Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 3 - BAB 3 SUSPICIOUS

Chapter 3 - BAB 3 SUSPICIOUS

Author POV

***

Di Bioskop

"By, kamu ingin nonton film apa?". Tanya Keynan kepada Gabby.

"Horor Dad...yaa film horor." Jawab Gabby dengan jari telunjuknya menyentuh keningnya, menandakan bahwa ia sedang berpikir.

"Okay by." Jawab Keynan.

"Iiih..Daddy, coba deh jangan panggil Gabby dengan panggilan aneh itu!". Gabby memanyunkan bibir nya, ia merasa kesal karena ulah Daddy nya yang selalu memanggilnya dengan sebutan 'Baby' kadang 'By'.

Emang aku kekasihnya apa atau malah aku dianggap bayi besar? seenaknya aja panggil aku dengan sebutan aneh itu. Batin Gabby Ia mendengus kesal.

"Apa salahnya Daddy memanggilmu dengan sebutan itu, toh kamu kan putri kesayangan Daddy." Jawab Keynan meyakinkan Gabby putrinya, dengan tersenyum kearahnya.

"Terserah." Jawab Gabby kesal, lalu ia melipat kedua tangannya diatas dadanya.

"Ya udah, ayo lah kita pesan tiketnya. Katanya pengen nonton film horor." Daddy memegang tangan Gabby dan mengajak Gabby berjalan menuju tempat pembelian tiket.

Setelah membeli tiket, mereka berdua membeli 2 bungkus popcorn dan 2 minuman. Lalu mereka pergi ke tempat duduk mereka.

Didalam bioskop ternyata banyak sekali sepasang kekasih. Gabby memandangi mereka iri.Kapan aku bisa seperti mereka, bisa jalan bareng sama cowokku. Eh tapi siapa cowokku, punya cowok aja enggak.Malah aku jarang banget deket sama cowok. Batin Gabby. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah layar bioskop lagi.

2 jam telah berlalu. Film yang Gabby dan Keynan tonton telah selesai. Mereka keluar dari ruang bioskop itu.

"Setelah ini kamu ingin nya kemana?" Tanya Keynan kepada Gabby.

Kini mereka berdua telah berada didalam mobil.

"Belanja." Jawab Gabby singkat.

"Jangan boros-boros jadi cewek. Emangnya kamu mau belanja apa by?"

"Siapa yang boros Daddy, Gabby gak boros kok. Gabby hanya ingin beli keperluan Gabby aja yang sekiranya aku perlukan dan sudah habis."

"Okay deh, terserah kamu. Putri Daddy tersayang." Keynan menatap Gabby dengan tatapan sayangnya yang amat mendalam kepada Gabby, lalu ia mengelus puncak kepala putrinya itu dengan manja.

***

Di Mall

Suasana didalam Mall sangat ramai. Banyak orang yang berlalu lalang, bahkan juga ada sepasang kekasih yang sedang berbelanja bersama.

Gabby menatap mereka, ia merasa iri lagi.Kenapa sih dimana-mana ada sepasang kekasih yang lagi pacaran mesra-mesraan.iiihhh...bikin iri aja. Kesal Gabby dalam hati. Ia mendengus kan napasnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Keynan.

"Oh, nggak kenapa-kenapa kok Dad, hanya lelah saja." Jawab Gabby asal. Matanya tertuju kearah toko perhiasan, lalu ia berjalan ke arah toko perhiasan itu. Dibelakangnya terdapat Keynan yang mengikuti setiap gerak gerik putrinya, entah kearah mana Gabby pergi ia selalu dibelakangnya Gabby. Seakan-akan seperti bodyguard yang selalu menjaga nona-nya.

"Mbak aku mau lihat yang ini dong." Jari telunjuk Gabby menunjukkan ke sebuah kalung yang bertuliskan huruf G.

"Ini mbak." seorang karyawan wanita memperlihatkan kalung itu kepada Gabby.

"Kok ini ada huruf K nya juga ya, aku kira cuma ada huruf G aja."

"Iya mbak, apa mbak ingin melihat huruf yang lain?" Tawar karyawan toko tersebut.

" Kalau ada huruf G aja atau A."

Keynan hanya menatap putrinya itu bingung bahwa begitu pemilih nya seorang wanita dalam memilih suatu barang yang ia inginkan.

"Maaf mbak, huruf yang lain nya tinggal L,M,N,K&N,T sama G&K."

"Yaaahhh,,.." Jawab Gabby melas. Ia kecewa karena yang ia inginkan tidak ada.

