Setelah memastikan Vanessa baik-baik saja. Regan memutuskan untuk pergi ke kantor kekasihnya, Veronica. Sejak semalam wanita itu marah padanya, hanya karena masalah sepele. Veronica tidak bisa melihat Vanessa pulang dalam keadaan mabuk. Belum lagi Regan juga ikutan mabuk juga. Pria itu beralasan jika dia tidak ikut mabuk. Yang jelas Vanessa akan menghabiskan dua botol alkohol malam itu. Itu sebabnya, karena Regan baik hati dan tidak sombong dia membantu Vanessa menghabiskan dua botol minumannya agar seimbang.
"Lain kali kalau kamu tau Nessa mau mabuk, dilarang bukan malah di temenin begitu." ucap Veronica cemberut.
Regan tersenyum kecil, dia pun menghampiri wanita yang saat ini tengah merajuk dan memeluknya dari atau belakang.
"Apa sih sayang … kan aku juga nggak mau kalau calon adik iparku kenapa-napa."
Melepas pelukan itu, Veronica membalikkan badannya dan menatap Regan. Masih dengan keadaan yang sama, dimana saja wanita itu cemberut. "Ya tapi kan nggak harus mabuk juga. Kamu khawatir Nessa kenapa-napa pas mabuk. Lah, aku juga khawatir dong kalau terjadi sesuatu sama kamu dan Nessa."
"Aaa pacarku sweet banget sih." goda Regan sambil mencolek dagu Veronica.
Entah kenapa hal itu malah membuat Veronica tertawa kecil. Dia pun langsung memeluk Regan dengan begitu hangat. Dan meminta Regan untuk tidak melakukannya kembali. Dia tidak ingin Vanessa maupun Regan mabuk dan setelah itu berkendara. Bukannya apa, mereka kan sebentar lagi akan menikah. Dan Veronica sama sekali tidak ingin hal buruk menimpa mereka.
"Aku serius ya, pokoknya jangan diulang lagi. Kalau tau dia mau mabuk, langsung ajak pulang. Jangan biarin dia mabuk lagi." ucap Veronica.
Regan mengangguk patuh, dia pun segera meminta Veronica untuk mengambil tasnya. Berhubung Regan memiliki waktu senggang saat ini, dia pun meminta Veronica untuk menemaninya makan siang. Itung-itung sudah lama juga mereka tidak makan siang bersama. Tentu saja hal itu langsung mendapat jawaban iya dari Veronica.
Menggandeng tangan pria itu, Veronica pun kecil. Dia sudah seperti anak muda yang sedang jatuh cinta. Padahal, jika diatur sudah cukup lama mereka menjalin hubungan. Dan beberapa kali juga Veronica meminta kepastian pada Regan, tentang hubungan yang lebih serius lagi. Tapi jawaban pria itu masih sama, dia masih membutuhkan waktu untuk siap menikah. Regan hanya takut, setelah dia menikah yang ada dia akan terus menyakiti Veronica. Hubungan ini tanpa cinta, tapi Regan nyaman bersama dengan Veronica. Hanya sebatas nyaman, apa mungkin bisa menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia?
Nyatanya ...pria itu benar-benar takut dengan pemikirannya.
"Kita mau makan dimana?" tanya Veronica, yang mampu membuyarkan lamunan Regan.
Dia pun menoleh, menawar wanita di sampingnya dengan tatapan lembutnya. "Di tempat biasa."
Wanita itu mengangguk, dia pun mengambil ponselnya dan menyimpannya kembali. Sebelum memejamkan matanya, Veronica tersenyum kecil melirik Regan yang fokus pada jalanan ibukota.
"Aku tidur dulu ya, nanti kalau sampai bangunin aku." kata Veronica dan mendapat anggukan dari Regan.
****
Regan cemberut ketika dia baru saja sampai di tempat makan. Dia pikir, dia akan makan berdua bersama dengan Veronica saja. Tapi yang ada Veronica malah mengajak Vanessa dan juga kedua temannya, untuk ikut makan siang bersama. Entah kenapa Regan rasanya tidak nyaman di situasi seperti ini.
Matanya terus menatap Vanessa yang lebih memilih menikmati makan siangnya tanpa terganggu. Dia itu sebenarnya sadar tidak, jika di leher bagian belakang ada bekas gigitan Regan semalam. Dan saat ini, wanita itu lebih memilih menggulung rambutnya dan meninggalkan beberapa helai rambut saja. Biar dikata cewek Korea kali ya …
"Eh iya, Sean kamu habis gini sibuk nggak?" kata Veronica tiba-tiba.
