Chereads / Without you (Azzurra and Kevin) / Chapter 20 - 19. pertemuan

Chapter 20 - 19. pertemuan

Sepulang sekolah Micky masuk kerumah di antar oleh Alex, bukan karena Ben tidak menjemputnya melainkan karena ia mengirim pesan pada Ben kalau ia pulang dengan Alex

"Paman, kakek mana?" tanya Micky pada Ilyas saat keluar dari kamarnya setelah membersihkan diri

"Tuan ada diruang kerjanya nona muda" Micky mengangguk "Teimakasi paman"

Micky mengetuk pintu ruang kerja sang kakek "Masuk" ujar sang kakek mempersilahkan masuk

Micky masuk dan duduk di sofa ruang kerja Adam "kakek sibuk?" Adam tersenyum dan melangkah menuju sofa tempat Micky duduk

"Kamu pengen sesuatu?" tanyanya, Micky menggeleng "Jadi?"

"Kek gimana kalau aku di jodohinnya sama Alex, Brayen atau Jonathan aja" tawar micky tanpa basabasi

Adam tersenyum, ia berpindah duduk ke sebelah Micky dan membelai wajah cucunya itu "Kenapa Micky mau di jodohinnya sama mereka"

"Karena aku udah tau mereka luar dalam dan aku yakin mereka bisa jaga aku dengan baik" adarm kembali tersenyum

"Micky tau kenapa kakek gak milih mereka?" Micky menggeleng "Karena kakek gak mau kamu sampai kehilangan mereka, kakek tau, kamu sayang mereka dan juga sebaliknya, bukankah mereka tempat kamu berkeluh kesah?" Micky kembali mengangguk "Kalau kamu milaih salah satu dari mereka, artinya kamu akan kehilangan satu sahabat" Micky mengangguk

"Micky ngerti kek. Good night" ujarnya mencium pipi sang kakek kembali kekamarnya

©©©

Hari minggu

Hari ini adalah hari pertemuan Micky bersama orang Yang akan di jodohkan dengannya. Semua makanan telah di siapkan, baju telah disediakan, semua penyambutan telah selesai

Firdan dan Lidia telah berdiri di depan pintu rumah Adam dan di sambut hangat oleh sang tuan rumah

"Senang bertemu kamu lagi Firdan" ucap Adam

"Saya juga persdir"

"Hai Lidya, bagaimana kabar kamu sayang" Tama terkejut 'sayang' batinnya

"Baik om, lama tidak bertemu. Oh iya bagaimana kabar Martina sekarang?" tanyanya pada Adam

Adam tersenyum "Dia sekarang sedang di kanada" Firdan melihat kearah Lidiya dengan sorot bertanya

Lidia tersenyum "Dia ayah Martina sahabat aku sejak sd" Firdan mengangguk faham

"Jangan bilang yang mau dijodohin sama kevin itu anak Martina?" tanyanya antusias

Adam tersenyum dan mengangguk "kamu masih sama saperti saat terakhir kita bertemu ya" Adam mengacak rambut Lidia gemas, ia sudah menganggap Lidia seperti putrinya sendiri

"Ih om kan rusak, butuh waktu dua jam aku menatanya tadi" rajuknya

"Dia sudah seperti putriku" Adam menjelaskan pada dua pria di sebelah Lidya "Oh iya aku sampai lupa, ayo masuk" Adam mempersilahkan Firdan and family masuk

Setelah mereka duduk di sofa ruang tamu Adam memanggil Salah satu pelayan"Micky mana?"

"Maaf tuan nona muda tidak mau turun, katanya dia banyak tugas sekolah" ujar pelayan tersebut

"Apa kamu tidak mengatakan kalau calon suaminya akan datang?"

