Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 7 - BAB 7 SALAH PAHAM

Chapter 7 - BAB 7 SALAH PAHAM

Mata Gabby terbelalak, terkejut melihat adegan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Ia melihat Keynan memeluk Lea, hati Gabby terasa sakit terasa seperti tersayat-sayat melihatnya. Ia mulai menitiskan air matanya. Lalu ia berjalan kembali ke kamarnya dalam keadaan menangis.

Gabby mulai memikirkan kembali adegan yang telah ia lihat beberapa waktu lalu. Apa sebenarnya yang mereka sembunyikan dariku, dan ada hubungan apa diantara mereka berdua?. Batin Gabby bertanya dengan dirinya sendiri.

Saat ini Gabby berbaring di dalam ruang rawat inapnya. Ia menatap langit-langit dengan tatapan kosongnya, memikirkan hal sama yang ia lihat beberapa waktu lalu. air matanya tetap jatuh tak bisa ditahan. Ia menangis sesenggukan, hingga suara tangisan Gabby terdengar di telinga Cassie dan membuat Cassie terbangun dari tidurnya.

Cassie mengedipkan matanya, membangunkan badannya yang terbaring diatas sofa. Ia mendekati putrinya dan bertanya padanya.

"Kenapa kamu menangis sayang? Hal apa yang membuat putri Mommy menangis seperti ini?" Tanya Cassie dengan tangannya menengadahkan dagu milik putrinya, lalu menghapus air mata Gabby yang jatuh membasahi pipinya.

"Daddy, Mommy....Daddy." Jawab Gabby dengan kondisinya yang masih menangis sesenggukan.

"Ada apa dengan Daddy mu sayang?" Tanya Cassie.

"Aku tadi jalan-jalan keluar ketaman, pas waktu aku sudah sampai disana aku tidak sengaja melihat Daddy memeluk Lea sahabat ku Mom....hiks...hikks..hiks." Jawab Gabby masih menangis.

Cassie hanya terdiam mendengar perkataan Gabby.

"Sebenarnya ada hubungan apa diantara Daddy dan Lea, Mom. Dan tadi saat aku hampir terlelap dalam tidurku aku kaget mendengar perkataan Daddy. Daddy tadi berkata akan memberitahu Lea tentang masa lalu nya dan hubungan nya. Mkasudnya Masa lalu siapa dan hubungan antara siapa dengan siapa Mommy?" Tanya Gabby. mendengar kan perkataan Gabby, Cassie langsung terkejut. Ia bingung harus menjawab apa kepada Gabby.

Cassie terdiam sejenak memikirkan ia harus menjawab apa.

"Emm.... Mungkin Lea curhat kepada Daddy mu tentang permasalahan di keluarganya. Perusahaan orang tua Lea sedang ada masalah." Jawab Cassie asal. Ia tak yakin Gabby akan percaya dengan perkataannya atau tidak, akan tetapi yang ia pikirkan saat ini semoga Gabby tidak curiga.

"Dan tentang masa lalu dan hubungan, apa itu maksudnya Mommy. Siapa yang di maksud Daddy?" Tanya Gabby dengan nada penuh penekakan dan penasaran.

"So...soal itu, masa lalu orang tua nya Lea dan itu berhubungan dengan masalah perusahaan yang menimpa keluarga Lea." Jawab Cassie asal. Semoga Gabby percaya. Batin Cassie

"Tapi kenapa harus curhat dengan Daddy, kenapa tidak aku saja?" Tanya Gabby menyangkal.

"Karena masalah itu hanya Daddy yang bisa membantu, selaku kan kamu sahabat Lea. Dan Lea kan tau kalau Daddy bisa melakukan segalanya, termasuk membantu memperbaiki masalah perusahaan keluarga Lea." Jawab Cassie.

Gabby terdiam sejenak menelan perkataan mommy nya.

"Tapi kenapa mommy tidak marah, tidak cemburu?"

"Mommy sudah memaklumi kok lagian kan mereka tidak ada hubungan apa-apa." Jawab Cassie mencoba meyakinkan Gabby.

"Mommy yakin?" Tanya Gabby dengan nada ragunya.

Cassie hanya menjawab pertanyaan Gabby dengan senyuman dan anggukan.

***

2 hari telah berlalu. Kini Gabby sudah diperbolehkan oleh dokter Smith untuk pulang. Ia dijemput oleh Mommy dan Daddy nya.

