Selesai bernyanyi, aku kembali menghampiri 2 sahabatku. Tentu saja Elsa dan Elena menyambutku dengan penuh pujian dan ledekan.
"Mantap Jane!!! panggung malam ini memang untukmu hahaha" ucap Elsa sambil tertawa dan mengacungkan jempolnya padaku.
"Benar Jane penampilanmu luar biasa, aku aja nggak tau kalau kamu bisa nyanyi" puji Elena.
"Makasi ya atas pujiannya...ngomong-ngomong aku mau ke toilet dulu nih, kalian mau ikut???" ujarku pada 2 sahabatku.
"Boleh deh" sahut mereka bersamaan.
Sebelum meninggalkan ballroom acara aku sempat mencari keberadaan Lucien, dan ternyata dia masih asyik berbincang dengan rekan bisnisnya sehingga aku langsung pergi menuju toilet bersama 2 sahabatku.
Selesai dengan urusan kami di toilet kami berniat kembali ke ballroom acara, tetapi ketika keluar dari toilet kami dicegat oleh Samantha dan para bodyguardnya. Samantha datang menghampiriku dengan wajah penuh kebencian seolah ingin menghilangkanku saat ini juga.
Aku tersenyum miring melihatnya datang ke arahku. Aku tau kejadian selanjutnya yang akan terjadi setelah ini, sehingga aku menyuruh kedua sahabatku pergi duluan ke ballroom acara.
"Guys...kalian duluan aja ke ballroom" perintahku sambil berbisik kepada mereka.
"Tap-" ucapan Elena terpotong olehku.
"Tak ada tapi pergi sekarang!!!" potongku dingin dan serius, Elsa yang mengerti akan maksudku segera menarik tangan Elena menjauhiku. Bisa kulihat tatapan khawatir Elena padaku, tetapi aku tak menghiraukannya karena fokus dengan wanita di depanku.
Samantha yang melihat itu hanya menatapku remeh dan memerintahkan para bodyguardnya untuk mengelilingiku melalui lirikan matanya.
Jadilah sekarang aku tengah dikelilingi oleh para bodyguard Samantha yang jumlahnya 5 orang laki-laki berbadan tegap. Aku masih tetap bertahan dengan wajah datarku memerhatikan mereka semua.
"Kenapa???takut???" tanya Samantha meremehkan.
"Apa maumu???" tanyaku dingin.
"Tak sulit...hanya berhentilah jadi asisten pribadi Pak Lucien" perintahnya.
"Kenapa aku harus???" tanyaku datar.
"Kamu nggak usah pura-pura deh...kamu tau kan aku menyukai Pak Lucien tapi kamu dengan terang-terangan tadi menamparku secara tidak langsung!!!" ujar Samantha emosi.
"Lalu apakah enak ditampar secara tidak langsung???" tanyaku meremehkan.
"Kamu menantangku Jane...kamu nggak tau siapa aku???" ujar Samantha emosi.
"Memang kamu tahu siapa aku???" tanyaku balik.
"Dasar wanita tak tau diri masih bagus aku memintamu baik-baik!!!sekarang!!!"perintahnya pada para bodyguardnya.
Aku tersenyum senang akhirnya dia memerintahkan para bodyguard itu untuk menyerangku. Tentu saja bukan tanpa alasan aku tersenyum seperti ini, semua itu karena aku bisa mempraktekkan secara langsung kemampuan yang sudah kuasah bersama Lucien selama ini.
Mereka berlima menyerangku satu persatu, mungkin karena menganggapku seorang wanita jadi mereka tak mau main keroyokan.
"Bugh...bugh...bugh..."
Aku memukul dengan keras perut dari bodyguard 1 tepat di titik vitalnya sehingga membuatnya tersungkur menahan sakit. Teman-temannya terlihat syok melihatku mampu melumpuhkan laki-laki itu dengan mudah, sehingga pada akhirnya mereka menyerangku bersamaan.
