Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Monochrome Rose

pinkykyoong
15
Completed
--
NOT RATINGS
34k
Views
Synopsis
Kisah lelaki yang menderita buta warna total hingga membuatnya sama sekali tidak bisa melihat keindahan warna sedikitpun begitu pula dengan massa ototnya yang di bawah rata² umurnya membuatnya menjadi bahan caci maki dan buli teman²nya dan geng blood, geng paling sadis di sekolah taeyong menuntun ilmu apa lagi ketuanya, johnny suh. Ibu angkatnya, jessica jung pula melakukan kekerasan kepada taeyong hingga membuat masa kecil taeyong hanya bisa merasakan sakit selain ketika bersama teman masa kecilnya, jung jaehyun. Hingga suatu harikelasnya kedatangan murid baru bernama jung jaehyun, disanalah hidup taeyong mulai sedikit berubah dari sangat buruk dan menyedihkan menjadi baik dan bahagia. Akankah taeyong mampu mempertahankan kebahagiaannya bersama jaehyun? Cover, art, and story by: pinkykyoong () love story, no 18+, cute Start: 01/02/21 End: 29/06/21
VIEW MORE

Chapter 1 - LEE TAEYONG

"Woiii bangun cepet hari ini sekolah!"

Taeyong, laki² berusia 17 tahun itu segera bangun sebelum dirinya di siram air hangat pagi² oleh orang tua angkatnya yang menganggap taeyong sebagai seorang babu di rumahnya

"Ma-maaf eomma.." Hanya itu yang bisa taeyong ucapkan sekarang tapi satu tamparan menyakitkan mengenai pipinya

"Masih mending aku masih peduli dengan orang cacat dan menyusahkan sepertimu." Ucap wanita tak berhati itu dan meninggalkan kamar taeyong sambil membanting kencang pintu kamar lelaki itu, namanya jessica

Jujur saja, taeyong sangat malas untuk menjalani hari karena orang tua angkatnya itu sama sekali tidak menyayanginya dan terus tidak memperlakukannya layak seperti seorang anak. Taeyong mengidap kelainan dari lahir yaitu buta warna total parah, membuat penderitanya hanya bisa melihat dunia dengan 3 warna saja hitam, putih, dan abu², dan juga kondisi di mana massa ototnya lebih lemah daripada laki² pada umumnya membuatnya terlihat seperti seorang wanita lemah. Walaupun hanya bisa melihat 3 warna dantubuhnya seperti itu, ia tetap selalu bersyukur karena masih di beri kesempatan untuk melihat dunia dan masih bisa berjalan.

Ia beranjak dari duduknya, tempat tidurnya hanya beralas matras lipat tipis dan terkadang sedikit membuat punggung siswa SMA itu sakit. Taeyong segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tidak ada sarapan dan tidak ada uang saku dari orang tua angkatnya, hanya dengan hasil kerja paruh waktunya saja yang membuatnya bisa makan dengan layak walaupun tidak terlalu layak.

"Eomma, taeyong berangkat dulu ya." Taeyong selalu mengenakan earphone di kedua telinganya tidak lupa juga kacamata hitam untuk sedikit melindungi mata sensitifnya

Walaupun jessica tidak akan pernah membalas pamitan dari anak angkstnya itu, tapi taeyong tetap melakukannya karena taeyong masih menganggapnya sebagai orang yang mau membesarkan dan menyekolahkannya walaupun itu sebenarnya uang dari kakek angkatnya yang menganggap taeyong seperti cucunya sendiri.

*SEKOLAH*

Taeyong selalu memutuskan untuk mengambil tempat duduk paling belakang dan dekat jendela kelas yang memperlihatkan pemandangan langsung ke lapangan basket walaupun matanya sering tertusuk oleh sinar mentari tapi hatinya terasa lebih tenang saat melihat pepohonan hijau di sekeliling lapangan basket juga angin sepoi² yang selalu menyambutnya kapan saja.

"Warna bola basket itu apa ya?" Tanyanya penasaran sambil mengistirahatkan dagunya di lengannya yang ia berdirikan, "Lalu daun itu warnanya apa ya?" Taeyong benar² penasaran, kalau di beri kesempatan untuk melihat warna selama sehari saja, mungkin dia sudah benar² bersyukur dan senang

"Woii cacat, beliin jus alpukat di kantin." Lucas melempar uang yang telah ia lipat ke meja taeyong

"Ohhh hai lucas ternyata kita sekel-"

"GA USAH BANYAK BACOT, CEPET BELIIN!" Potong kun, ya dia pengikutnya lucas gitu

"Ba-baiklah sebentar ya.." taeyong dengan sabar menerima uang lipatan itu entah jumlahnya berapa dan langsung berlari menuju kantin untuk membelikan kedua lelaki itu jus alpukat

"Tante, jus alpukatnya 2."

"Ini ya, 3500 won sayang." Taeyong memberi lipatan uang itu dan ternyata syukurlah uangnya pas

"Terima kasih^^." Taeyong berlari kecil menuju lucas dan kun yang tengah menunggu di meja makan kantin

"Dihhh lama lo.."

"Maaf.." Lucas dan kun merebut jus alpukat dari tangan taeyong, dan pria manis itu langsung pergi menuju lapangan basket, sekalian aja mumpung bel masuk akan berdering sekitar 20 menitan lagi

/brughh

"Hahahahaha kapok ahaha~." Seluruh siswa-i yang ada di sana bukannya membantu taeyong yang tidak sengaja terkena bola basket malah menertawakan pria malang itu

"Ugghh.." taeyong berusaha bangkit berdiri di tengah para siswa-i yang memandangnya dengan remeh dan jijik

"Kamu gapapa?" Taeyong langsung mendongakkan kepalanya tapi ia malah mendapat tendangan cukup keras di mukanya

"AHAHAHA siapa juga yang mau nolongin lo bego ahaha, ga ada yang mau!" Seluruh siswa-i di sana kembali tertawa puas dan melihatnya bak sebuah film

Beberapa siswi perempuan terus membicarakan hal buruk tentang taeyong, mulai dari dia anak yang di lahirkan di luar nikah, menderita buta warna total, dan seorang beban keluarga.

"Cacat lo, cari sekolah lain napa bikin nama sekolah buruk aja lo." johnny, kapten basket sekaligus ketua geng 'blood' itu selalu menyukai kekerasan terhadap teman yang ia pandang lebih lemah darinya

Taeyong berusaha membangunkan tubuhnya yang sakit, padahal juga baru pagi. Taeyong berusaha menahan air matanya yang hendak keluar sambil mencengkram bagian bawah seragam musim panas yang tengah ia kenakan sekarang. Fisiknya dan mentalnya benar² hancur, ia tidak bisa menceritakan dan melontarkan seluruh rasa sakit yang selama ini selalu ia pendam sendiri karena sejak dari dulu taeyong tidak pernah merasakan kehadiran seorang teman.

/kringg kringg

Bunyi bel masuk terdengar nyaring sekali, membuat seluruh siswa-i berlari secepat mungkin menuju kelas. Dengan bekas luka yang masih membekas di wajahnya, taeyong tidak punya waktu lagi untuk mengobatinya.

"Mungkin kalau jam masuk di undur, udah ancur lo di tangan gw ahaha~." Johny berjalan pergi meninggalkan taeyong yang masih tersungkur di tanah

*KELAS*

"Selamat pagi anak², saya tau ini bukan waktu saya untuk mengajar di kelas kalian tapi saya membawa satu teman baru yang akan menjadi teman sekelas kalian." Ucap sang wali kelas

"Murid baru?" -batin taeyong

Murid baru berjenis kelamin laki² itu berjalan masuk dengan tangannya yang ia sembunyikan di balik saku celana, dan ia mengenakan sepatu kets putihnya yang benar² bersih.

"Salam kenal, namaku jung jaehyun semoga kita semua bisa akrab satu sama lain."

"Tentu, selamat datang jaehyun." Sambut satu kelas untuk kehadiran jaehyun

"Di-dia sangat tampan dan imut, pasti dia akan menjadi saingan johnny.." -batin taeyong

"Taeyong, kenapa mukamu lebam lagi?" Tanya sang wali kelas

"Habis jatuh dari sepeda pak." Jawab taeyong dengan nada ragu

"Ikut saya dulu, jaehyun bisa duduk di bangku sebelah milik taeyong ya." Jaehyun mengangguk, berjalan menuju tempat duduknya, dan menaruh tas sekolahnya perlahan-lahan

"Haii jaehyun, salken aku chaeyeon^^."

"Salken."

"Wahhh, kamu ganteng parah..awas lo jadi target antrian para ciwi² hahaha."

"Aku tau.." jaehyun orang yang tidak suka basa basi, lebih suka menanggapi percakapan dengan singkat

...

"Saya sarankan kamu pindah ke sekolah yang ada di luar kota nak daripada kamu di perlakukan seperti ini terus."

"Tidak apa² pak, saya pantas mendapatkannya."

"Kamu tidak boleh begitu nak, ini demi kesehatan fisik dan mentalmu. Jika seperti ini terus akan berdampak buruk untukmu."

"Saya tau pak tapi eomma saya akan marah besar dan tidak menerima permintaan saya, semua percuma pak. Saya usahakan untuk tetap bertahan dan belajar di sekolah ini."

"Kamu yakin?" Taeyong mengangguk

Sang wali kelas memeluk anak didiknya itu, karena ia tau keadaan yang sedang taeyong terima sekarang sampai harus pasrah dan menerima garis hidupnya dengan lapang dada.

"Saya percaya ada orang yang sanggup membuat hidupmu berubah 360°, saya percaya kamu akan bahagia nantinya."

"Terima kasih pak, hanya bapak yang mengerti keadaan saya sekarang..saya benar² bersyukur punya wali kelas sebaik bapak."

"Kalau ada apa² lapor aja ke bapak ya, ga usah takut ok." Taeyong mengangguk, hanya dengan ini mood dan perasaannya sedikit membaik seperti meminum sebuah obat secara tidak langsung. Wali kelas taeyong yang bernama baekhyun itu tidak bisa berbuat apa², kepala sekolah menentang permintaan para anak² geng blood untuk di keluarkan saja dari sekolah. Tapi hasil jerit payahnya selama 12×, hasilnya tetaplah nihil dengan alasan bahwa mereka adalah anak² pejabat, orang yang di pandang, dan artis.

*SKIP ISTIRAHAT*

Koridor dari kelas 2-2 sampai 2-1 dipenuhi oleh siswi² yang penasaran dengan tampang murid baru, jung jaehyun.

"Kyaa jaehyun dia ganteng banget kyaa~."

"Jaehyun ayo kita makan di kantin bareng, aku bakal traktir kamu deh."

"Jaehyunn~."

"Heyy, jangan menghalangi jalan siswa lain." Protes siswa yang satu kelas dengan jaeyonh

"Baru juga masuk langsung populer banget.." -batin taeyong

"Pinjam catatanmu." Minta jaehyun sambil mengulurkan tangannya ke arah taeyong tanpa melihat lawan bicaranya

"I-ini.."

Taeyong terus memandang wajah jaehyun dengan tatapan kagum, walaupun tak berwarna tetap saja indah.

"Nan-nanti langsung taruh di me-mejaku saja." Ucap taeyong sambil beranjak dari duduknya dan berlari kecil menuju lapangan basket

Jaehyun tetap memfokuskan pandangannya ke arah buku catatan taeyong, menyalinnya sambil mendengarkan lagu favoritnya melalui earphone yang menyumbat telinganya. Jaehyun sedikit kagum dengan tulisan taeyong yang bagus, rapi, dan mudah di baca.

"Siapa nama bocah itu?" Jaehyun menutup buku catatan taeyong yang di cover dengan kertas manila kilap berwarna biru langit itu, menggemaskan

"Lee taeyong?" Gumamnya

"Jaehyun-ah, kenapa sendirian aja di sini? Udah makan?" Tanya chaeyeon sambil mendudukkan tubuhnya di bangku miliknya

Jaehyun tidak menjawab, melempar kecil buku taeyong ke meja sang empu, dan berjalan melalui chaeyeon.

"Aishhh dasar kulkas..." gumam chaeyeon sambil mendengus malas