Warning!!!!!!!!
Warning!!!!!
Warning!!!!!!!!!!
Chapter ini mengandung unsur dewasa alias 21+ jadi kalian yang masih bocah di bawah 21+ mending jangan baca chapter ini....tapi kalo tetep baca dosa di tanggung sendiri yak :D :D :D
Akhirnya Lucien melepaskan tanganku saat kami sudah berada di dalam ruangannya. Dia menatapku intens sembari menahan sesuatu yang memang ingin dikeluarkan, sedangkan aku hanya menatapnya sinis.
"Apa ada yang ingin kamu katakan baby???" tanya Lucien lembut.
"Jelaskan!!!" perintahku pada Lucien.
Ya aku adalah tipe orang yang tidak suka membiarkan masalah berlarut-larut dan Lucien sangat memahami itu. Maka dari itu setiap kami memiliki masalah dalam hubungan, kami berusaha membicarakannya terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Eeeehhhmmm...ya tadi saat kamu dan teman-temanmu makan siang, tiba-tiba dia masuk ke dalam ruanganku" ucap Lucien menjelaskan.
"Lalu???" tanyaku singkat.
"Tentu saja aku sudah mengusirnya tetapi dia tidak mau keluar...tetapi yang ada dia malah memberantakkan dirinya sendiri. Awalnya aku bingung mengapa dia bertindak seperti itu, tetapi setelah kulihat senyuman menjijikkannya aku jadi paham maksudnya" aku Lucien jujur.
"Lalu???" tanyaku ketus.
"Ya kemudian kamu datang dan setelahnya kamu tahu sendiri kan kejadiannya" jawabnya santai.
"Tapi kenapa saat aku masuk kamu tidak mengatakan apapun???" tanyaku lagi.
"Karena aku tahu kamu pasti menyadarinya baby...kamu adalah wanita luar biasa yang memiliki analisis sangat dalam, terlebih tentang tingkah laku manusia" jawab Lucien menjelaskan sambil memelukku dari belakang.
"Oh..." balasku singkat.
"Apa kamu cemburu baby???" tanya Lucien padaku sambil tersenyum jahil.
"Ya tentu saja aku cemburu terlebih aku tahu dia menyukaimu dari dulu...aku lebih suka melihatmu menjadi gay daripada harus berpacaran dengan wanita lain selain aku" ucapku emosi.
"Tidak ada wanita lain selain dirimu baby...makanya ayo kita segera menikah" ucap Lucien sambil membalikkan tubuhku kemudian memelukku.
Aku membalas pelukan hangat dari Lucien yang membuatku merasakan kenyamanan yang luar biasa. Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan membungkuk mencium bibirku. Kukalungkan tanganku di lehernya dan diangkatnya sedikit tubuhku agar dia tak terlalu membungkuk.
Lama-lama ciuman kami menjadi semakin panas sehingga dia mulai membuka satu persatu kancing kemejaku sedangkan aku dari tadi sudah membuang jas dan kemejanya asal sehingga Lucien sudah bertelanjang dada. Lucien terus melumat bibirku dengan penuh gairah dan terus mendesakku ke mejanya. Ketika sudah mentok sampai di meja Lucien, tiba-tiba aku teringat bahwa sekarang kami berada di kantor tepatnya di ruangan kami sehingga aku melepaskan ciuman kami.
"Eehhhmmm Cien ini di kantor" ucapku padanya.
"Its oke baby...aku sudah menyuruh 2 sekretarisku tadi agar tak ada yang mengganggu kita, pintunya sudah ku kunci dan cctv di ruangan ini juga sudah kumatikan" ujar Lucien menjelaskan kemudian kembali melumat bibirku dan mendudukanku di atas mejanya.
Kali ini dia sudah berhasil membuka semua kancing kemejaku sehingga memperlihatkan payudaraku yang masih terbungkus rapi dengan bra yang ku kenakan. Dengan mahir dia melepaskan pengait braku kemudian meremas payudaraku dengan gemasnya.
"Aaaaaaaaaaahhhhhh..."desahku ketika Lucien mulai memainkan jari-jarinya di payudaraku. Dia menciumi leherku dengan lembut dan tidak meninggalkan kissmark di sana, karena aku tidak mau jika semua orang tahu aku habis bercinta.
"Mmmppphhhh" desahnya ketika aku meraba-raba tubuhnya yang bertelanjang dada. Dia mulai menciumi dadaku dan meninggalkan banyak kissmark disana, kemudian dengan rakus dia menghisap payudaraku.
"Sssshhhh...aaaahhhhhhh" desahku lolos ketika dia menghisap payudaraku. Satu tangannya bermain dengan payudaraku sedangkan tangannya yang lain menaikkan rokku dan mulai meraba-raba pahaku.
Tidak mau kalah dengan Lucien tanganku melepas ikat pinggang dan membuka celananya sehingga sekarang hanya menyisakan celana dalamnya saja. Dapat kulihat juniornya yang sudah menegang dibalik celana dalamnya.
