Chereads / STORY OF AI / Chapter 3 - 3

Chapter 3 - 3

"Ngomong-ngomong soal pria tampan, apa kau sudah melihat MV baru Boyers? Mereka melakukan syuting di air! Arrghh,lihat ini! Mereka menambahkan tag diruang gelap dengan sebuah sofa,lalu lalu ada satu cahaya yang menyorot mereka. Lihat abs yang diolesi madu itu! Ah,biarkan aku yang meleleh disana!"hebohnya seketika. Ayuna yang juga terpesona oleh salah satu member yang merupakan typenya,menyorak setuju dengan Raya

"Astaga. Apa yang dia lakukan?! Aku jadi igin mendapatkannya"kata Ayuna dengan sorot mengkilat

Raya terdiam dan Maru menatapnya "Apa?"kata Ayuna

"Entah mengapa jika Ayuna yang mengatakannya aku merasa itu bukanlah hal yang mustahil"ujar Raya

"Aku benci mengakuinya, ugh aku bertambah kesal karena berpikir sama. Apa otak ku terpengaruh oleh pertemanan ini? Haruskah ku putuskan?"timpali Maru

"Hei,itu kejam. Siapa yang bisa menolak pesona ku,jangan salahkan diri kalian karena ikut terpedaya teman"dengan bangganya menyibak rambut kebelakang

Raya mengabaikannya "Tapi aku sedih. Xiaoli akan keluar dari sana,huhuhuhu"

"Cih. Itu bagus,artinya dia sudah sadar. Apa kalian tidak merasa aneh dengan selera kalian? Kalian menyukai pria yang memamerkan putingnya, dan apa-apaan madu itu? Apa dia tidak takut digigit lebah hingga akhirnya sebesar punya kita?"kuak Maru begitu saja

"Oy! Beraninya kau bicara begitu tentang Boyers!? Aku,aku saja tidak berani mengomentari tubuh mereka! Ini Boyers,Boyers. Boy of Years! Pria tahun ini. Semua pria begini,semua orang seleranya juga begini!"teriaknya tak terima

"Heh,baru saja matamu hampir memutih memelototi otot ditubuhnya. Selera ku tidak seperti itu tuh,kau mau apa?"balas Maru

"Beraninya kau. Tentu saja seleramu tidak seperti itu,kau kan bukan manusia zaman ini. Oh,Ayuna darimana Maru berasal?"

"Planet? Aa,alien!"katanya

"Benar. Alien! Nona,tolong pulanglah ke planet mu"olok Raya lagi

Ayuna hanya tertawa melihat mereka berdua berdebat. Tentu saja dia tidak marah karna itu hanya untuk bersenang-senang baginya,seperti halnya menandai pria tampan dijalan dengan kedipannya

"Huh? Siapa itu?"perhatikan Maru dari kejauhan. Ada seseorang yang mengenakan jaket bertudung sedang melihat kemari "Apa itu penggemarmu?"

