Jaehyun kembali ke rumah setelah bersetubuh dengan wanita jalang yang menjadi simpanannya itu. Ia merasa chaeyeon dapat membuat hidupnya tidak datar² saja, rasanya ia lebih senang jika berada di dekat wanita jalang yang memiliki marga yang sama dengannya, berbeda ketika ia berada di sebelah taeyong seperti ada rasa tidak nyaman dan tidak cinta lagi. Mungkin sekarang hatinya telah berahli sepenuhnya ke wanita jalang itu, yang tak lain tak bukan adalah rekan kerjanya sendiri.
"Bu, aku pulang~." Taeyong tersenyum lebar sambil menghampiri pria jangkungnya yang akhirnya pulang ke pelukannya
"Jeje tidur cukup kah kemarin?" Jaehyun mengangguk lalu membawa badan mungil itu ke pelukannya
Tiba² taeyong merasa mencium bau rokok di badan jaehyun, baunya sangat menyengat dan tidak enak. Tapi pria mungil itu berusaha berpikir positif, mungkin rekan kerjanya merokok di dekatnya atau semacamnya, tapi di ingat² juga jaehyun sangat anti dengan bau rokok.
"Jeje kok bau rokok?" Tanya si mungil sambil mendongak agar dspat melihat wajah kekasih tingginya itu
"Rekanku terus merokok padahal sudah ku suruh untuk berhenti tapi tidak mau bu."
"Kau berbohong kan?!" Taeyong mulai menangis, terlihat juga jaehyun mulai mengukir wajah sinisnya
"Taeyong, kok menangis lagi?" Ini bibi kim, dia asisten rumah tangga keluarga jung sejak jaeyong masuk ke dunia perguruan tinggi. Taeyong juga telah menganggapnya seperti bibinya sendiri
"Jeje kenapa hikkss bohong sama bubu, bau mulut jeje bau rokok jelas² jeje merokok di belakang bubu-!"
"Kamu ga suka kalau aku merokok hah?!" Tangan lemas taeyong mendorong jaehyun sekuat tenaganya, walaupun menjalani perawatan untuk meningkatkan massa ototnya selama bertahun-tahun tetap saja masih belum pulih
"Jeje berubah hikks, kamu bukan jejeku sobb.." taeyong beralih menangis di pundak bibi kim, membuat wanita yang sudah berusia sekitar setengah abad itu menggeleng kecewa saat melihat jaehyun yang terlihat sudah tidak peduli lagi dengan lelaki mungilnya
"INGATLAH KAU ITU BUKAN BAYI LAGI DASAR MANJA, NANGIS AJA TERUS, DASAR CENGENG-!" Jaehyun meninggalkan keduanya dengan perasaan kesal, kalau tidak ada bibi kim mungkin taeyong sudah dalam keadaan setengah hancur di tangannya.
/BRAKKKK!
"Sudah nak jangan nangis.." taeyong semakin histeris ketika jaehyun membentak dirinya cengeng dan manja dengan lantangnya, rasanya ia ingin sekali menghilang dari sana sekarang juga, "Bibi, itu bukan jeje kan hikks, jeje ga mungkin bentak taeyong hikks..jeje sayang sama aku."
"Nak taeyong, sudah² tenangkan dirimu dulu..." Taeyong ambruk kemudian kembali menangis dengan derasnya, ia belum tau saja kekasih jangkungnya itu sedang bermain-main bersama seorang wanita lain di belakangnya. Tidak bisa di bayangkan lagi bagaimana perasaannya ketika mengetahui hal itu
"HUAAAAA-!"
Jaehyun rasanya ingin menampar taeyong agar pria manja itu terdiam, ia sangat kesal mendengarkan isakan pria mungilnya yang membuat telingannya hampir mati rasa.
