Keyla berjalan menuju parkiran. Kali ini dia tidak akan pulang bersama Sheira ataupun Tania.
"Mau langsung pulang ? Atau mampir dulu ?" Tanya cowok yang berjalan disampingnya.
Keyla menggeleng menolak ajakan Arsen. Ia hanya ingin pulang, tujuan sebenarnya setuju pulang dengan Arsen adalah untuk mencoba melupakan Sheira. Ia lelah dengan perasaan yang tak seharusnya itu. Ia memilih mencoba hidup normal,walaupun sedikit sulit baginya.
Detak jantung Keyla berdetak lebih cepat saat melewati Sheira di parkiran. Getaran itu masih ada,namun sebisa mungkin Keyla melupakannya. Ia tak mau terluka lebih dalam lagi. Sebisa mungkin Keyla bersikap seperti biasa,acuh pada Sheira yang menatapnya. Tatapan yang sulit diartikan dari Sheira membuat Keyla gugup.
Bukan Sheira jika tidak berani. Sheira berdiri tepat di depan Keyla membuat langkah Keyla terhenti. Keyla membalas tatapan yang sulit diartikan dari Sheira.
"Key !! Gue mau ngomong !" Kata Sheira tanpa mempedulikan cowok di samping Keyla.
"S-sorry ! Gue mau pulang,capek !" Tolak Keyla mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Sebentar doang! Gue mau jelasin sesuatu sama lo"
"Keyla gak mau !! Dia mau pulang ! Jangan dipaksa." Kata Arsen tersenyum miring pada Sheira.
Sheira mengepalkan tangan. Ingin rasanya ia memukul cowok bajingan itu. Teringat kejadian malam itu,dimana Arsen telah mengambil kehormatan Lea.
"Diem lo !" Kata Sheira penuh amarah tertahan.
"Stop ! Gue gak mau ada keributan. Gue capek,mau pulang !" Lerai Keyla malas jika harus menyaksikan keributan Sheira dan Arsen.
"Gue anter pulang !" Kata Sheira
"Eeittss,,,,, no no no !! Dia udah setuju pulang sama gue !" Cegah Arsen menggenggam tangan Keyla.
Keyla tersentak kaget dengan Arsen. Sheira menatap dingin pada tangan Keyla yang digenggam oleh Arsen. Keyla refleks melepaskan tangannya. Keyla masih risih jika ada orang yang lancang memperlakukannya,seperti Arsen.
"Ayo pulang!" Ajak Arsen diangguki Keyla yang tak berani menatap Sheira.
Dalam hati Sheira,ia jengkel dengan Arsen yang beraninya mendekati Keyla. Sheira ingin menarik Keyla jauh jauh dari Arsen. Sheira tidak mau jika Keyla bernasib sama dengan Lea. Keyla hanya bisa menjadi miliknya.
***
Bel pulang berbunyi. Semua siswa mengucap syukur masih bisa mendengar bel pulang yang ditunggu-tunggu. Tapi tidak termasuk Keyla,ia menghela nafas lelah melihat Miss Jen yang belum keluar kelas padahal jam pulang telah berbunyi.
"Can you finished your class miss ?" Tanya Keyla lantang di tengah keheningan kelas.
Miss Jen menatap tajam pada Keyla. Semua teman temannya melihat adegan seru antara keduanya. Keyla dengan penuh keberanian menatap dingin pada miss Jen.
"Yeah,alright !! All students can go home except you, Keyla Geogia Griffin." Balas Miss Jen tak kalah lantang.
Semua siswa segera bergegas keluar kelas. Tak mau menyia nyiakan kesempatan. Sedangkan Keyla melongo tak terima. Yang benar saja dia tidak diperbolehkan pulang. Tania menepuk pundak Keyla sambil menahan tawa,begitupun Albert.
"Maksudnya apa,miss !! Kenapa saya tidak diperbolehkan pulang ? Ini sudah jam pulang!" Kata Keyla tidak terima.
Miss Jen menyilangkan tangan di depan dada. "Bawa buku saya ke kantor !! Baru kamu boleh pulang!"
"What The Fuck!" Pekik Keyla tertahan hampir terdengar oleh miss Jen.
Keyla menggeram kesal. Yang ia pikirkan hanya ingin pulang. Mau tak mau ia menuruti perintah Miss Jen. Dengan langkah gontai ia mengambil buku Miss Jen dan berjalan membawanya ke kantor.
Miss Jen berjalan di belakang Keyla,siapa tau Keyla akan kabur jika di belakang. Pikir Miss Jen.
Di tengah perjalanan langkah Keyla mulai melambat. Jantungnya berdetak tidak karuan melihat cewek yang telah membuat hatinya retak. Sheira tidak menyadari jika ada Keyla yang akan berpapasan dengannya. Ia sibuk merapikan tas dan jersy basket yang melekat di tubuhnya.
