Chereads / not a same / Chapter 8 - 0,001%

Chapter 8 - 0,001%

Alya side

Dua tahun, sudah dua tahun dan Aku bahkan tak pernah membayangkan dan memikirkan bahwa aku akan mampu dan bisa melewatinya seperti ini.

Memulai hidup seperti dulu lagi. Dimana tak ada tempat untuk bergantung. dan Tak ada kata pulang yang menyenangkan dan ku nantikan lagi.

Ia pergi dengan semua kenangannya. semua bak bukan apa-apa untuknya namun tentu tidak untukku. selama ini Ntah siapa yang salah, tak pernah ada kabar tak pernah ada tegur dan tak pernah ada sapa, tidak pernah, ya tak pernah sekalipun dalam waktu dua tahun ini.

apakah ini salahku? entahlah yang jelas Aku terlalu takut untuk memulainya, logika ku mengendalikan ku. setiap kali aku ingin menghubunginya jemariku mulai kaku.

aku tak ingin mengecewakannya atau membuatnya tak nyaman, atau aku takut ia tak akan mengangkat teleponku atau membaca pesanku.

udara terasa tak sama lagi. rasanya berubah saat tak ada dia disisiku lagi. semua terasa buram dan mendung, kata cerah seolah terhapus dalam kamusku.

Ribuan kali, ya walau telah ribuan kali aku ingin menghubunginya, ingin rasanya aku bercerita tentang banyak hal tentang hari yang ku lalui Tentang letih yang menerpa, tentang gusar atau sekedar tentang bagaimana rupa kunang-kunang yang ku temui tak sengaja saat aku mengikuti kegiatan camping hanya untuk menyibukan pikiranku.

Rindu, ya aku rindu, sangat rindu dan teramat rindu. namun aku tak pernah yakin tentang bolehkah rindu ini ku simpan atau kurasakan walau sekedar sesaat? Mereka bilang tak ada tempat untuk perasaan yang salah. namun jika memang ini salah mengapa perasaan ini hadir di hatiku. mengapa harus aku.

dan kini aku mulai mengerti mengapa ia dulu sangat benci dengan banyak aturan yang ia rasa sangat mengekang hidupnya. Andai aku tak lahir sebagai aku bisakah aku memeluknya kini?, akankah dia melihatku seperti aku melihatnya?

Dua tahun bukan waktu yang sebentar, selama dua tahun itu pula aku pikir aku akan berhasil melupakan rasa yang salah itu. Namun ternyata setiap kali aku bertemu dengan lawan jenis dan mencoba memulai suatu hubungan yang orang bilang sepatutnya aku jalani, tanpa sadar dengan bodohnya aku mulai membandingkan mereka dengan dirinya.

lalu kini Aku mulai takut rasa cintaku padanya bukan hanya sekedar cinta biasa namun berubah menjadi obsesi yang tak sehat dan mengerikan.

Dan lihatlah kini obsesi ku itu seolah menggiringku untuk mencarinya.

Disini lah aku sekarang dengan alibi seolah ingin melanjutkan studi di negri ratu Elizabeth ini. ya, akhirnya aku terbang berkilo-kilometer dari tanah air dengan menghabiskan berjam-jam terhuyung di udara. dan dengan gilanya Aku mulai menyusun banyak skema dalam kepalaku, seperti apa yang akan aku lakukan jika bertemu dia nanti. atau bagaimana jika aku tak akan pernah bertemu dengan dia lagi setelah itu. karena mungkin dia akan merasa makin jijik melihatku.

Ah aku tak perduli hanya saja aku sangat rindu. Bahkan aku tak tau dimana ia tinggal aku hanya memanfaatkan 0.001% kemungkinan untuk bertemu dengan dia lagi.

Aku hanya tau dimana dia bekerja dan tak tau dimana letak perusahaannya.

Gila?, Mungkin. Ya aku sudah terlanjur jadi gila.

Sudah hampir satu bulan aku berjalan di kawasan perkantoran ini setiap jam makan siang berharap kebetulan mempertemukanku dengannya.

