Chapter 10 - Bab 10

Keyla berdiri di belakang Sheira yang sedang asik berbicara pada Zeva. Niatnya ingin bergabung di bangku Sheira dan Zeva. Namun ia tak sengaja mendengar kalimat Sheira.

"Semalam gue nganter Lea pulang,"

Deg

Entah angin apa yang membawa cemburu menyelimuti Keyla. Tiba tiba Keyla merasa sesak mendengarnya. Jantungnya berhenti berdetak sesaat setelah mendengarnya. Walaupun tak ada hubungan apapun, Keyla merasa sakit. Darah bening mengalir di pipi Keyla. Ia tak bisa membendung air matanya.

Keyla berbalik ingin pergi,namun sialnya ia tak melihat jika ia menabrak Tania. Keyla langsung melangkah pergi menyembunyikan air mata nya dari Tania. Namun Tania dapat melihatnya

"Key,lo kenapa?!" Tanya Tania melihat Keyla berlari menghindarinya membuat Sheira dan Zeva menoleh.

Tania bingung dan bertanya pada Sheira, "Keyla kenapa nangis,kak ?!"

Sheira dan Zeva saling berpandang. "Sejak kapan Keyla di belakang gue ?!"

"Ya gak tau. Gue aja baru ke sini !" Balas Tania bingung.

"Jangan jangan dia denger cerita lo tadi,Shei !" Kata Zeva tiba tiba.

***

Sheira menunggu Keyla di parkiran. Sejak di kantin tadi,Sheira tak berjumpa dengan Keyla. Sampai sekarang,Sheira menunggu Keyla untuk pulang bersama.

"Mungkinkah Keyla mendengar percakapanku dengan Zeva tadi ?" Pikir Sheira

"Jika dia meninggalkan kantin setelah mendengarnya,Apa dia cemburu ?!" Sheira berkali kali menghembuskan nafas kasarnya dan berdecak kesal.

Sampai pandangannya tertuju pada cewek di gerbang. Sheira tersenyum melihat Keyla berdiri di depan gerbang. Ia melangkahkan kakinya menghampiri Keyla.

"Ayo pulang !" Kata Sheira menarik tangan Keyla lembut.

Namun Keyla masih tetap berdiri diam. Sheira menatap bingung pada Keyla.

"Gue dijemput!" Balas Keyla dingin sambil melepaskan tangannya.

"Lo harus pulang sama gue!" Kata Sheira tegas. Seolah tak menerima penolakan.

"Gue gak mau !" Keyla menatap datar pada Sheira.

Tak lama mobil hitam berhenti di depan Keyla.

Keyla masuk ke mobil pribadinya. Keyla meminta agar dijemput oleh supir pribadi di rumahnya. Ia tak mau pulang bersama Sheira.

.

.

.

.

Keyla sedang berdiri di balkon menatap langit malam. Tangan kanannya memegang sekaleng  Bintang Zero. Tampilannya kacau. Begitupun hatinya retak.

Kebiasaan Keyla saat kacau,meminum minuman yang berbau alkohol. Meskipun memiliki sifat jeleknya,ia tak pernah meminum alkohol. Hanya sebatas bintang zero.

Kalimat Sheira masih terngiang di telinga Keyla. Mengingat itu,Keyla mengepalkan tangannya. Dan tanpa disadari airmata lolos dengan lembut. Ia menatap nanar rembulan di atasnya. Rasa sakit,perih,marah,tidak suka,cemburu,kesal,benci bercampur di hati Keyla.

Ia meneguk minumannya tanpa tersisa lagi. Lalu ia mengepalkan kuat tangannya seiring air matanya turun menjelajahi pipi hingga membuat kaleng di tangannya tak berbentuk lagi.

Tak ada yang melarang lagi jika ia meminum minuman itu. Kedua orangtuanya tak ada bersamanya. Ia memiliki orang tua namun serasa tidak memiliki. Sepi. Hanya dirinya yang ia punya. Dan hanya diri sendiri yang bisa ia andalkan. Kepercayaannya sudah hancur pada Sheira.

"Gue terlalu bodoh," gumam Keyla tersenyum getir.

***

Jam istirahat berlangsung. Di lapangan basket terlihat Sheira dan tim nya sedang latihan. Sheira mengambil ancang ancang untuk menembak bola ke ring. Tatapannya fokus pada ring. Ia melempar bola dan

Pug

Bola meleset dan tidak masuk ke dalam ring. Sheira berdiri tegak sambil menghela nafas. Ini ke 18 kalinya bola tidak masuk ke ring.