"Nyonya jungg-!" Bibi kim pergi ke kamar sang majikan dengan panik. Wanita paruh baya itu di buat terkejut ketika melihat eomma jung juga mulai mengalirkan air matanya
"Nyonya jung..anda mendengarkan semuanya?"
"...Ya, aku mendengarkan semuanya." Eomma jung berjalan keluar dari kamarnya, melihat calon menantunya masih dalam keadaan menangis untuk yang ke sekian kalinya
"Sayang, maafin eomma ya.." Eomma jung membawa lelaki mungil itu ke pelukannya, berusaha menenangkan lelaki manis itu dengan membelai surainya
/BRAKKK!
"Jaehyun." Eomma jung serontak berdiri sambil menghalang anak semata wayangnya yang mendadak berubah menjadi pria keras kepala dan egois
"Eomma aku sedang tidak mau bicara." Jaehyun menyingkirkan eommanya itu, berjalan begitu saja melalui kekasih mungilnya yang masih menangis deras
"JEJE-!!" Taeyong berlari mencegat pria bongsor itu lalu memeluknya erat dari belakang, "Jangan pergi hikss, bubu janji mulai hari ini bubu ga bakal jadi cowo yang cengeng, bubu janji." Jaehyun mendorong pria mungil itu hingga terjatuh, berjalan cepat ke mobilnya tanpa menanggapi kekasihnya itu
Bibi kim membantu taeyong untuk duduk dengan benar, bajunya kembali menjadi sasaran air mata taeyong.
"JUNG JAEHYUNNNN-!" Eomma jung berteriak histeris tapi mobil jaehyun sudah melaju cepat meninggalkan rumah keluarganya
"Dasar keluarga sampah." Karena terlalu emosi, dengan beraninya ia mengumpat seperti itu. Mungkin jika appa jung berada di mobil bersamanya, pasti mukanya sudah hampir hancur karena tamparan keras sang kepala keluarga
"Enghhh huaaa jeje hikkss jeje-!!!!"
*MALAMNYA*
Saat appa jung mengetahui hal yang terjadi tadi pagi, ia benar² sangat marah sampai mengumpat beberapa kali di depan ponsel pipihnya. Beliau langsung memblokir semua kartu kredit yang seingatnya di pegang oleh jaehyun, menelepon dan mengontak anak durhakanya itu tanpa henti, menyuruhnya untuk segera pulang ke rumah menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada semua penghuni rumah terutama taeyong.
Kejadian yang di alaminya pagi tadi membuatnya tidak bisa berhenti menangis dan memekik. Ia berdoa kepada yang di atas agar sang kekasih bisa sadar dan kembali bersikap penyayang seperti dulu. Ia kecewa, sedih, dan marah di campur jadi satu-hanya menangislah yang bisa ia lakukan untuk meluapkan semua perasaan menyakitkan itu, berusaha memaafkan pria jangkung penyuka coklat itu. Ia sangat amat mencintai jaehyun, ia tidak sudi untuk memarahi pria bermarga jung itu.
"Jeje..udah bosen ya sama bubu?"
...
Jaehyun sampai di depan rumahnya, menutup pintu mobil dengan kasar hingga bibi kim sedikit kaget saat membukakan gerbang untuk sang tuan muda. Saat ia masuk ke dalam rumah, ia langsung mendapat tamparan panas dari pria paruh baya itu, yang tak lain adalah appanya.
"KAU SAMA SAJA SEPERTI LELAKI BR*NGSEK DI LUAR SANA YANG TIDAK MEMILIKI ATTITUDE JUNG JAEHYUN!" Jaehyun mengepalkan tangannya, emosi hanya dengan melihat ekspresi jengkel sang kepala keluarga
"Aku sudah dewasa appa, ini hidup²ku dan semuanya terserah aku."
"Bukan masalah kau merokok atau tidaknya jaehyun! TAEYONG, DIA TERUS MENANGIS MENUNGGUMU UNTUK KEMBALI SEPERTI DULU!"
