Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 28 - Bad-28

Chapter 28 - Bad-28

"Ha … seriusan Nes? 

"Tapi nggak sampai kesana kan?" 

Saat ini, mereka sedang berada di lingkup kampus. Vanessa yang menceritakan apa yang terjadi semalam pada dirinya dan juga Regan. Bahkan wanita itu juga menunjukkan jejak kepemilikan yang dibuat Regan di dada depan kiri. Jejak itu tidak hanya satu melainkan tiga, dan Regan terus mengulang kata jika Vanessa adalah miliknya. Mereka memang tidak melakukan hal itu, dan Vanessa berpikir jika dia tidak akan melakukannya. Tapi yang namanya orang mabuk juga tidak ada yang tahu kan? 

Semalam wanita itu harus berpura-pura mabuk berat dan seolah tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Padahal Vanessa mendengar dengan jelas kata itu, dan dia juga yakin kalau Vanessa itu telinganya masih berfungsi dengan baik. 

"Nggak sebodoh itu juga akunya. Nggak mungkin juga aku langsung kasih gitu aja. Dipikir aku perempuan apa!!" dengus Vanessa.

Chrissy maupun Angel tertawa kecil, siapa tau saja kan wanita itu melepas semuanya hanya karena melihat Regan. Dan menganggap jika pria itu masuk dalam kriteria Vanessa. Walaupun dulu dia itu banyak sekali yang suka. Tapi percayalah, tak ada satu pria pun yang mampu membuat Vanessa jatuh cinta kecuali Marcel. Hubungan mereka sempat menempuh beberapa tahun, dan akhirnya Marcel pun memutuskan Vanessa hanya karena masalah sepele. Marcel yang ingin Vanessa tidur dengannya atas dasar cinta. Lebih tepatnya untuk membuktikan cinta Vanessa pada Marcel, tapi karena Vanessa pintar dia pun menolak dan memilih mengakhiri hubungan mereka. Dia tinggal di negara bebas, tapi bukan berarti lobang yang dia punya harus dijual bebas juga kan? 

"Ya siapa tau aja Ness, posisi mabuk siapa yang ingat." komentar Chrissy. 

Itu memang benar, tapi kan Vanessa juga tidak sebodoh itu. Dia masih bisa menolak apapun yang terjadi, meskipun dia keadaan mabuk sekalipun nyatanya Vanessa masih ingat semuanya. 

Tidak ingin membahas hal apapun. Wanita itu memilih pergi, tapi baru juga beberapa langkah ada sebuah tangan yang langsung menarik pinggang Vanessa secara posesif. Tentu saja hal itu langsung membuat Vanessa memekik kaget. 

"Hai sayang … " sapa orang itu menjijikkan.

Vanessa menepis tangan orang itu dan langsung menjaga jarak. "Berapa kali aku bilang, jangan panggil aku seperti itu." cetus Vanessa. 

"Kenapa sih, kamu selalu marah. Itu hanya sapaan sayang ku padamu." 

"Nyatanya aku tidak suka. Aku tidak suka ada orang memanggilku seperti itu tanpa seizin ku." 

Baron malah mencela dan meminta Vanessa untuk tidak jual mahal. Toh, semua wanita itu sama dan rasanya juga sama. Bedanya cuma di goyangannya saja. Dan saat ini Baron sedang membutuhkan goyangan yang lebih hot dari kekasihnya dulu. Itu sebabnya Baron ingin sekali Vanessa menjadi  kekasihnya agar dia bisa tidur dengan wanita itu dan merasakan sensasinya. 

Mengetahui niat buruk Baron, Vanessa pun langsung tidak sudi dekat-dekat dengan pria itu. Dia memang pemabuk bukan berarti dia harus melayani nafsu bejat pria itu 'kan? 

"Menyingkir dari hadapanku, atau kamu akan menyesal setelah ini." sinis Vanessa 

"Bitch!! Aku bisa bayar mahal jika kamu ingin. Berapapun akan aku bayar, jadi jangan sok jual mahal!!" 

Vanessa ingin sekali menampar mulut pria itu, tapi dia urungkan saat Regan datang dan langsung menarik pinggang Vanessa. Memeluknya begitu posesif hingga membuat banyak orang menatap Regan dengan kagum.

