Chereads / STORY OF AI / Chapter 11 - 11

Chapter 11 - 11

"Kau tidak salah dengar nak,kau memang dipecat"kata bibi itu lagi

"Apa? Kenapa tiba-tiba bibi?"tanya Ayuna

"Bibi juga tidak tau. Tapi..."enggan bibi itu

"Ada apa,bi?"

"Bibi lihat...seorang anak muda,seperti artis namanya siu,sue.."cobanya mengingat

"Ziu?"asal Ayuna

"Ya,benar. Dia yang datang dan meminta agar kau dipecat"cerita bibi itu

Ayuna terdiam "Baiklah,bi. Aku akan pergi. Bibi jagalah kesehatanmu,lain kali pakailah baju yang

tebal"pamitnya pada bibi itu

Bibi itu tampak iba padanya "Aiya,anak yang malang...kenapa dia bisa menyinggung orang seperti

Itu. Bagaimana dia mencari uang nantinya "

Ayuna berjalan dengan hampa dimalam yang dingin itu "Hah...beginilah nasib orang kecil"

tendangnya kaleng dijalanan. Aku tidak pernah tau apa impianku. Dan kenapa juga aku harus

memikirkanya,tidak bisakah hidup berjalan begitu saja? Hidup tanpa banyak berpikir kurasa

menyenangkan. Tapi,jika sekarang aku tidak berpikir bagaimana aku menanggung hidup.

Ah,semakin dewasa semakin banyak masalah dan orang gila "Ini semua karena semua pria itu...pria-pria itu pembawa bencana!"raungnya

Cklek,Ayuna membuka pintu,rumah tanpa ada sambutan seseorang. Disana hanya ada TV, kasur dan

Lemari tempat pakaian juga buku. Ia mematikan lampu lalu membanting tubuh diatas kasur

"Akh. Tipis sekali"rintihnya,menatap dalam kegelapan. Nyaman,itu yang dirasakannya "Jangan berkecil hati Ayuna. Berbahagialah,karna masalah hanya datang pada orang yang masih hidup"

Masih dengan senyum yang dipertahankannya"Lucu,saat aku sendiri seperti ini...aku malah

berharap ada seorang pria yang menggenggam tanganku tanpa mengatakan apapun...sadarlah

Ayuna,kau punya banyak teman yang menyayangimu...tapi aku butuh tindakan tanpa harus