"Kalau mbak mau bisa pesan kok mbak, jadinya sekitar 2 minggu nan dan....." Jawab karyawan itu menggantung.

"Enggak usah mbak ini aja saya ambil." Keynan memotong perkataan karyawan wanita itu.

"Iiihh,... Mana Gabby mau. Gabby kan maunya huruf G atau A Daddy."

"Siapa yang bilang ini untuk kamu." Jawab Keynan dengan nada meledek.

"Terserah." Gabby memalingkan mukanya dari Daddynya, lalu ia melanjutkan untuk memilih yang lain. Matanya tertuju kearah sebuah jam tangan yang berwarna perak dihiasi emas dan permata kecil. Sungguh terlihat amat cantik dan menawan.

Gabby pun mencoba gelang jam tersebut ditangan kirinya.

"Gimana Dad, bagus nggak?" Tanya Gabby kepada Keynan.

"Bagus kalau kamu pekek. Terlihat lebih cerah." Puji Kaynan. Gabby tersenyum malu mendengr pujian itu dan Pipinya tampak memerah.

"Okay mbak, saya ambil yang ini aja ya?" Pelayan wanita itu mengangguk lalu membungkus gelang jam itu. Gabby membayar gelang jam itu dengan uang jajannya sendiri yang ada ditabungannya.

Sebagai seorang wanita muda, Gabby tidak lah seperti wanita muda yang umummya seumuran dengannya. Ia cenderung lebih berpikir dewasa, jarang sekali ia membuang-buang uang yang bukan untuk keperluan yang memang ia perlukan. Bahkan juga bisa dibilang ia pergi ke Mall hanya satu bulan 3 kali bahkan 1 kali. Karena ia lebih suka belanja banyak sekaligus untuk stok berikutnya, tanpa harus ke Mall berkali-kali 'itu hanya buang-buang waktu saja' kata Gabby. Bukan maksudnya Gabby pelit dengan dirinya sendiri, akan tetapi ia malas harus bolak-balik pergi ke mall.

1 jam 40 menit Gabby dan Keynan sudah selesai membeli keperluan Gabby. Mereka berdua pun pulang.

Setibanya dirumah, Cassie menunggu di ruang keluarga sambil menonton acara televisi kesuakaannya.

"Momy...." Gabby berteriak memanggil Cassie. Cassie tersentak kaget mendengarnya, lalu ia mengalihkan pandangannya kearah suara yang memanggilnya.

"Ihhh, kamu nak.... ngagetin mommy aja. Daddy kamu mana?" Tanya Cassie.

"Itu."

Dibelakang Gabby terlihat Keynan yang sedang berjalan dengan membawa barang belanjaan milik putrinya.

"Sini barang Gabby, biar Gabby aja yang bawa ke kamar." Gabby menawarkan bantuan ke pada Daddy-nya.

"Nih, barang-barang kamu banyak. Tangan Daddy aja sampek pegal-pegal bawanya." Keynan menyerahkan barang belanjaan milik Gabby, ya memang banyak belanjaannya. Namanya aja juga wanita. Sesekali melihat barang yang indah dan menawan yang dapat memikat hatinya, wanita pasti tertarik untuk memiliki barang itu. Terkadang setiap wanita memang seperti itu.

"Mommy,Daddy. Gabby ke kamar dulu yaa...mau langsung mandi dan tidur." Pamit Gabby kepada Keynan dan Cassie.

"Kamu nggak makan dulu nak?" Tanya Cassie.

"Sudah kenyang." Jawab Gabby singkat. Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Cassie dan Keynan menatap Gabby geleng-geleng. Mereka duduk di ruang keluarga dan Cassie melanjutkan kegiatannya menonton acara televisi kesukaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Keynan masih tenggelam dalam pikirannya. Entah apa yang ia pikirkan, namun ia saat ini tampak seperti orang yang sedang kebingungan.

Tiba-tiba tangan Keynan meraih tangan milik Cassie dan lalu ia berdiri, Cassie kaget melihatnya.

"Ada apa mas?" Tanya Cassie.

"Ayo ikut aku ke kamar, ada hal penting yang ingin aku bicarakan ke kamu." Jawab Keynan dengan nada serius. Lalu mereka berjalan menuju kamar tamu yang ada dilantai satu yang letaknya disebelah ruang makan.

"Ada apa sih mas sebenarnya?". Tanya Cassie kebingungan. Saat ini mereka berada di kamar tamu itu.

