Chereads / STORY OF AI / Chapter 14 - 14

Chapter 14 - 14

"A,aku juga?"timpali Tao. Mereka menatap satu sama laain "Ini ponsel Ayuna?!"serentak mereka

Ketiga kalinya. Pas ketika Black selesai pemotretan dan mengambil ponsel yang sedang berusaha mereka pahami itu "Apa yang sedang kalian lakukan?"tanya Black

"Itu ponsel mu?"Tao balik bertanya

Kai yang tidak sabaran langsung memotong "Kenapa ponsel Ayuna Irene ada pada mu?"

Black membeku melirik pria dikiri-kanan itu

"Apa kau..."tatap Tao curiga

"Katakan pada ku kenapa Ayuna menamai ku bereng,bukan. Kenapa ponsel Ayuna ada padamu? Apa kau mencurinya? A-apa kau mengenal Ayuna-ku?!"desak Kai menatap lekat

"Ak,aku..."gleg,mereka semakin mendekat dengan tatapan penuh kecurigaan

"Aku pacar Ayuna!"ceplosnya

"Apa!?"cengang mereka serentak lagi

"Bagaimana bisa?!"lagi dan lagi

"Berhentilah mengikuti ku,sialan"ketus Kai

"Kau yang berhenti meniru ku,berandal"tentang Tao. Dikesempatan ini Black melarikan diri meninggalkan ketiga pria itu dalam kekacauan

``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Setelah Morning Glory selesai dan para penggemarnya mulai mengamati dari kejauhan,Ayuna dan Tao bertemu dilorong "Berhentilah datang dijam yang sama dengan ku"begitulah Ayuna menyapa

"Kau ubah saja jam berangkat mu"balas Tao

"Cih"lewati Ayuna

"Ayuna. Siapa Black?"sorak Kai dari ujung lorong

"Si gila itu sudah datang?"Tao menarik tas Ayuna lalu membawanya kabur

"Tunggu..hei,apa yang kau lakukan?"ronta Ayuna yang diseret dengan begitu konyol. Mereka melesap hilang dari pandangan Kai

"Zhang Yi Tao si berengsek itu"muram Kai "Kemana dia membawa Ai-ku!"amuknya

Sementara itu di gudang,Ayuna dan Tao sedang berbicara empat mata "Begini caramu menarik perhatian ku? Setidaknya,tariklah baju ku agar aku bisa menutupi wajah ku dengan tas. Membosankan"kesalnya

"Bukan...kejutannya ada dibelakang"lepas Tao tarikannya

"Kali ini apa? Kau akan mengatakan bahwa aku adalah model itu?"ceplos Ayuna tanpa sadar

"Bagaimana kau tau?"curiga Tao

Ah,sial "Po-ponsel. Kami bertukar ponsel lalu Black menceritakannya pada ku. Seperti yang kau tau,dia pacar ku"

"Begitu kuno. Apa bagusnya si Black itu,namanya saja norak. Aku yang luar biasa ini sedang mengejarmu tapi kau menolak ku? Mata mu tidak rusak?"dengan melipat tangan "Ah,ponsel. Kau menamai ku berengsek,benar kan? Anggaplah aku menerima itu,tapi! Kenapa aku yang nomor 2 dua?"

Apa otak anak ini rusak. Acuh Ayuna "Zhang Bao Tao!"

"Kenapa kau selalu salah mengucapkan nama ku. Apa itu caramu untuk menarik perhatian ku?"

"Itu untuk mengusirmu"ketus Ayuna

"Kau sedang jual mahal dengan ku? Hentikanlah. Itu tidak akan berhasil. Mari berhenti membuang waktu dan langsung berpacaran saja"pertegasnya langsung ke inti

Ayuna mendesis "Kau bakan tidak tau bagaimana caranya menyatakan perasaan pada wanita. Lalu apa? Berpacaran? Maaf,aku sudah memiliki pacar"cibirnya

"Putuskan saja"entengnya

"A...hahaha. aku pasti salah dengarkan?"

"Tidak. Bukankah kau biasanya meninggalkan pria begitu saja? Lakukan lah juga padanya"maksud pertanyaan Tao disini adalah untuk mengejeknya

"Kau benar-benar luar biasa"bengongya terangguk

Sekolah sudah dibuat heboh oleh Kai yang mencari-cari Ayuna sampai ke kelasnya. Brak! Suara pintu yang terhantam keras "Ayuna"dia mengedarkan pandangannya

"Bocah itu. Memang dia pikir sekolah ini milik ayahnya"gerutu Maru yang terusik ketika membaca

"Sekolah ini memang milik ayahnya"kata Raya

"Apa Ayuna sudah kembali?"datanginya meja Maru yang berada tepat didepannya

"Memangnya dia sudah datang?"baliknya bertanya

Rezeki dipagi hari tidak boleh ditolak, Raya mendekat"Kai Xin. Apa kau mencari Ayuna?"toelnya

