Menatap banyak belanjaan di hadapannya, Vanessa pun menghela nafasnya berat. Sebenarnya acara belanja yang dia katakan kemarin itu hanya ucapan belakang. Tapi yang ada Veronica malah mengiyakan ucapan Vanessa dan mengajak wanita itu untuk belanja. Tidak hanya mereka berdua, tapi juga dengan Regan yang ikut belanja bersama dengan mereka. Lebih tepatnya, Vanessa meminta pria itu untuk membawa beberapa belanjaan.
"Masih kesal dengan baju tadi?" tanya Regan.
Vanessa mengangguk, tadi saat belanja Vanessa menyukai satu baju yang menurutnya sangat cantik. Baju itu terbuat dari rajut, memiliki panjang dibawah pantat. Vanessa ingin membelinya, tapi yang ada Veronica menolak dan tidak mengizinkan Vanessa untuk mengenakan baju seperti itu. Mungkin kalau di luar negeri tidak masalah, tapi kan ini ibukota yang baju terbuka saja langsung di anggap wanita murahan.
"Aku pengen beli itu." kata Vanessa menyedihkan. Sialan!! Baru kali ini dia memiliki keinginan dan ditolak.
Regan tersenyum kecil. Dia pun menenteng satu paper bag warna merah, dan ditaruh di hadapan Vanessa. Tentu saja hal itu langsung membuat wanita itu bingung. Namun tangan menyentuh paper bag itu dan melihat isinya. Dan ternyata itu adalah baju yang diinginkan Vanessa tadi, warna coklat yang nantinya akan kontras dengan warna kulit Vanessa yang putih pucat.
"Regan kamu--" Vanessa tidak mampu melanjutkan bicaranya karena terlalu bahagia. Apalagi Veronica juga yang langsung mendatangi mereka. Tentu saja wanita itu menyembunyikan paper bag itu di dalam paper bag sepatunya. "Terima kasih." katanya berisik dan tersenyum.
Tak lama Veronica pun datang, dia pun duduk di samping Vanessa sambil memeluk wanita itu dengan erat. Baru kali ini Veronica bisa merasakan belanja bersama dengan adik, jalan-jalan dan pergi ke salon bersama dengan saudara, rasa yang dulu hanya pernah ada dipikiran dan juga impian Veronica. Dan sekarang … entah kenapa rasanya Veronica sangat bahagia bersama dengan Vanessa.
"Jangan pergi lagi, oke." kata Veronica dengan tatapan memohon.
"Kenapa? Kenapa aku nggak boleh pergi? Padahal kan aku mau kembali ke London." kata Vanessa.
Veronica cemberut, dia pun memohon pada Vanessa untuk tidak pergi kembali. Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu dan melakukan hal ini. Jadi tidak ada salahnya juga kan, kalau Veronica tetap akan memohon pada Vanessa untuk tidak pergi.
Sebenarnya Vanessa tidak tahu apa yang ada dipikiran kakaknya itu. Memikirkan hal itu saja juga membuat Vanessa pulang. Jalannya hanya satu, Regan. Hanya pria itu yang bisa membantu Vanessa membalas dendamnya. Tapi ditengah jalan, yang ada Vanessa malah pusing sendiri karena tidak tahu harus berbuat apa.
"Hmm, aku tidak akan pergi sampai tujuan ku selesai." kata Vanessa.
Kening Veronica mengerut. "Tujuan apa?"
"Tujuan utama ku untuk--" Vanessa menghentikan ucapannya ketika dia sadar, hampir saja mengatakan tujuan utamanya dia pulang ke London.
"Untuk apa?"
"Untuk menemukan jodoh dan hidup bahagia di ibukota." ralat Vanessa dan membuat Veronica tersenyum.
Bahkan Veronica juga sempat menawarkan kedua teman Regan, yang memiliki sikap hampir mirip dengan Regan. Baik hati dan sangat menghormati wanita. Itupun kalau Vanessa mau dia bisa memilih salah satu diantara teman Regan.
