Micel yang akhirnya sampai di bar terbuka langsung masuk dan melihat ke sekeliling tempat yang ada di dalam bar terbuka tersebut.
Nagi yang melihat Micel langsung menghampiri nya.
"Micel kau membuat ku takut, aku mendengar bunyi sesuatu terjatuh dan kamu tidak berbicara lagi"
"dimana dia?" Micel mengabaikan apa yang Nagi katakan dan langsung menanyakan dimana Reo.
"disana" Nagi yang melihat urgensi di wajah Micel, langsung menunjuk seorang pria yang duduk di depan konter bartender. dan masih sedang bercengkrama dengan bartender tersebut.
Micel yang melihat arah yang di tunjuk oleh Nagi langsung melihat sebuah punggung yang familiar. punggung seseorang yang selalu menjaganya. punggung kokoh yang membuat dia ingin bergelantungan disana.
dengan air mata yang perlahan menetes di matanya, dia berjalan perlahan tapi pasti dengan sedikit goyah ke arah punggung orang yang dirindukannya.
semua orang yang ada di bar sangat tau betapa kejamnya Micel, mereka hanya bisa tercengang dan tersedak melihat betapa berantakannya dia. dengan air mata yang turun seperti hujan yang telah membasahi pipinya dan kerutan di bibirnya yang biasanya membentak dan memerintahkan orang lain.
Rion yang tidak sengaja melihat Micel berjalan kearah mereka dengan pemandangan seperti itu langsung berhenti berbicara dengan Reo dan langsung berkata
"Micel?"
Reo yang mendengar Rion mengucapkan kata Micel dengan suara bertanya, langsung berfikir dan teringat.
" ah tuhan, ya itu dia Rion. aku lupa kalau orang luar menanggil my Angel Miki itu dengan nama depannya Micel.
Reo langsung bangga dengan ingatannya tentang nama panggilan dari Miki nya. yang memanggil Micel dengan sebutan Miki itu hanya Reo, Rei dan teman-teman mereka di sekolah dasar.
Rion yang mendengar kata Reo langsung terkejut karena demon yang di takuti oleh banyak orang hanyalah seorang angel di mata nya.
Micel yang mendengar suara Reo yang sudah lama tidak dia dengar membuat air matanya makin deras dan lama kelamaan suara cegukan karena dia menangis langsung terdengar dan menggema di bar tersebut.
karena disaat Micel datang semua kegiatan dan kebisingan telah di hentikan karena keterkejutan semua orang.
Micel yang akhirnya dekat dan sudah bisa menggapai Reo langsung menggenggam ujung lengan baju Reo seperti yang biasa dia lakukan sewaktu kecil.
"hiks.. Reo hiks.. aku merindukanmu.. huwaaa aaa"
Micel langsung menangis sejadi-jadinya disaat dia akhirnya sudah bisa memengang ujung lengan baju Reo. karena Micel biasanya akan memegang ujung baju maupun lengan baju Reo, agar selalu bisa menempel dengan Reo.
Micel yang tiba" bertingkah seperti anak kecil membuat orang makin terkejut dan mulai panik tapi tidak ada satu pun orang yang berani membuat suara karena takut mengganggu reuni Micel dengan orang yang paling dirindukan nya.
Reo yang awalnya tidak begitu menghiraukan suara cegukan yang tidak begitu jelas, karena dia hanya mengira ada orang mabuk yang ingin meminta minuman keras lagi.
Reo langsung terkejut saat seseorang memegang lengan bajunya dan mulai mengatakan dia merindukannya. dengan suara tangisan yang sejadi-jadinya.
Reo melihat kearah orang yang menangis tersebut dengan kedua tangannya yang memegang lengan bajunya. terlihat seorang pria yang memiliki ukuran sedikit lebih tinggi dan besar darinya.
walaupun begitu, Reo masih bisa mengenali Micel dari tingkah dan caranya menangis. serta rambut merah nya yang secerah mentari masih dapat di kenali walaupun sudah lama mereka tidak pernah bertemu.
Reo langsung berdiri dari tempat duduknya dan menarik Micel kedalam pelukannya. dia mulai memeluk Micel dengan erat dan dibalas pelukan yang lebih erat lagi dari Micel.
seolah Micel takut Reo akan pergi dan hilang lagi. Reo menepuk punggung Micel perlahan mencoba untuk menenangkan Micel.
"lihat lah my little angel Miki sudah tidak bisa disebut little lagi. apa aku mulai memanggil mu my bigger angel?"
Micel yang mendengar becandaan Reo langsung mulai tenang dan tetap memeluk Reo dengan erat
" sudah aku bilang kalau aku ini demon"
Micel mulai menggelengkan kepalanya di dada Reo agar bisa menghirup dunianya yang telah lama hilang
"iya aku tau Miki itu tetap Miki, jd Miki itu my little angel yang udah gk little lagi"
Reo mulai membawa Micel duduk di sebuah sofa dan membiarkannya sedikit lebih mudah bernafas karena hidung nya tersumbat setelah menangis.
"lihat lah kamu sudah besar dan lebih besar dari ku, apa masih ada orang yang mem-bully mu hingga membuat kamu menangis seperti ini? katakan orang nya padaku biar aku bereskan mereka."
Micel hanya menggeleng kan kepalanya ke kiri dan ke kanan lalu berkata
"Reo jangan meninggalkan Miki lagi"
Micel memohon dengan putus asa dan tetap memeluk Reo.
"Miki kamu sudah besar dan berat sekarang. tidurlah dan aku akan tetap disini menunggu kamu sampai terbangun dari tidur lelap mu."
ucap Reo sambil membaringkan Micel diatas sofa dan meletakkan kepala Micel diatas pahanya. lalu Reo menutup mata Micel dengan telapak tangannya.
Micel yang merasakan hangatnya telapak tangan Reo langsung menyentuh tangan yang menutup matanya dan mulai memejamkan mata hingga akhirnya dia terlelap karena terlalu lelah menangis.