Ria berusaha menahan tangisnya, apa yang ia takutkan kini menjadi kenyataan, meskipun teman-teman terdekatnya mengetahui fakta kelam yang ingin ia hapus dari hidupnya itu, tapi ia merasa dunia nya hancur seketika. Beruntung apa yang Bian ucapkan hanya didengarkan oleh Bian, Jackran dan Tiara.
"aku mau bicara empat mata sama kamu," Jackran menarik Bian meninggalkan Tiara dan Ria. Kemarahan jelas tampak pada Jackran dilihat daricara ia menggenggam sangat keras pergelangan tangan Bian, sedangkan Bian yang merintih kesakitan pun hanya pasrah mengikuti Jackran.
"aku tau kalau kamu bakal gini," Jackran semakin mempererat genggamannya pada pergelangan tangan Bian,
"kamu tau gimana Ria hancurnya karena masalah itu, dan berusaha untuk melupakannya, meskipun ia nggak benar-benar melupakannya Bianatya,,,,, tapi apa, kamu justru menyerang kelemahan orang lain buat kepuasan kamu sendiri," Jackran berbicara melalui giginya,
"kenapa kamu cuma liat dari posisi dia, kamu nggak liat posisi aku Ran, dia terus-terusan gangguin aku bahkan di saat aku nggak ngapa-ngapain, dia….., dia terus-terusan ngusik aku, aku juga coba ngerti tapi aku juga muak kalo diginiin terus!"Bian sama marahnya dengan Jackran, suaranya bergetar menahan tangisnya,
"dia nggak akan gangguin kamu kalau kamu nggak pancing dia, aku kenal siapa Tiara, dan aku kenal siapa kamu," potong Jackran,
"kamu kenal siapa dia dan kamu kenal siapa aku?" Bian tertawa mendengar penjelasan Jackran yang menurutnya nggak masuk akal,
"kamu nggak kenal dia Ran, begitupun aku,",
"oh ya, kamu salah Bi, aku tau kamu nggak akan pernah melepaskan orang yang udah nyakitin kamu, orang yang udah gangguin kamu, dan aku tau sampai sekarang pun kamu nggak pernah benar-benar maafin Ria," Jackran menatap Bian dengan tatapan yang tajam begitupun Bian, keduanya seakan di bara api kemarahan dan tidak ada yang mau mengalah,
"kamu pikir aku percaya selama ini kamu udah nggak gangguin Ria, aku tau kamu yang buat Ria dikeluarkan dari kerjaan yang dia suka dan kamu juga yang ngefitnah Ria sampai dia berantem sama teman sekelas kalian," genggaman Jackran semakin mengeras,
"jadi selama ini itu yang kamu pikirin tentang aku, kamu percaya sama apa yang diucapin Ria tanpa tau masalah sebenarnya, kamu nggak pernah cari tau aku Ran," Bian menarik tangannya dari genggaman Jackran, tangan Bian memerah karena kerasnya genggaman Jackran,
"sekarang aku benar-benar sadar, bahkan dari dulu sampai sekarang kamu nggak pernah percaya dan nggak pernah peduli sama aku," Bian terus berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh,
"ok, aku bakal jadi seperti yang kamu pikirin Ran," Bian segera berlalu meninggalkan Jackran sendiri, air mata yang sedari ditahannya pun kini tak terbendung lagi, bagaikan derasnya hujan kini ia pun mengalir semakin banyak.
Flashback On
Hari ini Bian cukup kaget dengan apa yang ia lihat, ia tak sengaja melihat Ria dan Ibunya dilabrak oleh seseorang yang mengaku sebagai istri dari kekasih Ibu Ria, atau lebih tepatnya Ibu Ria merupakan seorang simpanan. Selama ini yang Bian tau kehidupan Ria dan teman-temannya sangat sempurna dan membuat orang lain merasa iri dilihat dari segala aspek, bahkan hubungan Ayah dan Ibu Ria terlihat sangat harmonis.
Bian segera berlari menjauh ketika Ria melihatnya, Bian tak ingin Ria merasa malu.
"jadi apa yang kita lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi, setiap orang punya masalahnya masing-masing," gumam Bian dalam hati. Pagi-pagi ketika akan masuk kelas, Ria menghampiri Bian,
"gue mau bicara sama lo sebentar, boleh?" ucap Ria lembut, dan Bian hanya mengangguk mengikuti Ria,
"apa yang lo lihat kemarin,,,"
"gue nggak lihat apa-apa, dan gue paham maksud lo," Bian memotong sebelum Ria menyelesaikan kalimatnya,
"makasih ya Bianatya," Bian hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Ria, Bian sedikit canggung dan tidak tahu bagaimana harus menghadapi Ria.
