Semua murid di SMA Feng Yuang keluar dari kelas mereka menyambut seseorang. Suasana benar-benar ricuh,bahkan guru tidak bisa menghentikan mereka. Mereka tersenyum mekar seperti bunga,setiap pagi hal ini selalu terjadi sehingga dinamai Morning Glory. Kalian tau kenapa? Karena kedatangan muri top di Feng Yuang,dia adalah gadis yang cantik,otaknya tidak pintar namun ramah,meski tidak kaya dia dipuja bagai dewi. Dia adalah bintang! Kedatangannya selalu ditunggu-tunggu. Dia dijuluki artis Feng Yuang! Dan dia adalah aku,Ayuna Irene!
Namaku Zhang Yi Tao. Pagi hari adalah suasana yang menyenangkan,udara disekitarmu sejuk,detak jantung yang hangat,suara anjing yang lucu. Tentu saja itu akan mempengaruhi suasana hatimu,membuatmu bersenandung menuju sekolah. Tapi,itu adalah pagi orang normal,bagiku pagi hari adalah yang enyebalkan. Menghirup udara yang sama dengannya membuat ku tercekik. Bahkan yang ku dengar bukan gonggongan anjing melainkan orang-orang yang meneriaki namanya! Ya,dia artis Feng Yuang itu. Aku menyebutnya kutukan pagi si penipu! Arrghh,kenapa setiap hari kau datang di jam yang sama denganku. Menyingkirlah kalian dari jalan kuuuu! Siapapun,ledakkan saja sekolah ini!
Di pagi yang sempurna itu Ayuna bergabung dengan temannya Maru dan Raya yang sudah memperhatikan dari lantai atas
"Kau pandai menipu orang dengan berbagai sifatmu"sapa Maru begitu ia bergabung
"Aiyo,karna itulah julukankuArtis Feng Yuang"katanya smabil memainkan rambutnya
"Benar-benar memuakkan"decih Tao yang melewati mereka,Ayuna melihatnya sinis mendongkol
"Kau seperti ini bukannya cocok dengan Tao?"sambar Maru
"Betul. Dia murid top di sekolah kita dan dia adalah ranking pertama diseluruh sekolah. Eh,yang paling pentingnya lagi dia adalah anak konglomerat yang tampan!"timpali Raya pula
Ayuna menyandar pada tembok dengan melipat tangan lalu memutar matanya mals "Cih,aku walaupun seperti ini juga pilih-pilih. Kau kira aku akan mengincar semua orang yang lewat didepanku? Kau bilaang siapa? Dia? Aku tidak buta. Semua orang tau bahwa dia adalah haters yang membenci ku sampai ke rusuknya"
Bel berbunyi untuk jam pelajaraan pertama. Kelas Tao dan Ayuna berlawanan arah,mereka berhenti dengan berhadapan
"Menyingkir dari jalan ku"kata Ayuna memalingkan muka
"Kau yang menyingkir dari jalan ku"kata Tao pula
"Zhang Bao Tao!"pelototinya
"Nama ku Zhang Yi Tao!"pelototinya pula
Raya berbisik pada Maru "Ku rasa perang dunia akan berlanjut"
"Bukan perang dunia,tapi perang antara penggemar mereka"bisik Maru pula
Kembali pada atmosfer mereka berdua
"Terserah. Aku tidak punya masalah dengan mu, jadi menyingkirlah"ketus Ayuna
"Aku membenci mu"kata Tao tiba-tiba
Sial,aku baru saja mengatakannya,batinnya
"Kenapa?"
"Kau seperti burung unta"
"Apa?"Ayuna mengerutkan alisnya
"Mata mu lebih besar dari otak mu"katanya tanpa berkedip
"Kau...menyingkir dari jalan ku sekarang!"terobosnya begitu saja
Saat istirahat makan siang, di kelas Ayuna mengeluarkan semua kedongkolan yang ditahannya selama jam pelajaran tadi "Gila,gila,gila! Manusia gila itu membuat ku gila"
"Bukannya kau memang gila?"sambung Raya
Ayuna berdecak sinis "Yang benar saja"
"Kau duluan yang memulainya.
