Chereads / UNPERFECT COUPLE / Chapter 21 - 21. Wawancara

Chapter 21 - 21. Wawancara

Hari ini aku sengaja mengambil cutiku untuk akan menge-pack barang-barangku di apartemen karena akan kupindahkan ke rumah Lucien. Setelah melalui perdebatan panjang dengan Lucien akhirnya aku mengalah dan memutuskan akan pindah ke rumahnya hari ini dengan syarat aku harus memiliki kamar sendiri sampai kami menikah.

"Aku akan mengantarkan ke apartemenmu, setelah itu aku akan ke kantor sebentar mengambil beberapa dokumen, kemudian kembali lagi ke apartemenmu untuk menjemputmu, oke???" jelas Lucien panjang lebar dengan rencananya hari ini.

"Siap boss!!!" ucapku singkat sembari memberi hormat padanya diiringi tawa darinya.

Selesai sarapan di rumah Lucien, dia mengantarku ke apartemen sesuai dengan rencananya. Sesampainya di apartemen aku mulai memasukkan barang-barangku ke dalam kardus yang cukup besar. Tidak banyak barang yang kumiliki di apartemen ini karena aku memang tidak suka membeli terlalu banyak barang, paling-paling hanya baju dan beberapa peralatan makan serta barang elektronik.

2 jam kemudian aku selesai menge-pack barang-barangku serta membersihkan apartemenku, tidak baik bukan jika kita meninggalkan apartemen dengan keadaan kotor meskipun kita sudah tak akan menempatinya lagi???

Sebelumnya aku sudah menghubungi pemilik apartemen dan mengatakan bahwa aku akan pindah dari sana. Dia hanya berkata "ya semoga nyaman dengan tempat tinggal barumu" dan menyuruhku meninggalkan kunci apartemenku di pintunya saja. 

"Hhhmmmm....akhirnya tiba saatnya aku harus meninggalkan apartemen kecilku yang sudah lama menemaniku ini. Terimakasih sudah menjadi tempatku berteduh dari panas dan hujan" batinku bersyukur pada apartemen ini, ya...meskipun kecil tetapi apartemen ini bisa membuatku merasa sangat nyaman.

Beberapa saat kemudian, Lucien datang untuk menjemputku. Dia membawa barang-barangku ke dalam mobil ford ranger hitamnya  kemudian kami ke rumah Lucien.

Aku mulai menata barang-barang yang kumiliki di kamarku. Kamar ini sebelumnya sudah disiapkan oleh ART Lucien jadi ketika aku dan barang-barangku tiba di rumah ini tinggal langsung menatanya saja.

Selesai menata barang aku menemui Lucien di ruang kerjanya, kulihat dia sedang sibuk dengan dokumen-dokumen di tangan dan di atas mejanya. Aku berjalan mendekati Lucien yang sedang serius dan mengintip isi dari dokumen yang sedang dipegang olehnya. Aku mengernyitkan keningku ketika melihat isi dokumen tersebut.

"Apakah perusahaanmu sedang mencari sekretaris pribadi untukmu???" tanyaku tiba-tiba sehingga membuatnya menoleh.

"Ya...dan aku bingung memilih orang-orang ini" jawabnya sambil menunjukkan padaku 3 dokumen yang berisi curriculum vitae dari sang pelamar. Tentunya lamaran tersebut sudah diseleksi dahulu oleh tim HRD perusahaan Lucien sehingga menyisakan 3 orang yang dianggap layak sebagai calon sekretaris pribadi Lucien.

"Apa karena kamu takut nggak nyaman sama salah satu diantara mereka???" tanyaku lagi.

"Ya tentu saja Baby...apalagi harus diantara 3 wanita ini yang kupilih" ucapnya manja.

"Ah....kenapa tidak kamu saja yang jadi sekretaris pribadiku???" imbuh Lucien dengan idenya.

"Aku ini lulusan akuntansi dan berpengalaman di bidang HRD Cien bukan sekretaris" ucapku beralasan.

"Ayolah baby...aku mohon berhentilah bekerja di kantormu sekarang dan bekerjalah di tempatku" ujarnya memelas.

"Selain denganmu, mama dan adikku, aku tak pernah bisa merasa nyaman di dekat wanita" imbuhnya lagi.

"Tapi kamu bisa dekat dengan Bi Ani" kataku santai.

"Bi Ani kan tidak seperti mereka yang selalu menatapku dengan tatapan menggoda dan seperti ingin memakanku." kata Lucien beralasan. 