Ya, ya ternyata aku tak segila itu satu bulan yang lalu aku menemukan alamat perusahaan tempat ia berkerja . Aku berjalan ke arah resepsionis dengan harapan tinggi. Namun saat tiba di depan meja tak ada kata yang keluar. Aku hanya terdiam dan membalikan arah pulang.

Ya aku gila, namun ternyata tak segila itu. Akhirnya aku bermain dengan kemungkinan seperti orang aneh yang berkeliaran di wilayah asing untuk satu tujuan yang ntah kapan akan terwujud.

Aku sedang terpaku pada satu titik saat seorang lelaki inggris menabrak ku dari belakang. Membuat cup kopi yang aku genggam sedari tadi tumpah berhamburan

"Ops sorry" ujar nya sambil membantuku membersihkan kopi yang membasahi kardigan ku. Badannya yang tinggi tegap menghalangi pandangku. Akupun bergeser secara sepontan untuk kembali memperhatikan pintu yang selalu aku lihat di sana.

"Kardigan kamu jadi kotor" ujar lelaki yang tak sengaja menabrak ku tadi.

"Ga apa-apa kok. " Ujarku kemudian.

Tampak nya dia merasa sangat tidak enak dan langsung menelpon pacarnya untuk meminjam sesuatu yang bisa ku pakai .

Cuaca hari ini memang lumayan dingin dan aku hanya menggunakan kardigan dan dalaman kaus tipis.

"Tidak apa-apa, kebetulan pacarku suka menyimpan jaket lebih d locker nya. buat jaga-jaga katanya"

Aku jadi merasa bersalah karena merepotkannya. Sebenarnya dia tak benar-benar salah saat tak sengaja menyenggolku karena aku sebenarnya berdiri mematung cukup lama di jalan tempat orang lalulalang.

Si lelaki inggris ini pun mengajak ku menepi. Dan duduk di bangku yang banyak terdapat di pinggir jalan 

Sekitar 5 menit kemudian seseorang terlihat berjalan mendekati kami sambil membawa sebuah jaket Hoodie di tangannya. Napasku seolah berhenti seketika keramaian di sekitar ku seolah bergerak seperti film slow motion .

Lelaki di depanku membalikan pandang nya kearah wanita itu seolah mengetahui kedatangannya. lalu mengangkat tangan memberi sinyal keberadaannya. Wanita itu tampak tersenyum lalu bergegas menghampiri laki-laki inggris ini.

"Honey " ujarnya kemudian setelah si wanita berdiri tepat didepannga. Menjelaskan apa yang terjadi, mensyukuri kebiasaan pacarnya menaruh jaket lebih di lockernya.

"It's ok to borrow your hoodie to her?" Tanya nya kemudia. Aku yang masih terduduk di belakang si laki-laki yang menghalangi pandang wanita itu akhir nya dengan ragu berdiri sehingga wanita itu dapat melihatku seutuhnya. Aku bisa melihat raut wajahnya berubah saat melihat aku berdiri tepat di depannya.

"Alya?" Ujarnya bingung

"You, know her? " Tanya si lelaki

"Hai dis, long time no see" ujarku kemudian.

Gadis tampak tersenyum ia lalu memeluk ku erat. Sangat erat, dan aku tak pernah membayangkan dia akan melakukan ini ketika kami bertemu lagi. Aku pikir dia akan merasa jijik padaku hingga dititik tak mau bertemu denganku lagi. insecure, mungkinkah,?.

"She is my friend from indonesia" gadis memperkenalkanku pada pacarnya. Namanya ruben dan dia adalah partner kerja gadis di kantor.

Lalu ia memberikan hoodie nya kepadaku tak lama. Kemungkinan 0,001 persen itu harus terhenti karena sebentar lagi jam istirahatnya akan berakhir. Gadis hanya meminta alamat apartement ku dan berjanji akan menemuiku setelah jam kerjanya usai. kami pun berpisah lagi. Dan nampaknya aku hanya bisa menggantungkan kemungkinan 0,001% Dan gadis benar-benar akan datang menemuiku atau itu hanya basa-basi karena disana ada lelaki tegap yang sedang mengamatinya, ya lelaki ITU lelaki yang bersetatus pacar gadis.