Chereads / SILVER TIME / Chapter 21 - Yang Aku Pilih

Chapter 21 - Yang Aku Pilih

Syukurlah interviewnya berjalan dengan lancar, dan tadinya aku sangat gugup. Aku hari ini terlalu banyak merepotkan Sari ... dia senantiasa menunggu di luar ....

Aku tidak tega juga, sih.

Akhirnya aku mengajak Sari ke suatu tempat makan dan aku mentraktirnya.

Tidak lupa, mampir ke kampus untuk ngampung ganti baju terlebih dahulu.

****

Saat itu, Sari menanyakan padaku ... kenapa aku menyembunyikannya dari kedua orang tuaku?

Alasannya, karena sebelumnya ... ibu menceritakan padaku keinginannya untuk menjadi guru, beliau punya harapan besar pada anaknya ... sedangkan saudara-saudaraku yang ada di kota sebelah sana, jauh lebih sukses menekuni bidang pekerjaan dan usahanya. Hampir semuanya tidak ada yang bekerja di toko atau di warung kecil.

Ketakutan dan keraguan ini semakin bersemayam ditubuhku.

"Lalu, kenapa kamu melamar kerja di sini?" tanya Sari dengan heran saat aku melamar kerja di toko itu.

"Sebenarnya bukan karena aku ingin bekerja di sana tapi, sebenarnya aku ingin bekerja ... itu saja. Entah di tempat mana aku bakal diterima ... yang penting aku bekerja. Lalu, aku juga masih kuliah jadi cari pekerjaan yang paruh waktu." Jelasku dengan penuh keyakinan.

"Hmm~" Sari menggumam cukup lama padaku.

Aku bergantung pada pilihan yang tidak pasti ini eh, tahu-tahu diterima ....

Biasanya sih, orang lain akan bangga saat mendengar kabar diterima kerja entah mengapa aku hanya kepikiran dan terus kepikiran tidak begitu bangga ....

Lebih tepatnya tidak yakin, yah~ mungkin hanya itu doang.

****

Saat pulang ke rumah, Sari menyarankanku untuk bilang pada kedua orang tuaku tentang semua ini. Aku pikir jelas pasti orang tuaku tidak akan mengizinkanku untuk bekerja di toko.

Waktu itu aku meminta informasi lowongan pekerjaan dari mbak Alisa, sedangkan mbak Alisa bekerja menjadi guru honorer di SD Negeri Dawuhan.

Sari sempat berkomentar tadinya, kenapa aku tidak ikut mbak Alisa ngajar di sana saja? Atau minta rekomendasi? Tapi, dari apa yang ada di hatiku sendiri ... aku belum siap mengajar.

Kurasa kemampuanku dalam hal mengajar masih kurang dan itu membutuhkan banyak penguasaan materi.

Apa ini merupakan bentuk ketidakmampuanku?

Akhirnya aku menceritakan pada ayah dan ibuku dan dibantu dengan Sari juga yang menemaniku. Jujur saja, kedua orang tuaku sempat terkejut tapi, mereka ternyata tidak memaksakan kehendakku.

Kerja partime itu tidak buruk juga pikir mereka, dan mereka mengizinkanku bekerja sesuai apa yang aku pilih.

Mereka tidak akan memaksakan kehendak.

....

Aku kembali bersyukur dengan menyerukan doaku dalam sujudku di siang hari itu ....

Aku bersyukur, aku memiliki kedua orang tua yang baik yang mendukungku, dan teman yang baik juga.

Orang-orang yang ada di sekitarku adalah orang-orang yang baik semua ....

Mereka tidak menekanku, setidaknya aku bebas memilih jalanku.

....

Jam 2 siang, Sari kembali ke Malang dengan mengendarai sepeda motor, dia melewati jalan lintang selatan (jalan piket nol) seperti biasa. Karena itu adalah jalan tercepat menuju ke Malang.

Sari juga berpesan, suatu saat nanti ... dia akan mengajakku ke Malang.

Aku tidak sabar menantikan hari itu.

Aku akan bekerja keras dulu, giat bekerja dan menabung sejumlah uangku dari hasil kerja kemudian aku akan ke Malang bersama Sari.

Aku ingin mewujudkannya.

Seperti apa suasana di kota sebelah, ya?

****

Hari itu, hari pertamaku bekerja.

