Jangan melihat seseorang dari penampilannya...
karena sekarang yang terlihat buruk mungkin saja ke depannya akan terlihat luar biasa begitu pula sebaliknya...
Dark Comfort
*********************
Seminggu kemudian aku sudah mulai bekerja di perusahaan Lucien. Tentu saja Elsa sangat terkejut saat aku menyerahkan surat pengunduran diri ke pimpinan kami. Bahkan Elsa merengek meminta ikut denganku bekerja di perusahaan Lucien, sungguh gila bukan sahabatku satu itu???
Elsa juga marah-marah mengatakan bahwa Lucien sangat tega memisahkan aku dan dia sehingga dia meminta pertanggungjawaban Lucien karena sudah memisahkan kami. Selain itu Elsa juga memarahi Lucien terkait masalah dia yang pergi tiba-tiba tanpa pamit padaku sehingga membuatku bersedih sangat lama.
Lebih gilanya lagi yaitu Lucien menyuruh Elsa untuk mengirimkan surat lamaran kerja ke perusahaannya dengan posisi sekretaris pribadi. Aku paham mungkin Lucien merasa bersalah padaku dan Elsa tetapi apakah ini keputusan yang tepat???
~Flashback On~
*Rumah Lucien setelah kejadian Elsa marah-marah*
"Bukankah kamu hanya menginginkan 1 sekpri, kenapa kamu malah menyuruh Elsa melamar sebagai sekpri lagi???" tanyaku sedikit emosi.
"Karena aku merasa bersalah padanya sudah memisahkan dia denganmu...aku tahu kalian sangat sulit dipisahkan, makanya aku ingin dia jadi sekpriku..." jawab Lucien datar.
"Bagaimana dengan Elena???bukankah kamu sudah menerimanya???" tanyaku lagi.
"Aku akan menggunakan 2 sekpri dan 1 asisten pribadi, untuk urusan dengan tim HRD perusahaanku nanti aku yang akan mengurusnya karena bagaimanapun disini akulah yang bersalah" jelasnya tegas.
"Baiklah aku mengerti....kalau begitu bisakah sekarang kita membuat kontrak kerjaku sebagai asisten pribadimu???" tanyaku dan dibalas anggukkan oleh Lucien.
Aku akhirnya menandatangani kontrak kerja sebagai asisten pribadi Lucien dengan gaji yang sangat tinggi tentunya, dan aku juga meminta pada Lucien agar tidak mengatakan apapun kepada karyawannya tentang hubungan kami. Alasanku adalah agar mereka bisa berimajinasi sesuai dengan kehendak mereka tentang kami. Untungnya dia setuju dengan permintaanku.
~Flashback Off~
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di perusahaan Lucien dan tentu saja aku berangkat bersama Lucien. Ketika memasuki perusahaan Lucien, semua menyapa dan memberi hormat padanya dan hanya dibalas anggukkan. Dibalik penghormatan dan sapaan tersebut bisa kudengar bisik-bisik mereka mengenai diriku.
"Siapakah wanita ini???"
"Bukankah wanita ini yang saat wawancara sekpri pak presdir ikut sebagai pewawancara juga?
"Kenapa wanita ini bisa datang bersama dengan pak presdir?
Dan seterusnya banyak pertanyaan-pertanyaan yang bisa ku dengar, tetapi seperti biasa aku tak memperdulikan pertanyaan mereka. Saat akan naik ke ruangan Lucien, tanpa sengaja kami bertemu dengan Pak Willy di lift. Dia menatapku dengan sinis, sangat wajar menurutku dia bersikap seperti itu karena kata-kataku saat selesai wawancara sekpri waktu itu.
"Apakah sekretaris pribadiku sudah datang???" tanya Lucien datar.
"Sudah pak...mereka sudah datang dari tadi" jawab Pak Willy hormat.
"Baiklah terimakasih" ucap Lucien singkat.
"Ah ya....Nona Jane apakah anda tahu jika pak presdir merekrut sekpri baru dan penampilannya sangat luar biasa???" tanya Pak Willy jelas menyindirku.
