Chapter 2 - Part 2

Akhirnya mereka pun memasuki pesawat bersama Sang Dosen.

Selama di pesawat kedua gadis muda itu tak bisa memejamkan mata sedikit pun. Tapi tidak dengan Sang Dosen.

Dia tidur dengan sangat lelap dan bermimpi bahwa misinya kali ini pasti membuahkan hasil.

Dalam mimpinya, Sang Dosen melihat ada banyak sekali ular yang mengelilingi dan menutupi peti harta karun itu.

Harta itu juga dijaga oleh seorang wanita yang terlihat seperti dewi. Tapi kepalanya penuh dengan ular berbisa.

Di dalam ruangan itu juga ada banyak sekali relief yang menceritakan perbudakan dan penyiksaan terhadap para budak dan bagaimana beberapa orang dipersembahkan sebagai tumbal kepada ular-ular itu. Relief itu sangat menakutkan.

Sang Dosen juga melihat dalam mimpinya bahwa peti harta karun itu bertuliskan kalimat-kalimat yang penuh kutukan kepada raja Mesir. Kutukan dari para budak yang diminum darahnya oleh Raja yang kejam itu.

Maka karena mimpi yang menakutkan itu, Sang Dosen pun akhirnya bangun dari tidurnya dan berteriak dengan keras hingga semua orang dalam pesawat itu menatapnya dengan heran. Lalu ketua kelompok itu yang duduk di sebelahnya berusaha menenangkan Sang Dosen yang ketakutan dan berkeringat itu.

Dia berkata,

"Pak! Bapak kenapa? Apa bapak bermimpi buruk? Tenanglah! Ini, minumlah dulu supaya bapak tenang." (Ucapnya sambil memberikan segelas air.)

"Tidak nak. Bapak sangat takut sekali dengan apa yang bapak lihat dalam mimpi. Dan bapak merasa bahwa misi kita ini sangatlah sulit."

"Sudahlah pak. Itu hanya mimpi. Aku tidak terlalu mempercayainya. Itu hanyalah bunga tidur. Mungkin saja karena bapak terlalu fokus dengan misi ini sehingga bapak terbawa mimpi."

"Ah,,,aku harap begitu. Semoga saja misi kita ini berjalan lancar."

Lalu Puah, Mahasiswi yang duduk di belakangnya berkata,

"Aku rasa tidak pak. Aku merasa bahwa perjalanan kita nanti akan sangat sulit dan berbahaya. Akan ada banyak tantangan yang harus kita lalui. Dan sejak tadi aku merasa ada yang lain dalam diriku. Sejak tadi hatiku sangat khawatir memikirkannya. Begitu juga dengan Mariam pak."

Lalu Sang ketua membalas,

"Hei, hei, ada apa ini? Kenapa kalian semua jadi takut seperti ini? Aku sudah bilang kan. Tidak akan terjadi apapun. Percayalah! Kita nikmati saja perjalanan dan petualangan kita ini. Nama kita akan tercatat dalam sejarah kawan. Pikirkan lah!

**********

Lalu setelah terbang berjam-jam, akhirnya pesawat pun mendarat dengan aman dan lancar. Sang Dosen dan ketua kelompok pun memerintahkan agar sebelum keluar dari bandara, mereka harus berkumpul untuk berdoa sebentar.

Maka setelah mengambil tas dan seluruh perlengkapan, mereka pun mencari restoran di sekitar bandara dan berkumpul disana sambil menikmati secangkir kopi hangat.

Sebelum mereka pergi, mereka memanjatkan doa masing-masing sesuai dengan keyakinan mereka.

Lalu Sang Dosen berkata,

"Berdasarkan buku sejarah yang bapak baca. Kita harus mencari bis dari sini dan pergi ke salah satu tempat yang tertulis di peta ini. Perjalanannya sekitar 4 jam dari sini. Maka kalian tunggu dan tetaplah disini, bapak akan bertanya kepada petugas jam berapa bis itu akan datang. Kalian paham!"

Lalu Sang Dosen pun berjalan dengan cepat menuju petugas dan bertanya tentang bis itu. Tapi beberapa petugas itu tidak ada yang tahu. Maka dia berjalan lebih jauh dan mencari petugas lainnya yang tahu tentang jam berapa bis itu akan datang.

Sampai akhirnya dia menemukan seorang petugas paruh baya dan bertanya padanya,

"Pak, kami mau ke suatu tempat yang terdapat di peta ini. Dan kami sedang mencari bis menuju kesana. Apakah bapak tahu jam berapa bis itu akan datang?"

