Suara pintu tertutup kencang pun terdengar. Entah kenapa ruangan itu tiba-tiba berubah menjadi suram. Camila yang mendengar suara pintu itu, langsung menghampirinya.
"Jeffry," panggil Camila.
"Ma." Jeffry langsung memeluk Camila, ia adalah ibu dari Jeffry.
"Kamu kenapa sayang?" Camila mengelus rambut anak semata wayangnya itu dengan lembut dan tulus.
"Nggak apa-apa. Jeffry cuma mau peluk, aja." Camila tersenyum melihat anaknya itu. Sebagai ibu, Camila sangat mengenal Jeffry. Ia tau anaknya sedang ada masalah. Jeffry tidak bisa bohong dengannya.
"Iya, iya," ucap Camila.
Jeffry sangat menyayangi mamanya. Ia benar-benar ingin melindungi Camila. Jeffry tidak akan membiarkan orang lain menyakiti Camila, terutama oleh wanita yang sudah menghancurkan keluarga mereka. "Oh iya. Jeffry kamu udah makan?" Jeffry menggelengkan kepalanya. Camila tersenyum lagi melihat tingkah anaknya yang seperti anak kecil. Camila ingin jalan untuk menyiapkan makanan untuk Jeffry. Tetapi pelukan Jeffry tidak lepas darinya. Jadi terpaksa Camila jalan dengan Jeffry yang sedang memeluknya.
"Sayang, kamu nggak mau lepas pelukannya? Mama mau ngambil makanan buat kamu," ucap Camila pada anaknya yang masih setia memeluknya.
"Kenapa nggak suruh Bibi?" tanya Jeffry karena ia masih mau memeluk mamanya.
"Mama pengin aja."
Jeffry akhirnya melepaskan pelukannya. "Iya, iya, Jeffry udah lepas."
"Ya udah sana, kamu ganti baju terus makan." Camila mendorong anaknya agar jalan ke kamarnya dan ganti bajunya yang sudah bau keringat. Karena Camila sudah berkata seperti itu, jadi Jeffry langsung ke kamarnya.
Jeffry menaiki tangga lalu jalan menuju kamarnya. Langkah Jeffry terhenti di depan kamarnya dan ia langsung masuk. Kamar yang bernuansa abu-abu dan hitam itu terlihat sekali orang yang menempatinya Jeffry. Barang-barangnya tertata rapi, tidak ada yang berserakan.
Jeffry memang pria yang suka dengan kerapian. Ia sangat benci bila ada sesuatu yang berserakan di mana-mana. Ia jalan menaruh tasnya, lalu membuka bajunya. Jeffry memperhatikan dirinya yang terlihat di cermin. Bayangan wajah Alona kembali masuk ke pikirannya. Rasa penasaran pun merasuki dirinya. Ia sangat ingin mengetahui tentang Alona. "Apa cewe tadi ada hubungannya sama wanita perusak itu?" tanya Jeffry pada dirinya sendiri.
Camila sedang menyiapkan makanan untuk Jeffry, anak yang sangat ia sayangi. Setelah tertata di piring, Camila menaruh di meja dekat kursi yang sering diduduki Jeffry.
"Bu William," panggil Luffy, asisten Camila. Camila menoleh ke arah asistennya itu.
"Bu, ini dokumen yang berisi siswa baru Hander William School." Luffy memberikan dokumen yang ia bawa pada Camila.
Camila menerima dokumen itu. "Luffy, untuk urusan sekolah sudah saya serahkan padamu, bukan?" tanya Camila memastikan.
"Iya, Bu," jawab Luffy.
"Maaf, ya, jadi merepotkan kamu. Saya tidak ada waktu untuk mengurus sekolah, karena saya terlalu sibuk mengurusi perusahaan."
"Tidak apa-apa, Bu. Saya tidak merasa direpotkan." Terlihat Jeffry yang sedang jalan menuruni tangga. Camila mengangguk dan Luffy langsung mengundurkan diri. Setelah kepergian Luffy, Jeffry pun datang.
"Mama udah siapin makanannya, kamu tinggal makan, aja." Jeffry duduk di kursi yang biasa ia duduki.
"Makasih, Ma." Camila mengangguk.
"Sayang, nanti Mama mau keluar sebentar." Camila duduk di samping Jeffry.
"Ke mana?" tanya Jeffry sambil memakan makanannya.
"Mama ada urusan dengan Om Erwin sebentar."
Jeffry langsung memasang ekspresi kesalnya. "Mama kenapa masih berurusan dengan dia, sih?!" tanya Jeffry dengan nada sedikit kesal.
"Jeffry. Kejadian itu tidak ada sangkut pautnya sama Om Erwin dan juga ini hanya untuk urusan kerja saja."
Jeffry mendengus kesal. "Ah, terserah Mama." Camila mencubit pipi Jeffry gemas.
"Jangan ngambek." Jeffry hanya diam. Sedangkan Camila hanya terkekeh melihatnya.