Sesampainya di rumah, dari pagi setelah sarapan ia hanya mengurungkan dirinya didalam kamar. Gabby enggan keluar dari kamar, entah kenapa. Katanya ia hanya males saja untuk keluar.

Kini Gabby berdiri di balkon dekat kamarnya menikmati suasana sore hari. Saat ini angin bertiup kencang, awan putih tertutupi oleh mendung sehingga membuat suasana semakin gelap, namun hujan belum turun. Suara gemuruh petir mengagetkan lamunan Gabby. Lalu ia tersadar dari lamunannya.

tok..tok...tok...

Suara ketukan pintu membuat kaget Gabby ke 2 kali nya.

"Siapa?" Sahut Gabby.

"Daddy." Jawab suara bariton Keynan yang terdengar dari balik pintu kamarnya Gabby.

"Ngapain Daddy kesini?" Tanya Gabby ketus. Ia tetap berada di balkon kamarnya.

"Daddy mengantarkan makanan untuk mu sayang. Dari tadi siang kamu belum makan." Jawab Keynan.

"Nggak perlu, Gabby nggak laper." Jawab Gabby ketus.

Keynan yang tak tahan mendengar jawaban Gabby yang selalu menolak permintaan nya pun membuka pintu kamar Gabby dengan paksa. Gabby menengok ke arah pintu kamarnya, Gabby terkejut melihat pintunya yang kini sudah terbuka.

"Dad...Daddy." Panggil Gabby terbata.

"Makanlah sayang!" Pinta Keynan sambil meletakkan nampan yang berisi makanan dan susu diatas nakas. Lalu mendekati Gabby yang berada di balkon.

Tatapan Gabby terlihat kesal, ia sedikit memanyunkan bibirnya. Keynan melihat tingkah laku putrinya itu menggelengkan kepala dan senyum-senyum sendiri.

"Dad jangan mendekat!" Perintah Gabby dengan nada ketus dan tinggi.

"Kenapa sayang, apa ada yang salah dengan Daddy?" Tanya Keynan. Lalu ia mendekati Gabby. Jarak diantara mereka hanya 3cm.

"Daddy jahat....Daddy jahat." Kata Gabby dengan tangannya memukul-mukul dada bidang milik Keynan yang berbalut kemeja warna krem.

Mata Gabby berkaca-kaca, ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Namun, air mata itu sudah tidak tahan membendung di mata Gabby dan akhirnya butiran air mata nya mulai terjatuh.

"Kenapa kamu menangis sayang? Katakan pada Daddy. Ada apa?" Tanya Keynan dengan tangan kanan nya memegang dagu milik Gabby.

"Tega-teganya Daddy memiliki hubungan gelap dengan sahabat Gabby sendiri. Apakah Daddy tidak pernah memikirkan perasaan Mommy?" Kata Gabby dengan nada tinggi nya.

"Sungguh Daddy jahat, tidak memiliki perasaan....hiks...hiks!!!" Lanjut Gabby  menangis.

"Yang kamu maksud sahabat kamu Lea kan? ." Tanya Keynan.

Namun Gabby hanya menjawab nya dengan mengangguk.

"Kamu salah paham sayang, Daddy sama Lea tidak ada hubungan apa-apa, dia hanya sebatas curhat masalah keluarganya saja kepada Daddy." Jawab Keynan. Untung aku tadi di beri tahu Cassie. Batin Keynan. Lalu ia tersenyum. Keynan mengingat kembali perkataan Cassie beberapa waktu lalu.

"Mas, aku mau ngomong penting. Ikut aku ke taman belakang!" Cassie menarik tanganku, lalu aku mengekorinya mengikuti langkah kakinya.

"Ada apa? kamu mau ngomong apa?" Tanya ku. Saat ini aku dan Cassie sudah di taman belakang rumah.

"Kemarian malam setelah kamu keluar bersama Lea, beberapa waktu kemudian Gabby bangun. Katanya dia mimpi buruk, melihat anak perempuan yang sedang menangis, akan tetapi Gabby tidak tau anak perempuan itu siapa dan apa yang sedang terjadi padanya.Aku yakin kalau itu adalah ingatan masa lalu nya Gabby." Jelas Cassie kepada ku.

"Benarkah?" Tanya ku terkejut.

