Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 30 - Bad-30

Chapter 30 - Bad-30

"Yakin nggak mau datang?" tanya Regan.

Vanessa menggeleng, hari ini, malam ini juga Veronica memberitahu Vanessa jika dia harus datang ke sebuah hotel mewah di tengah kota. Malam ini Veronica mau mengumumkan, jika perusahaan cabang akan dipimpin oleh Vanessa. Dia melakukan hal ini, karena Veronica tidak mau jika hal seperti kemarin terulang kembali. Dimana banyak sekali orang yang menghina, mencela dan juga tidak percaya dengan Vanessa. Dia cukup trauma pada adiknya, yang dihina oleh salah satu karyawannya dan juga menginginkan Vanessa untuk pergi dari kantornya.

Tapi sayangnya Vanessa tidak peduli sama sekali. Dia tidak membutuhkan harta atau apapun itu dari keluarga Veronica. Harusnya Mira itu tahu dan sadar jika Vanessa pulang juga karena oma. Jika oma tidak marah padanya, mana mau Vanessa pulang ke rumah Mira saat ini.

"Sebenci itu kamu sama mama kamu. Dia nggak bersalah sama sekali loh." ucap Regan.

Vanessa menoleh, dia pun menatap Regan dengan tatapan tidak percayanya. "Dia dalang dan aku korban. Tapi … sekarang dia merasa kalau dia itu korban dan aku pelakunya."

Regan menarik tangan Vanessa agar mendekat, tentu saja hal itu tidak membuat Vanessa menolak. Dia bahkan duduk di samping Regan dengan kepala yang disandarkan di bahu pria itu. Wanita itu mengingat betapa jahatnya ibunya dulu padanya, dan sekarang wanita sialan itu menganggap jika Vanessa adalah orang yang paling jahat. Mungkin jika Mira tidak pilih kasih dan membuang Vanessa, hal ini tidak mungkin terjadi. Dia tidak akan marah seperti ini pada Mira.

Sekarang begini deh, anak mana yang rela melihat ibu, ayah hidup bahagia dengan satu anak. Sedangkan mereka tahu jika anak mereka itu dua dan sama-sama membutuhkan kasih sayang. Begitu juga dengan Vanessa yang juga membutuhkan kasih sayang dari keluarganya sendiri.

"Aku juga butuh itu. Tapi dia bilang kalau aku ini anak nakal, gak bisa dibilangin dan gak pantas kalau tinggal satu rumah dengan Vero. Terus aku disuruh ke rumah oma, bilangnya liburan. Pas lama banget aku baru tahu kalau dia mengusirku dari rumah."

Regan mengusap punggung Vanessa perlahan, setelah itu barulah memeluk wanita itu dengan erat seolah tiada hari untuk esok Regan memeluk Vanessa. Tentu hal itu langsung membuat Vanessa menangis, bukannya apa Vanessa juga ingin diperlakukan sama seperti Veronica. Tapi apa yang diperoleh?

"Aku bahkan nggak tau kalau Vero itu punya adik. Selama ini banyak orang taunya Vero anak tunggal dan nggak punya saudara sama sekali. Bahkan waktu dia bilang punya adik, aku adalah orang yang tahu pertama kalinya." jelas Regan.

Veronica juga tipe orang yang ceria, dia suka menceritakan apa yang wanita itu rasakan dan lakukan. Dia pernah mengirim foto Vanessa dan juga beberapa email mereka pada Regan. Kalau Vanessa ingat, Veronica pernah meminta Vanessa untuk berbicara pertama kalinya melalui voice noted. Dan hal itu Vanessa lakukan, sampai akhirnya Refgan juga mendengar suara itu. Sampai saat ini foto dan suara itu masih disimpan baik-baik oleh Regan di komputernya. Tidak ada niatan sama sekali untuk menghapus memori itu. Anggap saja REgan gila, tapi memang itu yang terjadi.

"Sekarang mau ke hotel? Malam ini Vero pengen ngumumin kamu sebagai ceo baru di perusahaan cabang." kata Regan.

"Aku nggak minat, kalau kamu mau datang saja, aku nggak."

Entah berapa kali Veronica menelponnya dan tak ada satu panggilan yang Vanessa respon sekalipun. Bahkan wanita itu juga sempat melihat ponsel Regan yang terus menyala, meskipun Regan sudah menerima dan mengatakan jika dia tidak bersama dengan vanessa dan akan mencarinya.