Mengatakannya. Ini meyebalkan!"stresnya

"Ah,iya. Berdoa. Semoga ibu baik-baik saja disana"

`````````````````````````````````````````````````````

Disuatu pagi yang indah "Apa?!"teriakan itu membuat burung berterbangan "Kau dipecat?"lanjut

Raya

"Suara mu"ringis Ayuna malu diperhatikan teman sekelas lainnya

"Kau dipecat sungguhan dan itu karna Ren Ziu si bedebah itu?"Maru datang kedepan mukanya

"Kalian ini. bisa tidak anggap saja aku mengundurkan diri?"katanya kecil

"Tidak bisa"tegas Raya "Kau dipecat karena si brengsek itu. Bagaimana bisa itu diterima?"katanya

Dengan suara yang besar

"Betul. Kita akan membuat perhitungan. Seenaknya saja membuat orang dipecat. Memangnya dia selebgram"setuju Maru

"Idol. Dia idol. Kalian seperti ini terlihat seperti sedang mempermalukan ku. Meski maksud

kalian untuk membela ku,perhatikanlah perasaan korban,teman"mohon Ayuna agar mereka

Duduk tenang

Masih dihari itu, Ayuna seperti biasa berjalan dilorong bersama dengan mereka. Mereka

Berpapasan dengan Kai. Aku mohon,teruslah berjalan,resah Ayuna dalam hatinya.

Tetapi tidak. Kai dengan sengaja menabrakkan diri dengan Ayuna lalu menumpahkan

minuman ke baju Ayuna. Hal itu bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang,membuat mereka

tercengang "Astaga. Maafkan aku. Sebagai permintaan maaf ku,aku akan memberikan

apartement sebagai kompensasinya"katanya terlihat senyum bangga

"Ayuna,kau basah"kata Maru

"Aku tau tanpa perlu kau katakan"tahannya,lalu beralih pada Kai "Tidak perlu kau bukannya

Mengotori jubah kaisar. Aku takut haru menukarnya dengan nyawa"tolak Ayuna

"Kau gila Ayuna? Itu apartement,apartement! Bukan permen,kenapa kau menolaknya

padahal kau baru saja dipecat?"

"Jika terus begini,kalianlah yang akan membuatku gila. Sudah berapa kali ku bilang

Jangan mengatakannya dengan kuat!"ringis Ayuna

Tak,sebuah pena berguling kearah mereka. Mereka menatap bengong Tao yang sengaja melempar

pena itu didepan mata mereka. Ayuna menendang pena itu dengan kakinya. Mendapati itu Tao

berdecak dan memungut kembali penanya. Ia melempar pena itu lagi tepat ditengah-tengah

mereka. Semua melihat dengan kikuk lalu ia menarik Ayuna agar menunduk seakan-akan

dalam drama yang ditontonnya tadi malam

"A-apa yang sedang dia lakukan"kata Raya

Ayuna yang sudah tidak sanggup menahan luapan amarah didadanya itu meledak "Apa yang

kau lakukan berengsek!"Ayuna menghempaskan tangannya hingga berayun seperti ayunan

"Oh? Ta-tangan ku tidak mau berhenti"kata Tao

"Oh,ada apa dengan tangannya?"Kai pun ikut merasa ngilu

"Apa tangannya patah?"sambung Raya

"Hei,bagaimana ini?"Tao bergerak kiri-kanan

"Wooo"mereka menghindarinya

Ayuna memijit kecil kepalanya lalu menangkap tangan Tao "Ah,sukurlah. Ku pikir itu patah"Tao

Bernafas lega dibalas dengan tatapan tajam Ayuna

"Sebenarnya ada apa dengan kalian? Orang sakit jiwa seharusnya tidak mendekati orang gila.

Jangan ganggu aku lagi jika kalian tidak mau jadi gila!"tunjuknya Tao diikuti oleh Kai yang menahan

Nafasnya

"Ayuna,kau marah"sela Maru

Gleg,mereka menelan ludah bersamaan. Apa anak ini tidak tau situasinya? Benak mereka pula

"Tidak. Aku sedang bersenang-senang sekarang!"teriak Ayuna

"Tapi tidak terlihat seperti itu"katanya lagi

"Hei!"teriak mereka berbisik agar dia diam,tapi tidak terdengar olehnya

"Apa kau mau ku tunjukkan?"smirk Ayuna

"Ahahaha..Ayuna tenanglah"tengahi Raya menjauhkan Maru

"Diam! Mari kita rayakan hari pemecatan ku"tariknya mereka berdua dari sana "Tadi itu canggung,

Canggung sekali"dia mengatakannya bersamaan dengan menghembuskan nafas "Maru,apa mulut

jahat mu menular padaku?"pikirnya

"Huh?"bingung Maru

Tinggal lah dua orang pria yang lagi-lagi gagal "Ada apa dengannya? Bukankah seharusnya saat

ini dia berbunga-bunga? Apa yang salah?"gumam Kai berpikir keras. Ia mengacak-acak rambutnya

"Memang apa bedanya orang sakit jiwa dengan orang gila? Bukankah sama-sama gangguan

Jiwa? Tunggu...gangguan jiwa,sakit jiwa dan gila,apa itu bertahap? Apa harus melalui semuanya

dulu baru bisa mendekat?"permasalahkannya dengan serius. Tao mengeleng pasrah atasnya

"Apa? Jangan coba-coba mencuri dengar ya"Kai memunggunginya

"Kau memang sudah gila. Untuk apa berpikir begitu keras"kata Tao

````````````````````````````````````````````````````````````````````

Ayuna hanya termenung melihat keluar jendelanya. Gelap,seperti hidup ku,benaknya

"Tidak,tidak. Ayo pikirkan yang lain Ayuna. Besok senin,argh membosankan. Paginya sara...pan apa

ya ...? Astaga"ia menepuk dahinya,lalu berlari memeriksa dapur "Kosong. Tidak ada yang bisa ku

makan besok"kemudian ia memeriksa dompetnya "Habislah...uang juga tidak punya. Ini sudah

zaman apa,masa aku mati kelaparan?"menungnya

"Apa aku..benar. Masih ada itu!"senangnya teringat "Tapi aku berjanji hanya melakukannya sekali.