"Tentu saja saya tahu pak...apakah bapak nggak tahu kalau sekpri baru itu adalah teman saya???" tanyaku santai.
"Ah...oh...eh benarkah??? pantas saja penampilannya sangat luar biasa sama seperti anda" ujarnya keceplosan.
"Terimakasih atas pujiannya pak" ucapku tulus.
"Ekheemm...apa anda menyukai asisten saya pak???" tanya Lucien datar dan berhasil membuat Pak Willy salah tingkah.
"Ah...tentu saja saya menyukainya pak karena nona Jane sangat cantik dan penampilannya luar biasa" jawab Pak Willy berbinar dan aku terkekeh dalam hati.
"Matilah anda pak karena bukan jawaban seperti itu yang diinginkan Lucien...Dasar tua-tua keladi cih..." kekehku dalam hati.
"Jadi anda menginginkan asisten saya???jangan mimpi!!!" ucap Lucien dingin dan ya seperti dugaanku Lucien cemburu mendengarnya.
Sesampainya di depan ruangan Lucien kulihat Elsa dan Elena sudah duduk di meja kerja mereka masing-masing.
"Morning hot girls..."sapaku pada Elsa dan Elena, Elena sangat terkejut dengan sapaanku itu sedangkan Elsa hanya tersenyum.
"Morning to my super hot girl" balas Elsa.
"Mo...morning to nona...." jawab Elena gugup dan menggantung.
"Jane...panggil saja aku Jane El" ucalku santai.
"Ah...baiklah morning to Jane" ulang Elena menyapaku sehingga membuatku dan Elsa terkekeh mendengarnya.
"Ekhem...kurasa ini waktunya bekerja bukan bercanda" ujar Lucien dingin menyindir kami bertiga.
Lucien masuk ke ruangannya terlebih dahulu karena aku masih mengambil jadwal kegiatan Lucien hari ini pada Elena. Setelah mengambil jadwal kegiatan tersebut aku langsung masuk ke dalam ruangan Lucien dan menjelaskan jadwalnya hari itu. Dia hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasanku.
Jam makan siang aku pergi ke kantin kantor bersama Elsa dan Elena, sebelumnya tentu saja aku sudah mengatakannya pada Lucien. Dia hanya memintaku membelikan nasi goreng seafood di kantin dan menyuruhku membawakan ke ruangannya setelah makan, karena masih ada beberapa dokumen yang masih harus diperiksanya.
Kami bertiga berjalan menuju kantin kantor dan seperti biasa mata karyawan yang lain menatap ke arah kami sehingga membuat Elena gugup.
"Tidak perlu gugup El...jangan pedulikan tatapan mereka" bisikku pada Elena dan diangguki oleh Elsa.
Sesampainya di kantin kami memesan makanan kami masing-masing dan tidak lupa aku juga memesankan nasi goreng seafood untuk Lucien. Sesudah memesan kami duduk di salah satu kursi kosong yang ada di sana.
"Ehm...apakah kalian berdua tadi tidak gugup ditatap seperti itu oleh karyawan lain???" tanya Elena penasaran.
"Tidak...kami sudah terbiasa ditatap oleh orang lain, jadi kami ya tidak mempedulikannya" jawab Elsa santai.
"Ya wajar sih...soalnya kalian kan cantik-cantik dan penampilan kalian juga amazing..." ujar Elena sambil mengacungkan jempolnya.
"Kalau kamu mau...kamu juga bisa kok berpenampilan seperti kami" ucapku santai.
"Benarkah???tetapi aku sudah pernah mencobanya dan berakhir dengan kegagalan" ucap Elena kecewa.
"Ya tentu saja bisa dong...kamu bisa serahkan semuanya pada kami" ujar Elsa menyarankan dengan senyum manisnya.
"Benarkah kalian mau membantuku???" tanya Elena berbinar.
"Tentu saja" jawabku dan Elsa serempak.
"Oke kalau begitu nanti pulang kerja kita langsung ke Paradise Mall untuk berbelanja...apa kalian keberatan menemaniku???" tanya Elena antusias.
