Chapter 16 - Bab 16

"Mau mampir makan dulu tau langsung ke apartemen aku ?" Tanya Sheira sambil fokus menyetir.

"Belum lapar," balas Keyla

Sheira tersenyum tipis,ia melajukan mobilnya ke apartemennya. Sekitar 15 menit mereka sampai. Seperti biasa,Sheira membukakan pintu mobil untuk Keyla. Keduanya menggunakan lift,

Thing

Pintu lift terbuka,Sheira menekan 4 digit angka untuk membuka pintu apartemennya.

"1164 ?" Gumam Keyla berfikir.

"11-6-4. 11 Juni 2004." Jelas Sheira.

Keyla senang dan tidak percaya pada Sheira. "Itu tanggal lahir aku."

"Yup,,,,Tepat sekali."

Sheira mempersilahkan Keyla masuk, "selamat datang,baby girl."

Keyla mengedarkan pandangan melihat foto foto Sheira dari kecil hingga sekarang. Hampir semua foto di dinding tak ada yang tak membawa medali. Semua foto yang Keyla lihat selalu ada kalungan medali di leher Sheira. Sheira memang memiliki bakat luar biasa baik di akademik maupun non akademik. Dibuktikan dengan foto yang terpajang rapi di dinding apartemennya.

Keyka tersenyum melihat foto Sheira kecil berusia 6 tahun nan berpakaian tentara rapi dan lengkap beserta senapan di tangannya. Tampilannya di foto masa kecilnya tak jauh berbeda dengan sekarang,rambut panjangnya terikat dan tatapannya datar ,tajam menusuk. Bedanya di foto lebih imut dan menggemaskan.

"Cita cita masa kecil," Kata Sheira di belakang Keyla ikut memperhatikan foto nya.

"Cita cita sekarang apa ?" Tanya Keyla berbalik badan.

Sheira tak menyangka jika akan mendapat pertanyaan itu dari Keyla. Ia menatap serius pada Keyla, " Masih sama dari kecil,menjadi Tentara."

Keyla mengangguk paham sambil ber oh ria.

"Tapi ada yang berubah," Lanjut Sheira membuat Keyla mengernyit.

"Apa ?" Tanya Keyla penasaran.

"Jika dulu aku berfikir untuk menjadi tentara yang akan berjuang segenap jiwa raga untuk negara. Sekarang aku berfikir untuk menjadi tentara yang akan berjuang segenap jiwa raga untuk kamu." Jawab Sheira jujur.

Pipi Keyla tiba tiba panas mendengar ucapan Sheira. Rona merah menghiasi pipinya. Ia tak bisa menahan senyumnya,

"Sekarang jadi tukang gombal ya ?" ia mencubit pinggang Sheira gemas.

"Aww,,,"

"Aku serius," Kata Sheira sambil mengunci tangan Keyla ke dinding yang berusaha mencubit pinggangnya.

Keyla auto diam melihat tatapan Sheira yang sulit di artikan. Mata hijau Sheira semakin terang,Keyla selalu terkagum dengan bola mata Sheira. Seperti saat ini,Keyla benar benar jatuh dalam pesona Sheira. Apapun yang ada di diri Sheira,Keyla telah menyukainya. Sheira mendekatkan wajahnya,mengikis jarak yang ada. Keyla merasakan darahnya mengalir hebat,detak jantungnya bisa ia dengar. Deru nafas Sheira menerpa kulit wajahnya lembut.

Tapi mendadak Sheira melepaskan kunciannya pada tangan Keyla. Ia kembali membuat jarak. Keyla terlihat kecewa.

"Kenapa?" Tanya Keyla menatap Sheira menunggu jawaban.

Sheira tersenyum simpul, "Aku mencintaimu bukan karena nafsu. Aku menjagamu,bukan merusakmu."

Perkataan Sheira barusan adalah siraman air bunga untuk hati Keyla. Keyla merasa beruntung memiliki Sheira yang lebih dewasa dan menjaganya. Keyla baru memahami sisi lain Sheira.

"Umh baiklah. sekarang mau makan apa ? Delivery aja ?" Tanya Sheira mengalihkan topik.

"No. Jangan terlalu sering makan makanan luar. Aku yang akan masak malam ini," Larang Keyla

"Bisa masak ?" Tanya Sheira ragu

"Pemegang nilai tertinggi di pelajaran memasak," Balas Keyla sombong.

"O ya ? Atau dulunya cuma numpang nilai sama kelompok masak ?" Sheira meragukan kemampuan memasak Keyla.

Ya,walaupun Keyla memperoleh nilai tertinggi karena Tania tapi ia bisa memasak. Itu karena dulunya Ratu yang mengajarkan dan memaksa Keyla untuk belajar memasak. Makanya ia berani sombong di depan Sheira

"Liat aja nanti hasil masakanku," Kata Keyla menuju dapur.

Sheira mengikuti Keyla,tapi di tahan oleh Keyla. "Eitsss,,,, Dilarang ikut ke dapur."

Sheira mengernyit, "cuma mau lihat gimana masak nya."

"Gak,Aku gak yakin kalo kamu cuma mau lihat. Mending kamu ngapain gitu ?" Kata Keyla membuat Sheira cemberut.

"Hm,,,, Aku ke bawah." Gerutu Sheira hendak pergi.

"Ngapain ?" Tanya Keyla

"Beli buah," Balas Sheira

"Jangan lama lama ya. Cuaca mendung,takutnya kamu kehujanan." Kata Keyla khawatir.

"Cuma deket. Jalan kaki cuma beberapa menit." Sheira bergegas membeli buah untuk persediaan,kebetulan buah di kulkas habis.