Aku menangkis semua serangan yang mereka berikan, dan membalas semua serangan yang mereka lakukan padaku dengan menyerang titik-titik vital yang ada di tubuh mereka.
Kecepatanku dalam bertarung memang luar biasa karena Lucien selalu melatihku dengan fokus pada kecepatan melumpuhkan lawanku. Dalam waktu tak lebih dari 20 menit aku mampu melumpuhkan semua bodyguard laki-laki Samantaha.
Melihat hal itu tentu saja membuat Samantha sangat syok sehingga dia berusaha menyerangku dari belakang. Tetapi serangannya sangat mudah kupatahkan dan sekarang aku sudah memelintir tangannya kebelakang seolah siap mematahkan tangannya.
Tiba-tiba aku tersadar jika 2 sahabatku, Lucien, Gavin dan Andreas sedang menatapku tak percaya. Tentu saja Samantha memanfaatkan situasi untuk membalikkan keadaan dengan cara memfitnahku.
Aku tahu tentu saja itu akan sia-sia karena orang yang ingin dia mintai tolong adalah orang yang sudah melatihku.
"Pak...tolong aku...asprimu ini tiba-tiba menggila dan anda bisa lihat sendiri bukan keadaannya" ucapnya memelas pada Lucien.
"Bohong!!!kamu yang ingin menyakiti Jane" emosi Elsa.
"Betul bahkan tadi kamu yang menghampiri Jane bersama para bodyguardmu itu" imbuh Elena tak kalah emosi.
Lucien tersenyum menatapku sehingga membuat orang yang sedang kupelintir tangannya geram sekaligus heran.
"Lalu apa yang harus kulakukan Nona Samantha???" tanya Lucien datar.
"Pecat asprimu pak...dia ini wanita gila" jawabnya penuh kemenangan.
"Tunggu!!! jika anda mau memecat saya, menurut anda apa yang sebaiknya saya lakukan terhadap wanita yang memfitnah saya ini bos???" tanyaku pada Lucien.
"Well...itu terserah padamu yang penting tidak menghilangkan nyawanya saja" jawab Lucien santai dan berhasil membuat semua orang yang ada di sana bergidik ngeri, kecuali aku.
Ya begitulah Lucien yang sebenarnya, meskipun dia terlihat dingin tetapi jika sudah disentuh emosinya dia akan berubah menjadi orang yang kejam dan tanpa belas kasihan. Jika saja dulu saat kejadian di mall itu aku tak menghentikannya, mungkin orang yang dipukulinya sudah ada disisi Tuhan saat ini.
"Pa...pak...anda tidak serius kan???" panik Samantha.
"Kamu yang memulai tentu kamu juga yang harus mengakhiri Sam" jawab Lucien datar dan aku tersenyum penuh kemenangan.
Aku sedikit memelintir tangan Samantha agar dia hanya terkilir saja, karena aku memang hanya ingin memberinya pelajaran bukan ingin menyakitinya secara utuh.
"Aaaaakkkkhhhhh" pekik Samantha kesakitan.
"Kamu tenang aja Sam ini hanya terkilir jadi setelah ini kamu bisa cari tukang pijit untuk memperbaiki posisi urat tanganmu" ucapku santai sambil melepaskannya.
"Ah satu lagi...jangan coba-coba untuk melakukan hal ini lagi karena jika kamu melakukannya lagi bukan hanya tanganmu, tapi bisa jadi kamu nggak akan pernah bisa melihat dunia ini lagi" imbuhku penuh ancaman pada Samantha dan membuatnya menegang kaku.
Aku berjalan ke arah Lucien dkk dan sahabatku-sahabatku dengan santai. Dapat kulihat ekspresi keterkejutan masih terpampang jelas di wajah mereka kecuali Lucien tentunya.
"Helloo nggak usah liat aku gitu juga kali" protesku pada mereka dan berhasil membuat mereka tersadar.