Walaupun sakit dihati kecilnya mengingat kalimat tanpa penjelasan dari Sheira beberapa hari lalu,perasaan itu masih menggebu saat melihat wajahnya. Keyla masih tenggelam di dalam pesona Sheira. Ia memperhatikan Sheira yang belum menyadari dirinya.
Sampai Sheira mendongak melihat Keyla tepat di depannya. Tatapan mereka bertemu,Keyla tak mampu mengalihkan pandangannya dari mata Sheira, tatapannya seolah dikunci oleh Sheira.
"Hey !! Kenapa berhenti ? Kantor saya ada di sana," suara miss Jen membuyarkan keduanya.
Keyla mengabaikan Sheira dan bergegas menaruh buku Miss Jen agar dia bisa segera pulang. Saat keluar dari kantor, Keyla hampir saja terlonjak kaget saat mendapati Sheira dan Arsen menunggunya.
"Hai,Key !" Sapa Arsen cool.
"Hai juga !" Balas Keyla tersenyum paksa.
"Gue antar lo pulang ya !" Kata Arsen tersenyum.
"Keyla hanya boleh pulang sama gue !! Bokapnya yang bilang sendiri," potong Sheira cepat.
"Em,sorry !! Gue lebih berhak memutuskan siapa yang boleh nganter gue pulang kan !?" Keyla menatap dingin pada Sheira.
Arsen tersenyum penuh kemenangan pada Sheira. "Jadi lo pulang sama gue !?"
"Eits, gue gak bilang gitu kak ! Jadi maaf,gue sudah di jemput," tolak Keyla singkat dan melangkah pergi.
Arsen tak percaya jika Keyla menolak ajakannya. Padahal Arsen optimis akan mengantar Keyla pulang seperti kemarin. Sedangkan Sheira menatap punggung Keyla yang sudah menjauh. Ia belum sempat menjelaskan padanya.
"Ck,gara gara ada lo gue gagal nganter Keyla pulang !! Arrgghhh!!" Arsen mengacak acak rambutnya frustasi.
Sheira tersenyum miring, " gak akan gue biarin lo mendekati milik gue !"
"Jihh!!! Cewek belagu !! Udahlah,nyerah aja. Lo aja gak bisa jaga Lea,belagu mau menghalangi gue sama Keyla!"Kata Arsen membuat Sheira terbakar emosi lagi.
"Gue gak akan mengulangi kesalahan yang sama. Gue bakal buktikan kalo gue pantas menjaga Keyla dari cowok bajingan kayak lo !" Kata Sheira lantang dan penuh keyakinan.
"Kita liat siapa yang menang. Keyla milik gue,atau milik lo !?" Kata Arsen tak kalah yakin.
***
Keyla termenung masih memikirkan hal yang sama. Sampai saat ini ia masih menunggu penjelasan dari Sheira. Namun ia juga lelah menunggu yang tidak tau kapan. Haruskah ia berpaling atau bertahan.
"Ayok kantin !" Ajak Albert membuyarkan Keyla.
"Males ah !! Nitip aja !" Tolak Keyla.
Alasan Keyla menolak ke kantin adalah untuk menghindari Sheira.
"Tumben banget nolak ke kantin. Udah tiga hari lo gak ke kantin,kasian noh mang Udin nungguin kedatangan lo hhhhhhhhh!" Kalimat Albert barusan mendapat lemparan buku dari Keyla.
"Anjir lo !"
"Kantin aja,yuk !! Gue juga mau makan di kantin nih. Ayo,Key !" Kini Tania membujuk Keyla untuk ke kantin.
Keyla mempertimbangkan ajakan Tania. Sampai,Tania menarik tangannya. Ia mengalah dan memilih mengikuti Tania ke kantin.
Keyla bernafas lega saat mengetahui tak ada Sheira di kantin. Hanya ada Zeva.
"Hai kak !" Sapa Tania duduk di depan Zeva.
"Hai,"
"Kak Sheira mana ? Tumben gak bareng ke kantin ?!" Tanya Albert mencari Sheira.
Keyla hanya diam tak berniat bergabung dalam obrolan. Zeva berkali kali melirik Keyla.
"Dia ada briefing sama pak Wahyu !" Jawab Zeva.
"Keyla,lo gak ada niatan nyari tau siapa Sheira ? Asal usul Sheira ? Atau setidaknya lo cari tau siapa Lea ?!" Tanya Zeva tiba tiba.
"A-apa maksud nya kak ?! G-gue gak berhak nyari tau siapa dia !" Balas Keyla gugup. Nama Sheira disebut saja sudah membuat jantungnya berdetak tidak karuan.
"Kalo lo berfikiran seperti itu. Sheira bukan siapa siapa lo,lalu kenapa lo cemburu kalo Sheira nganter Lea pulang?" Skak mat dari Zeva membuat Keyla bungkam.