"Em? Ku rasa"abaikan Ayuna

````````````````````````

Ayuna dan teman-temannya tengah bercanda tawa dikoridor sekolah. Beberapa langkah kedepan ia melihat guru,sontak memaksa berhenti

"Ada apa?"tanya Maru

"Apa kau tidak lihat didepan ada guru penyuruh? Kau tidak ingat waktu itu kita bertiga disuruh membersihkan lapangan sekolah? Dan bukan hanya sekali dua kali. Kau mau menjadi babunya lagi?!"tekan Ayuna berbisik

Raya melompat-lompat mendelik dari sisi Ayuna "Jangan liat bodoh. Abaikan!"tariknya

"Oh,kau benar!"kata Raya berpaling

Guru itu melihat mereka lama,bermaksud agar mendapat balasan. Karena tak kunjung direspon dan dengan gelagat mereka yang ketara,ia memutuskan memanggil "Tiga serangkai. Oh,bukan. Ayuna,kemari"panggilnya murid yang dikenalinya dari belakang itu

"Hanya aku? Bukankah kita tiga serangkai?!"enggan Ayuna berbalik

Mereka berdua tersenyum menang "Nah,murid Ayuna. Tolong bekerjalah yang baik ya, jangan merusak nama tiga serangkai"ejek Raya

"Bertahanlah kawan"timpali Maru memegang pundaknya

"Teman laknat"ringis Ayuna mendatangi guru itu dengan langkah kecil,berharap lonceng segera berbunyi. Ada apa ini? bukankah katanya,jika mengabaikan guru dia tidak akan merepotkan mu?

"Cepatlah,ada apa dengan kakimu?"gesa guru itu

Ting! Bola lampu Ayuna menyala "Akh,kaki ku sepertinya keseleo"aktingnya merintih

"Benarkah? Baru saja kau tertawa sambil melompat-lompat. A,apa itu baru sa-ja ter-jadi?"senyum guru itu menekan

"A,ahaha...sepertinya kakiku baru saja sembuh"

"Baguslah. Pergilah ke gudang olahraga,berikan bola basket pada mereka"tunjuknya anak murid di jam pelajarannya. Yang benar saja,kenapa aku? Apa tidak ada orang dikelas ini. Kenapa dia repot-repot memanggil orang dijalan "Baik"Ayuna mengulum senyum,berlalu pergi

"Bu, bukankah ibu sudah menyuruh seseorang tadi?"kata salah satu murid kelas itu

"Oh,benarkah? Ah,iya ibu menyuruh Tao!"kata guru itu teringat

Duo laknat yang mendengar itu menyeringai berpandangan "Apa kau memikirkan apa yang ku pikirkan?"kata Maru

"Meski kata-kata itu terdengar sulit,tapi,ya!"cengirnya

Sementara Ayuna telah memasuki udang itu. Saat ia mengambil bola,tiba-tiba pintu gudang tertutup. Seluruh ruangan gelap gulita,ia meraba-raba lalu saat menoleh kesamping terasa keberadaan lain disana. Dengan gemetar Ayuna merabanya,dan "Kyaaaa!"jeritnya,entah mengapa jeritan itu menjadi dua suara

"Si,siapa kau?!"pekik Ayuna

"Kau yang siapa!?"balasnya

"Bocah busuk?"

"Burung unta?"

Kata mereka serempak "Apa yang kau lakuka disini?"ketus Ayuna

"Apa ini cara barumu? Bukankah kau yang melihat ku lalu mengikutiku masuk?"remehnya

"Percaya atau tidak tanganku akan mendarat tepat diwajahmu dalam kegelapan ini"

Ditengah perdebatan mereka itu ada sesuatu dibawah sana yang merayap "A,apa itu?"teriak Ayuna

"Apa...apa itu?!"teriak Tao pula merasakan ada yang merayapi kakinya

"Aku...aku tau ini"ujar Ayuna bernada serius

"A-apa?"gelagap Tao

"Ini...adalah musuhku. Kecoa...a!"baru saja dikatakan binatang itu sudah berterbangan

"Huwaaaa kecoa terbang!"raung Ayuna

"Me-menyingkirlah dari ku!" Tao merinding merasakan kaki berbulu tajam dari kecoa yang mengenai kulitnya "Aku akan menelepon bodyguard kusekarang!"sambungnya merogoh kantungnya

"Benar! Kenapa tidak kau lakukan dari tadi"sanggah Ayuna

"He? Ponselku...tidak ada"

"Apa? Jangan bercanda!"

Binatang itu terus bergerak dan berterbangan,membuat mereka berteriak satu sama lain "Kenapa kau berteriak? Kau seorang pria"kata Ayuna

"Pria juga manusia!"ketus Tao

"Kau takut ya"cibir Ayuna

"Tidak"jawab Tao cepat

"Ho, yang benar"goda Ayuna. Lalu ada kecoa yang terbang mendekati mereka "Aaaa! Jangan kesini!"Ayuna dan Tao berteriak bersamaan

"Kau bilang tidak takut"

"Kapan aku bilang begitu"bantahnya cepat

"Jangan cepat menjawab!"kesal Ayuna

Seekor kecoa hinggap dikaki Ayuna,ia berteriak melompat dan memegang pundak Tao. Tao yang ikut panik tidak sengaja memegang kecoa diatas meja,merekapun spontan berpelukan

Sementara itu,Maru dan Raya tengah makan dengan tenang di kantin "Apa yang mereka berdua lakukan disana?"dengan raut wajah tidak benar

"Apapun itu. Semoga bersenang-senang

kawan"tambah Maru

Kembali pada Ayuna yang merasa detak jantungnya berdebar keras meski tak melihat wajah Tao. Ia merasa berdebar dan gugup seperti gadis yang baru kasmaran. Ada apa...? ku kira kau sudah mati. Kenapa kau berdetak lagi....? Sial

