Chereads / STORY OF AI / Chapter 10 - 10

Chapter 10 - 10

Menurutmu apa hal gila yang pernah terjadi dalam hidupmu? Hal tidak terduga yang ikut membuat mu gila. Tanpa ada penjelasan dan seenaknya saja. Jika kau tanya aku,hal itu tejadi tepat sekarang!

"Ayo tidur denganku"itu ucapan pertama yang keluar dari mulutnya setelah beberapa hari aku tidak melihat bocah busuk ini

Belum berhenti sampai disitu,datang lagi kegilaan lainnya "Bertunanganlah denganku"yang benar saja? Mereka ini mau mengambil pengantin dari jalanan?! Kegilaan ini dimulai saat pulang sekolah.

Maru menemani Raya mengambil buku yang tertinggal di kelas. Ayuna menunggu mereka dibangku taman,dengan angin yang berhembus sejuk dan matahari senja yang indah. Ayuna duduk menyandar dengan memejamkan mata dalam ketenangan. Sampai muncullah Tao didepannya "Ayo"dekatinya. Ayuna membuka matanya "Tidur denganku"sambungnya memegang pipi Ayuna,sedangkan mata Ayuna seperti akan keluar saking terkejutnya

Maru dan Raya mematung menyaksikan itu "Ada apa ini? Tao begitu lama tidak terlihat ternyata mau mencari mati?"cengang Raya

Tidak hanya itu saja. Kai pun datang menyusul dengan kotak cicin berbentuk hati,ia duduk disamping Ayuna dan membuka kotak itu "Ayo bertunangan dengan ku"ajaknya percaya diri tapi tidak lebih berani dari Tao yang memgucapkan kata itu tanpa berkedip. Kalian,ayolah. Biarkan pemeran utama wanitanya bernafas dulu!

Yang satu memegang pipinya dan satunya lagi menyodorkan cincin. Yang satu cabul dan satunya gila. Sudah begitu kenapa mereka tetap terasa tampan! Ini adalah frustasinya pemeran wanita "Sudah cukup. Ada apa dengan kalian berdua?!"halaunya mereka

"Aku? Aku mengajak mu tidur. Kau tidak salah dengar,kau boleh merasa beruntung karna aku tidak pernah dekat dengan wanita manapun sebelumnya"kata Tao begitu saja

Ayuna menarik nafas dalam "Beruntung? Beruntung katamu. Apa aku harus merasa beruntung dijadikan sasaran cabul?!"pekiknya "Dan kau. Apa sebenarnya yang kau pikirkan dari kemarin?"tanyanya beralih pada Kai

"Aku pikir,karna kau tidak memakan masakan kematin,mungkin kau ingij kepastian"

Ayuna merasa urat kewarasannya akan putus karena dua manusia ini "Siapa yang berani memakan emas saat menelannya seperti menelan sisa hidupku!?"

"Jangan berkata menyedihkan begitu"sedih Kai

"Kau yang membuat ku begini!"lonjaknya berteriak. Aku hanya bisa menatap emas yang sia-sia ditumpukan makanan saat aku khawatir tidak akan makan besok!

"Kalian berdua,menjauhlah dari ku. Tidak ada yang bisa orang kecil seperti ku berikan pada tuan muda seperti kalian"pintanya beranjak

"Lalu bagaimana dengan tidur?"cegah Tao

"Jika kau mengatakan itu lagi,aku akan membuatmu jadi mayat lalu meletakkan mu disampingku. Kau masih ingin tidur?"penuh senyuman

"Apa yang kau katakan?"ciut Tao berpura-pura linglung

"Cincin..."cicit Kai

"Cincin mu? Ku rasa akan bagus jika ada permatanya. Begini saja,bagaimana jika meletakkan matamu disana? Jika begitu aku akan menerimanya"kata Ayuna dengan suara yang terdengar manis

"A,kotak apa ini ditanganku?"Kai melempar kotak berbentuk hati itu sembarangan"Lihat. Sudah hilang"paksanya tertawa

Begitulah. Hingga akhirnya kedua pria yang ditolak itu memutuskan duduk bersama

"Kenapa kau mendekati Ai...Ayuna?"tanya Kai

"Memangnya kenapa lagi. Tentu saja karena kekonyolan makan malam waktu itu"kata Tao

Jika diingat makan malam waktu itu adalah antara keluarga Tao dan keluarga Kai yang merupakan

rekan bisnis. Seperti pebisnis lainnya,mereka tampak bersahabat tapi penuh dengan persaingan

dan kelicikan.

