Di hari minggu Ayuna hangout bersama dua orang temannya,Maru dan Raya. Setiap kali ada pria tampan yaanng lewat Ayuna mengedipkan matanya "Kenapa kau selalu mengedipkan mata pada pria tampan yang ditemui dijalan? Bukankah kalian hanya akan bertemu sekali saja di kota yang luas ini"tanya Raya
How,lihatlah junior ini memperhatikan seniornya "Itu untuk menandainya. Bisa saja dia keluar dari tempat karaoke lalu pergi bersenang-senang bersama temannya,dan berjumpa lagi denganku. Lalu sekali menjadi dua,tiga kali lagi. Itulah keseruan di kota yang luas ini"jawab Ayuna
"Bagaimana dia mengingatmu?"
"Kedipan sayang,kedipan"senyum Ayuna sambil menandai yang lainnya
"Berhentilah mengajarinya yang tidak-tidak. Dia sudah bodoh pada dasarnya"sela Maru
"Diamlah,bibi"cibir Ayuna mendapat tatapan tajam dari Maru "Selanjutnya mau makan es krim ditempat biasa?"alihnya
"Ayo!"serempak mereka
Berapa menit kemudian
"Em,hebat! Makan es krim dising hari adalah yang terbaik!"gugah Raya
"Ngomong-ngomong"sela Ayuna "Aku rasa, aku terkena suatu penyakit"lanjutnya
"Penyakit mental?"tanggap Maru cepat
"Hahahah,wah lihatlah. Kau nomor satu kalau soal mengatai Ayuna"timpal Raya
"Entahlah. Mungkin aku berhutang sesuatu di kehidupan sebelumnya padanya"ketus Ayuna
"Tidak. Ku rasa aku yang berhutang pada mu"kata Maru
"Bagaimana bisa orang yang dihutangi membully orang yang menghutangi?"katanya tak terima
"Kau yakin tidak salah membedakan kalimatnya?"sambung Raya
"Kalimat yang sulit kan, aku juga bingung"kata Ayuna menyendok es krimnya
"Kau lihat ini ya" kata Maru "Hei,Raya bayar hutang mu"lanjutnya kemudian
"Apa? Disaat begini? Yang benar saja,kenapa kau begitu parah dan perhitungan pada temanmu?! Minggu depan"ketusnya
"Sudah sejak 3 kali dalam minggu lalu kau mengatakan minggu depan itu. Kau lihat itu"pasrahnya melihat pada Ayuna
"A,kau benar. Dia lebih garang dari padamu"gumamnya "Aku serius. Aku merasa ada yang salah dengan diriku belakangan ini. darah ku berdesir,detak jantungku meningkat cepat,bola mataku bergetar hebat. Jika dia ada didepanku ,aku ingin menerkamnya,maksudku memeluknya. Jika aku melihat bibirnya aku ingin menggigitnya ah bukan,menciumnya. Jika aku menatap wajahnya dia benar-benar menggoda,bukan,tampan! Saat kami bersentuhan seperti ada aliran api yang mengejutkan hasrat ku,ah bukan. Hati ku. Tubuh ku seakan meledak,jika aku tidak menahan perasaan seperti permen loly ini,bukan, marshmellow. Ah bukan! Apa ini cinta?!"gebunya menjiwai
Mereka tercengang beberapa saat "Raya,telepon rumah sakit jiwa sekarang"kata Maru terbengong. Rayapun tersentak dan segera mengeluarkan ponselnya
Ayuna berdecak "Aku serius"rengeknya
"Cinta? Aku lebih yakin kalau kau ini sakit jiwa. Ah bukan,kau seorang wa-ni-ta ca-bul"Maru mengedip sekali
"Ya ampun. Kau mau jatuh cinta berapa kali?"Raya menyambung
"Apa itu yang kau tangkap?"tatap Maru padanya. Kenapa aku bisaberteman dengan dua orang gila ini? "Hah...apa kau tau,menurut ahli psikologi seseorang hanya bisa jatuh cinta sebanyak 3 kali. Kau sudah berapa kali,yang benar saja?"tunggu,bukankah aku mendukung kalimat orang gila satunya? Ah,entahlah
"Anggap saja sisanya...bonus?"Ayuna tersenyum sambil menyendok
"Bonus kepalamu"sambar Raya kesal
"Masih ada satu kali lagi. Dongeng"sendoknya es krim itu dengan secercah kerlipan dimatanya
"Dongeng?"Raya meminta penjelasan
"Momentum ketika jatuh cinta. Cinta bagai dongeng,cinta yang rumit dan cinta yang matang"jelas Maru
"Ooo begitu...eh tunggu"sadar Raya ada yang terlewat,Maru pun langsung menyadarinya
"Siapa dua orang itu?!"