Tidak lupa saat menginjakkan kaki di toko, aku selalu mengucapkan salam dan sikap hormat pada senior. Rata-rata senior di sana hanya bagian distribusi, gudang, dan pelayan saja. Makanya dibutuhkan bagian kasir yang ahli dan handal dalam bidang hitung-menghitung.

Walaupun aku suka pada matematika dan aku rasa mungkin skill menghitungku di sini lebih baik dari mereka semua ... aku tidak boleh sombong dulu, harus selalu merendah.

Bisa jadi, nanti ada senior yang tidak suka dengan sikapku ini.

Bos yang merupakan pemilik toko memberikanku keringanan kerja part time sampai jam setengah empat sore, karena jam 4 sorenya aku harus kuliah.

Tentu, uang yang perbulan kudapatkan nantinya akan dihitung sesuai potongan jam.

Memang sih, di sini bekerja dihitung perjamnya.

Dari jam 8 pagi hingga jam 16 atau jam 4 sore, ada 8 jam. Karena aku bekerja masuk 7 jam maka dibayar sesuai 7 jam itu.

*Gajiannya apa kata nanti.

Menjadi kasir ternyata tidak mudah, aku harus mengetik secepat mungkin dan melayani pembeli secepat mungkin terutama menatap komputer selama kurang lebih tujuh jam itu melelahkan juga ....

Lalu, kami diberikan waktu istirahat ketika jam 12 siang dan itu pun cuma beberapa menit. Bos di sana ramah dan baik, tak heran tokonya selalu rame.

Ada WiFi gratisnya juga di sini, makany membuatku betah juga ....

Karena selain toko, di sini bersebelahan dengan kedai juga yang masih menjadi satu (memang pemilik bos toko ini). Jadi, kasir di warung dan kasir di toko beda tapi, masih satu tempat.

Kalau dilihat dari luar pasti ada perbedaan yang mencolok dari keduanya.

*Bayangkan aja toko ini seperti game happy mall story :"D

Lanjut!!

Meski sempat kuwalahan, syukurlah pekerjaan terselesaikan dengan baik.

Sebelum jam 4 sore, aku pulang duluan. Aku segera mandi dan ganti baju kemudian berangkat ke kampus.

Dari apa yang pertama kali kulakukan, ternyata ... bekerja itu cukup menyenangkan juga.

Tempat kerjaku juga disediakan CCTV jadi pekerja di sana dipantau agar tidak berbuat kecurangan dan tindakan mencurigakan.

Aku harus menunjukkan sikap profesionalitasku!!

****

Aku bertemu dengan teman-teman kuliahku lagi, dan Lidya melambaikan tangan seperti biasa. Beberapa hari tidak bertemu dengannya karena kuliahan libur karena dosennya sakit serta ada dosen yang memang tidak bisa hadir saat itu ....

Rasanya rindu ... walau tidak bertemu selama beberapa hari saja.

Waktu itu ... saat pelajaran biologi umum ... ada sebuah tugas kelompok yang mengharuskan kami untuk berkelompok membuat tapai.

'Hmm tapai?' gumamku yang menyimaknya dengan wajah datar ('-')

Batas pengumpulan waktunya seminggu namun, kelompok ini ditentukan dari dosennya sendiri.

Aku tidak bisa berkelompok dengan Lidya lagi.

Aku tidak bisa berkelompok dengan Sarah, Ivy, dan Hana lagi.

Pembagian kelompok keluar melalui undian yang telah dipersiapkan dan di kocok, itu adalah undian yang dibuat oleh dosen sendiri.

Lalu ... kelompokku adalah ....

"Eh!?"

Bisa dibilang ... orang-orang yang menjadi kelompokku adalah orang yang tidak niat, rumahnya jauh, dan mungkin hanya ada satu perempuan yang bisa dibilang dekat rumahnya karena di dalam kota.

Sementara aku sekarang sudah bekerja.

Kesepakatan mereka ... berkelompok membuat tapai ini sekitar hari Kamis atau Jumat. Karena pelajaran Biologi Umum hari Senin harus dikumpulkan dan tapai akan matang 3-4 hari lagi.

Benar sih tapi, sebelum tapai itu jadi ... kita harus menulis laporannya juga ....

Kami sepakat hari kamis tapi, itu siang hari dan sedangkan aku ... belum punya waktu untuk berkelompok karena bekerja. Mereka semua mengambil suara terbanyak dan setuju hari Kamis pagi, lalu bagaimana denganku?

Antara aku harus mempertahankan pekerjaanku atau aku meninggalkan tugas perkuliahanku?

________

To be Continued