Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Forever in Here

_SHAZZSHA_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
23k
Views
Synopsis
Pernahkah kalian terlibat dalam hubungan tanpa status? Hanya dekat tanpa pacaran? Alona Cluver adalah seorang pelajar SMA. Hander William School adalah sekolah ternama yang banyak diincar pelajar. Sekaligus tempat pertemuan Alona dengan Jeffry. Lelaki tampan nan pangeran. Hampir satu sekolah menyukainya, tetapi sayangnya Jeffry adalah lelaki yang dingin. Setiap kata-kata yang keluar, hanya berupa kalimat yang menusuk. Alona bukanlah wanita yang populer. Tetapi ada suatu hal yang membuat Jeffry tertarik dengan Alona. Bukan karena wajahnya, tetapi suatu rahasia yang tidak diketahui orang, selain Jeff.
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Bertemu Dengan Mereka

Hander William School (HWS) merupakan sekolah ternama. Di mana sekolah itu berisi keluarga-keluarga kalangan atas, orang-orang berada, dan orang-orang mampu.

Alona Cluver adalah siswa SMA baru yang mendapatkan beasiswa untuk masuk HWS. Alona sudah mendapatkan beasiswa sejak SMP, jadi Alona sudah sekolah di HWS dari SMP. Alona memang anak yang cerdas. Walaupun ia bukan berasal dari keluarga yang berada, tetapi ia berjuang untuk mendapatkan beasiswa untuk dia melanjutkan pendidikan.

Alona baru pertama kali menginjakkan kakinya di gedung SMA dan karena ia tidak pernah mampir ke gedung SMA, jadi ia tidak tau denahnya. Alona ingin bertanya kepada sesama siswa baru yang lain ataupun siswa lama, tetapi ia tidak enak, ia takut menggangu. Akhirnya Alona mencari sendiri di mana tempat perkumpulan nya.

Saat sedang jalan, ada seseorang yang menepuk pundak Alona pelan.

"Hai, siswa baru ya? Tempat perkumpulan nya itu lurus aja terus belok kiri, nanti ketemu kok," kata seorang wanita yang menepuk pundaknya.

"Ah, iya, terima kasih," ucap Alona lalu langsung pergi ke jalan yang diarahkan wanita tersebut.

"Kenapa nggak nanya aja padahal udah susah gitu nyarinya," ucap wanita itu dalam hati.

Akhirnya Alona pun sampai di tempat para perkumpulan siswa baru.

Saat sedang berjalan tiba-tiba ada yang menyenggol pundaknya, sehingga membuat Alona terjatuh.

"Eh, maaf, maaf, kamu nggak apa-apa kan? Ada yang luka?" panik orang itu.

"Aku nggak apa-apa, kok," ucap Alona.

"Maaf, ya, aku lagi buru-buru, bye." Orang itu langsung pergi karena ia ada urusan yang penting. Alona mengambil bukunya yang terjatuh karena orang itu.

Alona pun jalan untuk mencari kelasnya, dan ia melihat ada papan yang dipegang oleh anggota OSIS dengan tulisan Kelas X IPA 3. Alona pun langsung ke sana untuk baris.

"Untuk para siswa baru, silahkan baris sesuai kelasnya, ya. Karena acara perkenalannya akan segera dimulai," ucap dia untuk memberi arahan.

Alona menatap orang itu dengan saksama, karena pikir Alona wajah orang itu tidak asing. Tetapi karena jarak mereka jauh, jadi wajah orang itu tidak terlalu jelas. Daripada ambil pusing, Alona memilih untuk mengabaikannya saja.

Setelah semua berbaris, acara perkenalan siswa baru pun dimulai. Panitia menjelaskan ketentuan acara perkenalan siswa baru.

Hander William adalah nama suami dari Camila William. Camila membangun sekolah ini untuk mengenang suaminya yang sudah meninggal. Ia membuka acara perkenalan siswa baru. Lalu setelah selesai, ia serahkan kesempatan ini, pada panitia.

Para siswa baru pergi ke kelas masing-masing, karena mereka akan mendapatkan bimbingan dari para guru agar mereka mengetahui lingkungan sekolah.

Saat sedang jalan menuju kelas, suara bisik memenuhi lorong, karena seorang Jeffry William.

Jeffry William adalah anak dari pemilik sekolah. Karena ketampanannya, banyak wanita yang menyukainya.

Di dalam kelas Alona hanya duduk dan diam, karena ia tidak mengenal siapapun di kelasnya.

"Halo," sapa seseorang.

Alona terkejut ada yang menyapanya, karena pikirnya, tidak ada yang dekat dengannya.

"Untung banget gue," ucap orang itu lega. Alona menaikkan alisnya karena ia bingung.

"Gue nggak kenal siapapun di sini. Walaupun baru ketemu bentar tapi yang penting udah komunikasi," ucap orang itu, "oh, iya, nama gue Revha Emora, orang yang ngasih tau jalan buat ngumpul para siswa baru ke lu." Revha mengulurkan tangannya.