"Kau tau tentang teori itu!?"kejut Raya dan Maru bersamaan
"Astaga. Kenapa kalian heboh sekali. Itu yang kalian pikirkan? Kalian bahkan tidak tau siapa pria yang ke-tiga ini"jahili Ayuna dengan berdiri dan meninggalkan mereka "Ah,jangan lupa bayar tagihannya"
Mereka tersandar diam "Dia benar. Bagaimana bisa kita tidak menanyakan itu diawal? Hei, Maru...baiklah,ekpresimu mengatakan kau telah dibodohi oleh orang bodoh"pahamnya begitu melihat temannya itu terdiam syok "Apa ini karma untuk orang yang suka mengabaikan?"
**************
Tidak ada pertanda hari ini,baik angin maupun hujan. Tapi kenapa pria ini sekarang beraada tepat didepan muka ku?! Lihat ini,apa-apaan dengan kulitnya yang lebiih mulus daripada wajah ku. Apa semua player begini? Tidak. Diluar sanaa banyak pria yang sok seperti buaya dengan wajah yang tidak ada bedanya dengan kain lap. Tapi ada yang berbeda dengannya "Hari ini kau berpakaian..."Ayuna melirik
"Pakaian? Ternyata kau begitu memperhatikan ku" senyumnya "Mulai hari ini aku akan berapakain sederhana"kata pria didepannya itu
Kau pikir seragam sekolah itu apa! "Tuan muda Kai, apa seragammu sebelumya terbuat dari wol vicuna?"maksudnya untuk mengolok
"Benar. Bagaimana kau bisa tau? Eh,kau sangat memperhatikan ku ternyata"
Ayuna terdiam "Begitu tebal?"katanya lagi
"Ya, karnaa itu aku menggantinya"
Gila,ini gila! Dia memakai kain seharga puluhan juta dibadannya? Tuan muda,tolong tetaplah pakai itu,jangan kenakan ini! aku bisa repot kalau menargetkan mu! Jeritan hatinya
"Cenayang pemanjat...maksudku,Ayuna. Kau tau, aku selalu berdebar jika bertemu denganmu"mulainya memegang rambut Ayuna
"Ahahaha...bertemu denganku saja kau sudah berdebar,takutnya jika terus bertemu denganku,kau akan mati jantungan"menarik helaian rambutnya kembali
Kai memiringkan kepalanya "Kau menyumpahi ku?"
"Tidak. Tentu saja tidak. Hanya saja tuan muda Kai,aku bukan gadis yang bisa kau tangani"
Kau membunyikan lidahnya "Benarkah? Mau bertaruh?"
"Kau tau aku paling tidak bisa ditantang? Kau akan menyesalinya nanti,tuan muda Kai Xin"
"Kenapa?"Kai meraasa kian tertantang
"Karna,sekali kau mengejarku, kau tidak akan bisa berhenti. I`m a dangerous woman"bisiknya memegang pundak Kai
Pria itu,Kai. Menatap wanita misterius yang berjalan meninggalkannya,dengan hasrat untuk menakluk kan yang membara "Kita lihat siapa yang menjerat siapa,kau atau tuan muda ini"
Apakah Kai adalah pria yang sebelumnya diceritakan oleh Ayuna,atau mungkinkah itu Tao? Siapa diantara mereka yang lebih dulu mencuri hati Ayuna? Atau,akankah muncul orang baru? Siapapun itu,semoga dia bertahan pada Dewi Feng Yuang ini!
Ketika Ayuna hendak ke kelas,ia melihat Maru duduk di taman belakang "Hoh? Apa yang dilakukan bocah itu disana?"lalu ia memutuskan untuk menghampirirnya. Ia melihat temannya itu tersenyum pada burung yang hingga disekitarnya. Oh? Ternyata dia bisa tersenyum juga? Pikir Ayuna "Sangat disayangkan"
Maru berbalik menoleh "Apanya?"
"Senyummu. Kenapa kau perlihatkan pada hewan? Cobalah pada manusia,misalnya pria?"tambah Ayuna lagi
"Apa isi otak mu hanya pria?"sinisnya
"Apa mulutmu berbisa?"dengus Ayuna berdiri disampingnya "Kenapa kau tidak pernah tersenyum?"
"Karna aku tidak mau tubuhku melepaskan senyawa dopamine,adrenaline norepinephine yang dapat menimbulkan reaksi aneh padaku atau peningkatan hormon dopamine pada bagian otak,yang merupakan neurotransmitter yang membuatku merasakan perasaan bahagia yang tidak jelas alasannya"rinci Maru
Ayuna terbengong "Eh? He? Do-dolphin? Jelaskan dengan bahasa manusia!"kesalnya karena tidak bisa memahami satu katapun dari sana