"Tentu tidak" jawabku dan Elsa lagi.
Makanan yang kami pesan akhirnya datang dan tentu saja kami langsung menyantap makanannya sambil melanjutkan obrolan kami.
"Ehhmmm...El kalau boleh tahu mata kamu minus berapa sih???" tanya Elsa penasaran.
"Minus 2 kenapa Sa???" jawab Elena.
"Ah tidak itu bagaimana jika kamu melepaskan kacamatamu atau jika kamu sedang bekerja dan mengemudi saja menggunakannya...karena aku yakin tanpa kacamatamu wajahmu akan terlihat jauh lebih cantik" jelas Elsa panjang lebar.
"Jika kamu mau, kamu bisa memakai softlens El" saranku.
"Errr...aku tidak suka memakai softlens Jane makanya kau lebih memilih kacamata" kata Elena santai.
"Kalau begitu saranku lebih baik El...kamu menggunakan kacamatamu hanya saat bekerja dan mengemudi saja" ujar Elsa bangga.
"Baiklah akan kucoba" ucap Elena.
"Bersiaplah menjadi Elena yang amazing El..." ucapku antusias pada Elena.
"Tentu" ucap Elena singkat sambil tersenyum.
Usai makan siang kami kembali menuju ruangan kami dan tidak lupa aku membawakan pesanan Lucien untuk makan siangnya. Ah ya aku berada di ruangan yang sama dengan Lucien hanya meja saja yang berbeda. Aku yakin seratus persen Lucien sudah merencanakan ini dengan matang.
Ketika masuk ke dalam ruangannya kulihat dia masih sibuk dengan dokumen-dokumennya, padahal aku dan 2 temanku itu sudah 1 jam lamanya pergi ke kantin.
"Cien...sebaiknya kamu makan dulu deh, ini sudah siang banget loh" saranku pada Lucien dan berhasil membuatnya menghentikan aktivitasnya. Aku mempersiapkan makan siangnya di meja dan dia sudah duduk di sofanya untuk menikmati makan siangnya.
"Cien...nanti sore saat pulang kerja aku dan Elsa akan mengantar Elena pergi berbelanja ya..." ujarku pada Lucien.
"Oke...aku akan menunggumu di kantor sekalian aku ingin mengurus beberapa dokumen" jawabnya santai sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Eh...apa tidak sebaiknya kamu tunggu di rumah saja???" tanyaku.
"Aku akan menunggumu di kantor, jika kamu dan 2 temanmu sudah selesai belanja telpon aku, oke???memang dimana kalian akan belanja???" cerocos Lucien.
"Oke yang penting kamu tidak kerepotan saja...di Paradise Mall Cien" ucapku sambil mengangkat bahu.
"Aku nggak pernah merasa direpotkan olehmu baby...aku bahkan sangat rela jika harus lelah karenamu" gombal Lucien dan berhasil membuat pipiku memanas.
"Sepertinya sekarang kamu sudah ahli gombal ya..." ucapku tersipu dan Lucien hanya terkekeh melihatku.
Pulang kerja aku dan Elsa menemani Elena berbelanja di Paradise Mall. Aku tidak menyangka jika Elena sebenarnya adalah orang kaya, barang-barang yang digunakan Elena bahkan semuanya barang kelas atas hanya saja mungkin memang dia yang tidak berbakat dalam fashion sehingga penampilannya terlihat culun.
Aku dan Elsa tentu saja sangat antusias dan menikmati acara mempermak Elena, karena kami memang sama-sama menyukai fashion. Berbagai style yang cocok kami terapkan di badan Elena, sedangkan Elena hanya bisa menatap kagum pada dirinya yang baru dan membayar semua pakaian serta sepatu yang kami sarankan padanya.
Dari awal aku bertemu Elena sudah merasa dia tidaklah jelek hanya saja kecantikannya tertutupi dengan fashion stylenya yang kurang bagus sehingga banyak orang jadi mengatainya culun. Aku dan Elsa tidak sabar ingin melihat ekspresi orang-orang kantor ketika melihat penampilan Elena yang baru.