"Baiklah-baiklah bagaimana jika aku ikut berasamamu saat kamu mewawancarai mereka dan aku akan membantu melihat yang sesuai dengan keinginanmu" saranku.

"Jika tidak ada, kamu yang harus jadi sekretarisku ya..." pintanya lagi.

"Memang berapa kamu berani menggajiku Cien???" tantangku sambil menaikkan sebelah alisku.

"Seluruh perusahaan dan diriku akan kuserahkan untuk menggajimu baby..." gombalnya santai sambil tersenyum penuh arti.

"Cih...berlebihan..." kataku sambil memukul pelan dadanya.

Lucien menelpon bawahannya dan mengatakan bahwa dia akan membawaku ikut mewawancarai para wanita yang melamar sebagai sekretaris pribadi itu.

"Kapan wawancaranya???" tanyaku setelah Lucien menutup telponnya.

"Besok siang...jadi sepertinya besok kamu harus cuti lagi baby..." ucapnya santai.

"Oh...no...no...besok aku akan ijin setengah hari saja, lagipula kamu bilang wawancaranya siang" sanggahku.

"Ya...ya terserah padamu baby...besok wawancara dimulai jam 2 siang jadi besok jam berapa aku harus menjemputmu???"

"Jam 3lah sayang..." candaku padanya.

"Oh jika seperti itu aku akan langsung membuatkanmu surat pengunduran diri dari Hotel Melati itu" candanya juga.

"Hahahaha...oke-oke jam setengah 1 kamu bisa menjemputku" ucapku sambil tertawa.

Keesokan harinya seperti janjiku padanya, Lucien menjemputku di kantorku jam setengah 1 siang. Tak lupa aku mengganti pakaianku terlebih dahulu karena tidak lucu bukan jika aku ikut mewawancarai calon sekretaris pribadi Lucien dengan masih menggunakan seragam kantorku???Aku menggunakan kemeja berwarna mustard yang terbuat dari kain sifon silk dengan hiasan pita di bagian lehernya dan dipadukan dengan rok span hitam 3cm di atas lutut serta tak lupa dengan high heels pantovel hitamku.

Tak perlu waktu lama untuk sampai  di perusahaan Lucien. Setelah memarkir maserati alfieri hitamnya kami langsung masuk ke dalam perusahaan Lucien.

Bukanlah suatu hal yang aneh jika ketika aku dan Lucien memasuki perusahaannya, semua karyawannya menyapa dan memberi hormat pada laki-laki di sebelahku, sedangkan aku hanya tersenyum kaku. Dengan penuh wibawa Lucien mengangguk seolah menerima sapaan dari karyawannya. Aku yakin karyawan-karyawan Lucien bertanya-tanya akan diriku, tetapi aku tak peduli karena itu bukan urusanku.

Akhirnya kami sampai di ruangan Lucien, kulihat dia menelpon bawahannya yang sepertinya adalah manajer HRD di perusahaannya. Dia ingin agar manajer tersebut datang ke kantornya segera. Sedangkan aku hanya duduk diam di sofa yang ada di ruangan tersebut. Aku tak terlalu terkejut dengan desain ruangan Lucien karena rumahnya saja sudah cukup untuk membuatku tercengang, jadi untuk ruangan Lucien ini sesuai dengan dugaanku.

Beberapa saat kemudian terdengar pintu ruangan Lucien di ketuk dan dia mempersilahkan orang tersebut masuk.

"Apa semuanya sudah siap???" tanya Lucien pada orang tersebut.

"Ya sudah semua pak" ucap laki-laki tersebut.

"Oh ya...Jane kemarilah!!!" perintah Lucien padaku sehingga membuatku sedikit bingung. Aku berjalan ke arah Lucien dengan penuh tanya.

"Pak Willy kenalkan ini Nona Jane Anderson, dan dia akan menjadi asisten pribadi saya. Lalu ini adalah lamaran serta curriculum vitae dari nona Jane." ujar Lucien pada orang yang bernama Willy tersebut.

Aku tentu saja membulatkan mataku tak percaya mendengar Lucien berkata seperti itu karena awalnya dia hanya meminta bantuanku memilih sekretaris pribadi untuknya, tetapi sekarang malah memperkenalkanku sebagai asisten pribadinya. Mengajukan surat lamaran kerja saja aku tidak pernah jadi bagaimana bisa ada surat lamaran dan curriculum vitaeku???

