" Tanya Gabby dengan mengerutkan sedikit keningnya.

Keynan tersenyum mendengar pertanyaan Gabby. Lalu menjawabnya

"Iya, pangeran Eric sudah mencari taunya mengerahkan seluruh pengawalnya dan detektifnya untuk mencari tau tempat tinggalnya dan termasuk orang tuanya. Akan tetapi pangeran Eric tidak berhasil menemukannya karena tempat tinggal keluarga putri Layla sangatlah tertutup dan tidak dapat diakses dan dimasuki oleh siapapun selain orang terpenting yang mengenal keluarganya, itu kata dari detektif yang sudah di perintahkan oleh pangeran Eric untuk mencarinya. Namun, pangeran Eric berhasil mengetahui nama dari orang tua putri Layla." Jawab Keynan menjelaskan.

"Siapa nama orang tua putri Layla Dad?"

"Ibunya Kellyne Gween Matthew dan ayahnya Marcellio Williams." Jawab Keynan. Nama yang disebutkan Keynan adalah nama orang tua kandung dari Gabby

Ya, dari awal Keynan membuat bingung Gabby, akan tetapi tujuan utama Keynan menceritakan masa lalu Gabby menyerupai dongeng adalah supaya Gabby cepat mengingatnya. Walaupun tidak sepenuhnya, yang terpenting dengan ini Keynan akan sedikit terbebas dari bebannya selama ini.

"Dad lanjut ya."

"Saat usia putri Layla menginjak 6 tahun, putri Layla mengalami insiden yang mengerikan. Ia mengalami kecelakaan dan kecelakaan itu membuat putri Layla koma, hingga akhirnya putri Layla kehilangan ingatannya."

"Lalu bagaimana yang terjadi dengan pangeran Eric?"

"Ia khawatir mendengar kabar kalau putri Layla mengalami kecelakaan. Ia takut jika wanita yang di cintainya meninggalkannya."

"Wanita yang di cintai pangeran Eric? Maksudnya putri Layla?" Tanya Gabby terkejut dan penasaran.

"Iya, pangeran Eric mencintai putri Layla. Mungkin itu terdengar gila. Namun kenyataannya pangeran Eric mencintai putri Layla dan semakin ia menepisnya, melupakan perasaan itu. Semakin besar rasa cintanya pada putri Layla."

"Terus, bagaimana dengan putri Layla apakah juga mencintai pangeran Eric?. Dan apakah akhirnya saat putri Layla sudah dewasa pangeran Eric menikahinya dan hidup bahagia?" Tanya Gabby. Dari raut wajahnya ia terlihat sangat penasaran dan tertarik sekali mendengar ceritanya.

"Kalau kelanjutan cerita itu Dad belum tau. Karena Dad belum mencarinya, cerita itu masih bergantung begitu saja endingnya. Tapi lain kali Daddy akan mencari tahunya dan memberitahukannya padamu." Jawab Keynan menjelaskan.

Sebentar lagi kamu akan tau Gabby, bahwasannya yang aku ceritakan padamu saat ini adalah cerita masa lalu mu. Batin Keynan.

"Bener ya Dad?. Dad harus mencari tau endingnya. Gabby penasaran. Kasihan sekali putri Layla, diculik, kehilangan orang tuanya dan mengalami kecelakaan. Akan tetapi beruntung sekali dia, di rawat oleh pangeran Eric yang sebenarnya mencintainya." Ujar Gabby menyimpulkan cerita yang didengarnya dari Keynan.

"Hemm....iya, sekarang kamu ikut Daddy!"

"Kita mau kemana Dad?" Tanya Gabby penasaran.

"Mengabulkan permintaanmu." Jawab Keynan singkat. Lalu langsung menarik tangan Gabby. Gabby mengikuti langkah Daddy nya mengekori dibelakangnya.

"Permintaan ku yang mana Dad?, sepertinya aku tak pernah meminta apa-apa kepada Daddy."

Keynan tak menjawab pertanyaan Gabby, ia hanya fokus berjalan memandang kedepan.