"Kau tidak salah dengar nak,kau memang dipecat"kata bibi itu lagi
"Apa? Kenapa tiba-tiba bibi?"tanya Ayuna
"Bibi juga tidak tau. Tapi..."enggan bibi itu
"Ada apa,bi?"
"Bibi lihat...seorang anak muda,seperti artis namanya siu,sue.."cobanya mengingat
"Ziu?"asal Ayuna
"Ya,benar. Dia yang datang dan meminta agar kau dipecat"cerita bibi itu
Ayuna terdiam "Baiklah,bi. Aku akan pergi. Bibi jagalah kesehatanmu,lain kali pakailah baju yang
tebal"pamitnya pada bibi itu
Bibi itu tampak iba padanya "Aiya,anak yang malang...kenapa dia bisa menyinggung orang seperti
Itu. Bagaimana dia mencari uang nantinya "
Ayuna berjalan dengan hampa dimalam yang dingin itu "Hah...beginilah nasib orang kecil"
tendangnya kaleng dijalanan. Aku tidak pernah tau apa impianku. Dan kenapa juga aku harus
memikirkanya,tidak bisakah hidup berjalan begitu saja? Hidup tanpa banyak berpikir kurasa
menyenangkan. Tapi,jika sekarang aku tidak berpikir bagaimana aku menanggung hidup.
Ah,semakin dewasa semakin banyak masalah dan orang gila "Ini semua karena semua pria itu...pria-pria itu pembawa bencana!"raungnya
Cklek,Ayuna membuka pintu,rumah tanpa ada sambutan seseorang. Disana hanya ada TV, kasur dan
Lemari tempat pakaian juga buku. Ia mematikan lampu lalu membanting tubuh diatas kasur
"Akh. Tipis sekali"rintihnya,menatap dalam kegelapan. Nyaman,itu yang dirasakannya "Jangan berkecil hati Ayuna. Berbahagialah,karna masalah hanya datang pada orang yang masih hidup"
Masih dengan senyum yang dipertahankannya"Lucu,saat aku sendiri seperti ini...aku malah
berharap ada seorang pria yang menggenggam tanganku tanpa mengatakan apapun...sadarlah
Ayuna,kau punya banyak teman yang menyayangimu...tapi aku butuh tindakan tanpa harus
Mengatakannya. Ini meyebalkan!"stresnya
"Ah,iya. Berdoa. Semoga ibu baik-baik saja disana"
`````````````````````````````````````````````````````
Disuatu pagi yang indah "Apa?!"teriakan itu membuat burung berterbangan "Kau dipecat?"lanjut
Raya
"Suara mu"ringis Ayuna malu diperhatikan teman sekelas lainnya
"Kau dipecat sungguhan dan itu karna Ren Ziu si bedebah itu?"Maru datang kedepan mukanya
"Kalian ini. bisa tidak anggap saja aku mengundurkan diri?"katanya kecil
"Tidak bisa"tegas Raya "Kau dipecat karena si brengsek itu. Bagaimana bisa itu diterima?"katanya
Dengan suara yang besar
"Betul. Kita akan membuat perhitungan. Seenaknya saja membuat orang dipecat. Memangnya dia selebgram"setuju Maru
"Idol. Dia idol. Kalian seperti ini terlihat seperti sedang mempermalukan ku. Meski maksud
kalian untuk membela ku,perhatikanlah perasaan korban,teman"mohon Ayuna agar mereka
Duduk tenang
Masih dihari itu, Ayuna seperti biasa berjalan dilorong bersama dengan mereka. Mereka
Berpapasan dengan Kai. Aku mohon,teruslah berjalan,resah Ayuna dalam hatinya.
Tetapi tidak. Kai dengan sengaja menabrakkan diri dengan Ayuna lalu menumpahkan
minuman ke baju Ayuna. Hal itu bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang,membuat mereka
tercengang "Astaga. Maafkan aku. Sebagai permintaan maaf ku,aku akan memberikan
apartement sebagai kompensasinya"katanya terlihat senyum bangga
"Ayuna,kau basah"kata Maru
"Aku tau tanpa perlu kau katakan"tahannya,lalu beralih pada Kai "Tidak perlu kau bukannya
Mengotori jubah kaisar. Aku takut haru menukarnya dengan nyawa"tolak Ayuna
"Kau gila Ayuna? Itu apartement,apartement! Bukan permen,kenapa kau menolaknya
padahal kau baru saja dipecat?"
