~ Author Pov ~
'Niiittt...'
Suara kunci pintu yang di buka dari luar. Jemmy memasuki kamar apartemennya. Dia sengaja memilih apartemen sebagai tempat tinggal karena masalah privasi. Terlihat lampu malam yang menyala remang.
Saat Jemmy meletakkan tas di atas meja, selimut putih di atas tempat tidur bergerak-gerak, memperlihatkan kepala dengan rambut berwarna coklat. Ada seseorang yang nampaknya baru bangun dari tidurnya. Kehadiran Jemmy, membuatnya membuka mata.
"Baru pulang?" tanya pemilik suara yang terdengar sedikit serak.
Jemmy tidak menjawab, dia hanya berjalan mendekati laki-laki yang tidur terbungkus selimut tebal.
"Maaf sudah membuatmu terbangun," kata Jemmy sebelum mengecup dahi laki-laki itu.
Nathan, laki-laki berwajah cute itu kembali membungkus dirinya dengan selimut. Jemmy melangkah menuju dapur lalu membuat secangkir kopi. Dia mengadu-aduk pelan kopi yang siap di minum itu sambil berjalan menuju beranda.
Suasana malam hari yang terlihat sangat indah dari tempat yang cukup tinggi. Dari atas terlihat ribuan cahaya kecil yang berasal dari sorot lampu jalan dan kendaraan yang melewati jalan tol. Jika di lihat dari atas seperti melihat ribuan bintang yang sedang berbaris rapi. Tidak terlihat ujung pangkal nya sama sekali.
Jemmy hanya menatap ribuan cahaya itu tanpa berfikir apapun. Hanya melamun dan melamun tapi saat dia mulai menyesap kopinya, pikirannya melayang pada beberapa jam yang lalu. Saat sedang berbicara dengan salah satu bawahannya, Awi. Saat di mana Awi menunduk dalam-dalam waktu mendapat amukan darinya dan saat Awi gelagapan waktu menyadari bahkwa kata-katanya bisa menyinggung Jemmy.
Bibir Jemmy tertarik membentuk sebuah senyuman. Dia menunduk saat dia tidak bisa menahan senyum lebarnya.
"Hahaha..." akhirnya dia tertawa pelan, "so cute..."
Selimut di atas tempat tidur terlihat bergerak-gerak. Nathan yang membungkus dirinya dengan selimut berjalan menuju beranda lalu memeluk Jemmy dari belakang. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Jemmy lalu menempelkan kepalanya pada punggung yang terlihat kokoh itu.
Jemmy bergeming. Dia masih menikmati hamparan bintang di bawah sana. Pandangannya jauh menembus pekatnya malam.
~ Awi Pov ~
Malam ini aku berjalan mengendap-endap masuk ke dalam kamar. Menutup pintu juga dengan sangat perlahan. Aku meletakkan tas dan baju juga dengan perlahan.
Pernah aku meletakkan kunci seperti biasa dan menimbulkan suara, anakku Erin langsung terbangun lalu menangis. Jika ada suara yang keras sedikit dia akan terbangun. Kalau sudah begitu, istriku akan mengomel sepanjang malam.
"Say, udah makan belum?" bisikku.
Vina masih menyusui Erin. Matanya perlahan-lahan terbuka. Dia melirikku.
"Belum," sahutnya pelan.
"Papa beliin ayam goreng. Kalau mama belum makan, makan aja duluan. Papa mau bersih-bersih badan."
Ini sudah jam 10 malam. Jadi aku memilih tidak mandi.
Karena pak Jemmy menunggu di kantor, akhirnya semua orang juga ikut pulang malam setelah semuanya beres. Kalau begini caranya kasian Vina sih. Jam segini dia belum makan dan belum beres-beres rumah. Tadi aku melihat baju kotor menumpuk di bak mandi dan peralatan makan yang menggunung di bawah kran air.
Vina beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju dapur, sedangkan aku memilih masuk ke kamar mandi.
Aku hanya membersihkan area tertentu untuk dibersihkan dengan sabun. Mandinya besok pagi saja. Karena aku tidak mau kedinginan malam ini.
Aku merinding. Dinginnya tersapu air sampai terasa hingga ketulang-tulang. Mungkin karena pergantian musim. Cuacanya jadi benar-benar dingin.
Setelah memastikan semua bersih, sekarang aku membersihkan gigiku. Rencananya mau makan malam tapi lebih baik aku tidur. Aku sudah lelah kawan.
Setelah memastikan Erin dan Dika tidak di gigit nyamuk, aku mengecek hp ku. Ada banyak pesan masuk. Semua tentang pekerjaan. Setelah aku mengoper usulan pada pak Jemmy dan disetujui, akhirnya aku bisa merebahkan diri.
Ting...
Ada pesan masuk.
Pak Jemmy : ya udah besok kamu jangan telat lagi. Selamat beristirahat.
Aku terdiam membaca balasan dari pak Jemmy. Baru kali ini ada atasan yang mengucapkan selamat beristirahat padaku. Awalnya aku malas untuk membalas pesannya, tapi karena takut di kira tidak sopan ya terpaksa aku balas.
Me : selamat istirahat juga pak.