Beberapa minggu sudah berlalu sejak kejadian kejutan di rumah Lucien itu. Pagi ini seperti biasa Lucien menjemputku untuk berangkat bekerja. Ketika memasuki ruang kerjaku, terlihat Elsa sedang bersedih. Sebagai seorang sahabat tentu saja kuhampiri Elsa dan menanyakan keadaannya.
"Sa kamu ada masalah apa???" tanyaku lembut sambil merangkulnya.
"Jane apakah sore ini kamu sibuk???" tanya Elsa balik dan aku tahu itu artinya Elsa belum bersedia untuk menceritakan masalahnya.
"Eeehhhmmm...sepertinya tidak, kenapa???"tanyaku lagi.
"Bagaimana jika sore ini kamu menemaniku jalan-jalan???" ajak Elsa.
"Oke...aku akan menemanimu sahabatku sayang" ujarku sambil memeluk Elsa agar dia merasa lebih baik. Kurasakan kemeja kerjaku basah karena tangisan Elsa, tetapi aku tak peduli dengan itu karena jika menangis bisa membuatnya merasa lebih baik maka lebih baik dia menangis saja sesukanya.
Setelah kurasa Elsa sudah tenang aku kembali ke meja kerjaku dan mengambil ponselku untuk mengirim pesan pada Lucien.
Jane:
Cien nanti sore kamu tidak perlu menjemputku karena nanti aku akan menemani Elsa jalan-jalan.
Lucien:
Oke...kebetulan aku juga tidak bisa menjemputmu karena sahabatku Gavin dan Victor berkunjung kemari, jadi nanti aku akan menemani mereka juga.
Jane:
Oke...terimakasih Cien, nanti hati-hati ya :)
Lucien:
Sama-sama, kamu juga :)
Tak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat karena jam sudah menunjukkan pukul 16.00. Aku menghampiri Elsa di meja kerjanya. Kulihat dia sudah sedikit lebih baik dibandingkan tadi pagi.
"Sa aku pake baju kerja aja ya, soalnya gak bawa baju ganti" ujarku santai.
"Oke gak masalah Jane...aku juga gak bawa baju ganti hehehe" ujarnya cengengesan.
"Sepertinya kamu sudah merasa lebih baik" ucapku santai.
"Tentu dong...jalan-jalan memang obat terbaik saat perasaan sedang kacau" kata Elsa menanggapi.
"Kita jalan sekarang nih???memang mau kemana Sa?" tanyaku penasaran.
"Yups....tempat biasalah Jane Mall XYZ" ujarnya santai.
Kami pun berjalan ke arah parkiran motor. Untung saja aku selalu meletakkan helm cadangan di lokerku, jadi jika jalan-jalan mendadak menggunakan motor seperti sekarang ini tidak perlu takut tidak bawa helm. Awalnya aku tak mengerti kenapa kata hatiku selalu menyuruh untuk meletakkan helm cadangan di loker, ternyata akan ada kejadian seperti ini. Sungguh terkadang kata hati itu lebih tajam terhadap keadaan bukan???
Sesampainya di mall kami makan dulu setelah itu baru jalan-jalan ria. Elsa berbelanja dengan sangat gila karena sudah banyak paperbag yang ditentengnya tetapi dia masih saja seperti kurang berbelanja. Ini adalah cara Elsa untuk melupakan semua masalahnya dan aku tahu itu. Aku yang hanya menemani Elsa hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya belanja seperti orang kesetanan.
"Sa kamu masih belum cukup belanjanya???" tanyaku mulai lelah.
"Belum Jane...ayo kita ke sebelah sana" ajak Elsa menarik tanganku padahal sebelah tangannya sudah penuh dengan hasil belanjaan dan aku hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Elsa.
Saat aku dan Elsa tengah asyik mengobrol sambil jalan, tiba-tiba ada 3 orang laki-laki muda yang kuperkirakan usianya sekitar 25an datang menghampiri kami dan menggoda kami.
"Hai girls...cuma berdua aja???" tanya lelaki A.
Kami tidak menanggapi omongan lelaki itu dan hanya berlalu menuju toko yang ingin dikunjungi Elsa. Tiba-tiba salah seorang dari 3 orang itu menarik tanganku dan berhasil membuatku kesal.
"Hei jika orang bertanya itu harus dijawab!!!" ujar lelaki itu galak, sebut saja lelaki B.
"Untuk apa bertanya jika sudah melihat dengan jelas!!!" sahutku ketus.
"Wuuuuuwww....ternyata tipe perempuan galak guys" ujar lelaki C.
"Terus masalah???" ledek Elsa tak kalah ketus.
"Bagaimana jika kami temani jalan-jalan???"goda lelaki A lagi.
"Mimpi!!!" sahutku dan Elsa berbarengan.
"Hahaha kalian memang sangat cantik dan menarik tapi sayang sangat sombong" ujar laki-laki C.
"Lebih baik jadi wanita sombong daripada wanita murahan!!!" kataku masih ketus.
"Ya...terlebih menghadapi para buaya seperti kalian!!!" tambah Elsa tak kalah ketus.
"Kalian para wanita sok suci seperti kekasih kalian bukan buaya saja!!!" ujar laki-laki B merendahkan.
"Tentu saja....karena kekasih kami adalah manusia bukan buaya seperti kalian" sahutku balik meremehkan.