"Jika terus begini,kalianlah yang akan membuatku gila. Sudah berapa kali ku bilang
Jangan mengatakannya dengan kuat!"ringis Ayuna
Tak,sebuah pena berguling kearah mereka. Mereka menatap bengong Tao yang sengaja melempar
pena itu didepan mata mereka. Ayuna menendang pena itu dengan kakinya. Mendapati itu Tao
berdecak dan memungut kembali penanya. Ia melempar pena itu lagi tepat ditengah-tengah
mereka. Semua melihat dengan kikuk lalu ia menarik Ayuna agar menunduk seakan-akan
dalam drama yang ditontonnya tadi malam
"A-apa yang sedang dia lakukan"kata Raya
Ayuna yang sudah tidak sanggup menahan luapan amarah didadanya itu meledak "Apa yang
kau lakukan berengsek!"Ayuna menghempaskan tangannya hingga berayun seperti ayunan
"Oh? Ta-tangan ku tidak mau berhenti"kata Tao
"Oh,ada apa dengan tangannya?"Kai pun ikut merasa ngilu
"Apa tangannya patah?"sambung Raya
"Hei,bagaimana ini?"Tao bergerak kiri-kanan
"Wooo"mereka menghindarinya
Ayuna memijit kecil kepalanya lalu menangkap tangan Tao "Ah,sukurlah. Ku pikir itu patah"Tao
Bernafas lega dibalas dengan tatapan tajam Ayuna
"Sebenarnya ada apa dengan kalian? Orang sakit jiwa seharusnya tidak mendekati orang gila.
Jangan ganggu aku lagi jika kalian tidak mau jadi gila!"tunjuknya Tao diikuti oleh Kai yang menahan
Nafasnya
"Ayuna,kau marah"sela Maru
Gleg,mereka menelan ludah bersamaan. Apa anak ini tidak tau situasinya? Benak mereka pula
"Tidak. Aku sedang bersenang-senang sekarang!"teriak Ayuna
"Tapi tidak terlihat seperti itu"katanya lagi
"Hei!"teriak mereka berbisik agar dia diam,tapi tidak terdengar olehnya
"Apa kau mau ku tunjukkan?"smirk Ayuna
"Ahahaha..Ayuna tenanglah"tengahi Raya menjauhkan Maru
"Diam! Mari kita rayakan hari pemecatan ku"tariknya mereka berdua dari sana "Tadi itu canggung,
Canggung sekali"dia mengatakannya bersamaan dengan menghembuskan nafas "Maru,apa mulut
jahat mu menular padaku?"pikirnya
"Huh?"bingung Maru
Tinggal lah dua orang pria yang lagi-lagi gagal "Ada apa dengannya? Bukankah seharusnya saat
ini dia berbunga-bunga? Apa yang salah?"gumam Kai berpikir keras. Ia mengacak-acak rambutnya
"Memang apa bedanya orang sakit jiwa dengan orang gila? Bukankah sama-sama gangguan
Jiwa? Tunggu...gangguan jiwa,sakit jiwa dan gila,apa itu bertahap? Apa harus melalui semuanya
dulu baru bisa mendekat?"permasalahkannya dengan serius. Tao mengeleng pasrah atasnya
"Apa? Jangan coba-coba mencuri dengar ya"Kai memunggunginya
"Kau memang sudah gila. Untuk apa berpikir begitu keras"kata Tao
````````````````````````````````````````````````````````````````````
Ayuna hanya termenung melihat keluar jendelanya. Gelap,seperti hidup ku,benaknya
"Tidak,tidak. Ayo pikirkan yang lain Ayuna. Besok senin,argh membosankan. Paginya sara...pan apa
ya ...? Astaga"ia menepuk dahinya,lalu berlari memeriksa dapur "Kosong. Tidak ada yang bisa ku
makan besok"kemudian ia memeriksa dompetnya "Habislah...uang juga tidak punya. Ini sudah
zaman apa,masa aku mati kelaparan?"menungnya
"Apa aku..benar. Masih ada itu!"senangnya teringat "Tapi aku berjanji hanya melakukannya sekali.
Tapi aku terdesak...argh,ini dosa!"ia menarik rambutnya
Ting! Masuk sebuah pesan "Aku memberikan nomormu pada Tao. Maafkan aku!"dari Raya
"Apa? Apa dia menjual ku lagi?"rutuk Ayuna
Ting! "Kau sudah makan?"terpampang foto Tao disana. Apa ini yang dikatakannya saat baru
menambahkan wechat? Lalu ia teringat saat dimana bertemu Tao dilorong dan insiden gila
beberapa waktu lalu. Baiklah,tidak heran "Jangan tanyakan itu"balasnya
Ting! "Kau sedang apa?"ini adalah hal payah yang ditanyakan oleh pasangan yang sudah bosan.