"Aku ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Gabby." Dengan nada seriusnya, Keynan ingin mengatakan suatu rahasia yang amat besar kepada Gabby. Ia sudah tak tahan lagi memendam kebohongan ini bertahun-tahun. Setiap melihat wajah polos putrinya, Keynan tampak kasihan melihatnya. Ia takut jika Gabby suatu hari nanti terluka mendengar hal yang sebenarnya dari orang lain.

"Maksud mas Key, kamu akan mengatakan rahasia besar itu kepada Gabby? Dan kamu ingin mengatakan yang sebenarnya, semuanya?" Tanya Cassie dengan nada sedikit penekanan. Memang Gabby bukan lah putri kandungnya, namun Cassie sangat menyayangi-nya selayaknya seperti putrinya sendiri. Ia tak ingin kehilangan Gabby.

"Iya." Jawab Keynan lemas. Ia bingung harus bagaimana saat ini, namun hatinya terus mengatakan bahwa ia harus mengatakan yang sebenarnya.

"Jangan gegabah mas, aku mohon!" Cassie memohon kepada Keynan untuk tidak mengatakannya yang sebenarnya kepada Gabby.

"Apakah mas masih memiliki rasa itu kepada Gabby?" Lanjut Cassie bertanya.

"Aku sudah tidak tahan Cassie, aku kasihan setiap kali melihatnya. Wajah polosnya, ketawanya. Bahkan dengan semua kebahagiaan itu dia tidak tau kebenarannya, Cassie. Aku ingin melihat dia bahagia, menemukan kedua orang tuanya yang sebenarnya. Iyaa...memang aku masih mencintainya dari dulu, rasa itu memang masih ada sampai sekarang. Sesekali aku pernah ingin menghilangkan rasa itu, tapi aku tidak bisa. Sungguh bodohnya aku."

Keynan sungguh merasa frustasi saat ini, ia sangat bingung harus bagaimana. Mengatakan yang sebenarnya atau menyembunyikan semua kenyataan ini dan kembali berbohong.

"Apakah kau tidak kasihan dengan Gabby, jika kita terus menyembunyikan kenyataan ini?" Lanjut Keynan.

"Justru itu mas, jika kita mengatakan yang sebenarnya. Maka Gabby akan sedih, pasti dia akan berontak bingung menerima kenyataannya." Jawab Cassie dengan nada marah.

Keynan merasa tersentak dengan kata-kata Cassie.Sebenarnya memang benar juga yang dikatakan Cassie, namun Keynan saat ini masih dalam ambang kebingungannya. Keynan ingin sekali segera mengatakan yang sebenarnya kepada Gabby, namun ia takut jika itu menyakiti hatinya. Hati putri yang amat ia cintai sebagai seorang wanita.

Di dalam kamarnya, Gabby memebersihkan dirinya di kamar mandi yang terletak dalam kamarnya, lalu ia mengganti baju nya dengan baju tidur.

"Emmm, ak kok haus yaa..." Gabby meraih tempat minuman yang ada di samping tempat tidurnya. Namun ternyata didalam nya sudah kosong tidak ada air nya sama sekali.

"Haaa,,, habis." Ucap Gabby kesal sambil mengangkat tempat minuman yang kosong itu.

Lalu ia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Di saat ia sampai di ruang makan, terdengar suara orang yang sedang bertengkar. "Siapa itu yang bertengkar malam-malam gini?" Kata Gabby bertanya dengan dirinya sendiri.

Gabby mulai mengikuti letak suara orang yang sedang berbicara itu. Namun setelah sedikit mendekat di sebuah ruangan, Gabby nampak tidak asing dengan suara itu.

"Sepertinya suara Daddy dan Mommy. Apa yang sedang mereka bicarakan? Apakah mereka bertengkar?" Tanya nya penasaran.

Gabby mendekati ruangan itu. Ruangan itu adalah kamar tamu yang ditempati Keynan dan Cassie saat ini.

"Apa maksud yang dikatakan Mommy?" 'Justru itu mas, jika kita mengatakan yang sebenarnya. Maka Gabby akan sedih, pasti dia akan berontak bingung menerima kenyataannya'.Gabby hanya mendengar perkataan terakhir Cassie dengan nada Cassie yang tampak marah.

Gabby tetap mencoba mendengarkan dibalik pintu kamar itu, namun ia tak mendengar lagi mengenai hal apa yang mereka katakan. Lalu Gabby melanjutkan tujuan awalnya yaitu mengambil air minum untuknya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••