Dengan tergesa dia mendekat pada Raya "Iya. Apa kau tau dimana dia?"pegangnya bahu gadis itu

Astaga,astaga! girang hatinya "Ku rasa Zhang Yi Tao membawanya ke gudang"seraya memandang ciptaan Tuhan itu

"Benarkah? Terimakasih"ia berlari "Awas saja kau berandal. Zhang Yi Tao!"teriaknya dilorong

"Darimana kau tau itu?"tanya Maru

"Aku ini ratu koneksi,ratu koneksi"ia masih bengong tersenyum-senyum "Melihat wajahnya saja sudah membuat ku gila,apa lagi dia memegang pundak ku! Ahhh,bau parfumnya tersisa. Aku hampir tewas"

Maru menggeleng prihatin dengan kejiwaan temannya itu

Kembali pada dua orang didalam gudang

"Hanya tinggal mengatakan iya saja sudah sekali"kata Tao

Ayuna mengusap keningnya merasa gila "Kenapa kau mau aku jadi pacar mu? Cari saja gadis lain atau bayar mereka untuk pura-pura pacaran dengan mu"

"Itu tidak bisa"

"Alasannya?"

"Tidak ada"singkatnya

"Kau hanya ingin membuat ku kesal kan"sabarnya

"Tidak"singkatnya lagi. Ayuna menarik nafas dalam, sebelum ia meledak Tao memotong lebih dulu "Jika kau tidak menyetujui ini aku terpaksa menggunakan cara satunya"

"Terserah apa mau mu. Aku tidak akan terpengaruh"acuhnya malas sudah mengurusi Tao

Tao memutarinya dengan tatapan penuh rencana "Devan"ucapnya

Ngingg! Ayuna tidak mendengar apapun kecuali suara nafasnya. Matanya bergerak gelisah,ia berjongkok sambil mengacak rambutnya dengan tangan yang gemetar. Setiap kali nafasnya terus bertambah sesak "Tidak....tidak..."gumamnya dengan bibir menggigil

"Ayuna"panggilnya panik

"Tidak...tidak,aku...maaf"isaknya

Tao mendekatinya dengan khawatir juga panik "Hei Ayuna...ada apa dengan mu?"sentuhnya,Ayuna terus bergumam ketakuatan "Ayuna Irene!"guncang Tao. Ia tidak beringak dan mengulangi kata yang sama "Sial" ia meraup pipi Ayuna dengan kedua tangannya dan meneriakinya "Ayuna Irene,sadarlah!"itu berhasil membuat Ayuna melihat padanya "Aku disini. Tidak apa-apa. Aku ada disini bersama mu"dengan iris yang memberi ketenangan

"Ayuna?"kata Kai yang tiba disana,melihat penampilan Ayuna berantakkan dan penuh ketakutan ia mendorong Tao dari sana "Apa yang kau lakukan banjingan?"umpatnya dengan cepat memakaikan jaketnya pada gadis yang tidak peduli apapun lagi itu.

Ia menatap penuh amarah pada Tao "Aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti"tabraknya Tao dengan keras. Ia merangkul erat gadis yang sangat ketakutan itu,melihat tangan gemetaran yang sangat menggenggam erat bajunya membuat hati Kai sakit. Aku berharap tidak pernah melihat sisi lemah mu sebagai wanita dari pada melihat mu begini,detak hatinya

Pada dasarnya rahasia memang tidak akan bisa disembunyikan selamanya. Semakin banyak rahasiamu semakin gila rasa takut mu. Ayuna hanya pandai menutupinya denga kegilaan lainnya,sebenarnya ia sudah sekarat didalam. Hanya perkara waktu hingga semuanya terbongkar. Hari-harinya yang tenang adalah ketika langit cerah,dan ketika hujan itu adalah neraka baginya. Ingatan tentang orang itu.

Derasnya hujan malam itu seperti batu yang berjatuhan. Degupan jantung yang keras sampai terasa ditelinganya. Mata yang terbelalak takut, bibir yang gemetaran dan tangan yang mencari-cari sampai satu meja lemari berantakan "Dimana...dimana itu?"carinya ya penuh kepanikan "Dimana obat ku...!"semakin panik dirinya semakin bertambah sesaknya. Hujan bertambah deras dan keras,matanya seperti akan terputar keluar saking menggilanya.Tapi yang paling menakutkan adalah jantung yang ikut memutar isi perutnya. Takut. Rasanya ingin berlari "Keluar...keluar...keluar...tidak,tidak...obat...obat!"

jika ada yang melihat Ayuna saat ini mereka tidak akan mengenali dirinya