Sean menoleh. "Kenapa?"
"Mau ngajakin nonton bareng mau nggak? Troy kan hari ini nggak bisa."
Alis Sean terangkat, dia pun menatap Vanessa yang masih anteng dengan makananya. Lalu menatap Regan, dimana pria itu menatap Sean dengan tatapan membunuhnya. Tersenyum kecil, Sean pun mengangguk. Hari ini tidak ada kerjaan lagi di kantor. Jadi bisa dikata Sean free sampai besok, jangankan hanya nonton. Menemani makan malam saja Sean mau.
Menarik nafasnya dalam, Regan pun menendang kali Vanessa di bawa meja. Tentu saja hal itu membuat Vanessa kaget dan mendelik. Dia tahu betul kaki siapa yang berani menendangnya, bahkan spontan bola mata Vanessa langsung mengarah pada Regan. Mata itu begitu tajam dan dingin menatap Vanessa.
"Kenapa sih!!" ceplos Vanessa.
Veronica menoleh menatap Vanessa sejenak, lalu dia pun meletakkan sendoknya dengan perlahan. "Apanya yang kenapa, Nes?"
Bukannya terlihat panik, Vanessa malah menatap Regan dan juga Sean yang saling melemparkan kode lewat mata. Belum lagi, kaki Regan yang terus sama menendang di bawah meja. Menatap Veronica sejenak, lalu kembali fokus pada makanannya.
"Maksudnya ini apa sih, aku nggak tau, nggak pernah makan." kata Vanessa, sambil mengangkat makanan yang berbentuk serabut itu.
Tentu saja hal itu langsung membuat Veronica tersenyum. Dia pun menunjuk jika itu adalah jamur enoki, jamur itu cukup terkenal di Korea dan di campur dengan saus pedas. Rasanya memang enak, karena Veronica juga pernah merasakan sekali saja bersama dengan Regan.
Mendengar nama Regan, langsung saja Vanessa mencibir jika pria itu tidak modal atau apa. Hanya mengajak Veronica makan saus pedas dan juga jamur saja. Dia pikir Veronica itu apa, yang hanya dikasih makan jamur dan juga saus?
"Kalau nggak tau, dilarang komen!!" protes Regan.
Alis Vanessa terangkat sebelah. "Apa!! Nggak tau? Bukannya tadi bilang ya? Masa iya aku tuli?"
"Maybe!! Telinga kamu lagi bermasalah."
Vanessa menatap Regan tajam, dia ingin membalas ucapan pedas pria itu. Tapi yang ada Veronica langsung melerai dan meminta Vanessa untuk segera makan dan pulang. Kasihan jika Mira dan Arya harus menunggu lama di rumah.
Mendengar nama itu Vanessa langsing menyudahi acara makannya. Dia pun menatap Veronica dan juga Regan secara bergantian. Tidak hanya itu, Vanessa juga langsung berpamitan untuk pergi bersama dengan Sean. Bukannya mereka harus saling mengenal satu sama lain? Teman Regan itu ada dua, dan yang jelas Vanessa hanya ingin memastikan siapa yang mampu membuat dirinya nyaman. Maka Vanessa akan memilih pria itu sebagai kekasihnya.
Entah kenapa hal itu langsung membuat Regan tidak suka. Dia tidak suka apapun yang wanita itu katakan.
"Aku pergi dulu ya, Kak." pamit Vanessa dan mengecup pipi Veronica singkat.
"Hati-hati ya, jangan lama-lama. Pulangnya juga jangan malam."
Wanita itu hanya mengangguk, lalu setelah itu pergi sambil menarik tangan Sean untuk segera pergi. Sejujurnya, Vanessa juga tidak memiliki niat apapun untuk pergi bersama dengan Sean. Tapi mendengar nama Arya dan juga Mira, entah kenapa langsung membuat mood Vanessa down. Wanita itu tahu betul kenapa Veronica meminta Vanessa untuk cepat pulang.
"Regan ngambek tuh." kata Sean tiba-tiba.
Vanessa menoleh. "Nggak peduli."
"Tapi aku peduli, dengan cupang di leher kamu yang menarik di mataku!!" seketika itu juga mata Vanessa mendeliki sempurna menatap Sean.
Shit!! Kenapa hal itu Vanessa sampai lupa!!
To Be Continued