Dengan mahir Lucien meloloskan celana dalamku sehingga jari-jarinya bisa dengan leluasa memainkan miss vku.
"Aaaaaaaaaahhhhh....ssssssshhhhhh Cienh" desahku sehingga membuatnya semakin bersemangat bermain dengan payudara dan miss vku.
Kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamnya dan bermain di sana.
"Ssssshhhhhhh....aaaaaaahhhhh" desahnya lolos dan semakin mempercepat permainan jarinya pada klitorisku.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhh....Cieeennhhhhh lagih...." racauku sambil mendesah sambil meremas junior Lucien.
"Aaaaaaaahhhhhhhh...baby....you're naughty huh" ujarnya sambil mendesah kenikmatan.
Lucien memasukkan dua jarinya ke dalam miss vku dan mulai memainkannya, semakin lama semakin cepat sehingga aku mencapai klimaksku yang pertama.
"Aaaaaaahhhhhhh.....Ciiieeeennnhhh Its gonnah beee comeeehhhhh...aaaahh...." racauku sambil mendesah tak karuan dan mencapai klimaksku yang pertama.
Lucien melepaskan jarinya dari miss vku dan dia melepaskan celana dalamnya sehingga sekarang bisa kulihat juniornya yang sudah berdiri dengan sempurna. Kuulurkan tanganku untuk menyentuh junior Lucien yang dihiasi sebuah apadravya itu.
"Sepertinya kamu benar-benar menyukainya baby" ucap Lucien sambil tersenyum menggoda.
Aku tak menanggapi pernyataan Lucien itu karena masih memainkan jari-jariku di junior milik Lucien.
"Ssssssshhhhhh....aaaahhhhh" desah Lucien dan membuka pahaku lebar-lebar karena dia ingin memasukkan juniornya yang sudah meminta pelepasan dari tadi.
"Jleeeeeeebbbb"
Dalam sekali hentakan junior Lucien berhasil masuk dengan sempurna ke dalam milikku. Kembali kurasakan jika milikku sangat penuh dengan juniornya. Kulingkarkan kakiku di pinggangnya dan dia mulai memaju mundurkan pinggulnya.
"Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh....babyhhh...milikmu masih sempithhhh tapihhh iniihh yang membuuaaat nikmathhhhh" ujar Lucien dalam desahannya.
"Ssssssssssssssshhhhhhh...aaaaaaaaahhhhh...punyamuuhhh yang terlaluh besar Ciieeeenhhh" protesku dalam desahanku.
"Aaaaaaahhhhh...fasterrr...Love...aaaaaahhhhh...." ucapku pada Lucien dan dia mempercepat gerakannya.
"Sssssssssssshhhhhh.....aaaaahhhhhhh.....baby.....you're amazing...aaahhh" racau Lucien.
Semakin lama Lucien semakin mempercepat gerakannya sedangkan aku sudah merasakan nikmat yang luar biasa dari junior Lucien dan apdravya yang menghiasinya.
"Aaaaaaaaaaaahhhhh.....Ciieeeeennn....Its gonnaaa bee..." ucapku dan dia terus mempercepat gerakannya.
"Aaaaaaaaahhhhhhhhaaaaahhhhhh..."desah kami bersamaan ketika sama-sama mencapai klimaks.
Dipeluknya tubuhku yang sudah lemas dan diciuminya pucuk kepalaku. Aku membalas pelukan Lucien dan menatap matanya intens.
"Love....aku ngantuk" ujarku polos dan dibalas dengan kekehan oleh Lucien.
"Memang kebiasaan ya kamu habis olahraga pasti ngantuk, sepertinya aku harus membuat sebuah kamar di ruangan ini" ujar Lucien sambil berjalan menggendongku ke sofa.
"Ya ide yang bagus" balasku menanggapi.
Lucien mengambil pakaianku yang berserakan dan memakaikannya padaku. Setelah selesai denganku dia memakai pakaiannya sendiri.
"Cien...." panggilku.
"Yes baby???" sahutnya singkat sambil memasang dasinya.
"Aku malu kita bercinta di kantor, Elsa dan Elena tak mendengar desahan kita kan???" tanyaku khawatir.
"Tentu tidak baby...ruangan ini kedap suara" jawab Lucien sambil tersenyum ke arahku.
"Kamu tidur saja dulu ya...aku masih perlu mengurus beberapa dokumen lagi...setelah itu kita pulang" saran Lucien padaku sehingga aku melihat jam tanganku dan ternyata jam pulang kerja masih 1 jam lagi.
"Oke Love" ucapku singkat dan mulai memejamkan mataku.
"Thank you baby..." ucap Lucien kemudian mencium singkat bibir dan keningku.
Akupun mulai memasuki alam mimpi karena bebar-benar kelelahan menemani Lucien berolahraga. Aku dan Lucien memang sudah sepakat jika kami harus bercinta minimal 3 kali dalam seminggu. Kenapa???karena kami sama-sama menginginkannya.