Alona terdiam kaku melihat uluran tangan itu. Revha yang malas menunggu, meraih tangan Alona.

"Nama?" tanya Revha pada Alona.

"Alona Cluver."

Guru pun masuk untuk memulai perkenalan lingkungan sekolah.

Guru tersebut meminta mereka untuk memperkenalkan nama mereka dan asal sekolah mereka.

Revha dan Alona duduk berdua. Letak meja mereka ada pada baris ketiga dari depan. Perkenalan diri dimulai dari baris paling depan. Semua memperkenalkan diri mereka dan tiba Revha yang akan memperkenalkan diri. Revha berdiri untuk memulai perkenalan.

"Nama saya Revha Emora, asal sekolah Tyalarza Ru School."

Revha kembali duduk dan Alona berdiri karena ini gilirannya.

"Nama saya Alona Cluver, asal sekolah Hander William High School Junior."

"Ya, lanjut," ucap guru yang sedang mengajar di kelas mereka.

Perkenalan pun berlanjut sampai bel istirahat berbunyi.

"Alona, ke kantin, yuk," ajak Revha.

"Aku bawa bekal," ucap Alona.

"Ya udah, kita makan bareng di kantin," ucap Revha dan Alona mengangguk.

Alona dan Revha pergi ke kantin. Saat sudah tiba, mereka melihat kantin sudah penuh. Untungnya, masih tersisa satu meja.

"Alona, lu tempati dulu, gue mau beli makanan." Revha langsung pergi untuk membeli makanan.

Alona pergi ke meja yang kosong dan duduk. Alona menaruh bekalnya di atas meja tanpa membukanya. Alona tidak memakan bekalnya karena ia sedang menunggu Revha untuk makan bersama.

Kursi yang akan diduduki Revha tiba-tiba ditempati oleh seseorang.

"Kak Robin." Alona terlihat senang saat melihat Robin di depannya.

"Senang banget ketemu gue?" ucap Robin dan Alona hanya membalasnya dengan senyum.

Robin tiba-tiba terkejut ketika melihat Alona dengan jelas. "Alona, lu orang yang gue tabrak?" tanya Robin panik.

"Eh, jadi Kakak yang nabrak aku?" tanya Alona balik.

"Aduh benar, ya." Robin menghela nafas saat mendengar jawaban Alona. "Maaf gue lagi buru-buru tadi. Lu nggak apa-apa, kan?" Robin mengecek tangan Alona. Yah, tentu Robin mengeceknya sambil memegang tangan Alona.

"Nggak apa-apa, kok." Robin lega mendengarnya.

"Oh, iya, Kakak selama ini ke mana?" tanya Alona.

"Gue ikut pertukaran pelajar." Robin melihat Alona. Terlihat wajah Alona yang menunjukkan ekspresi tidak puas dengan jawabannya.

"Gue sebenarnya mau hubungin lu, tapi handphone gue hilang. Jadi gue beli yang baru dan gue nggak ingat nomor lu," jelas Robin. Alona benar-benar lega mendengarnya, karena ia kira Robin sedang menghindarinya.

"Aku kira kakak menghindari aku," ucap Alona.

"Nggak, kok," ucap Robin dengan senyumannya.

Revha datang membawa makanannya. Robin yang melihat Revha datang pun langsung pamit dan pergi. Revha duduk dan memakan makanannya, begitu juga dengan Alona.

Mereka memakan makanan mereka sampai jam masuk berbunyi. Semua siswa membersihkan makanan mereka lalu masuk ke kelas mereka masing-masing.

Di dalam kelas mereka menerima pelajaran dari guru yang mengajar. Karena hanya acara perkenalan jadi waktu pelajaran pun tidak lama.

"Alona," panggil seseorang.

Alona yang merasa terpanggil pun menengok. "Lu tau nggak, di mana ngumpulin kertas permintaan maaf?" Alona menggeleng. "Oh, ya udah, makasih." Orang itu adalah Yana. Karena dia tidak memakai gesper, jadi dia mendapat hukuman dari OSIS untuk menulis kalimat 'saya minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi' sampai habis folio. Memang tidak sekalem namanya

"Alona!" panggil Revha yang baru datang dari kamar kecil. "Lu udah selesai masukin buku, kan?" Revha sudah membereskan bukunya sejak tadi.

"Iya, aku udah selesai." Alona memakai tasnya, begitu juga dengan Revha.

"Ya udah, ayo pulang." Revha menarik pelan tangan Alona.

Alona hanya diam mengikuti Revha tanpa melawan. Mereka pun keluar dari kelas untuk ke depan sekolah.

"Lu pulang sendiri?" tanya Revha saat sudah di depan sekolah.

"Iya." Alona melihat jamnya. "Revha aku duluan, ya." Alona langsung pergi meninggalkan Revha sendiri.

"Baru mau gue antar," ucap Revha sedih dalam hati.

Alona pergi menaiki angkutan umum. Ia tidak langsung pulang, tetapi ia mampir ke sebuah Cafe.