Tentu saja hal itu langsung mendapat penolakan dari Regan. Dia tidak akan mengenalkan kedua teman Regan pada Vanessa, tak ada satupun yang akan bisa berkencan atau mengenal Vanessa. Regan tahu betul bagaimana sikap kedua temannya, dan yang jelas mereka tidak cocok jika harus bersama dengan Vanessa.
Mendengar penolakan itu, Vanessa pun tersenyum. Alasannya sangat tidak masuk akan, lagian dia tahu betul jika beberapa hari lalu ketika mereka bersama. Regan bahkan mengatakan jika Vanessa adalah miliknya, tepat di hadapan kedua temannya. Ketika minum pun, tak ada satu teman Regan yang mendekati Vanessa karena peringatan itu. Dan sudah dipastikan jika pria itu sebenarnya sudah tertarik pada Vanessa tapi tidak mau mengakuinya.
"Sayang … biarin dong dia sama temen kamu. Troy juga baik orangnya apalagi Sean." kata Veronica.
"Tuh dengerin, Troy apa Sean." sahut Vanessa yang seolah menyetujui ucapan Veronica.
Regan hanya mampu mendengus dan memalingkan wajahnya. Sampai kapan pun dia tidak akan memberikan Vanessa kepada kedua temannya. Tidak akan pernah!!
-BadXBad-MyDearVanessa-
Helaan nafas keluar dari bibir Vanessa. Wanita itu kembali lagi ke rumah Mira. Sedangkan Vanessa sendiri, sangat malas jika harus kembali ke rumah terkutuk ini. Rumah dimana dulu ibunya sendiri mengusir Vanessa hanya karena wanita penyakitan, yang menyandang status sebagai kakak Vanessa.
Merasa tangannya di senggol, Vanessa tersentak kaget. Dia pun menatap Regan yang berjalan di depannya, lebih tepat berjalan di belakang Veronica sambil membawa banyak barang belanjaan mereka. Sedangkan Vanessa … wanita itu melangkah masuk dengan rasa terpaksa. Disana Vanessa juga bisa melihat Mira dan juga Arya yang duduk di ruang tengah. Bahkan dua orang itu juga langsung bangkit dari duduknya, niat hati ingin menghampiri Vanessa. Tapi yang ada Vanessa langsung nyelonong pergi dan langsung menuju kamarnya. Dengan alasan jika dia sangat lelah dan membutuhkan istirahat.
Melihat reaksi Vanessa, Mira tersenyum getir. Mungkin dia membutuhkan ibunya untuk berbicara tentang Vanessa. Selama pulang ke rumah, hubungan Vanessa dan juga Mira tidak membaik. Putrinya tidak pernah berbicara padanya, makan malam pun juga tidak mau turun. Kalau tidak paksaan dari Veronica, Vanessa sama sekali tidak mau turun untuk makan bersama dengan keluarga.
"Mungkin dia lelah Mi. Habis keliling mall, sama aku." kata Veronica memberi alasan.
"Iya, Mami tau. Sekarang kamu mandi gih, habis gini makan malam bareng ya."
Wanita itu mengangguk dia juga meminta Regan untuk mandi lebih dulu. Setidaknya nanti malam Regan juga akan mengikuti makan malam bersama dengan mereka. Sesekali Veronica akan membujuk Vanessa dan ikut makan malam bersama dengan mereka. Tapi yang ada Vanessa langsung menolak. Dia tidak ingin makan malam bersama dengan keluarganya di meja makan. Bahkan Vanessa malah meminta mbak untuk mengantar makan malamnya di kamar saja.
Veronica turun dengan kecewa, dia pun menatap Mira yang masih menatap tangga. Mungkin wanita itu berharap, jika Vanessa akan turun dan makan bersama dengan mereka. Langsung saja Veronica meminta Mira untuk duduk dan menikmati makan malamnya.
"Nessa mana?" tanya Mira penuh harap. "Dia nggak mau turun, ikut makan malam sama kita?" ujarnya kembali.
"Dia capek Mi. Kita makan dulu aja yuk. Nanti Mami sakit lagi telah makan." kata Veronica penuh perhatian.
Mira mengangguk, tapi sebelum makan malam bersama dengan mereka. Mira pun mengambil ponselnya dan menelponnya seseorang.
"Halo Mah … "
-To Be Continued-