Warning!!!!!!!!
Warning!!!!!!!!!
Warning!!!!!!!!!!
Chapter ini mengandung unsur dewasa alias 21+ jadi kalian yang masih bocah di bawah 21+ mending jangan baca chapter ini....tapi kalo tetep baca dosa di tanggung sendiri yak :D :D :D
Keesokan harinya kubuka mataku lalu melihat Lucien sudah mengenakan celananya, tetapi masih bertelanjang dada dan sedang menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur sambil menatap tabletnya.
"Eeerrrr...morning..."ucapku serak khas suara baru bangun sambil tersenyum menatapnya.
"Morning too baby..." ucapnya sambil mengecup bibirku.
"Jam berapa sekarang Cien???" tanyaku sambil mengernyitkan kening.
"Jam 1 siang..."jawabnya lembut tanpa melepas tatapan dari tabletnya.
"Huh!!!!" pekikku terkejut dan langsung duduk dari posisi tidur.
"Kenapa baby???" tanya Lucien terkejut sekaligus bingung.
"Ah...tidak apa-apa aku hanya terkejut karena sudah siang hehehe" ujarku cengengesan.
"Kamu kelelahan baby...tidurlah lagi..." sarannya padaku.
"Eeehhhhmmm...baiklah" jawabku kemudian meletakkan kepalaku di atas perut Lucien sembari memeluk pinggangnya.
Lucien tersentak dengan tingkahku yang manja seperti itu dan dia mengelus-elus pucuk kepalaku. Aku merasa sangat nyaman ketika dia melakukan itu.
"Baby...apa tidak ada yang ingin kamu tanyakan???" ujarnya tiba-tiba.
"Eeeehhhmmm....apa itu mempunyai nama???" tanyaku penasaran dengan tindikan Lucien.
"Huh???itu apa???" tanyanya bingung.
"Eeerrrrr....itu sisa kenakalan remajamu..." jawabku cengengesan sambil mengelus-elus perut six packs Lucien.
"Aku menghilang selama 3 bulan tanpa mengabarimu kemudian aku tiba-tiba datang menyatakan cinta, lalu yang kamu tanyakan adalah tentang apadravyaku???" ujarnya heran sekaligus heboh padaku.
"Oooohhh...jadi itu namanya apadravya ya...." ucapku ber-oh ria.
"Ck...kamu memang wanita yang langka baby..." ucapnya sambil mengecup pucuk kepalaku.
"Langka....langka tapi suka kan???" jawabku tersenyum menggoda.
Tanganku terus menari-nari di atas perutnya dan lama-lama tangan jahilku mulai memasuki celananya. Tanpa sadar kuraba junior miliknya beserta apadravya yang ada di sana.
"Mmmmppphhh....baby you're naughty..." ujar Lucien sambil mendesah.
Aku tak menghiraukan suara desahan Lucien dan terus mengelus-elus junior miliknya karena masih sangat penasaran dengan benda yang disebut apadravya itu. Sampai akhirnya dia tiba-tiba mengangkatku ke atas perutnya dan mulai menciumi pundak dan tengkukku.
"Mmmppphhh...Cien..." desahku dengan tangan masih tetap memenuhi hasrat penasaranku.
Satu tangan Lucien meremas payudaraku dan satunya lagi bermain pada miss vku.
"Sssshhhh....aaaaaaahhhh..." desahku sambil membuka seluruh celana Lucien sehingga memperlihatkan juniornya yang sudah tegang.
Melihat hal itu aku mulai memaju mundurkan tanganku di junior milik Lucien.
"Sssshhhhh....aaaahhhhhh...bbaaaaabbyyyy...." erangnya menikmati permainanku.
"Aaaaaaaaaahhhhhhh.....sssshhhhh.....Ciiieennnhhh..." desahku.
Kami berdua semakin mempercepat permainan tangan kami sampai kami mencapai pelepasan. Dia kembali mengangkat tubuhku dan menumpukannya pada lututku begitupun dengannya, lalu dia memasukkan juniornya ke dalam miss vku dalam sekali hentakan.