kau menyuruhnya menyingkiir,padahal jalan selebar itu. Kalian bisa saling melewati jika mau, tapi malah berhenti. Bertataapan seperti kucing dan anjing"timpali Maru pula
Ayuna menarik nafas dengan mulut terbyja dan sedikit melotot "Siapa yang kau bilang anjing? Huft, bukankah ucapannya jauh lebih keterlaluan? Apa bisa dianggap body shaming? Pria seharusnya mengalah. Untunglah aku yang memulainya jika tidak aku akan menyesal"
"Dasar otak udang"kata Maru
"Dua"timpali Raya
"Hey,jalang!"pekik seseorang ditengah perbincangan mereka. Semua menoleh kesumber suara. Ini saat dimana munculnya dialog antagonis,pikir Maru. Hal ini terjadi sesekali paling tidak 3 dalam sepekan
"Lagi?"desah Ayuna menebak
Lalu mendekatlah seorag gadis yang dengan hebatnya menyoraki dia "Kau dasar jalang. Apa kau kekurangan pria? Lapar akan pria? Apa kau senang menggoda semua pria sampai pacar ku juga tidak kau lepaskan?! Kenapa para pria berpikir dengan kemaluannya. Bisa-bisanya menggilai permen murahan ini!"kecamnya
"Menurutmu hanya itu?"senyum Ayuna
"Apa?"
"Argh,dia mulai lagi"kata Maru dan Raya serempak
"Aku bukan hanya cantik tapi juga pintar dan menarik. Jadi bukan salah ku kalau pacarmu atau siapalah itu menyukai ku"sambungnya membusungkan dada
"Apa?! Kau mengatai ku jelek? Pacar ku memutuskan ku karna kau menggodanya. Apa kau begitu tidak tau malu,ha? Kau berkeliaran kesana-kemari menggoda pria dengan tubuhmu. Bahkan guru-guru menggosipimu,sadarlah. Kau seperti lalat yang hinggap dimana-mana"
Ayuna memegang bibirnya berlagak seperti menonton ocehannya "Sudah selesai?" lalu berdiri dari duduknya "Biasakanlah, aku juga sudah terbiasa sekarang"ia mendekati gadis itu dan menatap lekat
"Kau, mau memukul ku?"ciutnya bernada tinggi
"Pertama,aku tidak mengenalmu apalagi pacarmu atau bahkan para orang tua itu. Kedua,apa kau berkeliaran kesini untuk menggoda pria di kelas ku?"lanjutnya
"Apa?! Kau jal-"
"Hei, Mo Fang. Apa kau tertarik padanya?"tanya Ayuna pada pria dikelasnya
"Apa? Aku tidak suka dengan ukuran B"jawabnya kemudian mempermalukan gadis itu
"Lihat. Dan,aku adalah kupu-kupu yang menghisap madu bukan kotoran"cibirnya tersenyum membuat gadis itu berlari pergi setelah ditertawakakan seisi kelas
"Siapa wanita itu?"tanyanya pada Raya yang up to date
"Kau tidak tau? Dia adalah Aria,pemimpin klub Tao"
"Pemimpin masih punya pacar?"kata Ayuna
"Tentu saja. Lapar pria"bisik Raya mengolok
"Ck,mereka sama gilanya seperti dia"
~~~~~~
Di pagi yang cerah itu,Ayuna terlambat bangun dan berkahir terlambat. Sekencang apapun ia berlari tetap saja sudah terlambat. Ia mondar-mandir di pagar belakang sekolah,bukannya membbingungkan memanjat pagar atau tidak melainkan bergumam "Apa hari ini aku sekolah? Atau tidak?"timbangnya serius,sampai ia tidak sadar akan kehadiran orang lain disana
"Permisi,nona. Apa kau bisa geser sedikit?"kata seseorang yang membuyarkan kebimbangannya,
Ayuna merasa kesal karena terusik "Jangan mengganggu ku....pria tampan"ia melihat seorang pria tampan yang duduk didepan kanvas dengan seragam yang dikeluarkan dan beberapa kancing dilepas, memperlihatkan aura maskulinnya
"Nona?"
"Ah,ya? Apa yang kau lakukaan disini?"tanya nya
"Aku? Aku sedang mencari angin"katanya pas pula dengan angin yang berhembus,mengacak-acak potongan rambut Curtain haircut itu. Ini bukan kali pertama Ayuna bertemu dengan pria tampan hanya saja "Jarang ada pria yang sama denganku"gumamnya
"Sorry?"senyum pria itu lembut
Ayuna merubah ekspresinya,mata yang tadinya terlihat cerdik berubah jernih seperti...apa yang bisa dianggap jernih di dunia ini? Lautan bisa kotor,samudra? Itu terlalu berlebihan. Anggap saja sejernih mata air?
Ia berlagak malu-malu seperti ingin mengatakan sesuatu yang begitu berlebihan "Ada apa nona?"tanya pria itu
"Uh,begini...apa kau"jedanya
Si pria tersenyum seakan menebak tingkah berdasarkan para gadis yang sudah sering dihadapinya. Pada situasi ini ada 2 hal dalam,dia akan bertanya apa aku murid sekolah ini lalu medatangiku terus dan yang kedua adalah bertukar nomor telepon denganku,pikirnya
"Bisa berbalik? Aku terlambat,jadi aku akan
memanjat pagar"lanjutnya
Pria itu berkedip dua kali "Apa?"