"Tampang seperti kalian berani menggoda kami???sungguh tidak tahu diri!!!" ujar Elsa kesal dan berhasil membuat ketiga laki-laki itu naik pitam.
Mereka menarik tangan kami dengan paksa, semua orang jadi menatap kami tetapi tidak ada yang berani menolong. Dan karena aku sudah merasa terancam kutendang kemaluan laki-laki yang menarik tanganku yaitu laki-laki B. Tentu saja laki-laki itu langsung tersungkur dan aku tersenyum kemenangan.
Namun tiba-tiba laki-laki C menghampiriku dan menampar wajahku. Tentu saja itu berhasil membuatku tersungkur dan menatap laki-laki itu nanar.
"Dasar perempuan sok suci!!!sok tidak mau tetapi ujung-ujungnya pasti mau...kenapa kamu menatapku seperti itu???sakit???atau tidak terima???ayo sini bangun tampar aku!!!" ujar laki-laki itu memprovokasiku.
Dengan penuh emosi aku langsung bangun dan mencoba memukul laki-laki itu tetapi dia dengan mudah dapat menahan tanganku dan malah berhasil mencekikku.
"Kenapa???sudah tidak bisa melawan???makanya disaat aku dan teman-temanku bicara baik-baik kamu bicaranya gak usah ketus gitu" ujarnya merendahkan.
"Untuk apa bicara baik-baik pada orang yang memiliki tujuan buruk???dari prilaku dan cara bicara saja aku sudah tahu tujuan kalian adalah menggoda kami dan jika beruntung kalian bisa tidur dengan kami...ya kan???" ujarku dingin dengan masih menatap mata laki-laki itu nanar.
"Kamu memang perempuan yang pintar" katanya sambil membelai pipiku dan aku pun langsung meludahi wajah laki-laki itu.
Marah???tentu saja laki-laki itu marah bahkan dia sudah melemparku kemudian menjambak rambutku. Laki-laki itu menyerangku seperti seorang psikopat gila yang memang sangat suka dengan darah. Elsa tak bisa membantuku karena kulihat dia tengah ditahan oleh laki-laki A. Semua orang tak ada yang berani menolong kami, mungkin karena mereka sendiri juga takut.
Laki-laki itu terus menamparku sampai akhirnya tiba-tiba laki-laki itu seperti ditarik dari belakang dan mendaratlah sebuah pukulan di wajahnya. Kulihat Lucien dengan ekspresi dinginnya tetapi bahkan lebih dingin dari biasanya sehingga Lucien sekarang terkesan lebih menakutkan.
Lucien terus-menerus memukul dan menendang laki-laki itu sampai laki-laki itu tak sadarkan diri. Aku sungguh terkejut dengan sisi Lucien yang seperti ini, dia bahkan bisa membunuh seseorang jika terus seperti ini.
Aku segera bangun dan berlari memeluk Lucien agar dia bisa menghentikan aksinya karena laki-laki itu sudah tak berdaya.
"Ccciii..ci..en tolong hentikanlah...kamu bisa membunuhnya" ucapku lembut dengan bibir yang masih terasa sangat sakit akibat tamparan.
Dia berbalik menatapku dan membelai wajahku. "Dia membuatmu seperti ini...dia pantas untuk mendapatkannya" jawab Lucien dingin sekaligus lembut.
"Aku tak ingin kamu membunuh seseorang Cien" sahutku memelas sambil berusaha tersenyum.
Tiba-tiba Lucien menarikku dalam dekapannya dan menggendongku. "Kita pulang!!!" perintahnya dingin entah ditujukan pada siapa. Aku hanya terdiam dalam gendongannya.
"Kalian bereskan sisanya!!!ucap Lucien dingin pada sahabat-sahabatnya.
Lucien membawaku ke rumahnya dan membantuku membersihkan luka-lukaku. Terlihat wajah sedihnya ketika aku meringis menahan sakit saat dia mengoleskan salep di lukaku.
"Lain kali aku akan mengajarimu bela diri Jane" ucapnya tiba-tiba.
"Huh???memang kamu bisa beladiri???" tanyaku penasaran.
"Kamu pikir bagaimana caraku melumpuhkan laki-laki itu???" tanya Lucien lagi sambil tersenyum miring.
"Jadi maksudmu kamu adalah seorang atlet???" tanyaku datar.
"Bukan itu maksudku, maksudku aku melumpuhkannya tadi dengan menyerang titik vitalnya" ucapnya santai.
"Lalu hubungannya dengan beladiri???" tanyaku santai.
"Ck...ck...ck...tentu saja aku mempelajari itu dari ilmu beladiri Jane" jawabnya gemas.
"Ya...ya...My boss memang hebat" ujarku memuji Lucien. "Oh ya...bagaimana dengan Elsa???kamu tadi langsung menggendongku dan aku jadi melupakannya di sana" imbuhku heboh.
"Kamu tenang saja....Gavin dan Victor mengantarkannya" ucap Lucien menenangkan.
"Terimakasih Cien..." kataku terharu. "Sama-sama Jane...lain kali mulutmu jangan terlalu tajam ya" sahut Lucien sambil memelukku.
Gimana readers untuk episode kali ini???maaf ya kalau adegan actionnya kurang bagus karena author baru pertama kali buat hehehehe...jadi mohon dimaklumi ya :)