Tapi aku terdesak...argh,ini dosa!"ia menarik rambutnya

Ting! Masuk sebuah pesan "Aku memberikan nomormu pada Tao. Maafkan aku!"dari Raya

"Apa? Apa dia menjual ku lagi?"rutuk Ayuna

Ting! "Kau sudah makan?"terpampang foto Tao disana. Apa ini yang dikatakannya saat baru

menambahkan wechat? Lalu ia teringat saat dimana bertemu Tao dilorong dan insiden gila

beberapa waktu lalu. Baiklah,tidak heran "Jangan tanyakan itu"balasnya

Ting! "Kau sedang apa?"ini adalah hal payah yang ditanyakan oleh pasangan yang sudah bosan.

Eh? Omong kosong apa yang ku katakan! "Menikmati jadi pengangguran"balasnya lagi

Ting! "Dasar tidak berguna" jeng jeng jeng,Ayuna mengutuk tulisan itu dalam diam

Ting! "Hei kenapa tidak balas"

"Aku hanya bercanda. Apa tidak lucu"

Ayuna mengetik dengan menuangkan perasaannya "Saking lucunya aku sampai ingin mencekik mu!"balas lalu melempar ponselnya ke kasur

Tao tersenyum membacanya "Konyol"

Ting! "Mari bertemu"pesan dari Kai

Disuatu klub khusus anak-anak kaya datang,disanalah Tao dan Kai bertemu. Klub yang cukup

mewah dan meriah terasa berisik untuk Tao,ia tidak menyukainya semua yang ada disana

"Kenapa kau mengajak ku bertemu ditempat seperti ini"risih nya

"Dasar kuno. Sesekali nikmatilah masa muda mu,bagaimana masa tua mu nanti"

"Aku benci dinasehati orang bodoh. Bagaimana bisa seseorang yang mengaku sebagai play boy

tidak tau caranya memenangkan seorang gadis"bahasnya langsung

"Aku masih lebih baik dari pada ucapan tidak senonoh dengan tangan kosong"balas Kai

"Jadi mau bagaimana lagi? Aku memberikan satu set pakaian dalam untuknya?"

"Hei! Dasar....bajingan gila. Arrggh,bukan aku yang kurang kemampuan. Hanya saja,Ayuna tidak

seperti gadis lain! Jika dengan mereka aku hanya perlu mengeluarkan beberapa kata dan digit

angka lalu mereka akan menempel seperti lintah dengan sendirinya"ia mengacak-acak rambutnya

frustasi

"Untuk yang ini aku setuju denganmu. Ayuna ini...mematahkan semua hal yang menunjukkan

bagaimana cara mendapatkan wanita"angguknya memikirkan tumpukan novel dam film yang

telah dipelajarinya

"Sungguh ironis"desah Kai

"Jika begini..."ucap Tao

"Terpaksa!"sambung Kai

"Bekerja sama!"jabat mereka erat. Ini adalah jalan satu-satunya bagi pria yang telah ditolak untuk

Menaklukkan hati Ayuna,satu-satunya cara menyelamatkan harga diri mereka!

"Tapi bagaimana caranya?"Tao memiringkan kepalanya. Lalu Kai berjalan kedepan dengan tatapan

liciknya "Cara terbaik untuk mendekati buruan adalah berbaur dengan lingkungannya"katanya

penuh misteri

"Apa maksudmu?"

Kai berbalik dengan intens diikuti oleh jaketnya yang terumbai "Kita akan bertanya pada mantan

Pacarnya!"usulnya

"Mantan pacarnya? Omongan gila darimana ini. Aku tau seharusnya tidak mempercayaimu"

"Tunggu. Biasanya saat seorang pria mengejar wanita dia akan mengincar ibunya,ayahnya,adiknya,

Kakek-nenek serta teman-temannya"katanya lagi

"Sudah,cukup. Ini omong kosong. Ini namanya keserakahan seksual,berengsek"gerutu Tao. Aku

Memang membaca ini dibuku,tapi kalau mendengar dia yang mengatakannya aku ingin memakinya

"Sek-seksual? Bukan itu maksud ku bodoh. Pendekatan! Kau juga harus mengambil hati orang

disekitarnya. Melihat mereka menyukaimu,dia juga akan berpikir kau orang yang baik dan mulai

menyukaimu"jelasnya

Tao mengangguk pelan "Itu masuk akal. Jadi...kita harus mengambil hati mantan pacarnya?"

Kai menyengal nafas lalu tertawa kesal "Hei,apa peringkat pertama diseluruh sekolah itu bohong?

Kenapa kau bodoh dalam menafsirkan ucapan ku"

"Tidak. Itu karena yang mengatakannya adalah orang yang bodoh"ketusnya

"Bajingan payah ini....terserahlah. Carilah informasi dari mereka dan bersaing secara sportif!"