"Bis itu sudah lama tidak beroperasi karena mengalami kebangkrutan. Dan tidak ada akses jalan lagi kesana. Karena tempat itu sudah lama ditutup. Bahkan penduduk desa disana juga sudah banyak yang meninggalkan tempat itu dan pindah ke kota, karena suatu wabah penyakit. Dan kalian? Untuk apa kalian kesana? Dengarlah! Lebih baik kalian pulang saja. Jika tidak, mungkin saja kalian tidak bisa kembali ke Negara kalian dengan selamat."

"Pak! Saya hanya tanya tentang bis itu. Dan bapak malah menasehati saya. Ada apa dengan mu pak? Pak, saya tidak ingin berdebat. Saya hanya ingin bisa pergi kesana. Dan apapun yang terjadi, saya harus tetap kesana.

Kami sudah datang dari jauh pak. Dan baru tiba. Tidak mungkin kalau kami pulang dengan tangan kosong kan?

Dan jika tidak ada bis yang menuju kesana? Lalu bagaimana kami bisa kesana? Apa bapak punya solusinya?"

"Begini saja, kalian bisa naik taksi dari sini menuju pelabuhan. Dan disana kalian harus mencari kapal yang menuju ke tempat itu.

Jika kapal itu tidak ada. Kalian berlabuh saja ke salah satu daerah yang dekat dengan lokasi itu. Dan karena tidak ada akses masuk, maka kalian harus melewati hutan di sekitar sungai Nil. Itulah jalan satu-satunya menuju tempat itu. Dan aku hanya berpesan pada kalian tetaplah hati-hati dan waspada. Karena kalian tidak tahu bahaya apa yang akan menimpa kalian. Hutan disekitar sungai Nil itu dikenal angker dan berbahaya. Hutan itu bisa membuat seseorang hilang akal dan lupa jalan pulang. Sudah banyak sekali turis dari berbagai negara yang mencoba uji nyali di hutan itu, tapi tak pernah kembali. Hanya nama yang mereka tinggalkan. Dan semoga kalian tidak menjadi salah satu diantaranya."

"Baik pak! Kami akan selalu berhati-hati terima kasih."

Lalu ketika Sang Dosen menundukkan kepalanya dan menyampaikan terima kasih, petugas itu tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Maka dirinya menjadi takut dan berkeringat.

Matanya melihat kesana-kemari tapi tak melihat petugas paruh baya yang tadi berbicara dengannya.

Lalu dia pun dengan cepat meninggalkan tempat itu tanpa melihat ke belakangnya dan sampai kepada kelompoknya.

James si Atlet renang berkata pada Sang Dosen,

"Pak, bapak kenapa berkeringat seperti ini? Apa bapak dikejar-kejar oleh seseorang disini?"

"Agh,,, sudah! Sudahlah! Tak perlu dibahas. Sekarang kita harus mencari taksi dari sini menuju pelabuhan. Puah cepat kau pesan taksi!" ( Balas Sang Dosen )

"Pak, mana bisa! Aku tidak punya aplikasinya dan nomor telepon taksi disini"

"Aduh,,,, aduh,,, Puah kamu kan bisa bertanya pada petugas disana? Sudah cepat sana!" ( Balas Sang Dosen )

Lalu Puah pun segera berlari menghampiri petugas itu dan minta tolong dicarikan taksi. Lalu petugas itu pun segera memesan taksi untuknya. Dan berkata,

"Sudah tunggulah disana! Aku sudah pesankan taksi untuk kalian. Dan ini nomor kendaraannya. Begitu melihatnya, lambaikan tangan mu agar supirnya berhenti."

"Iya pak. Terima kasih banyak" ( Balasnya lalu pergi )

Lalu Puah pun pergi menghampiri kelompoknya dan meminta mereka untuk menunggu diluar. Dan berkata,

"Kalian perhatikan nomor kendaraannya dengan baik! Jangan sampai kita menunggu lama disini. Aku sudah sangat lelah. Aku bahkan tidak bisa tidur semalaman."

"Hei! Hei! Hei! Nanti kamu bisa tidur diantara pohonan rindang hahahaha!!!" ( Ucap James si atlet renang yang sombong itu )

"Apa? Kamu pikir aku monyet? Awas kau! Aku hajar kau!" ( Balas Puah )

"Hei sudahlah! Kalian tidak menghargai ku sebagai Dosen kalau kalian bertengkar seperti ini. Fokus saja lihat nomor kendaraannya!" (Teriak Sang Dosen )