***

Keyla cemas karena Sheira belum kembali dan sekarang sedang hujan. Di telfon berulang kali tapi tak ada jawaban. Keyla semakin khawatir dengan hujan yang semakin deras disertai petir. Ditambah lagi hari semakin gelap.

"Persetan dengan hujan," Umpat Keyla kesal dengan kekhawatirannya.

Ia memutuskan mencari Sheira keluar. Ia membuka pintu apartemen dan mendapati Sheira yang hendak menekan digit angka. Sheira menyembunyikan kantong plastik di balik badannya saat menyadari Keyla di depannya.

Keyla menghela nafas melihat Sheira yang basah. Sheira tersenyum menunjukkan deretan gigi rapinya membuat Keyla mendengus kesal. Keyla meminta buah yang dibeli Sheira dengan menyodorkan tangannya.

"Ganti baju dulu, ntar masuk angin." Kata Keyla.

Sheira memberikan kantong plastik berisi buah pada Keyla,dan tetap menyembunyikan kantong plastik satunya.

"Itu apa yang masih kamu bawa ?" Tanya Keyla berusaha melihat di belakang Sheira.

Sheira menggeleng tanpa menjawab Keyla.

"Sini biar aku taruh,kamu ganti baju dulu ntar masuk angin." Kata Keyla meraih tangan Sheira yang di belakang

"Jangan," Tolak Sheira

"Kok kamu bau alkohol ?" Tanya Keyla setelah Sheira membuka mulut.

Reflek Sheira langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tanpa ia sadari kantong yang ia sembunyikan tadi terlihat jelas oleh Keyla. Keyla melotot mendapati tiga botol wine dikantong itu. 

"Astaga !" Keyla mengambilnya paksa membuat Sheira gelagapan.

"Eehhh Jangan di buang. Itu buat persediaan doang. Aku gak minum lagi deh. Aku janji. Jangan dibuang ya, sayang. Please,,,,,," kata Sheira memohon pada Keyla yang hendak membuang alkohol kesayangannya.

Keyla berdecak pinggang, "jadi, Wine lebih penting ?"

Sheira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Serba salah deh.

"Gak gitu. Kan cuma buat persediaan." Kata Sheira masih memelas.

"Kamu bisa aja bilang sekarang buat persediaan. Tapi nanti kamu akan minum kalo aku gak ada di sini." Kata Keyla tepat dan berhasil membungkam mulut Sheira. Memang itu faktanya,Sheira memiliki hobi minum saat dia kesepian.

"Hilangkan kebiasaan burukmu," Pinta Keyla menatap Sheira lembut.

Sheira mengangguk pelan seolah terbius dengan Keyla yang seperti orang tuanya.

"Haaaaatchihhhhh,,,,!!!"

Keyla menengok pada Sheira yang bersin dan kedinginan.

"Tuh kan,ganti baju dulu gih." Saran Keyla.

"Hm,Aku mandi." Kata Sheira mengambil handuk.

Keyla menyiapkan pakaian Sheira dan membereskan botol alkohol tadi. Ia juga menyiapkan makan malam.

.

.

.

.

.

Setelah makan malam, keduanya sedang berbaring di atas ranjang. Keyla duduk bersandar di ranjang, sedangkan Sheira berbaring dengan kaki Keyla sebagai bantal dan sibuk dengan game Mobile legend nya.

"Kaka !"

"Hm,"

"Apa aku boleh tau keluargamu ?" Tanya Keyla hati hati.

Sheira terdiam sesaat. Ia menghentikan game nya. Tatapannya lurus pada wajah Keyla. Hal itu membuat Keyla sedikit ragu jika Sheira akan memberitahunya.

"Wilman Alreynard,seorang perwira tinggi berpangkat Jenderal. Seorang jenderal yang memiliki istri simpanan,Carlin Mandagi. Dan hal paling aku benci,aku lahir diantara mereka." Sheira memejamkan mata.

Keyla menahan nafas mendengarnya. Keyla berfikir keluarga Sheira adalah keluarga yang seperti umumnya. Tapi kali ini,ia benar benar dikejutkan.

"M-maaf ," Kata Keyla merasa bersalah.

Sheira membuka mata menatap Keyla masih dengan posisi awal,berbaring di pangkuan Keyla. Ia tersenyum sebelum kembali bercerita

"Sejak kecil mama selalu mengatakan papa sibuk. Hanya hari hari libur nasional papa pulang. Tak pernah genap sehari bersama aku dan mama. Sampai aku duduk di bangku SMP,aku baru tau kalo aku anak dari wanita simpanan yang tak pernah merasakan kasih sayang utuh dari seorang papa."

Bagai tersayat pisau,hati Keyla ikut perih mendengarnya. Untuk pertama kalinya Keyla melihat cairan bening mengalir di pipi Sheira dengan tenang. Sorot matanya tergambar banyak luka dan kesedihan.

"Hal yang membuatku semakin kacau dan hancur selain kenyataan itu adalah,mama meninggalkanku selamanya karena penyakit yang selama itu ia sembunyikan dariku. Mama mengidap kanker otak dan papa tak pernah peduli dengan itu. Aku membencinya !" Sheira mengakhiri ceritanya dengan senyum getirnya.

Sheira menatap Keyla yang menangis terisak. Sheira bangun,ia duduk di depan Keyla.

"Hey ! Yang mengalami itu semua aku,kenapa kamu yang nangis ?" Gurau Sheira mencairkan suasana.

"Ba..bagaimana bi...sa.....hiksss ..... hikss.....ka....kamu.....hikss.....ku...at...."

Sheira menghapus air mata Keyla. Ia menangkup wajah Keyla,menatapnya intens. "Satu pelajaran yang aku dapat waktu itu. Jika bukan dari diri sendiri,dari mana kita mendapat kekuatan itu semua ?"