"Sudah tuan tapi nona mengatakan 'kan janjinya makan malam, sekarang masi siang dan paman tau kalau saya akan mepati janji saya karna kemaren dibialng pas makan malam maka saya akan turun pas makan malam' itu katanya tuan" Adam memijat pangkal hidungnya

"Baiklah kamu boleh pergi" tidak lama datang dua orang pelayan satu membawa nampan berisi air minum dan satu lagi nampan berisi makanan ringan

"Silahkan dicicipi"

"Maaf kek, kalau boleh tau kamar mandi dimana ya kek" Adam tersenyum dan memanggil Ben untuk mengantarnya ke kamar mandi

Ting tong

Terdengar suara bel,  seorang pelayan membukakan pintu dan tersenyum "Selamat siang den" sapanya pada tamu tersebut

"Pagi bik" jawab mereka serentak "Micky adakan bik?" tanya Brayrn

Padahal sudah hampir magrib🤦‍♀️

"Ada den, nona muda lagi di perpustakaan"

"Makasi bik" ucap Jonathan

Mereka masuk beriringan "Paman, kakek lagi ada tamu?" tanya Brayen pada Ilyas saat melihatnya

Saat mau kembali menuju ruang tamu, Tama berhenti karna melihat Brayen, Alex dan Jonathan  sedang bercengkrama bersama Ilyas

"Iya den"

"Oh iya, princess diataskan?" tanya Alex memastikan, yang dibalas anggukan kepala oleh Ilyas "Kami keatas dulu ya paman, jangan rindu" ucapnya yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Ilyas

"Tuan" sapa Ben pada Tama

"Eh, maaf" ucap Tama kembali melangkah menuju ruang tamu

Setelah duduk Tama terus melihat ke atas tepatnya kearah kamar Micky. Entah kenapa ia begitu penasaran apa yang sedang Brayen, Alex dan Jonathan lakukan

Lidya penasaran dengan apa yang dilihat sang putra, tapi ia tidak menemukan apapun "Kamu liat apa sayang?" tanyanya lembut

"Gak papa ma" Lidya mengangguk. Tidak lama terlihat Micky keluar dari salah satu ruangan, ia mengenakan baju kaos kebesaran dengan celana hot-pen rambut tergerai Dan sebuah kacamata. Ia terligat fokus dengan apa yang sedang ia baca

"Eh paman, apa gadis cantik itu anaknya Martina?" tanyanya Lidya, mengagumi kecantikan micky

"Iya, namanya Azzura Grension Oliver, putri sematawayang Martina dan Harry grantion tapi dia selalu mengatakan namanya hanya Micky Azzura"

"Harry grension?" tanya Tama

"Iya,  cucu kesayangan grension" Tama, Firdan dan Lidya mengangguk faham

©©©

"Princess, siapa tamu penting kakek lo kali ini?" tanya Alex

"Calon gua" sontak ketiga sahabatnya itu terkejut

"Princess, kalau lo mau pergi gua akan ngamanin lo" ujar Jonathan

"Gak usah, kalau gua mau pergi udah dari tadi gua pergi" lanjutnya

"Lo gak penasaran sama dia?"

"Enggak" jawabnya "tumben pada kesini, mau ngapain?"

"Biasa, nyontek pr" jawab Alex

"Iya, gua gak ngerti yang no.5" ujar Brayen menimpali

"Oo... Ok, mana soalnya biar gua ajarin" Brayenpun memperlihatkan soalnya pada Micky, Micky mengambil spidol dan menulisnya diatas meja kaca sebagi papan tulis, ia menerangkan dengan cara yang sangat mudah utuk di mengerti

Setelah selesai Brayenpun pamit mau pulang "Yuk" ajaknya pada Alex dan Jonathan, tapi sayang mereka enggan untuk bergerak sehingga Brayen harus menarik mereka. Kekanakan memang

Micky mengantar mereka kedepan pintu. Saat ia membuka pintu terlihat seorang pria tampan dengan wajah Yang kentara sekali kalau ia adalah orang luar dan jangan lupa tubuh atletis dan kulit bersih, seorang pria idaman bukan, tapi tidak dengan Micky. Saat melihatnya Micky terkejut dan langsung memeluk tubuh gagah tersebut

"Daddy" sambutnya setengah berteriak membuat mereka menjadi pusat perhatian

"Hy my son" Harry memeluk tubuh sang putri erat "I miss you so much honey" lanjutnya Dan mengecup puncak kepala Micky

"I miss you to dad"

Harry mengalihkan pandangannya ke tiga pria di belakang micky dan tersenyum ramah " hy Brayen, Jonathan, Alexander nice to meet you"

"Nice to meet you to uncle"

"Not uncle but daddy Like a Micky"

"Yes uncle eh daddy" ucap Alex

"Oh, were do you want to go?"