…
Beberapa hari berlalu, tak membutuhkan waktu yang lama gosip tentang Ibu Ria menyebar satu sekolah dengan cepat, ntah darimana asalmuasalnya. Ria saat ini menjadi buah bibir satu sekolah dan beberapa orang terang-terangan meledek Ria.
Saat jam istirahat anak-anak sedang berada di kantin, begitu pun Ria, banyak hal yang tidak menyenangkan yang ia dapatkan di kantin. Ria bergegas menuju kelasnya diikuti oleh Jackran, Jei, dan Tomo. Ria berlari segera menghampiri Bian dan PLAAK, tangan Ria menampar Bian dengan sangat keras.
"apa-apaan sih lo," Bian memegang pipinya yang sakit, ia sedang duduk di bangkunya mengerjakan tugas dan tiba-tiba Ria datang dan menamparnya,
"lo kan yang nyebarin kesatu sekolah tentang ini," teriak Ria,
"apaan sih, gue nggak pernah nyebarin ini atau ngebahas soal lo," Bian balas meneriaki Ria, tapi Ria tak mau kalah, ia terus menyudutkan Bian, sehingga terjadi lah aksi fisik diantara Bian dan Ria.
Ria menarik rambut Bian yang dibalas oleh Bian, kemudian Ria memukul Bian dengan keras dan berakhir dengan Bian menampar Ria hingga Ria terjatuh, tepat saat itu Jackran, Jei dan Tomo datang. Ria segera bangun dan kembali menyerang Bian, mereka pun menengahi perkelahian tersebut dengan memisahkan Bian dan Ria. Semenjak itu hubungan Ria dan Bian tidak membaik.
Saat pemilihan sekretaris osis pun menjadi puncak Bian dan Ria menjadi tak akur, hal ini dikarenakan, materi yang Bian siapkan untuk presentasi diambil oleh Ria, karena berbagai bukti yang disabotase, Bian dituduh mengambil materi Ria, yang padahal itu Bian siapkan Jauh-jauh hari. Seorang teman kelas mereka melihat Ria yang melakukannya dan mengatakannya kepada Bian, hal inilah yang membuat Ria dan orang tersebut jadi bertengkar yang berakhir dengan gagalnya Bian menjadi sekretaris, padahal ini sangat penting buat beasiswanya, yang berlanjut dengan pemutusan beasiswa Bian sedangkan teman yang menjadi saksi tadi diskors selama satu bulan, menurut kepala sekolah masalah plagiat dan pencemaran nama baik ini harus diselesaikan dengan tegas dan serius agar tidak ada anak yang mengulanginya lagi.
Sebelum bekerja di perusahaan Jackran, sebelumnya Ria bekerja di klinik parfum, Ria sangat menyukai parfum, takdir mempertemukan kembali Ria dan Bian meski saat itu posisinya Bian dan Jackran sudah berpacaran sedangkan Jackran dan Ria adalah teman dekat, hal ini tidak membuat mereka berdamai. Bian dan Ria kembali cekcok yang berakhir dengan pemecatan Ria, meski masalahnya tak sepenuhnya salah Ria, tapi Bian yang ditunjuk sebagai ketua pun memecat Ria dengan berbagai pertimbangan yang semakin memperparah keadaan mereka, Bian tau dia sedikit tidak professional, hal itulah yang membuatnya merasa bersalah pada Ria dan berusaha mendekati Ria namun tak pernah berakhir dengan baik.
Flashback Off
Bian segera kembali ke tenda, ia saat ini dalam keadaan yang buruk untuk mengantri mandi.
"udah mandinya," Tanya Clara,
"belum kak, penuh banget, lama ngantri," jawab Bian,
"ya udah gue mandi duluan ya, lo berdua gantian jagain tenda," Bian dan Andin pun mengangguk.
Andin yang sedari tadi sedang menyiapkan tempat tidurnya pun duduk dekat Bian yang mulai mengeluarkan barang-barangnya untuk disusun dan memisahkan barang yang akan digunakan untuk tidur.
"kenapa Bi," Tanya Andin,
"kenapa apanya," Bian berpura-pura heran,
"lo habis ketemu mereka," Tanya Andin memastikan dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Bian, Andin yang tau keadaan hati Bian sedang tidak baik, ia pun memutuskan untuk segera kembali ketempatnya. Bian yang menyadari itu hanya tersenyum.
"gue beneran nggak papa," Bian mulai berbaring,
"ya udah istirahat aja kita, mumpung masih selo, ntar jam 7 udah harus kumpul," Andin ikut berbaring,
"lo nggak mandi," Tanya Bian,
"ntar ajalah, bereng lo," jawab Andin, mereka berdua pun larut dengan kegiatan mereka masing-masing. Bian mendengarkan musik menggunakan earphonenya sedangkan Andin mulai membaca novelnya.