"Berbalik..."katanya pelan seraya membuat putaran dengan telunjuknya
Ternyata begitu,dia adalah wanita tipe 2 yang lugu dan polos. Sial,aku salah menggunkan title kharismaku. Seharusnya aku pakai title pria agresiv bukan pria hangat. Aku tidak pernah salah menilai sebelumnya,wanita ini menarik,girangnya merasa tertantang. Langsung saja ia mengubah pribadinya menjadi pria dengan sorot mata berhasrat
Sudah dimulai. Heh,mau mengelabuiku? Sudah jelas aku lebih dulu mengenali pria bertipe playboy spertimu "Bisakah kau berbalik?"tanyanya sekali lagi dengan mimik wajah yang tidak berubah sedikitpun. Ayuna adalah orang yang pintar menyembunyikan ekspresinya,berkat pengalamannya selama ini
Pria itu meninggalkan aktivitasnya disana dan datang menghampiri sambil menyandang sebelah tasnya. Ayuna berlagak takut dengan mundur setiap langkahnya
"Kai"ucapnya hanya berjarak beberapa langkah dari Ayuna
"A-apa?"ia menatap dengan mata bulat yang Tao bilang seperti burung unta itu
"Kai Xin"ulangnya dengan senyum kharisma bertitle pria agresiv
"Ka-Kai Xin...Senang? aku juga senang melihatmu senang"polosnya,sengaja beranggapan salah. Padahal ia tau bahwa pria itu sedang menyebutkan namanya
Ia tertawa cool menutupi gemasnya tehadap gasi itu,lalu menunduk berjongkok sambil melilitkan jaket pada Ayuna
"Apa yang kau lakukan?!"berlagak panik padahal ia sedang tersenyum tanpa terlihat. Ah, ini baru seorang pria. Bukan seperti si gila itu,batinnya tak lepas memandangi
"Aku meminjamkan jaket ku padamu. Sekarang pergilah"katanya tegak kembali,tapi gadis itu terdiam "Apa kau ingin ku gendong juga?"godanya
"Ah,tidak. Ma-maksudku kau harus berbalik dulu"gelagapnya bertingkah malu
"Baiklah"turutinya
Setelah Ayuna sampai dibawah sana,pria itu melompat duduk diatas pagar "Namaku,Kai Xin, agar kau tidak lupa mengembalikannya"
"Maaf,bahasa Mandarinku kurang bagus jadi...maafkan aku. Aku akan mengembalikannya padamu nanti"ia berlari pergi
Dalam hati mereka sama-sama berkata "Number 2, targets locked!" Tapi tampaknya Kai yang menjadi target Ayuna. Pria malang yang kesekian,semoga beruntung
Ayuna menyelinap masuk diam-diam,beruntung pelajaran belum dimulai. Beberapa saat kemudian guru itu masuk. Saat kelas baru saja dimulai,guru yang menjadi biang gosip Ayuna kembali memulai aksinya seperti biasa
"Harusnya kalian berpikir kenapa Meng-meng bisa pintar sementara kalian bodoh,dia manusia kalian manuisa,dia makan nasi kalian makan nasi,tapi kenapa dia pintar sementara kalian tidak?"ocehnya
"Wah nampaknya takdir kami berbeda"sela Ayuna
Anak bodoh ini,apa dia bisa mati jika tidak melawan sekali saja? Risau Raya dalam hatinya. Sedangkan Maru sudah memasang raut menyerah atas Ayuna
Guru itu berjalan ke meja Ayuna "Nah ini,kalian selalu menggunakan alasan ini padahal kalian memang orang-orang yang bodoh. ah...bahkan masa depanmu suram. Membolos,pulang lebih awal,berkelahi,nilai jelek bahkan sikapmu pun tidak sopan,kau hanya tau menebarkan pesonamu dengan berkeliran di sekolah dan membuat kekacauan setiap pagi! Aku kasihan dengan ibumu yang membesarkanmu sendirian,karna inilah mengapa sikapmu begini. Contohlah Meng-meng,dia pintar,unggul dan sopan santun yang menonjol...aku rasa ini pengaruh gen"guru itu mengetuk kepala Ayuna dengan spidol
"Kenapa"ujar Ayuna
"Apa?"
"Gen? Heh,konyol. Kenapa bapak hanya jadi guru SMA dan bukan dosen atau profesor? Apa gen bapak ditolak saat wawancara?"lawannya
"Tutup mulutmu! Kau berani melawan gurumu?"