"Go back"

"Oh... OK see you next time guys"

"By dad" pamit mereka pada Harry

"Daddy, you can speak bahasa right?" Harry mengangguk "Terus kenapa tadi daddy gak pakai bahasa pada mereka?"

"Cuma mau ngetes doang" jawabnya dan mereka berdua tertawa ringan

"Harry kamu pulang nak" sapa Adam pada Harry, Micky terkejut kenapa ada Tama dirumahya

"Iya pa, ini lagi ada kerjaan di sini sama kangen Oliv"

"Daddy, momy mana? Kok gam sama daddy?" tanyanya manja pada Harry, Tama   tidak pernah melihat Micky dengan tingkah seperti ini

"Hari minggu besok momy kamu nyusul"

"Beneran dad" ucapnya antusias dan kembali memeluk tubuh sang ayah "ya udah ded, Oliv kembali ke kamar ya" pamitnya pada sang ayah

"Oh iya Harry perkenalkan ini Firdan dan ini Lidiya sahabat Martina" Adam memperkenalkan mereka pada Harry. Harry menerima jabatan tangan Firdan dan Lidia

"Oh iya satu lagi, ini namanya Kevin" Tama menjabat tangan Harry sopan "Dia calon suami Micky" lajut Adam yang membuat Harry membulatkan matanya

"Calon suami?" tanyanya seklailagi takut ia salah dengar

"Iya" terlihat raut tidak suka dan kecewa dari muka Harry

Tidak lama Micky turun dengan gaun biru elegan bersama beberapa pelayannya

Micky diduk disebelah sang ayah, Harry menggenggam tangan Micky erat. Micky tau sang ayah sekarang menahan emosi

"Sayang, Oliv mau ikut daddy pulang ke kanada gak?" tanyanya, membuat semua orang yang sedang makan menghentikan aktifitasnya dan melihat kearahnya

"Oliv disini aja dad. Kalau Oliv jenuh bosan disini Oliv akan telfon dad minta jemput" jawabnya enteng

"Jadi ini pilihan Oliv?" dengan terpaksa ia mengangguk untuk menenangkan sang ayah "Bilang juga sama mom besok ya dad"

Micky menyuap makanan  memuntahkannya, ia batuk, mukanya memerah. Harry cemas melihat keadaan sang putri dan memberikan segelas air putih padanya tapi belum sempat mengambil gelas Micky malah jatuh pingsan. Firdan, Adam, Lidya dan Kevin baru selesai makan, karna mereka memang makan terlebih dahulu

"Ben, siapkan mobil" Teriaknya dan mengangkat tubuh Micky menuju mobil

"Maaf atas semua yang terjadi" ucap Adam merasa bersalah pada Firdan

"Tidak masalah presdir, ini hanya kebetulan saja. Oh iya presdir kami mohon pamit karna sudah terlalu malam"

"Iya, tentu saja"  Adam mengantar mereka hingga ke halaman rumah "sekali lagi saya minta maaf atas hal yang tidak menyenanglan yang kalian rasakan"

"Tidak masalah om, kami pamit" ucap Lidya dan salim dengan mencium telapak tangan Adam

Adam berjalan kearah makanan yang dimakan Micky "Ilyas panggil semua koki makan malam ini" teriaknya geram

Didalam mobil

"Pa apa kita gak sebailnya melihat bagaimana keadaan Micky sekarang?" tanyanya lembut

"Gak usah, papa besok ada rapat" ucapnya ketus. Sedangkan Tama hanya diam di kursi penumpang belakang tanpa berniat ikut campur

#TBC

Jangan lupa like and comments guys

Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.