"Ja...Jane kamu nggak apa-apa???" tanya Elsa masih dengan keterkejutannya.
"Yeah...as you see" jawabku sambil menunjuk diriku dari kepala sampai kaki.
"You're good baby...kamu bisa buat mereka tumbang kurang dari 20 menit" puji Lucien padaku sambil mengelus pucuk kepalaku.
"Kalian disini sudah daritadi???" tanyaku heboh dan dibalas anggukkan oleh mereka.
"Waaahhh...kamu keren Jane aku jadi makin menyukaimu" ucap Andreas polos dan berhasil mrndapatkan pukulan di lengannya dari Lucien.
"Ngomong-ngomong kenapa kalian bisa dateng barengan???" tanyaku penasaran.
Flashback On
Elsa POV
Setelah pergi meninggalkan Jane aku benar-benar khawatir dan yang ada dalam pikiranku sekarang adalah aku harus mencari Lucien. Ketika memasuki ballroom acara, mataku keliling mencari keberadaan Lucien.
"Itu bos kita" ujar Elena sambil menunjuk Lucien.
Kami berdua bergegas menghampiri Lucien dan menjelaskan padanya mengenai kejadian tadi. Kemudian kami pergi ke depan toilet tempat kami dicegat tadi.
"Kalian tenang aja...Jane akan baik-baik aja" ucapnya santai sehingga membuatku dan yang lainnya heran.
"Kenapa kamu bisa sesantai ini Lucien???" tanya Gavin heran.
"Kamu tau aku kan Gav???aku udah melatih Jane agar bisa melindungi dirinya sendiri" jelas Lucien.
"Tapi kan walaupun kamu udah melatihnya, dia itu tetap seorang wanita yang sekarang lagi dikeroyok oleh 5 laki-laki ditambah 1 perempuan nekat" jawab Gavin.
"Ya liat nanti aja" jawab Lucien datar.
Sesampainya di lokasi Jane, benar saja kata Lucien ternyata Jane baik-baik saja bahkan sekarang dia sedang melumpuhkan bodyguard laki-laki yang terakhir. Tentu saja aku dan yang lainnya ternganga melihatnya melakukan itu karena selama ini aku tak tau jika dia dilatih beladiri oleh kekasihnya sendiri.
Kulirik jam tanganku ternyata masih belum ada 20 menit ketika aku dan Elena pergi meninggalkan Jane. Tetapi selama waktu kepergian kami dia sudah berhasil melumpuhkan semua bodyguard itu.
"Tak perlu heran seperti itu" ucap Lucien tiba-tiba pada kami.
"Jane sudah kulatih untuk melawan lebih dari 30 orang laki-laki terlatih dengan batas waktu 1 jam. Dia wanita yang benar-benar berbakat dalam beladiri." jelas Lucien pada kami.
"Kamu gila Lucien" ujar Andreas.
"Lalu apa Jane mampu melumpuhkan 30 orang itu???" tanya Elena penasaran.
"Tentu saja dia mampu...hebat bukan???aku saja awalnya nggak percaya" ucap Lucien kagum.
"Aku tidak menyangka jika Lucien segila itu melatih kekasihnya sendiri" batinku.
"Dia benar-benar hebat" kagumku pada Jane.
"Dia bahkan lebih hebat lagi sekarang karena dia menguasai titik akupuntur sehingga dia tau titik-titik vital manusia" ujar Lucien.
"Lalu hubungannya apa???" tanya Gavin polos.
"Tentu saja itu membuatnya mudah dalam melumpuhkan lawannya dengan cepat" jawab Lucien.
Setelah mendengar penjelasan Lucien yang sangat mencengangkan itu aku melihat Jane memelintir tangan Samantha dan sadar akan keberadaan kami.
Flashback End
Setelah diceritakan oleh Elsa tentang alasan mereka datang berbarengan aku jadi paham betapa khawatirnya Elsa dan Elena padaku. Aku menjadi sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka.