Warning!!!!!!!!
Warning!!!!!!!!!
Warning!!!!!!!!!!
Chapter ini mengandung unsur dewasa alias 21+ jadi kalian yang masih bocah di bawah 21+ mending jangan baca chapter ini....tapi kalo tetep baca dosa di tanggung sendiri yak :D :D :D
Sesampainya di rumah Lucien, dia menuntunku ke arah ruang keluarga miliknya. Kulihat kopernya masih tergeletak sembarangan di ruang tamu seperti dia tidak sempat mengurusnya. Di ruang keluarga dia mendudukkanku dan mulai berbicara sambil menggenggam tanganku.
"Jane...aku mencintaimu..."ujarnya tulus dan membuatku sangat senang sampai-sampai pikiranku melayang ke langit ke tujuh.
"Jane...apa yang terjadi padamu???kenapa kamu bengong begitu???" tanya Lucien heran sambil menangkup wajahku dan berhasil menyadarkanku.
"A...a...ku juga mencintaimu Cien..." ujarku gugup. Dia melengkungkan bibirnya pertanda dia sedang bahagia. Tiba-tiba dia menciumku dengan penuh perasaan. Kunikmati ciuman Lucien dengan hati yang penuh dengan bunga-bunga bermekaran. Kurasakan seperti ada sengatan listrik di dalam diriku.
Aku membalas ciuman Lucien dan lama-lama ciuman kami menjadi lumatan yang sangat bergairah. Dia terus-menerus melumat habis bibirku diiringi dengan gigitan kecil pada bibir bawahku. Tidak tinggal diam aku pun membuka bibirku untuk memberikan akses masuk bagi lidahnya, masuklah lidahnya ke dalam bibirku dan mengabsen semua gigiku. Selama beberapa menit kami berdua melakukan pergulatan lidah yang sangat bergairah. Memang aku dan Lucien sudah sering berciuman tetapi ciuman kali ini adalah yang paling bergairah.
Aku sendiri sempat sedikit tersentak ketika Lucien melumat habis bibirku karena tidak menyangka sejak kapan dia menjadi semahir ini dalam berciuman sehingga aku sempat kewalahan meladeninya.
Tak sampai disitu, Lucien melepaskan ciumannya dan mulai menciumi leherku sehingga berhasil membuat seluruh bulu kudukku merinding.
"Mmmmppphhh..." suara desahanku lolos akibat gigitan kecil di leherku sehingga membuat gairahku mulai bangkit.
Tangannya mulai meraba-raba punggungku seolah mencari pengait bra yang sedang ku kenakan.
"Ssssssshhhhhh..." aku mengerang nikmat ketika Lucien menjilati telingaku dan membuat tambahan kissmark di leherku.
"Apa yang sebenarnya terjadi padanya???mengapa sekarang dia jadi sangat bergairah denganku???" batinku penasaran. Tak ingin menghiraukan rasa penasaraku itu, tanganku mulai membuka satu persatu kancing kemeja Lucien.
Begitupula dengannya yang sudah membuka bajuku sehingga hanya meninggalkan braku yang pengaitnya sudah terlepas. Dengan penuh gairah dibukanya braku ke sembarang arah sehingga memunculkan gundukan kembar milikku.
Tangannya mulai meremas-remas payudaraku itu dan "aaaahhhh...sssshhh..." dia kembali membuatku mengerang kenikmatan.
Kubuka dengan ganas kemeja yang masih menempel di tubuh Lucien sehingga memperlihatkan dada bidangnya dan sebuah tato yang sangat besar dari pundak sampai ke bawah yang aku belum tahu batasnya.
"Keren" gumamku dan ternyata di dengarnya "apa kamu suka???" tanyanya sambil meremas payudaraku. "Hhheeeemmm....ssssshhhhhh" ujarku singkat karena gairahku sudah terbangkitkan sempurna.
Dia menghisap pucuk dari payudaraku dan sebelah tangannya bermain di payudaraku satunya.
"Aaaaaaahhhh.....Ciiiieeeennhhh...." erangku. Kemudian dia melepaskan hisapannya dan menggendongku di dadanya dengan posisi kakiku melingkar dipingganggnya, lalu berjalan ke dalam kamar sambil melumat bibirku.
Saat berjalan ke kamarnya tanganku mulai membuka sabuk celana panjangnya dan dia kembali meremas payudaraku dengan sebelah tangannya. Ukuran tubuh kami memang sangat jauh berbeda, aku yang bertubuh kecil dan dia yang bertubuh besar sehingga memudahkannya menggendongku hanya dengan satu tangan saja.
Sesampainya di dalam kamar dia membuatku berdiri di atas tempat tidurnya dengan masih tetap melumat bibirku dengan penuh gairah. Tangannya kirinya kembali meremas payudaraku sedangkan tangan kanannya mulai membuka celanaku beserta dalamanku. Tanganku tentu saja juga tidak tinggal diam karena sudah membuka celana panjangnya sehingga menyisakan pakaian dalamnya saja.
Tangan Lucien mulai meraba miss v milikku dan memainkannya.
"Aaaaaaaahhhhh nikhmaatthh Ci..ci..eennhh" erangku.
Kubuka pakaian dalam miliknya sehingga berhasil membuatku melihat ujung tato besar dari pundaknya tersebut berada tepat di pinggulnya, dan aku pun menyentuh junior miliknya yang ternyata sudah tegang. Aku sangat terkejut ketika menyentuhnya karena juniornya memiliki sebuah tindikan yang aku tidak bisa bayangkan bagaimana rasanya ketika dia menindiknya.
"Hhhhaaaahhh....sssshhhhhhh..... " dia mengerang karena aku menyentuh junior miliknya yang sangat panjang dan besar bagiku.
Rasa penasaranku terhadap tindikan di juniornya membuatku semakin semangat menyentuh dan meraba-rabanya sehingga tanpa sadar aku membuat gairahnya semakin naik.
"Sssshhhhh....aaahhhhh...baby you're naughty huhhhh???" ujar Lucien di sela-sela erangannya.
Tiba-tiba dia mendudukanku di tepi tempat tidurnya dan dia berjongkong tepat di depan miss vku dan meletakkan kakiku di atas bahunya, kemudian dijilatnya klitoris milikku sehingga berhasil membuatku menggelinjang kenikmatan.
"Haaahhhhhhh..... ttteeerruuussshhhh... Cccciiieeennnhhhh" ucapku kenikmatan sambil menekan kepalanya untuk memperdalam jilatannya. Dia memasukkan lidahnya ke dalam lubang miss vku dan
"aaahhhhhh....nnnniikkkmmaatthhhh...." racauku. Mendengar desahanku seperti itu membuat dia memasukkan dua jarinya dan melakukan permainannya dengan kecepatan yang luar biasa di sana sampai aku mencapai klimaksku yang pertama.
"Cccciiieeennnhhh....aaaakkkuuuhhh....maauuuhhhhh.....kkkeeelluuuaarrrhhhhhh.....sseeesuuatuhhh...aaaaaaaahhhhhhh...." ucapku.
Lalu keluarlah cairan bening dari miss vku dan tanpa rasa jijik dia menijilatinya. Aku merasa lemas setelah melakukan pelepasan pertamaku dan merebahkan diriku ke kasur miliknya. Dia naik ke atas tubuhku kemudian meremas-remas dan menghisap payudaraku sehingga membuatku kembali bergairah.
"Mmmmpppphhhh....sssshhhh..."
erangku.
Tanganku yang sudah gatal juga memainkan junior miliknya yang sudah tegang.
"Ciieeennhhhh....mmmpppphhh....appp...pa... ini???" tanyaku penasaran di sela-sela eranganku sambil tetap memainkan junior miliknya dan menyentuh tindikan itu.
"Ssshhhh...mmmppphhhh...hanya sisa kenakalan remajakuuuhh" ujarnya sembari menikmati sentuhanku.
Sambil tersenyum jahil aku terus mempercepat permainan tanganku di junior miliknya sampai dia mencapai klimaknya.
"Aaahhhhhhh...Jane come out soonnnhhh....." racaunya dan keluarlah cairan putih dari junior miliknya.
Seolah kurang puas dengan permainan tanganku dia kembali menghisap dan meremas payudaraku, sedangkan tangannya yang bebas memainkan klitorisku lagi.
"Aaaaaaahhhhh...ssssshhhhh....." racauku sambil menekan kepalanya semakin dalam untuk menghisap payudaraku.
Tiba-tiba dia menghentikan hisapannya dan berbisik di telingaku "baby...you're wet, are you ready for the next???" suara yang benar-benar sexy dan indah bagai beledu itu berhasil menyihirku untuk melumat bibirnya. Dia tersenyum melihat responku dan bersiap untuk memasukkan juniornya ke milikku. Dia mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya padaku.
"I....iiin theory yes...ju...just do it soon" ucapku singkat dan penuh nafsu. Dia tersenyum mendengar kata-kataku.
"I'll do it slowly baby" ucapnya berbisik dan kemudian.....
"Jjjjlleeeebbbb" dia mulai memasukkan juniornya ke milikku, rasanya sungguh menyakitkan karena juniornya sangat panjang dan besar. Aku menggigit bibir bawahku menahan rasa sakit yang ditimbulkannya.
Melihat ekspresiku yang menahan sakit, dia melumat bibirku lagi agar aku melupakan rasa sakitnya sampai tanpa aba-aba dia langsung memperdalam juniornya masuk dalam satu hentakan dan saat yang bersamaan mengalir darah dari dalam miss vku.
"Baby you're still a virgin???" tanyanya sambil terus menciumi leherku.
Aku tak menjawab pertanyaannya karena masih fokus menahan rasa sakit di dalam miss vku yang rasanya juga sangat penuh dengan juniornya.
Dia tidak menggerakkan juniornya karena tahu aku sedang berusaha menahan sakitnya. Dia terus memberikanku rangsangan untuk melupakan rasa sakitnya sampai akhirnya aku melingkarkan kakiku di pinggangnya.
Setelah dirasanya aku sudah melupakan rasa sakit akibat juniornya, dia mulai menggenjot juniornya maju mundur. Awal yang kurasakan sungguh menyakitkan tetapi lambat laun rasa sakit itu berganti menjadi rasa nikmat yang luar biasa.
"Hhhaaaahhhhhh nnniiikkkmmmaaatthhh Ciiieeennnhhh" racauku menikmati permainan Lucien ditambah dengan tindikan di juniornya yang menggesek-gesek dinding rahimku membuatku merasa permainannya sangat hebat.
"Mmmmpppphhhh...aaaaaahhhaaahhhh.....kamu sempit sekali babyhhhh....punyakuhhh seperti diremasshhhhhhh" ucapnya sembari tetap menggenjot juniornya di dalam miss vku.
Awalnya aku takut jika tindikan itu akan membuatku kesakitan tetapi bola-bola besi diujung tindikan itu ternyata membuat permainan Lucien menjadi semakin luar biasa.
"Aaaaaahhhh...babyhhh...aakuuhh suukkkaa punyamuuhh yang sempitthhh iniihhh....uuuuuhhhhh..." racau Lucien kenimmatan.
"Aaaaaaahhh....faaaassshhhhtteerrr loooovvveee...." racauku lagi sambil terus meremas sprei tempat tidurnya. Dia semakin mempercepat gerakannya.
"Aaaaahhhhhh...its gonna be come loovve...ssssssshhhhhh..." racauku ketika klimaksku akan datang.
"Sssshhhh....aaaahhhhhh...together..."sahutnya singkat dan dia semakin mempercepat gerakannya dan.....
"Aaaaahhhhh..." akhirnya kami mencapai klimaks bersamaan dan dia mengeluarkan cairan miliknya di dalam milikku sehingga terasa sangat hangat. Kulihat juniornya masih berdiri tegak, lalu kuminta dia duduk dan aku duduk di pangkuannya.
Ya...sekarang giliranku yang bermain, aku memasukkan juniornya ke miss vku dan memaju mundurkannya.
"Aaaaaahhhh...Jane milikmu sangat sempitttthhhh tapi nikhhhmatthhh...uuuuhhhh....." racaunya lagi.
Dia menciumi pundakku dan meninggalkan banyak kissmark di sana begitupula dengan diriku yang masih tetap aktif bergerak maju mundur tetapi juga meninggalkan kissmark di pundak dan dadanya.
"Mmmmpppphhh....Ccciiiieeennnnhhhh I love youuuuhh" ucapku sambil terus bergerak.
"Ssshhhh....aaaahhhh.... I Love you too babyyhhh, you're amazinghhh...." racaunya lalu melumat bibirku ganas sehingga membauat nafsuku semakin meningkat dan mempercepat gerakanku.
"Aaaahhhh...its gonna come out againnhh love" racauku dan....
"Aaaaahhhhhh" desahku bersamaan dengan Lucien. Aku membiarkan juniornya berada dalam miss vku, ku rebahkan badanku di atas badannya.
Dia mengubah posisiku menghadap kesamping dan membelakanginya tanpa melepaskan juniornya, kemudian dia kembali melakukan permainannya sedangkan aku juga terus membalas permainan yang diberikan olehnya.
Kami terus bercinta sampai tak tahu jam berapa kami jatuh tertidur karena kelelahan. Akibatnya penyatuan kami pun belum terlepaskan, junior Lucien masih anteng berada di dalam miss vku seolah itu memang dibuat khusus untuknya seorang.
Ini adalah pertama kalinya bagiku bercinta dan rasanya sangat luar biasa, terlebih laki-laki pertama yang kuajak bercinta adalah Lucien yang merupakan laki-laki hampir sempurna di mataku.
Dia kembali padaku tepat 3 bulan setelah meninggalkanku, dengan pengakuan cintanya yang sangat mendadak seolah dia memang sudah tak bisa menahan perasaannya sendiri. Aku sangat bahagia dengan pengakuannya karena sekarang bahkan tubuhnya sudah bereaksi padaku sehingga membuatku berharap agar dia hanya menjadi milikku seorang.