"Terus kita kemana sampai acara selesai?"

"Disini saja banyak mainan, banyak makan juga kan? KIta bisa menghabiskan waktu di apartemenmu." jelas Vanessa dan membuat Regan mengangguk, tanda jika dia juga menyetujui ucapan Vanessa.

****

Tepat jam sebelas malam, Vanessa pun pulang ke rumah. Hal pertama yang dia lihat adalah Mira yang sudah menunggunya di depan pintu. Alis Vanessa pun terangkat, wanita itu mencoba mengabaikan Mira. Namun, wanita itu lebih dulu menahan tangan Vanessa, hingga membuat Vanessa menepis tangan Mira dengan kasar.

"Kamu kemana aja, Mama sama yang lain nungguin kamu, Nessa." katanya dengan nada lembut.

Melipat tangannya di dada, Vanessa pun menatap Mira dengan memicing. "Terus kenapa? Apa aku harus peduli dengan kalian?"

\

"Nessa .... kakak kamu yang menyiapkan hal ini untuk kamu. Dan untuk pertama kalinya kamu membuat dia kecewa."

Menarik nafasnya dalam, Vanessa pun tertawa. Perlu Mira ingat, jika selama hidupnya dulu bersama dengan Mira dan juga Veronica, wanita paruh baya itu lebih banyak mengecewakan Vanessa. Dan sekarang saat Vanessa mengecewakan Veronica sekali saja, Mira langsung turun tangan dan tidak terima?

"Seenggaknya kamu mikirin perasaan dia juga dong, Nes."

"Dulu waktu rebutan balon, nggak ada tuh yang mikirin perasaan aku!!" cetus Vanessa.

Dia masih ingat betul, ketika Mira meminta balon Vanessa secara paksa. Dengan alasan jika balon milik Veronica itu meletus, dan membuat Veronica menangis. Makanya Vanessa sebagai adik, dan memiliki kakak yang penyakitan harus mengalah demi kesehatan sang kakak. Sedangkan waktu itu balon Veronica juga tidak meletus atau rusak sama sekali. Tapi memang Mira saja yang ingin balon milik Vanessa. belum lagi ucapan Mira yang membuat Vanessa ketakutan. Dimana Mira selalu merapalkan kata jika Vanessa adalah anak bandel, anak tidak tau diuntung setiap kali wanita paruh baya itu meminta barang milik Vanessa.

"Pernah tanya nggak perasaan aku waktu itu kayak apa? Terus sekarang anda minta saya harus menghargai perasaan Vero anak kesayangan anda?" cibir Vanessa.

Mira diam. Dia menatap Vanessa yang menunjukkan sorot mata yang sangat dalam membencinya. Mira tahu dan Mira sadar diri, tapi kan masalahnya itu sudah lama dan seharusnya Vanessa melupakan hal itu. Dia sudah meminta maaf dan meminta Vanessa untuk membuka lembaran baru dalam hidupnya.

"TIdak semudah bayangan. Luka yang kamu taruih itu dalam, dan nggak akan pernah sembuh." kata Vanessa kembali.

Mira kembali menahan tangan Vanessa yang hendak pergi. Matanya berkaca, "Tolong jangan sakiti Vero. Bagaimanapun dia itu kakakmu, Nessa."

"Aku tau dia kakakku. Tapi bukan berarti aku harus melupakan masa laluku karena dia saja kan?"

Mira memohon pada Vanessa untuk tidak melakukan hal yang mampu membuat Veronica sakit hati. Jika ingin berbuat jahat, Mira meminta Vanessa untuk melakukannya pada dirinya saja. Dia tidak tega jika Veronica harus menanggung apapun yang Mira dan juga Arya lakukan dulu pada Vanessa. Mira benar-benar tidak bisa menerima jika Vanessa menyakiti Veronica juga.

"Terus tega kalau aku yang disakiti?" tanya Vanessa dan tersenyum miring. "Ibu yang hebat, melindungi satu anak dan merelakan satu anak lagi untuk disakiti dan di singkirkan." dari sorot matanya saja Mira tahu jika anaknya itu kembali marah. Hingga membuat Mira diam menunduk. "Aku mau tidur dan jangan ganggu aku!!"

-To Be Continued-