_Ketidaksengajaan Dalam Hidup_
***********************************
Sinar matahari terasa panas seperti api yang membara di perapian. Siang ini Ara dan teman-temannya sedang terduduk di bangku taman sekolah dengan es krim yang berada di tangan mereka masing-masing. Waktunya istirahat kedua dimulai, dengan menu yang terpilih sebuah es krim untuk meredakan dahaga yang mereka rasakan.
"Emm, enak," celetuk Anna setelah menjilat es krim yang ada di tangannya.
"Banget," sahut Nesya yang masih fokus pada sebuah es krim mangkuk.
Kelimanya masih duduk berdampingan di dua bangku panjang yang ada di taman itu. Ara berbagi tempat dengan Nesya dan Anna, serta Iva dan Mea yang duduk bersebelahan di bangku sebelah. Selain merasakan dahaga yang ada di kerongkongan, mereka juga merasakan lelah setelah mendapatkan dua pelajaran sekaligus, setelah istirahat pertama tadi.
"Habis ini pelajaran apa ya?" tanya Ara sembari menghabiskan es krim coklatnya.
"Emm, Penjas kan?" jawab Iva mengingat jadwal hari ini.
"Bener kok," Mea mengeluarkan suaranya setelah menghabiskan es krimnya. Mereka berempat mengangguk pelan.
"Oke makasih," ucap Ara sembari membuang bungkus es krim coklatnya.
"Yuk balik!" ajak Nesya dan ia mulai bangkit dari posisinya.
"Ayok! Belum ganti baju juga kita," sekarang Iva yang juga mulai bangkit dari posisinya.
Mereka berlima mulai melangkahkan kakinya untuk kembali ke kelas mereka. Setelah sampai ke kelas mereka, gadis-gadis itu langsung mengambil baju olahraga mereka, kecuali Ara yang harus membeli baju olahraganya yang baru.
"Nes!" panggil Ara kepada gadis yang sedang mengucir rambutnya.
"Ya?" jawab Nesya sambil memerhatikan wajahnya di hadapan cermin milik kelas.
"Temenin gue beli baju olahraga," ucap Ara sembari berjalan ke arah Nesya.
"Oke Ra! Bentar lagi ya say," Nesya masih merapikan rambut dan penampilannya di cermin.
"Oke!" balas Ara sambil memerhatikan kelas yang masih sepi. Kini mata gadis itu terhenti di sebuah objek yang belum ia lihat sejak pelajaran pertama dimulai.
"Ayok say!" suara Nesya yang tinggi membuat Ara kaget dan segera mengalihkan pandangannya.
"E-eh, ayo," katanya sembari menggandenga tangan gadis yang ada di sampingnya.
Mereka berdua berjalan melewati lorong menuju koperasi SMA Canopus. Banyak siswa dan siswi yang masih berjalan-jalan di luar kelas karena waktu istirahat yang belum selesai. Akhirnya kedua gadis itu telah tiba di sebuah ruangan yang lumayan luas untuk menyimpan barang keperluan siswa.
Tok tok tok
Ceklek
Pintu koperasi itu terbuka yang menampilkan beberapa etalase tempat menyimpan keperluan siswa.
"Ada barang yang mau dicari mbak?" tanya seorang ibu penjaga koperasi.
"Baju olahraga satu stel bu," ucap Ara tersenyum manis.
"Ukurannya berapa mbak?"
"M aja bu,"
"Oke, sebentar ya mbak,"
"Iya bu,"
Ibu penjaga koperasi itu langsung mencari ukuran baju olahraga sesuai dengan permintaan Ara. Tak lama lima menit kemudian, penjaga koperasi itu kembali dengan baju olahraga yang sesuai dengan permintaan Ara.
"Ini mbak bajunya,"
"Berapa bu harganya?"
"Seratus dua puluh ribu,"
Ara langsung menyerahkan selembar uang seratus dan dua puluh ribuan kepada penjaga koperasi itu.
"Terima kasih bu," ucap Ara dan Nesya bersamaan.
"Sama-sama,"
Kedua gadis itu keluar dari koperasi sekolah itu dan mulai berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti seragam mereka.
"Gue ganti dulu Nes,"
"Iyak! cepetan gue tunggu,"
"Iya,"
Ara pun memasuki kamar mandi untuk perempuan itu dan tinggallah Nesya seorang diri di depan pintu kamar mandi tersebut. Sudah lima menit Nesya menunggu Ara untuk mengganti seragamnya. Hingga sebuah suara yang mengagetkan Nesya dalam lamunannya.
"Woi Nes! Pak Kevin udah mulai absen," salah satu murid yang berada di kelas yang sama dengan Nesya dan Ara memanggil untuk berkumpul.
"Yah, beneran ta?" tanya Nesya untuk memastikan.
"Beneranlah nes! Ayok cepetan!" tanpa izin murid itu menarik tangan Nesya untuk pergi dari tempat itu.
"RA! GUE DULUAN! LO LANGSUNG KE LAPANGAN AJA!" teriak Nesya yang masih ditarik paksa oleh murid yang biasa dipanggil Inta.
"LAH! NES, TUNGGUIN GUE NES!" tak kalah heboh Ara juga berteriak setelah mendengar ia ditinggal oleh sahabatnya itu.
"Aduh! lo jahat sih sama gue," rengek Ara yang masih ada di dalam kamar mandi.
Ara langsung membenarkan seragamnya asal-asalan dan keluar dari kamar mandi. Dia terkejut, ternyata memang benar Nesya meninggalkannya seorang diri di sana. Ara pun berlari tergesa-gesa sembari membenarkan penampilannya.
Dan
Bruk!
Ara sadar ia telah menabrak punggung seseorang.
***************************