Tao dan Kai memisahkan diri dari sana. Melihat Tao disudut sendirian,datanglah keusilan Kai untuk

menghampirinya "Kenapa kau sendirian? Tidak dibawah ketiak ayah mu lagi,ha? Anak manja"

Tao tidak menanggapinya "Pernahkah kau berpikir kapan akan bisa pergi dari ayah mu?"Kai belum

puas jika tidak membuat Tao marah

"Dari pada berpikir kapan akan bisa pergi lebih baik berpikir kapan akan terbiasa. Aku tidak mau lari

Seperti pecundang"balasnya

"Lari? Aku menyelamatkan hak hidup ku,oke. Yang ku benci dalam angka adalah kebencian

Begitu juga orang yang hanya menanti perubahan"ujar Kai meminum segelas sampanye

"Aku juga benci orng seperti mu,anak kecil yang mencoba-coba minum seperti pria tua"sinisnya

"Aku 17 tahun!"

"Memang apa yang bisa dilakukan anak berusia 17 tahun. Membuat masalah lalu melarikan

diri?"sindirnya

"Kau membosankan. Tidur berdua dengan wanita"dengan senyuman nakalnya

"Bukankah sudah kau lakukan sejak kecil?"

Kai menarik jasnya "Kau menghina ibu ku,bajingan?! Memangnya saat kau kecil..."dia tersenyum

Mengejek "Hah,tidak semua orang punya ibu,ya"lanjutnya secara halus

Tao pun balas menarik jas Kai"Kau mau mati?!"mengeraskan rahangnya,suaranya itu membuat

memenuhi aula

"Ahahaha...anak muda selalu bersemangat ya"kata ayah Tao menatap sinis pada anaknya itu

"Benar,benar saudara Mo. Anak-anak kemarilah"sambung ayah Kai,mereka dengan berat hati ikut

bergabung "Hari ini aku dan saudara Mo,memutuskan untuk mengirim penerus kami belajar

tentang bisnis di Jerman. Tao dan Kai akan pergi dua hari lagi"

"Ayah bercanda?"Kai membuat suasana canggung "Aku tidak akan pergi. Aku akan tetap sekolah

dan bekerja disini,atas pilihan ku sendiri"teriaknya

"Kau tau apa. Pilihan apa yang dimiliki oleh berandal seperti mu?! Cukup ikuti yang sudah ayah

rencanakan untuk mu!"teriaku ayahnya "Kapan kau bisa membuat ku tenang? Jadilah anak

yang penurut seperti Tao!"ia menenangkan dirinya

"Aku tidak akan pergi"kata Tao pula

"Apa..yang kau katakan?"ayahanya mendekat

"Maaf ayah...tapi aku tidak akan pergi. Aku selalu menuruti semua ucapan ayah,tapi untuk ini..."

Plak! Tamparan keras itu mengakhiri ucapannya "Kau...berani melawan ayah?!"bentaknya. Tidak

ada yang berani bersuara. Di aula yang besar itu hanya terdengar deruan nafas amarah dari para

ayah itu

"Untungnya,kami sudah memperhitungkan ini. Tapi tetap saja kami tidak menyangka kalian keras

kepala sekali. Karena itu...kalian bisa tetap disini jika menemukan gadis yang latar belakangnya

melebihi kedua keluarga kita. Jika tidak,kalian harus menurut!"umumkan ayah Kai

Kembali kesaat ini "Aku tidak tau apa yang ada diotak orang tua itu. Tapi aku lebih terkejut lagi

karna anak penurut sepertimu membangkang. Apa kau sudah menyadari kalau selama ini kaulah

Pecundangnya? Kau tercerahkan?"ribut Kai "Tapi kenapa Ayuna?"tanyanya serius

"Siapa yang mau menuruti syarat bodoh itu. Lihat bagaimana aku akan membuatnya marah"

ditambah jika dia tau kehidupan gadis gadis yang berantakkan ini

"Kau mencari mati. Kenapa kau tidak mau pergi dari sini,kau tidak punya alasan untuk tetap disini"

geleng Kai

"Justru karna itu. Lalu kau kenapa memilih gadis itu,pergilah saja dari sini kenapa kau menjadi

beban keluarga itu memalukan "

"Lalu kau? Apa menyenangkan membelot dari ayah mu. Heh,kulihat kau ketagihan"sengalnya

"Cih. Menyerahlah,gadis itu milik ku"tekan kan nya

"Milik ku! Ku peringatkan menjauh darinya. Dia itu milikku!"tegas Kai pula. Aku tidak perduli jika

nanti ayah tau. Aku akan pergi kemanapun dengan membawa Ai bersamaku. Tapi Ai anak siapa?

Orang tuanya kenal dengan orang tua ku,bermain kerumah ku. Apa mungkin? Ai anak pembantu,

dulu aku suka bermain dengan mereka?

Satu hal tidak terduga terjadi lagi pada Ayuna hari itu juga

"Maaf nak...kau dipecat"kata bibi itu. Ayuna mengorek-ngorek telinganya "Sebentar bibi,ku rasa pendengaran ku baik-baik saja" katanya