***
Jeffry sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bu Linda. Selain rapi, Jeffry adalah anak yang rajin. Berbanding terbalik dengan Luki yang sangat malas. Walaupun begitu, Luki maupun Kevin menduduki peringkat lima besar untuk seluruh angkatan dan menduduki peringkat tiga besar untuk seangkatan. Tentunya Jeffry yang mendapat peringkat pertama dari seangkatan maupun seluruh angkatan. Itulah kenapa banyak siswi-siswi yang suka dengan Jeffry. Karena selain tampan, Jeffry adalah anak yang cerdas, rajin, dan rapi, layaknya seorang pangeran.
Selain karena wajah dan kecerdasan, Jeffry juga terkenal dengan sifatnya yang dingin. Setiap wanita yang menyatakan perasaan suka pada Jeffry, ia pasti menolak, bahkan, sebelum wanita itu bicara. Jadi tidak heran kenapa Jeffry masih single.
Jeffry dan Kevin sudah berteman sejak kecil. Sedangkan Luki, Jeffry bertemu dengannya saat lomba olimpiade tingkat SD.
Walaupun beda sekolah, Luki adalah orang yang ramah dan mudah bergaul. Saat pertama kali bertemu, Luki selalu mendapatkan kata-kata menusuk dari Jeffry, tapi Luki tidak menghiraukannya.
Saat Jeffry dan Kevin sedang jalan untuk pergi makan. Mereka bertemu dengan Luki, dan tentu Luki menyapanya. Karena itu Kevin jadi mengenal Luki. Sejak pertemuan itu, mereka jadi dekat dan akhirnya menjadi sahabat. Luki juga masuk ke Hander William School karena Jeffry dan Kevin.
Tugas yang dikerjakan Jeffry akhirnya selesai. Jeffry merenggangkan badannya untuk melepas lelah.
Tring!
Suara notifikasi berbunyi. Jeffry mengambil ponselnya dan membuka pesan yang muncul dari sebuah grup pesan.
(JKL Prince)
Luki
Weh! Tugas dari Bu Linda apaan?
Kevin
Emang lu ngapain? Kok kagak tau?
Anda
Tidur mungkin?
Luki
Hehehe. Tuh lu tau, Jeff.
Kevin
Minta diheadshot lu.
Anda
Cari tau sendiri tugasnya.
Luki
Nih, gue lagi nyari tau.
Anda
Hmmm.
Kevin
Sekali-kali liat Luki diomelin Bu Linda bagus kali, ya?
Anda
Boleh juga idenya.
Luki
Gue dah sering diomelin guru anjir!
Anda
Sama Bu Linda belum.
Kevin
Yah, karena Bu Linda galak. Jadi dia sering ngerjain biar kagak kena semprot.
Anda
Bisa juga jadi rajin dia.
Kevin
Sepertinya hari ini dia lagi ceroboh, makanya jadi kagak denger.
Luki
Hindari guru galak, dekati guru santuy.
Anda
Aneh.
Kevin
Eh, tapi, kok, lu bisa tidur pas jam Bu Linda?
Luki
Yah, karena gue pindah tempat duduk sama Rizky. Jadi gue dibelakang.
Anda
Pantes belakang gue ga ada aura malas.
Luki
Jahat....
Kevin
Lebay lu kebo!
Luki
Maksud lu apa?!
Kevin
Kerjaannya tidur mulu, lu.
Luki
Ngajak baku hantam lu?!
Kevin
Ayo! Siapa takut?!
Jeffry menutup ponselnya, karena ia malas meladeni kedua sahabatnya yang sedang tidak waras.
Jeffry kembali memikirkan tentang Alona. Entah kenapa ia masih tidak bisa berhenti memikirkannya. Ia sangat tidak suka melihat wajah Alona berkeliaran.
Untuk menenangkan pikirannya, Jeffry keluar dari kamarnya. Ia pergi ke dapur dan mengambil minuman di kulkas. Lalu ia duduk di sofa ruang tamu. Jeffry melihat jam, dan sudah menunjukkan jam delapan malam.
"Mama belum pulang?" tanya Jeffry pada dirinya sendiri. Karena Camila belum pulang, jadi Jeffry kembali ke kamarnya.
Jeffry ingin menonton televisi sebentar. Jeffry tidak perlu menonton tv di ruang tamu, karena di kamarnya sendiri sudah ada tv.
Tidak ada yang tidak mengenal keluarga William. Pemilik perusahaan EmpeXq yang sangat ternama. Jadi, tidak heran bila fasilitas yang diterima Jeffry tidak sedikit. Sekarang perusahaan EmpeXq jatuh ke tangan istri dari Hander William, tidak lain dia adalah Camila William.
Perusahaan EmpeXq bisa berada di puncak karena seorang Hander William, ayah dari Jeffry. Tentu juga karena dukungan dari sahabat Hander William, yaitu Erwin Grover. Tetapi karena suatu kejadian, Hander terbunuh. Kejadian itu terjadi tepat di hadapan Jeffry.