Chereads / not a same / Chapter 12 - butterflies in my tummy

Chapter 12 - butterflies in my tummy

Alya side

I have butterflies flying

Around inside my tummy

When i'm with you

I hear bellchimes ringing

Blown by wind of spring

When i'm with you

Oh this tingling feeling

Makes me wanna jump

Makes me wanna shout

Across the room

Oh this feeling of longing

But damn it's so blinding

I just can't tell

If i feel happy or sad

Lagu mocca bergema di telingaku. Aku Tak bisa berhenti menatap gadis yang sedang sibuk dengan laptopnya .

Pemandangan indah di luar jendela yang berlalu lalang tak mengalihkan pandangku padanya. Ya hari ini pun akhirnya tiba, hari yang sudah lama aku nanti- nantikan, akhirnya bisa terlaksana juga.

hari itu, gadis hanya terdiam. tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Akupun hanya tertunduk lemas. Aku telah memohon dengan banyak alasan. memintanya untuk tetap disisiku, air mataku tak mau berhenti membasahi pelipis mataku. Aku tak membutuhkan status atau apalah itu, aku hanya mau ia ada untukku , hanya itu. Dan yang lain tak penting bagiku kini.

Beberapa hari kemudian gadis datang ke apartement ku. Akhirnya setelah pikir panjangnya dia memutuskan untuk datang lagi padaku, memelukku dalam diam dan lalu berjanji akan selalu ada untukku. Seketika itu aku berfikir tak ada orang yang lebih bahagia dari aku saat ini. Seketika Butterfly effect menyerang ku bertubi-tubi saat aku dekat dengannya. Membuat ku semakin yakin inilah pilihan yang terbaik untukku. Aku takan pernah sendiri lagi. Dan aku tak tau rasa syukur ini akan bertahan berapa lama, aku tidak perduli.

Satu jam lebih sudah kami melewati waktu digerbong ini sekitar satu jam setengah lagi kereta akan tiba di pemberhentian pertama kami London. Sebelum pergi menemui ujo di Cambridge aku merajuk pada gadis untuk berhenti sebentar di London. Hampir 2 bulan aku disini belum pernah aku merasakan liburan yang sebenar nya. Dan memanfaatkan kesempatan langka ini, setelah sekian lama bekerja akhirnya gadis mengambil cuti juga. Tak lama, karena sayang jika lama-lama. jatah cuti akhir tahunnya akan berkurang. padahal katanya, dia sudah berencana mengambil cuti panjang nanti untuk berkeliling Europa barat. Dan aku?, tentu saja aku membolos dari beberapa mata kuliah untuk beberapa hari, demi bisa menghabiskan waktu bersama nya. Dan karena ini cuti dadakan, gadis pun mau tak mau membawa beberapa pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan. Berburu dengan waktu menyusun strategy agar kami tetap bisa berlibur bersama.

Sesekali gadis memalingkan pandang nya kepadaku untuk sekedar mengelus rambut ku atau bertanya apakah perjalanan nya membosankan? Tindakan sederhana yang membuat jantungku ntah mengapa berdegup sangat kencang.

Tak lama akhirnya kami tiba di landon kota ratu Elizabeth ini menyambut kedatangan kami dengan gerimis kecil. akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sesaat disebuah cafe untuk sekedar mengisi tenaga dengan caffeine dan beberapa iris sandwich. Pekerjaan gadis sudah rampung. Setelah 3 jam di kereta ia habiskan berkutat dengan laptopnya dan hari ini hingga besok setidaknya kami bisa menikmati kota london dengan tenang. Aku sudah menyusun beberapa destinasi yang ingin di kunjungi. Dan karena gadis sudah sering kesini dia hanya mengikuti keinginan ku dan menjadi guide untuk ku.

"Thx ya, " ujar ku sambil menatap matanya hangat. Yang dibalas dengan pandang tak mengerti. Dan aku balas dengan senyuman misterius. Lalu kembali menyeruput cappuccino hangat ku. Membuat gadis merasa gemas dan mulai mengacak-acak rambutku.

Kami sedang asik mengobrol ketika gadis tiba-tiba mengalihkan pandang nya pada dua orang pria yang duduk persis disamping meja kami. Kami duduk di dekat jendela menghadap ke jalanan London yang eksotik. Duduk berhadapan dan saling pandang. Sesat kemudian gadis pindah duduk ke sampingku merapikan rambutku lalu tanpa terduga mencium bibirku cukup lama. Seketika waktuku berhenti. Seolah ribuan kupu-kupu mengaduk perutku yang terisi caffeine hangat. Aku masih tersentak ketika akhirnya gadis kembali ke tempat duduk nya dan memastikan dua pria yang sedari tadi memperhatikan kami kembali ke rutinitas mereka melupakan niat mereka untuk mendekati kami atau semacamnya.

Aku mulai tersenyum memikirkan pilihan untuk berlibur terlebihdulu disini berdua saja tanpa ada orang yang mengenal kami dan tidak memandang kami aneh saat kami menunjukan kami adalah pasangan, adalah pilihan tepat.

