Setelah insiden ulang tahun perusahaan, Samantha tidak berani mengusikku lagi. Bahkan sekarang dia lebih terkesan takut padaku dan aku menyukai itu.
Malam ini aku dan Lucien berencana menonton film di ruang keluarga. Aku berjalan menuju kulkas untuk mengambil beberapa cemilan tetapi tak menemukan apapun disana.
Aku berinisiatif keluar rumah untuk membeli beberapa cemilan di mini market dekat rumah Lucien.
"Cien aku keluar sebentar ya...mau beli cemilan"ucapku dan berjalan mengambil dompet di kamarku.
"Emang di kulkas habis???" tanya Lucien.
"Kalau nggak habis kan nggak mungkin aku keluar Cien...." jawabku gemas.
"Oke aku temani" ujarnya.
"Nggak usah Cien....kamu tunggu di rumah aja lagipula mini marketnya cuma beberapa meter aja" sahutku dan diangguki oleh Lucien.
Akupun berjalan keluar menuju mini market tersebut. Sepanjang perjalanan ke mini market aku merasa sedang diikuti, sehingga membuatku memberhentikan langkah dan membalikkan badanku. Kulihat hanya kekosongan yang ada. Aku yakin orang yang mengikutiku ini lebih dari satu atau dua orang, dan sekarang mereka juga pasti sedang bersembunyi.
2 menit menunggu sungguh membuatku merasa sangat kesal, karena saat ini aku sangat ingin menonton film bersama Lucien di rumah.
"Udah nggak usah sembunyi....keluar aja" teriakku pada kekosongan di hadapanku saat ini.
"Nggak usah pura-pura deh kalian...mending keluar aja sini...kalau mau nyulik culik sekarang aja mumpung aku sendiri" teriakku lagi memancing orang-orang yang mengikutiku.
Tak berapa lama kemudian keluarlah beberapa orang laki-laki dari persembunyian mereka. Aku mengenali wajah laki-laki yang kini berada paling depan berjalan ke arahku. Ya dia adalah adik laki-laki Lina yang tak lain adalah Doni.
"Wah...wah....Jane ternyata kewaspadaanmu itu emang luar biasa ya" ucapnya sambil tersenyum miring.
"Tentu saja aku harus seperti itu karena keluargaku saat ini sedang dihinggapi parasit" ujarku tenang tetapi menohok.
"Mulutmu memang pedas Jane dan aku suka itu" ucap Doni menggoda.
"Cih jijik" ketusku.
"Kamu mau menculikku kan???apa disuruh oleh kakak perempuanmu itu lagi???" tanyaku datar pada Doni.
"Ah....aku lupa kamu kan selalu menjadi anjing dari kakakmu itu" jawabku sambil tersenyum meremehkan.
"Cih emang mulutmu itu bagaikan cabe ya jadi membuatku ingin mencicipinya saja" sahut Doni sambil menyeringai.
"Oh jadi kesepakatanmu dan kakakmu itu masih seperti dulu....jika kamu berhasil menculikku, kamu bisa menikmati tubuhku ini ya???sepertinya kamu sangat terobsesi dengan tubuhku" kataku tenang.
"Kamu memang wanita yang cerdas Jane...aku jadi makin menyukaimu" ucap Doni penuh obsesi.
"Ya udah sini coba culik aku" tantangku padanya dan orang-orang yang dibawanya.
"Kamu masih aja sombong....padahal sebentar lagi aku akan membuatmu memohon padaku" sahutnya penuh keyakinan.
"Oh benarkah???" tanyaku meremehkan.
"Kamu memang wanita sombong!!!" ucap Doni emosi.
Melalui lirikan matanya Doni memerintahkan 3 orang laki-laki yang dibawanya untuk melumpuhkanku. Tentu saja aku tak tinggal diam dan langsung menendang serta memukul titik-titik vital para laki-laki tersebut, sehingga membuat mereka bertiga tersungkur di aspal.
Doni yang melihat hal itu tentu saja tersulut emosinya dan menatapku tidak percaya.
"Suruh semua orangmu yang maju, 3 itu terlalu sedikit" ucapku santai pada Doni.
"Cih terlalu sombong!!!kalian maju semua!!!" perintahnya pada orang-orang yang bisa kuperkiran berjumlah 15 orang.
Semua laki-laki itu maju untuk melumpuhkanku, pukulan, tendangan, lompatan dan gerakan menghindar semua ku arahkan ke titik-titik vital lawanku. Kurang dari 30 menit aku berhasil melumpuhkan mereka semua. Doni menatapku garang dan penuh emosi sehingga dia langsung berusaha menyerangku, namun gagal karena aku berhasil menghindar.
Kemudian aku menyerang titik vital yang ada di perutnya sehingga membuatnya tersungkur di bawah kakiku.
"Kamu kenapa bisa beladiri???" tanyanya sambil menahan sakit.