"Lo kenapa?! Latihan hari  ini lo gak semangat !" Kata Zeva menghampiri Sheira sambil membawa air mineral.

"Gue kepikiran sama Keyla!" Jawab Sheira jujur.

Zeva paham. Sudah lama ia tau dengan kelainan orientasi seksual Sheira. Dan ia menerimanya.

"Gue rasa dia suka sama lo," balas Zeva yakin

Sheira mengernyit, "tp gue ragu kalo dia suka sama gue. Dia straight,"

Zeva tersenyum simpul. "Kalo dia gak suka sama lo,dia gak akan cemburu sama lo setelah mendengar percakapan kita kemarin."

"Dia cemburu ?" Gumam Sheira bertanya.

"Gue rasa sih gitu. Kalo dia straight,dia gak akan cemburu kalo lo nganter Lea pulang." Jelas Zeva.

"Pliss,deh Shei !! Peka dikit knp?!" Geram Zeva

"Lo harus kasih penjelasan sama Keyla selengkap lengkapnya kalo lo ingin Keyla jadi milik lo !" Kata Zeva.

"Akan gue coba," balas Sheira tersenyum.

Dipikirannya hanya rasa bersalah pada Keyla karena telah melukai perasaannya. Tp dengan ini Sheira jadi yakin untuk mendapatkan Keyla. Keyla cemburu,berarti dia suka dengan sheira. Dan Sheira semakin yakin jika perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.

.

.

.

.

.

Di tempat lain,di waktu yang bersamaan. Keyla masih mengingat kejadian kemarin. Suara dan kalimat Sheira kemarin terngiang jelas di telinga Keyla. Walaupun ia kemarin tak sengaja mendengarnya,tp itu sangat membuat hatinya retak. Rasa cemburu,kesal,marah,dan sayang bercampur aduk.

"Lo kenapa sih? Lagi ada masalah ? Cerita,Gue siap mendengarnya." Kata Tania

Keyla tersenyum tipis.

"Emmm,,, sebenarnya ini tentang perasaan gue-" Keyla berhenti melanjutkan kalimatnya membuat Tania bingung.

Keyla melirik Albert yang duduk di belakang bangku Tania dan bangkunya. Ia mendekat pada Tania untuk membisikkan sesuatu yang Albert tidak boleh tau.

"Kalian ngapain bisik bisik sambil liat gue ?! Mau gosipin gue ya kalian !!!" Cerocos Albert membuat Keyla dan Tania auto datar.

"Khusus cewek !! Lo gak perlu tau apa yang kita bicarain," kata Tania.

"Udah sana lo pergi aja. Ganggu urusan cewek aja,Lo!" Usir Keyla

Albert mendelik pada kedua cewek di depannya. "Gue mau ke kantin !"

"Gue titip!!!!" Seru Keyla dan Tania bersamaan sambil menyengir.

"Huuffttt,,,,,, iya !" Albert menghela napas mendengar kebiasaan keduanya yang selalu titip.

Selepas kepergian Albert, Tania menunggu Keyla menjelaskan hal kemarin.

"Kemarin lo denger apa ? Sampai lo cemburu gini?!" Tanya Tania

"Kak Sheira nganter kak Lea pulang. Waktu gue sakit kemarin,dia ijin pulang ternyata nganter kak Lea pulang."

"Dia ngasih perhatian ke gue,dan gue berfikir kalo perhatiannya dia itu lebih dari kakak adik. Apa gue salah kalo menganggap perhatiannya itu sebagai bentuk perasaannya ke gue ?" Lanjut Keyla.

Tania paham apa yang dirasakan Keyla.

"Gak mungkin rasanya kalo kak Sheira sengaja membuat lo cemburu. Dia pasti punya alasan," kata Tania.

"Entahlah ! Gue masih merasakan perih. Walaupun gue tau gue bukan siapa siapa.!" Balas Keyla acuh.

Ia masih kesal. Marah,tapi dia bukan siapa siapa Sheira. Ia terjebak dengan perasaannya sendiri.

"Udah lah !! Lupain aja." Kata Keyla acuh.

"Emm,,,nanti gue gak jadi pulang sama lo !" Lanjut Keyla membuat Tania bingung. Awalnya Keyla tadi pagi Keyla memintanya untuk mengantar pulang,tapi sekarang ia membatalkannya sendiri.

"Kenapa ?! Katanya gak mau bareng kak Sheira,"

"Gpp sih. Yang pasti gue gak pulang bareng dia lagi,"