"Jjjjjlllleeeeeebbb"
"Sssshhhhh...aaaaaaaahhhh" desahku ketika juniornya kembali memasuki miss vku yang tetap saja masih terasa penuh bagiku. Dia mulai memaju mundurkan pinggulnya sehingga berhasil membuatku mengerang nikmat.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh.....Ciiieeeennnhhhh peerrr...maaaahhh...iiiinnaaannhhhmuuhh...hebat....aaaahhhhh...." racauku sambil mendesah.
"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh....baby punyamuuuhhhh....mmaaaa...sssiiihhhh...ssseeemm...pppiittthhh...sssseee....kkkaaaaaliihhhh.....ttaaa...piiiihhh...aaa...kuuuhhh...sssuuu....kaaaahhh....aaahhhh...." racaunya juga sambil mendesah.
Permainan Lucien memang luar biasa ditambah dengan apadravya yang ada di juniornya menambah kenikmatan dalam permainannya sehingga mampu membuatku tergila-gila. Aku bahkan sempat ragu apakah ini adalah pengalaman pertamanya atau bukan.
"Aaaaaaaahhhhh....Ciiieennnhhhh Its gonna be come...aaaahhh..." racauku.
"Sssssshhhhhh.....ttooggeeetheeerrrr.....aaaaaaahhhhhh...." desahnya.
Kami mencapai pelepasan bersamaan dan aku langsung merebahkan diriku lemas. Lucien masih menciumi bibir, leher, payudara dan perutku tetapi aku benar-benar sudah tidak bertenaga lagi karena perutku sudah lapar.
"Love....I'm hungry and I don't have more energy for now" ujarku lemah dan berhasil membuatnya tersadar.
"Ooopppsss...sorry...better you take a shower baby..." ujarnya santai.
"I don't have energy to do that" ucapku lemah.
"I'll help you baby..." ucapnya lembut kemudian menggendongku ke kamar mandi dan memandikanku. Hanya mandi biasa ya readers (hehehe).
Selesai mandi Lucien kembali menggendongku ke kamar dengan melilitkan handuk di tubuh mungilku. Dia mendudukkanku ditepi tempat tidurnya sembari mencari bajunya yang dirasa cukup untuk kupakai di ruang gantinya.
Beberapa menit kemudian dia sudah berpakaian lengkap dan datang dengan membawa sebuah hodie berwarna hitam beserta pakaian dalam wanita lalu dia membantuku memakainya. Tentu saja hodie milik Lucien itu lebih mirip dress jika aku yang menggunakannya karena ukuran tubuh kami yang berbeda jauh.
"Kenapa kamu bisa memiliki pakaian dalam wanita???" tanyaku.
"Kamu tenang saja itu baru dan memang khusus aku beli untukmu" ujarnya santai.
"Lalu darimana kamu tahu ukuranku???" tanyaku lagi karena penasaran.
"Tidak sulit untuk menebak ukuranmu baby..." ucapnya menggoda sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Yayaya..." jawabku sambil memutar bola mataku.
"Ayo sekarang kita makan" ajaknya setelah selesai membantuku berpakaian.
Aku mengulurkan tanganku padanya, paham akan maksudku dia langsung membawaku dalam gendongannya kemudian berjalan ke ruang makan.
"Aku tidak ingin duduk dikursi" ucapku manja ketika dalam perjalanan ke ruang makan.
"Lalu kamu mau duduk di pangkuanku???" tanyanya menggoda.
"Yaps..."jawabku girang dan dia hanya tersenyum mendengarku.
Sesampainya di ruang makan aku duduk di pangkuan Lucien seperti anak kecil sedang duduk di pangkuan ayahnya. Bi Ani ART Lucien segera menghidangkan makan siang di meja makan.
"Bi...nanti tolong bersihkan kamarku dan ganti seprei tempat tidurku ya!!!" perintah Lucien lembut.
"Baik tuan...baju yang berserakan di ruang keluarga juga sudah saya cuci" ujar Bi Ani dan berhasil membuatku malu setengah mati. Bagaimana aku tidak malu jika ternyata Bi Ani yang membereskan bajuku dan Lucien yang berserakan di ruang keluarga. "Oh Shit" umpatku dalam hati sambil memakan makananku.