"Tentu saja aku berlatih"jawabku santai.
"Ooohh...pantas saja badanmu sekarang jadi makin bagus" godanya.
"Cih udah sakit masih aja mesum" geramku dalam hati.
"Tentu saja bahkan kekasihku sangat tergila-gila dengan tubuhku sekarang" ujarku menanggapi.
"Apakah dia memuaskanmu???" tanya Doni lagi masih menahan sakit.
"Sangat memuaskanku malah karena dia bukanlah laki-laki yang sangat terobsesi pada tubuhku sehingga aku rela memberikan keperawananku padanya" jawabku santai.
"Cih dasar jalang!!!" hina Doni.
"Tak masalah menjadi jalang hanya dengan kekasihku sendiri. Tak seperti dirimu yang asal tancap sana-sini bahkan tubuhku yang berharga ini ingin kamu nikmati juga....iiihhh apa nggak takut kena penyakit kelamin???" balasku menanggapi dengan nada mengejek.
"Tutup mulutmu Jane!!!" pekik Doni emosi sehingga membuatku tersenyum.
Aku kembali memukuli Doni tanpa belas kasihan sehingga membuatnya terkapar tak berdaya.
Tak ingin melewatkan kesempatanku membalas semua rasa sakit hatiku terhadap perbuatannya yang dari dulu ingin memperkosaku, aku melumpuhkan titik akupuntur alat kelaminnya.
"Ap...apa yang kamu lakukan???" tanya Doni gugup padaku.
"Kamu sangat suka bercinta bukan??? sekarang aku buat kamu tidak bisa bercinta lagi" jawabku santai sambil tersenyum. Dan dia menatapku tak percaya.
"Kamu gila Jane!!!" ucapya kesal.
"Ya aku harus jadi orang gila dulu jika harus menghadapi orang-orang sepertimu dan kakakmu bukan???" tanyaku santai sambil mengangkat bahuku.
"Cepat kembalikan fungsinya seperti semula!!!" perintah Doni sambil menunjuk adik kecilnya.
"Siapa kamu perintah-perintah aku" jawabku tak acuh.
"Jane!!!" pekik seseorang yang sangat kukenali pemilik suaranya sehingga membuatku menoleh ke arahnya.
Dia berlari ke arahku dan menatapku khawatir.
"Apa yang terjadi???" tanya Lucien khawatir.
"Ya...as you see Love" jawabku santai sambil memeluk Lucien.
"Pantes aja kamu lama sekali ke mini market" sahutnya sambil melihat kedaaan orang-orang yang sudah terkapar di sekitarku.
"Lu...Lucien tolong aku" mohon Doni pada Lucien.
"Dia kenapa???" tanya Lucien datar sambil menunjuk Doni.
"Yah...aku hanya memukulinya dan melumpuhkan titik akupuntur di alat kelaminnya" jawabku santai.
"Kenapa kamu melumpuhkan titik akupunturnya???" tanya Lucien lagi.
"Ya tentu saja agar dia tidak bisa bercinta lagi" jawabku sambil memutar mata malas.
"Maksudku alasanmu sampai seperti ini apa baby???" tanya Lucien gemas.
"Oh...karena aku kesal dari dulu sampai sekarang yang dia inginkan adalah menikmati tubuhku...sungguh kurang ajar bukan???makanya aku mau memberinya pelajaran" jawabku tak acuh.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan pada mereka sekarang???" tanya Lucien lagi.
"Bisakah aku memintamu untuk mengurus orang-orang itu love??? dan aku ingin meminjam gudang bawah tanahmu untuk menyekap Doni" jawabku seadanya pada Lucien.
"Tentu baby" sahut Lucien sambil mengecup mesra pucuk kepalaku.
"Dasar pasangan gila!!!" ujar Doni sinis.
"Ini masih untung Jane yang mengurusmu, jika dia menyerahkanmu padaku mungkin besok hanya tinggal namamu saja" bisik Lucien sehingga berhasil membuat Doni menegang ketakutan.
Setelah membereskan Doni dan orang-orangnya, aku ditemani oleh Lucien pergi ke mini market untuk membeli cemilan. Dalam perjalanan menuju rumah, kami banyak berbincang mengenai rencanaku pada Doni dan kakaknya.
"Cien...sepertinya kali ini tidak hanya Lina dan Doni yang ingin menyingkirkanku" ucapku.
"Ya aku tau siapa orang itu baby" balas Lucien.
"Benarkah???" tanyaku meyakinkan.
"Rere wanita itu yang membantu mereka" jawab Lucien pasti.
"Buktinya???" tanyaku lagi.
"Aku sudah memilikinya jadi kamu tinggal beraksi saja baby" jawab Lucien lembut sambil mengusap kepalaku.
"Oke besok kita lakukan yang seharusnya kita lakukan" ujarku penuh keyakinan.
Karena terlalu asyik berbincang, tak terasa kami sudah sampai di rumah Lucien.