Chereads / Monochrome Rose / Chapter 2 - FRIEND(?)

Chapter 2 - FRIEND(?)

Jaehyun meminun soda kaleng yang barusan ia beli dari vending machine di pojok lapangan basket sambil melihat beberapa anak laki² sibuk melemparkan bola berwarna oranye lumayan besar itu menuju ring.

"Jung jaehyun, berhenti memikirkan tentang bocah itu argghh!" Keluh jaehyun karena ia pernah mendengar nama itu di suatu tempat saat ia masih kecil

/kringg kringg

"Olahraga?" -batin jaehyun

"Eyyy jaehyun, kau darimana tadi?" Sapa seorang teman sekelasnya sambil merangkul punggung jaehyun, sok akrab

"Ga perlu tau.." jaehyun berjalan maju meninggalkan teman sekelasnya yang sok akrab itu yang masih ngebug dengan tingkah dingin jaehyun

Saat melangkah memasuki kelas, pandangan jaehyun langsung di buat fokus ke arah taeyong yang sedang mengambil baju olahraganya di dalam tas.

"Ohh hai jaehyun." Sapa taeyong ramah

"Hm.."

"Kamu darimana tadi?"

"Apa kau perlu tau?"

"Emm..eng-enggak, maaf mengganggumu aku duluan ya^^." Taeyong berlari kecil mendahului jaehyun membuat jantung lelaki tampan itu sedikit berdetak tak beraturan

"Ini aneh.." gumamnya sambil meletakkan tangannya di depan dadanya

*RUANG GANTI PRIA*

/brughh

"Akhh-!"

"Hahaha, lelaki macam apa kau ini tidak berani melawan bahkan tubuhmu kering seperti monster hahaha dasar cacat lemah pula." Lucas dan kun mulai berulah lagi, lainnya hanya melihat dan menertawakan balik lelaki malang itu

/krekk..

Jaehyun masuk dalam keadaan taeyong terus di tendang dan di tampar dengan tidak manusiawinya, sementara sang korban hanya diam dan menahan sakit serta air matanya. Jaehyun mengepalkan tangannya berusaha tetap tenang terhadap 2 cecunguk tidak berhati manusia ini.

"Kau ini perempuan apa laki² sih? LEMAH SEKALI HAH?!" Bentak lucas mulai menelanjangi taeyong paksa

"Yak hentikan!" Perintah jaehyun yang sudah berdiri tepat di belakang lucas dan kun

"Kau ingin menyelamatkan anak cacat ini? Kau kok bod-"

/BRUAKKK!

Kalimat lucas terpotong akibat tendangan keras dari jaehyun yang mengenai pinggangnya. Taeyong melotot kaget, baru pertama kalinya ada orang yang peduli dan menyelamatkannya.

"Kau yang bodoh."

"Beraninya kau!" Kun yang hendak menonjok muka tampan jaehyun tertahan dengan tangan kuat jaehyun sendiri

"Apa? Bukannya kalian yang bodo melawan orang yang lebih lemah dari kalian?" jaehyun memelintir tangan kun tidak lupa juga melumpuhkan lucas kembali dengan tendangannya, "Apa kalian juga akan melakukan ini kepada pacar kalian yang fisiknya juga lebih lemah?"

"Dasar sok pahlawan, kau menang kali ini br*ngs*k." Ucap lucas beranjak dari jongkoknya dan pergi sambil memegangi pinggangnya yang sakit

"Apa salah satu dari kalian juga tidak ada yang mau memanggil guru dan hanya asik menjadi penonton di tengah konflik?" Para siswa lain saling memandang wajah satu sama lain bingung ingin menjawab apa

"Berdirilah, ayo ke uks." jaehyun menarik tangan taeyong agar sang empu bangkit walaupun ia harus menahan sakit

*UKS*

"A-aku bisa mengobati diriku sendiri, jadi pergilah jangan sampai bol-"

"Baiklah jika itu maumu."

"Ishhh ga peka banget_-." -batin taeyong

Jaehyun meninggalkan taeyong sendirian di dalam bilik yang hanya dibatasi oleh tirai berwarna toska. Taeyong mengobati bagian tubuhnya yang berdarah di sertai lebam, walaupun sedikit kesulitan tapi ia tidak mau menyusahkan orang lain, apalagi jaehyun baru bergabung di kelas pagi ini.

*PULANG SEKOLAH*

"Jae-jaehyun." Panggil taeyong sambil menepuk pundak orang yang ia panggil, "Terima kasih ya, seharusnya kamu ga perlu bantu aku nanti kamu kena masalah.."

"Kau mau cecunguk gila itu tetap memperlakukanmu seperti sampah?" Taeyong diam, dia juga takut

"Manusia sempurna sepertimu tidak pantas berteman denganku..lagi pula kamu juga sekarang populer dan di incar oleh seluruh siswa-i di sini."

"Aku manusia sama sepertimu, derajat juga sama emang apa yang salah?"

"Aku manusia rendahan yang akan selalu mendapat kekerasan setiap saat..tidak ada yang pernah memandangku benar selain pak baekhyun dan kamu."