"Iya mas, dan sepertinya sebentar lagi Gabby akan mengingat masa lalunya mas. Dan yaaa...kemarin malam Gabby mendengar perkataan mas kepada Lea."

"Perkataanku yang mana?" Tanya ku penasaran, aku mengerutkan keningku.

"Saat kamu mengatakan kepada Lea ingin memberi tahunya soal masa lalu Gabby dan hubungan mu dengan Gabby." Jawab Cassie. Aku terkejut mendengarnya. Aku menghembuskan nafasku kasar mencoba menetralisir keterkejutanku.

"Dan saat aku masih tidur, dia pergi jalan-jalan ke taman rumah sakit. Tapi tanpa dia sengaja, Gabby melihat mu dengan Lea, saat kalian berdua sedang berpelukan. Akan tetapi Gabyy curiganya jika kalian memiliki hubungan seperti kekasih, selingkuh dibelakangku katanya." Lanjut Cassie .

Aku hanya menatap Cassie mendengarkan segala penjelasan Cassie kepada ku.

"Lalu?" Tanya ku

"Ya aku menjawab kepada Gabby kalau Lea curhat kepada mu masalah perusahaan keluarganya nya dan masa lalu orang tua nya Lea berhubungan dengan masalah perusahaan keluarga Lea. Aku bingung mas harus jawab apa, jadi aku mengarang sendiri menjawab Gabby asal." Jawab Cassie.

"Terus kita harus gimana mas? Apakah kita harus mengatakan yang sebenarnya?" Lanjut Cassie bertanya kepada ku. Raut wajahnya kini tetap khawatir, ia tampak sedih.

"Kita harus segera mengatakannya sebelum Gabby mengingatnya terlebih dulu, jika Gabby tau masalah ini dahulu kita yang akan di benci Gabby seumur hidup." Jawabku.

"Ku kira menyembunyikan rahasia besar ini mudah, akan tetapi tidak. Aku bingung mas harus bagaimana. Aku sangat menyayangi Gabby. Jika dia sudah tau orang tua aslinya, Apakah dia tetap mengingat kita mas. Aku khawatir jika dia kita beri tahu, dia akan marah besar pada kita dan meninggalkan kita."

"Tidak semudah itu Cassie. Awalnya memang lancar-lancar saja. Akan tetapi yang namanya bangkai pasti akan cepat tercium juga, ya seperti rahasia masa lalu Gabby ini. Kalau masalah marahnya pasti Gabby akan marah, tapi tidak semarah saat ia tau sendiri Cassie. Jadi kita harus segera memberi tahunya." Jawab ku menjelaskannya ke Cassie.

"Tapi kapan waktu yang tepat mas, aku takut jika Gabby tau lebih dulu?"

"Di hari setelah dia wisuda." Jawab ku dengan mada meyakinkan.

"Apakah itu waktu yang tepat mas?" Tanya Cassie.

"Aku yakin itu waktu yang tepat. Selama ini kita menyembunyikan nya dari Gabby, karena menunggu Gabby dewasa kan dan sebentar lagi Gabby akan lulus dan di wisuda. Itu adalah waktu yang tepat, toh dia sebentar lagi juga akan mengingatnya." Jelasku kepada Cassie.

Lalu Keynan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, mengembalikan pikiran dan fokusnya lagi dengan Gabby.

" Gabby tidak yakin. Pasti Daddy menyembunyikan sesuatu kan dari Gabby?" Tanya Gabby,.

"Tidak Gabby sayang, Daddy tidak menyembunyikan sesuatu dari mu." Jawab Keynan meyakinkan.

Sebentar lagi kamu akan tau sayang. Batin Keynan.

"Daddy tidak bohongkan?" Tanya Gabby.

"Tidak sayang."

"Tapi kenapa Lea curhatnya sama Daddy, tidak ke Gabby aja?"

"Lea tak ingin kamu tahu masalah ini sayang. Dia kasihan sama kamu, katanya tak ingin menyusahkan kamu. Dan lagian yang bisa membereskan masalah nya adalah Daddy, karena menyangkut perusahaan keluarganya Lea." Jelas Keynan.

"Lalu, apakah Daddy sudah membantu untuk memperbaiki masalah perusahaannya?" Tanya Gabby dengan wajah polosnya.

"Sudah, masih proses." Jawab Keynan

Lalu hanya di balas senyuman oleh Gabby dan langsung memeluk Daddynya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••