Mereka dengan segera melepaskan pelukan itu. Ditengah debaran keras yang terngiang itu,Tao membuat keheningan hanya dengan tiga katanya "Aku tau rahasiamu"

Pupil mata Ayuna membesar dan tertekan. Detak jantungnya yang kencang kembali melambat dalam satu detik garis besar. Tanpa sepatah kata ia menatapi bayangan gelap didepannya itu

"Kenapa? Kau pikir tidak akan ada yang tau?"pancingnya lagi

"Apa maksudmu"sangkal Ayuna

"Aku tau kau memang orang yang seperti itu,tapi bukan kah ini keterlaluan?"

"Omong kosong"ketus Ayuna

"Heh,kau tidak bisa membodohiku juga. Pria itu juga anak dari seseorang! Teganya kau menipu"

Ayuna memotong dengan cepat ocehan gila itu "Aku tidak tau apa yang kau ketahui. Tapi,apapun itu lebih baik kau lupakan dan enyah!"tekannya dengan nada rendah

Tao mendekat,walaupun tak terlihat tapi hawa disekitarnya terjamah "Kau mengancam ku? Kau tidak lebih dari seorang pe-nipu!"tantang Tao

Pintu tiba-tiba terbuka,saat itu mereka berpandangan sedekat mata "Apa yang kalian lakukan?"tanya guru olahraga yang membuka pintu karena Tao tak kunjung kembali

Mereka saling berpaling dan keluar berpisah "Tao? Ayuna?"bingung guru itu,tidak ada yang menoleh ataupun berkata "Apa ini? ada apa dengan hawa yang membeludak ini?"menggosok-gosok lengannya

Saat Ayuna kembali ke kelasnya,pelajaran sudah dimulai. Ia dihukum berdiri diluar kelas,Ayuna tidak membantah. Ia dengan patuh berdiri diluar sampai guru itu terkejut sendiri

"Hei"bisik Raya yang duduk dibelakang Maru "Ada apa dengannya? Apa dia benar Ayuna yang kita kenal?"sambungnya

"Menurutmu kenapa? Kau tidak lihat wajahnya muram. Ini salahmu karna kurang kerjaan"salahkan Maru

"Aku? Hanya aku?! Kau juga ikut menguncinya disana. Kita berdua yang mengunci Tao dan Ayuna! Jika dia sampai tau aku akan menarikmu mati bersama"

"Aish. Apa kau mau semua orang tau? Lihat tatapan monster-monster itu. Kau mau mati?"lirik Maru pada para penggemar Tao dikelasnya

Tao dan Ayuna bertemu kembali dilorong. Ayuna melewatinya begitu saja,tidak seperti biasanya. Mungkin benar dia memiliki rahasia atau marah karna omong kosong Tao. Tetapi,jika itu tidak benar kenapa dia marah? pikir Tao

"Kau akan terus menyembunyikannya?"ucap Tao hingga membuat Ayuna berhenti

Ia mengigit kecil bibirnya "Bisakah kau hentikan omong kosong ini?"katanya berbalik

"Kenapa?"Tao berjalan ke arahanya "Kau takut?"sengalnya tersenyum

Ayuna mendesah kasar "Kalau begitu,katakan!"

"Kau yakin?"tantang Tao

"Ya. Tidak ada yang perlu ku takutkan"kata Ayuna santai

"Baiklah"Tao berjalan memutarinya "Kau..."

Ayuna mengepal tangannya penuh ketegangan "Kau...bekerja di minimarket dekat rumah ku!"sambung Tao penuh kepercayaan diri sebagai penguak

Ayuna menyengal nafas lega "Kau,benar-benar bodoh. Semua orang juga tau itu,karna itulah aku dikenal Dewi Feng Yuang yang rendah hati"

"A-apa? Benarkah?!"dengan nada tinggi Tao terkejut. Ayuna menatap lekat pria bodoh didepannya sambil melipat tangan

Tao berdeham "Baiklah kalau begitu"lalu mencoba melarikan diri karena malu

"Tunggu"cegat Ayuna dengan merentangkan tangannya "Kenapa kau pikir aku takut? Ah,begitu. Orang kaya sepertimu pasti menganggap pekerjaan itu memalukan,benar begitu kan? Asal kau tau,aku kesekolah bukan dengan mobil mewah tapi dengan dua kaki ku yang sehat. Aku masuk kesekolah ini bukan dengan kebohongan atau bualan bahwa aku anak orang kaya,aku bekerja"

"Aku tidak pernah berpikir begitu"Tao membela diri

"Lalu,kenapa kau bisa berpikir aku begitu? Kau jelas-jelas merendahkan ku!"tajam Ayuna menekan telunjuknya pada Tao. Merasa disudutkan,Tao menarik kuat tangannya itu hingga menempatkan Ayuna pada dada bidangnya. Deg! Jantungnya kembali berdebar ketika menatap wajah Tao dibawah keterangan,tidak seperti sebelumnya

"Lalu kenapa berkeringat?"kata Tao membuyarkan

"Panas"ucap Ayuna kosong. Apa badan anak SMA memang sebagus ini sekarang?

"Apa?" tanya Tao masih memegang tangan Ayuna yang berada di dada bidangnya itu

"Karna tubuhmu...panas?"godanya setelah beberapa detik tersadar

"Apa kau gila"dorong Tao "Kau melecehkan ku?"tengok Tao tak percaya seraya membenarkan seragamnya

"Huh? Bukankah itu sinonim yang tepat?"

"Darimananya?!"

"Berhentilah meneriaki ku,bajingan!"pekik Ayuna

"Bagaimana bisa wanita mengumpat begini?"ia bertegak pinggang

"Wanita juga manusia!"balas Ayuna lagi