2 tahun lebih di negri ini tampaknya membuat gadis hapal betul bagaimana gerak gerik. Pria yang tampaknya akan mendekatinya atau gadis lain. Ia tampak sangat tau harus berbuat apa ketika itu terjadi. Dan caranya memberi benteng untuk mereka saat ini sangatlah keren. Seolah dia ingin bilang 'dia punyaku' atau 'aku punya dia' dengan tanpa basi-basi dan buang-buang energi.

Kami menghabiskan waktu dengan berkeliling kota london di siang hari. Setelah gerimis reda. Gadis mengajak ku berkeliling. Karena waktu yang tak memungkinkan kami hanya akan berjalan-jalan di sekitaran Elizabeth tower menikmati suasana sekitar dan ketika surya menyingsing gadis mengajak ku menaiki london aye. Dia bilang pemandangan malam dari atas sana sangat mempesona. Dulu saat dia pertama kali menaikinya, saat itu adalah saat terberat dalam hidup nya. Ia ingin melupakan banyak hal. Namun ketika ia melihat lampu-lampu kota bersinar ,seketika perasaannya mulai aga membaik. Pemandangan kota london di malam hari dari ketinggian roda raksasa ini seolah menghipnotisnya. Dan aku setuju dengan keindahan yang ia gambarkan. Pemandangan ini membawa sihir kedamaian ketika kita melihatnya. apalagi ketika kita disini bersama pasangan kita rasanya tak ada lagi yang perlu kita khawatirkan. Aku memeluk gadis erat membisikan kata cinta yang dibalas kecupan hangat darinya. Hari-hari seperti ini, aku ingin hari-hari seperti ini tidak pernah berakhir untuk ku.

Kami baru berhubungan dua minggu dan sangat sulit untuk ku untuk bertemu dengan nya di hari-hari itu. Ketika siang hari dia bekerja dan aku kuliah. Malam hari gadis lebih sering menghabiskan waktu dengan laki-laki itu karena pekerjaan dan hal lain.

Cemburu, tentu. Bahkan untuk sekedar makan siang bersama atau menghabiskan malam bersama pun sangat sulit. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa bukan. Karena ini pilihan ku. Aku tak bisa mengeluh. Setidak nya aku masih bisa menikmati hari seperti hari ini. Dimana di dunia ini, terasa hanya ada aku dan dia. Aku bebas memilikinya sepenuh nya. Menyimpannya hanya untuk aku. Setidaknya sampai esok ketika aku harus kembali berpura-pura menjadi bukan siapa-siapa lagi. Berpura-pura Hanya menjadi teman lama gadis yang sudah lama terpisah dan akhirnya waktu kembali mempertemukan kami lagi. Ah bukankah ini saja sudah cukup untuk ku.

Gadis sudah memesan kamar untuk kita bermalam. Tidak di hotel , ia lebih memilih memesan kamar di salah satu gues house. Selain lebih murah ia bilang ia lebih suka gues house karena suasananya lebih nyaman seperti rumah. Tampaknya gadis sering menginap disini. Karena ketika ia masuk sang receptionist yang ternyata pemilik penginapan ini langsung menyapanya. Mereka mengobrol cukup lama. Seperti teman lama yang sudah lama tak bertemu.

"Where is ruben?" Receptionist

Ah pertanyaan itu membuatku sangat kesal. Menyadari bahwa penginapan ini adalah penginapan yang sering gadis tempati bersama laki-laki itu. Gadis menjelaskan bahwa kali ini dia tidak bersama ruben namun hanya berdua denganku, sambil memperhatikan wajahku yang mulai masam.

Di kamar. Gadis langsung memeluk ku berharap dengan begitu rasa kesalku akan berkurang.

"Kenapa harus nginep disini?" Ujarku kesal.

"Maaf yang mesen kamar bukan aku, ruben langsung nelepon stive pas aku ijin mau kesini sama kamu, aku ga bisa nolak" ujar gadis merasa bersalah.

Aku hanya terdiam. Bergegas membersihkan diri lalu merebahkan diri di kasur. Gadis langsung mendekatiku ketika ia juga sudah selesai membersihkan diri. Namun rasakesalku membuatku ingin mengabaikannya. Gadis tak putus asa mencari perhatianku. Perlahan ia mulai menggerayangi tangannya di sekujur tubuhku. Membuat ku tak kuasa menahan tawa karena kegelian. Meliahat aku sudah mulai tertawa gadis pun mulai tersenyum.

"Ga marah lagi kan" tangannya yang tadi sibuk menggerayangi badanku kini sudah berpindah sibuk merapikan rambutku. Lalu mencium ku bertubi-tubi. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa mencium aroma tubuhnya lagi. Aroma yang selalu aku rindukan di setiap malam ku

"I love you, dis" bisik ku yang dibalas gadis dengan ciuman lembut. Malam ini akan menjadi malam terindah bagiku malam dimana gadis hanya akan menjadi miliku seorang. Malam dimana aku tak perlu cemas dan menduga-duga dengan siapa dia tidur malam ini. Dan apa yang ia lakukan. Malam yang aku harap akan selalu aku lalui seperti ini semalanya.