"Aku yang dulu jangan di kaitkan dengan aku yang sekarang-!"
"Jung jaehyun apa yang membuatmu berubah nak..?" Jaehyun terdiam berusaha mengontrol emosinya saat eomma jung ikut angkat bicara
"Aku sadar kalau taeyong hanya menyusahkan kita, aku tidak berniat untuk membuatnya menjadi milikku lagi. Aku sudah punya yang baru."
"HAHH YANG BARU KATAMU?!" Eomma jung, wanita paruh baya itu emosinya sudah di ujung tanduk, berani²nya dia mengganti keputusan dengan begitu mudahnya setelah berjuang selama 7 tahun bersama lelaki bermarga lee itu
"Kau sudah membuat keputusan dari lama bahwa kalau akan menikah dengan taeyong nak."
"DIA TERLALU MANJA, DIA LEMAH, DIA CACAT, AKU TIDAK MAU KETURUNANKU MEMILIKI KELAINAN SEPERTINYA APA LAGI ANAK ITU AKAN MENGGUNAKAN MAR-"
/PLAKKK!
"Mulut ibliss-!" Appa jung benar² kecewa dengan sikap cuek dan kurang ajar dari anak semata wayangnya itu, selama ini ia tidak pernah mengajarkan dan melakukan hal itu padanya, bahkan juga istrinya
Sementara lelaki manis yang berstatus kekasih jaehyun itu hanya mematung di atas kasurnya. Sangking lemasnya tubuhnya sekarang, ia tidak sanggup menggerakkan tubuhnya dengan baik. Menangis dan menangis, itu satu²nya yang bisa ia lakukan sekarang.
"Taeyong-ah." Taeyong kembali mengalirkan air matanya ketika mendengar panggilan dari arwah ibunya
"Jangan nangis hm, eomma ada di sini sayang." Wanita paruh baya itu membelai lembut rambut anak cantiknya, ia juga ikut merasakan kesesakan itu
"Hikkss eomma, apa jeje udah bosen sama taeyong?" Eomma lee tersenyum, lebih tepatnya senyum tertekan yang terukir di wajah cantiknya
"Hanya yang dia atas dan dirinya sendiri yang tau sayang."
"Hikks eumm hikks, taeyong mau punya mata dan tubuh normal..taeyong mau buat jeje jadi sayang sama taeyong lagi kayak dulu. Eomma ingat kan?"
"Ya sayang, eomma mengingatnya dengan sangat jelas." Eomma lee yang sudah tidak berwujud manusia itu tidak bisa membantu banyak anaknya yang sudah ditakdirkan hidup dengan miris dan malang seperti ini, "Berdoalah dan biarkan takdir membawamu." Setelah itu, suara eomma lee tidak lagi terdengar. Taeyong mengepal tangannya, hatinya sakit seperti di tusuk oleh jarum beribu-ribu kali. Ia memutuskan untuk memberanikan diri keluar dari kamar, menemui kekasih jangkungnya yang masih beradu mulut dengan kedua orang tuanya sendiri. Seketika seluruh pandangan tertuju padanya, suasana canggung pun menyelimuti rumah itu dengan sempurna.
Taeyong kembali tersenyum, senyuman yang menyembunyikan banyak sekali luka batin di dalamnya. Mukanya terlihat lesu, kelopaknya benhak, dan bidung sangat merah seperti orang demam. Kaki pendeknya membawanya menuju tubuh bongsor itu, mengelus punggung tangan jaehyun sebentar lalu melepaskannya.
"Kalau jeje udah ga suka sama bubu lagi..kita udahin aja hubungan kita." Seisi rumah melongo kaget kecuali kedua pasangan sesama jenis itu, taeyong sudah tidak kuat, dia juga harus sadar kalau ia tidak boleh terus menerus menangis dan memikirkan jaehyun. Itu akan sangat berdampak buruk untuk kesehatannya.