"Semangat ya nona...sekarang tuan sudah kembali..." ucap Bi Ani menyemangatiku sambil mengedipkan mata. Tentu saja itu membuatku merona dan tambah malu karena Bi Ani mengetahui kepanikanku saat Lucien pergi ke Negara S.
"Baby....ayo kita menikah" ucap Lucien tiba-tiba dan berhasil membuatku terbatuk.
"Uhuk...huk...Huh???apa kamu bercanda Cien???" tanyaku menatapnya.
"Tidak...aku serius..." ucapnya tegas.
Aku memikirkan ajakan Lucien itu, bukannya aku tidak mau hanya saja tidakkah ini terlalu cepat???bahkan aku belum mengenal keluarganya.
"Baiklah...tetapi bolehkah tidak secepatnya???aku kan belum kenal keluargamu Cien" tanyaku ragu.
"Oke baby....as your pleasure..." jawab Lucien.
Selama makan siang Lucien menjelaskan semua hal yang terjadi saat dia pergi dulu. Ternyata saat itu dia ingin berpamitan denganku akan ke Negara S untuk mengurus beberapa hal terkait bisnisnya, tetapi aku yang terlalu egois memaksanya memastikan perasaannya terhadapku sehingga kami berakhir seperti itu.
Bahkan seharusnya dia di sana selama setengah tahun, tetapi karena frustasi dengan pertengkaran kami dan perasaannya terhadapku jadi dia mempercepat urusannya di sana. Selama di sana dia juga jadi menyadari perasaannya karena berpisah denganku.
"Baby...bagaimana jika kamu tinggal di rumahku saja???" ajaknya padaku.
"Hhhmmm....bagaimana jika keluargaku ke sini???bukankah di rumahmu hanya ada 2 kamar???" ujarku beralasan.
"Jika mereka ke sini, mereka bisa tidur di hotel baby...memangnya jika mereka mengunjungimu, apartemenmu cukup untuk menampung mereka???" ucapnya santai dan berhasil membuatku bungkam.
"Baiklah...tapi kamu harus membantuku memindahkan barang-barangku" kataku padanya.
"Tentu dengan senang hati My Baby Jane..." ucapnya senang.
"Cien...boleh aku bertanya???" ucapku penasaran.
"Ya tanyalah..." jawabnya singkat sambil meminum airnya.
"Apa benar ini kali pertamamu???" tanyaku penasaran.
"Kamu tahu kan aku tidak pernah tertarik dengan wanita manapun selain dirimu Baby.....dan saat berkencan dengan laki-laki pun aku belum pernah sama sekali melakukan kontak fisik" akunya jujur.
"Lalu kenapa kamu sepertinya ahli sekali dalam melakukannya???" tanyaku makin penasaran.
"Lalu bagaimana denganmu sendiri baby???bahkan kamu sangat agresif saat di atas ranjang..." ujarnya sambil menaikkan sebelah alisnya.
"I...i...tu...karena aku senang membaca" ujarku jujur.
"Ya sama aku juga mengetahuinya dari bacaan" jawabnya jujur.
"Baby...." panggilnya lagi dan berhasil membuatku menoleh padanya.
"I Love You..." ujarnya lembut sambil menatap dalam mataku.
"I Love You too Love....don't leave me again, oke???" ucapku tulus.
"Ofcourse..." ucapnya singkat dan mengecup mesra bibirku.
Selesai makan aku dan Lucien ke ruang keluarga untuk menonton film favoritku yaitu The Twilight Saga. Selain itu kamar Lucien masih dibersihkan oleh Bi Ani, aku yakin Bi Ani pasti terkejut dengan banyaknya noda darah di sprei Lucien itu. Aku sendiri tidak menyangka akan berdarah sebanyak itu, tetapi apa boleh buat junior Lucien memang sangat besar dan membuat milikku terasa penuh sesak jadi aku hanya bisa pasrah. Terlebih aku sangat menikmati permainan Lucien yang bisa membuatku melayang sampai langit ke tujuh.