"Nona Jane ini adalah Pak Willy manajer dari tim HRD. Minggu depan kamu akan mulai bekerja sebagai asisten pribadi saya" ucap Lucien menjelaskan sambil tersenyum penuh arti. Aku menatapnya dengan tatapan tajam seolah ingin menuntut penjelasan.

"Baiklah pak...dan kursi yang anda minta apakah untuk nona Jane???" tanya Pak Willy.

"Ya dia akan membantuku memilih nanti" jawab Lucien santai.

"Baiklah kalau begitu saya permisi sekarang" ucap Pak Willy. Setelah Pak Willy keluar aku hanya diam menatap Lucien dengan tatapan tajamku.

"Baby...nanti aku akan menjelaskan semuanya padamu, oke???jadi sekarang kumohon jangan menatapku seperti itu..." pinta Lucien memelas dan aku hanya memutar bola mataku menanggapi permintaannya.

Jam 2 siang wawancara dimulai, aku sudah duduk disebelah Lucien sembari mengamati 3 orang calon sekretaris pribadi Lucien. Mereka bertiga akan diwawancarai secara bersamaan agar lebih adil menurut tim HRD perusahaa Lucien. Aku melihat jumlah pewawancara ada 5 orang termasuk aku dan Lucien,  kurasa 2 orang selain aku, Lucien dan Pak Willy juga adalah orang-orang dari tim HRD. Tatapan penasaran dari orang-orang tersebut tentu saja bisa kurasakan dengan jelas, kecuali Pak Willy karena tadi Lucien sudah menjelaskan padanya tentangku.

Kuamati 3 orang calon sekretaris pribadi Lucien yang saat ini di depanku dan sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh tim HRD dan Lucien. Sampai akhirnya giliranku untuk bertanya.

"Apakah kalian tahu siapa yang akan menjadi bos kalian nanti?" tanyaku santai.

"Ya...kami tahu" jawab 3 orang tersebut serentak dan aku tersenyum miring mendengarnya.

"Siapa nama calon bos kalian??? dan apakah menurut kalian calon bos kalian itu ada diantara kami berlima???" tanyaku lagi dengan santai.

Ketiga calon sekretaris pribadi itu menjawab dengan benar. Kemudian aku melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Sejujurnya aku sudah sangat tertarik dengan pelamar yang bernama Elena Smith karena meskipun penampilannya biasa saja tetapi menurutku dia memiliki kemampuan yang sangat bagus dan bisa dipercaya.

"Ya kalian semua benar...beliau ada disini. Laki-laki ini adalah calon bos kalian yang bernama Lucien Yohanes, apakah kalian menyukainya???" tanyaku santai sambil menyentuh pundak Lucien. Tentu saja 3 orang tim HRD itu sangat terkejut dengan tindakanku, sedangkan Lucien dia hanya diam mengamati.

Wajah ketiga pelamar itu seketika berubah menjadi merona saat mendengar pertanyaanku itu. Sangat wajar jika mereka akan bereaksi seperti itu karena ketampanan Lucien memang tidak terelakkan.

"Anda coba jawab pertanyaan saya!!!" perintahku pada wanita yang bernama Helen.

"Ya...tentu saja saya menyukai calon bos saya." jawabnya gugup.

"Kenapa???"tanyaku menyelidik.

"Eh...eehhhmmm karena dia sangat mengagumkan...diusianya yang masih muda sudah bisa membangun perusahan skala nasional seperti ini" jawab Helen gugup. Ketika Helen menjawab tentu saja aku mengamati mata dan bahasa tubuhnya.

"Bohong" kataku dalam hati karena wanita itu tak berani menatapku sama sekali ketika mengatakan hal tersebut dan tangannya sangat gelisah seolah menutupi sesuatu.

Lalu pertanyaan yang sama ku ajukan kepada pelamar bernama Sofi dan jawabannya hampir mirip dengan Helen tadi. Kemudian dari mata dan bahasa tubuhnya juga dia mengatakan kebohongan. Sudah kuduga sebelumnya jika 2 orang tersebut akan menjawab seperti itu, karena orang normal memang tidak mungkin akan menjawab mereka menyukai calon bos mereka karena ketampanannya bukan???

Selanjutnya aku juga mengajukan pertanyaan yang sama pada pelamar bernama Elena.

"Ya saya menyukai calon bos saya" ucapnya tenang.

"Alasannya???" tanyaku santai sambil mengangkat sebelah alisku.