Regan juga meminta Baron untuk segera pergi, dia bisa saja membuat perusahaan ayah Baron bangkrut dalam hitungan detik jika dia terus saja mengganggu Vanessa. Entah itu di kampus atau mungkin di luar kampus pun, Regan sama sekali tidak peduli. Ini memang bukan tugasnya, tapi Regan sangat tidak suka apa yang sudah menjadi miliknya disentuh orang lain. 

"Pergi … Atau keluargamu yang menanggung semua kesalahanmu!!" ancam Regan menunjuk Baron. 

Tentu saja ancaman itu langsung membuat Baron pergi begitu saja. Selain tidak ingin hidup miskin, Baron juga tidak ingin ayahnya mengamuk hanya karena ulahnya saja. Lebih baik dia mengalah, dia bisa mendapatkan Vanessa lain waktu. 

Begitu juga dengan Regan yang langsung menatap Vanessa dari atas hingga bawah, dan dia pun menghela nafasnya berat. "Berapa kali aku bilang, jangan pakai baju yang terbuka. Semua orang akan berpikir buruk tentangmu." jelas Regan gemas. 

"Tapi kan bajunya bagus." 

"Sebagus apapun bajunya, kalau ke bukanya kelewatan kayak gini. Pandangan orang ke kamu itu akan tetap buruk. Kalau ke kampus pakai yang ketutup, begitu juga ke kantor. Kalau di rumah pun juga terserah kamu." omel Regan. Dia sudah seperti bapak-bapak yang marah pada anaknya. Yang memiliki anak bandel, dan tidak mau menurut padanya. 

Vanessa cemberut. Dia pun langsung membenarkan rambut panjangnya yang dia kuncir. "Iya bawel!!" 

Sekarang giliran Regan yang cemberut. Dia pun langsung mengacak rambut Vanessa hingga membuatnya berantakan. Dia datang ke kampus hanya untuk memastikan jika, wanita itu baik-baik saja. Dia tidak merasa pusing, meskipun pagi tadi Vanessa harus mual lebih dulu. Ini kali pertamanya sih Vanessa mabuk dan mual di pagi hari. Pandangan nya juga tidak buram, dia sudah waras dan sehat. Dia baik-baik saja, hanya saja Vanessa sempat khawatir dengan Regan yang sempat bertengkar dengan Veronica.

"Aku baik-baik saja. Aku pikir kamu masih pusing atau apa kek, mau nganterin obat soalnya." kata Regan menepuk kantong jaketnya yang kosong. 

"Narcoboy?" tuduh Vanessa. 

Regan menoyor kepala Vanessa dengan gemas. Mana mungkin Regan mengkonsumsi seperti itu. Dia masih sayang duit jika harus membeli barang tidak berguna, yang bisa merusak mental dan juga akal sehat Regan. Obat yang dia bawa itu adalah obat pusing, lebih tepatnya pereda pusing. Jika Vanessa sehat dan merasa dirinya baik-baik saja, ya sudah. Regan bisa kembali bekerja dengan tenang, dan makan siang bersama dengan Veronica nantinya. 

"Nggak pengen ngajak aku double date makan siang bareng gitu." kata Vanessa heran. 

"Sama siapa?" 

"Troy atau Sean juga boleh, dari pada jomblo pasrah banget deh hidup aku." 

Seketika itu juga Regan mendelik. Dia pun langsung menyentil kening Vanessa hingga mencetak warna merah. Tentu saja hal itu langsung membuat Vanessa mendengus, cemberut dan mengumpat. Sedangkan dua teman Vanessa yang diam saja hanya mampu tm menahan tawanya melihat mereka berdua yang terus saja bertengkar setiap kali bertemu. 

Kadang Chrissy dan juga Angel berpikir bagaimana jika nantinya mereka akan jatuh cinta? Padahal mereka tahu Regan siapa dan Vanessa siapa. Hal itu tidak masuk akal, tapi masalah perasaan tentu saja semuanya akan  masuk akal. 

"Dalam mimpimu!!" cibir Regan dan pergi begitu saja. 

To Be Continued