Eh? Omong kosong apa yang ku katakan! "Menikmati jadi pengangguran"balasnya lagi
Ting! "Dasar tidak berguna" jeng jeng jeng,Ayuna mengutuk tulisan itu dalam diam
Ting! "Hei kenapa tidak balas"
"Aku hanya bercanda. Apa tidak lucu"
Ayuna mengetik dengan menuangkan perasaannya "Saking lucunya aku sampai ingin mencekik mu!"balas lalu melempar ponselnya ke kasur
Tao tersenyum membacanya "Konyol"
Ting! "Mari bertemu"pesan dari Kai
Disuatu klub khusus anak-anak kaya datang,disanalah Tao dan Kai bertemu. Klub yang cukup
mewah dan meriah terasa berisik untuk Tao,ia tidak menyukainya semua yang ada disana
"Kenapa kau mengajak ku bertemu ditempat seperti ini"risih nya
"Dasar kuno. Sesekali nikmatilah masa muda mu,bagaimana masa tua mu nanti"
"Aku benci dinasehati orang bodoh. Bagaimana bisa seseorang yang mengaku sebagai play boy
tidak tau caranya memenangkan seorang gadis"bahasnya langsung
"Aku masih lebih baik dari pada ucapan tidak senonoh dengan tangan kosong"balas Kai
"Jadi mau bagaimana lagi? Aku memberikan satu set pakaian dalam untuknya?"
"Hei! Dasar....bajingan gila. Arrggh,bukan aku yang kurang kemampuan. Hanya saja,Ayuna tidak
seperti gadis lain! Jika dengan mereka aku hanya perlu mengeluarkan beberapa kata dan digit
angka lalu mereka akan menempel seperti lintah dengan sendirinya"ia mengacak-acak rambutnya
frustasi
"Untuk yang ini aku setuju denganmu. Ayuna ini...mematahkan semua hal yang menunjukkan
bagaimana cara mendapatkan wanita"angguknya memikirkan tumpukan novel dam film yang
telah dipelajarinya
"Sungguh ironis"desah Kai
"Jika begini..."ucap Tao
"Terpaksa!"sambung Kai
"Bekerja sama!"jabat mereka erat. Ini adalah jalan satu-satunya bagi pria yang telah ditolak untuk
Menaklukkan hati Ayuna,satu-satunya cara menyelamatkan harga diri mereka!
"Tapi bagaimana caranya?"Tao memiringkan kepalanya. Lalu Kai berjalan kedepan dengan tatapan
liciknya "Cara terbaik untuk mendekati buruan adalah berbaur dengan lingkungannya"katanya
penuh misteri
"Apa maksudmu?"
Kai berbalik dengan intens diikuti oleh jaketnya yang terumbai "Kita akan bertanya pada mantan
Pacarnya!"usulnya
"Mantan pacarnya? Omongan gila darimana ini. Aku tau seharusnya tidak mempercayaimu"
"Tunggu. Biasanya saat seorang pria mengejar wanita dia akan mengincar ibunya,ayahnya,adiknya,
Kakek-nenek serta teman-temannya"katanya lagi
"Sudah,cukup. Ini omong kosong. Ini namanya keserakahan seksual,berengsek"gerutu Tao. Aku
Memang membaca ini dibuku,tapi kalau mendengar dia yang mengatakannya aku ingin memakinya
"Sek-seksual? Bukan itu maksud ku bodoh. Pendekatan! Kau juga harus mengambil hati orang
disekitarnya. Melihat mereka menyukaimu,dia juga akan berpikir kau orang yang baik dan mulai
menyukaimu"jelasnya
Tao mengangguk pelan "Itu masuk akal. Jadi...kita harus mengambil hati mantan pacarnya?"
Kai menyengal nafas lalu tertawa kesal "Hei,apa peringkat pertama diseluruh sekolah itu bohong?
Kenapa kau bodoh dalam menafsirkan ucapan ku"
"Tidak. Itu karena yang mengatakannya adalah orang yang bodoh"ketusnya
"Bajingan payah ini....terserahlah. Carilah informasi dari mereka dan bersaing secara sportif!"