"Karena calon bos saya sangat tampan bahkan sangat sempurna" akunya jujur. Aku tersenyum mendengar jawaban dari Elena karena dengan berani dia menatap mataku dan bahasa tubuhnya sangat tenang saat menjawab.

Wawancara selesai dan sekarang kami berlima berunding mengenai siapa pelamar yang cocok menjadi sekretaris pribadi Lucien. 3 orang dari tim HRD berdebat mengenai kelebihan dari pelamar yang bernama Helen dan Sofi, sampai akhirnya Lucien menghentikan perdebatan itu.

"Cukup jangan berdebat lagi!!!" ucap Lucien dingin yang seketika membuat 3 orang tersebut bungkam.

"Nona Jane menurutmu mana yang paling cocok diantara mereka bertiga???" tanyanya padaku.

"Elena Smith itu yang paling cocok menjadi sekretaris pribadi anda" ujarku.

"Mengapa wanita culun itu???apakah Nona Jane sengaja ingin mempermalukan seorang presiden direktur dengan memberikan sekretaris pribadi seperti itu???" tanya pria A yang merupakan salah seorang dari tim HRD.

"Penampilan sangat mudah untuk diubah, tetapi kejujuran sangat sulit untuk didapatkan pak. Dibanding Sofi dan Helen kemampuan Elena menurutku juga lebih bagus, selain itu menurutku Sofi dan Helen juga terlalu banyak memperhatikan penampilannya buktinya tarikan dan suntikan di wajahnya sangat kentara. Kalian para lelaki pasti tidak menyadarinya bukan???" ujarku tenang.

"Bagaimana Nona Jane tahu jika wanita culun itu jujur???" tanya Pak Willy.

"Memang wanita mana yang tidak menyukai ketampanan Pak Lucien??? bahkan saat saya pertama kali bertemu dengannya saja yang saya sukai adalah ketampanannya bukan kemampuannya" ucapku jujur sehingga membuat Lucien tersenyum.

"Ah anda juga seorang wanita bukan, apakah saat pertama bertemu dengan Tuan Lucien anda sudah langsung menyukai kemampuannya di dunia bisnis???" imbuhku bertanya pada satu-satunya wanita dari tim HRD.

"Eh...eehmm ti..tidak..."jawab wanita itu gugup sekaligus malu.

"Tetapi penampilan wanita itu sangat buruk dan itu akan merusak citra seorang presdir" sanggah Pak Willy.

"Selain Elena bahkan tak ada yang berani menatapku ketika menjawab pertanyaanku, terlebih bahasa tubuh mereka seolah mengatakan sedang menutupi sesuatu. Jadi sekarang yang dinilai apakah penampilan saja???" sindirku.

"Ah ya...kalian mengatai Elena culun dan memiliki penampilan yang buruk....apakah kalian tidak pernah bercermin untuk melihat penampilan kalian sendiri???" ujarku sarkas pada orang-orang yang mengatai Elena. 

"Stop!!!aku sudah memutuskan jika Elena Smith yang akan menjadi sekretaris pribadiku" ujar Lucien tegas.

"Baik pak" jawab mereka serentak dan aku hanya bisa tersenyum kemenangan.

Aku dan Lucien kembali ke ruangannya, saat itu dia mulai menjelaskan mengenai lamaran kerjaku sebagai asisten pribadinya yang dibuat olehnya sendiri. Tandatanganku???tentu saja itu memang aku sendiri yang menandatanganinya karena kebodohanku yang dimanfaatkan olehnya.

"Apakah orang-orang HRDmu selalu menilai orang dari penanpilannya saja Cien???" ucapku kesal.

"Entahlah ini kali pertamaku ikut mewawancarai karyawan baby...tapi mulutmu memang pedas sekali ya..." ucap Lucien sambil tertawa.

"Aku hanya tidak suka mereka mengatai orang lain seperti itu....lihat saja nanti saat aku dan Elena sudah bekerja di sini, aku akan merubah penampilan Elena agar mereka semua bungkam!!!" kataku bertekad.

Lucien hanya memelukku dan mengecup pucuk kepalaku mesra seolah berkata aku tak butuh yang lain selain dirimu.

Gimana readers???

Gaje banget ya di part yang ini???hehehe

Mohon maaf ya soalnya author bingung mau buat cerita yang gimana di chapter ini...hehehehe

Jangan lupa vote and comments ya 😘😘😘