"Alasan mereka melakukan itu apa?"

"Karena aku mengidap buta warna total parah sejak lahir dan massa ototku yang lebih rendah daripada lelaki pada umumnya."

"Hanya karena kelainan bawaan?"

"Dan rumor² tidak benar yang lain.."

"Ayo pulang bareng mulai sekarang." Jaehyun meraih tangan taeyong dan membawanya keluar kelas karena ia yakin pernah mengenali bocah satu ini

*MOBIL JAEHYUN*

"Wahhh ini kah rasanya menaiki mobil?" -batin taeyong sambil melihat setiap detail mobil jaehyun

"Paman, langsung ke rumah aja ya."

"Baik tuan muda."

"Ehhh? A-aku ke rumahmu?"

"Hm..kita ngerjain pr bareng."

"Ta-tapi.." jaehyun menoleh, menunggu lelaki cantik itu untuk melanjutkan katanya, "Eom-eomma akan marah.."

"Eommamu akan marah? Kau bisa meminta ijin sekarang."

"Aku tidak punya nomor eomma, eomma tidak mau memberikannya padaku."

"Hah?!"

"..."

"Aishh..apa kau juga punya orang tua yang sama² gilanya seperti lucas dan kun?" Taeyong mengangguk

*RUMAH JAEHYUN*

"Wahh rumahnya besar dan tinggi ya.." -batin taeyong sambil mendongakkan kepalanya berusaha melihat puncak teratas rumah itu

"Akhh!"

"Napa?"

"Ohhh enggak, mataku hanya sedikit sensitif cahaya.."

"O." Mereka melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam rumah, taeyong kembali kagum dengan tampak dalam rumah jaehyun

"Wahhh.."

"Mbak, bikinin 2 susu cokelat."

"Baik tuan muda."

"Eomma mana?"

"Katanya pergi arisan bersama teman²nya tuan."

"Ow..ayo naik."

"Bukannya kita perlu menunggu susu cokelatnya jadi dan membawanya?"

"Pufftt..tentu saja dia akan mengantarkan ke kamar, kau ini polos sekali."

"Ahhh maaf:(."

*KAMAR JAEHYUN*

"Wahhh..tempat tidurmu tebal sekali."

"Apa tempat tidurmu juga seperti ini?" Tanya jaehyun sambil menegak air dari botol minumnya yang masih sisa

"Aniyo, tempat tidurku hanya matras lipat. Apa aku boleh duduk di tempat tidurmu?"

"Ini sudah keterlaluan.." -batin jaehyun

"Tentu, mulai sekarang anggap saja seperti rumah sendiri."

"Eummm baiklah.." Taeyong perlahan-lahan duduk di kasur tebal dan empuk milik jaehyun, benar² berbeda dengan matras lipat tipis miliknya

"Wahhh ini sangat nyaman^^."

"Anak ini bisa bahagia dengan hal² kecil, apa dia tidak pernah merasakan punya kasur layak sendiri?" -batin jaehyun

/tok tok tok

/krekk..

"Ini susu cokelatnya tuan."

"Makasih." Jaehyun menerima nampan yang di atasnya terdapat 2 gelas susu cokelat kesukaannya dan beberapa wafer keju di piring

"Nih."

"Makasih^^."

"Kau boleh sering² ke sini kalau mau."

"Ti-tidak perlu, nanti eomma akan marah besar.."

"Aku bisa membelimu jika orang tuamu setuju."

"Ehhh? Aku tidak mau, aku tidak mau berpisah dari eomma dan appa."

"...AHHH iya aku lupa sesuatu, aku harus pulang sekarang."

"Kemana? Biar om taeil mengan-"

"Ti-tidak perlu.."

"Katakan kau mau kemana!"

"Aku mau kerja paruh waktu jae.."

/grep

"Bagaimana dengan prmu?"

"Aku akan mengerjakannya nanti malam."

Jaehyun diam sejenak, menarik taeyong sampai badan kurus itu bersandar di badan bidangnya.

"Jaehyun lepasin genggamannya sakit.."

"Baiklah pergilah.."

Taeyong cepat² meraih tasnya dan pergi dari rumah jaehyun, sementara jaehyun hanya bisa duduk di tempat tidurnya dan menatap kosong yang ada di hadapannya. Sementara 2 gelas susu cokelat serta wafer keju di nakas yang di bawakan untuk mereka belum tersentuh sama sekali.

"Bubu..kita akhirnya bertemu kembali.." jaehyun tersenyum membuat lesung pipinya terlihat jelas sambil mengingat kembali kenangan masa kecilnya bersama bubu, teman masa kecilnya yang mengalami nasib sama seperti taeyong yang menderita buta warna total di tambah mempunyai sifat yang baik dan polos, "Kamu belum berubah..masih saja polos dan imut seperti dulu." Jaehyun mulai mengobrak abrik nakasnya dan menemukan sebuah pigura dengan foto 2 bocah laki² yang sedang berfoto di depan sebuah pohon, keduanya tengah bergandengan tangan sambil bergaya peace dan menunjukkan eye smile manis mereka

"Aku benar² senang bisa melihatmu kembali bu.."