"Pagi anak-anak"
"Pagi buk"
"Oh iya. kelas ini udah di bagi kelompok belum, sebelumnya?"
" belum buk" jawab sesil
"Baik saya akan bagi kelompoknya nanti 15 menit sebelum bel"
Buk Lisa menerangkan pelajaran secara hikmat, tidak ada seorangpun murit yang berani tidur atau semacamnya di karnakan konsekuensi dari tidak mendengar pelajaran adalah pertanyaan yang di lontarkan secara tiba-tiba pada murit yang tidak fokus dan bagi yang tidak bisa menjawab maka siap-siap lari 15 putaran lapangan bola yang luasnya itu pakai banget
Buk Lisa melirik jam tangannya dan membagi kelompok menjadi 8 kelompok 7kelompok terdari dari empat orang dan 1kelompaok terdiri dari tiga orang
"Baik pembagiannya seperti ini, baris pertama dan kedua satu kelompok dan seterusnya"
"Yah ibuk, kami cowok semua" protes Alex
"Iya buk tukar kek si Ilham sama Micky" timpa Jonathan
"Setan ya lu " umpat Ilham dan mendapat tawa dari satu kelas "lu aja yang pindah Lex, tu cewek lu di situ tu, biar Micky yang disini" protesnya menunjuk Sesil yang satu kelompok dengan Micky
"Eh, sesil gak satu kelompok sama gua ya, disini tu tempat duduk Ulfa dia cuma nompang disini" Caca meluruskan, karna tidak terima harus sekelompok sama Sesil, bukannya nyelesaiin tugas malah ribut nanti "Sil, balik ketempat lo sana" usir Caca. Ya tidak ada yang mau berurusan sama cewek tomboy kelas XI.1 ini, bisa babak belur nati kalau berurusan dengannya
"Apa si ca biar gua di-"
"Balik!" ketus Caca setengah berteriak memotong ucapan Sesil, menelan ludahnya takut mau gak mau ia harus kembali ke habitatnya. Di kira binatang kali
"Baik, kelompok ini gak boleh di ganggu gugat, kalau ada yang berani pindah kelompok bahkan gak ikut serta mengerjakannya lapor kesaya" peringatnya "baik ketua kelas, siapkan"
Setelah itu buk Lisa keluar dari kelas karna memang bel istirahat telah berbunyi
©©©
"Eh, princess mamy beneran pulang hari minggu besok?" Alex memastikan
"Iya. kenapa?" jawab Micky setelah meminum jus yang ia pesan tadi. Ya mereka berempat sekarang sedang ada di kantin
"Berarti dia datang dong kepesta hari minggu besok" tanya Jonathan
"Mungkin" Micky kembali memakan somaynya
"Eh misi kami boleh duduk disini gak?" tanya Adrian yang datang bersama dua temannya Ray dan reza. Micky melihat kearahnya membolehkan, Sontak Adrian langsung duduk di bangku tepat di sebelah Micky
Micky tidak memperdulikan mereka dan meminum jusnya "udah, yok" ujarnya, berdiri sontak ketiga sahabatnya juga ikut berdiri
Ketika Adrian ingin menarik tangan Micky, Alex dengan cepat menggenggam tangannya "yok" Micky tersenyum miring
Saat mereka jalan menuju kelas tiba-tiba hp Micky bunyi, tapi ia mengabaikannya
"Princess, kalian ngerjain tugas yang dikasi buk Lisa tadi kapan?" Micky melihat kearah Brayen dan menaikkan bahunya tanda tidak tau karna belum membuat jadwal kerja kelompoknya sama Caca dan Tama
"Mungkin sabtu" jawabnya asal
"Jam berapa terus dimana"
"Belum tau liat nanti aja, tapi kalau benar sabtu mungkin siang karna pagi gua ada rapat dirumah sakit" jelas micky
Tidak terasa bel pulang telah berbunyi
Micky melihat Caca sedang beres-beres dan mengalihkan pandangannya pada Tama "eh tunggu" Micky memegang tangan Tama dan segera melepaskannya. Tama menaikan sebelah alisnya, Micky melihatnya sebentar dan meliahat kearah Caca
"Ca, kita ngerjain tugasnya kapan?" tanya Micky. Caca berhenti sejenak dari aktivitasnya dan melihat kearah Tama dan Micky secara bergantian
"Minggu gimana?" usul Tama
"Minggu gua ada urusan keluarga" tolak Micky karna minggu dia harus menjemput mama dan papanya kebandara
"Kalau sabtu siang kalian bisa gak?" tanya Micky. Caca tampak berfikir "ok deh, nati biar gua yang bilang sama Ulfa" Micky menggangguk dan melihat kearah Tama
"Ok sabtu siang" putusnya
"Di?" tanya Micky
"Perpus aja nanti gua shareloc" ujar Caca yang di angguki Micky dan tama
Alex tiba-tiba muncul di balik pintu "udah belum?"
"Sabar" ucapnya ketus
"Cepetan princess"
"Lo, niat nunggu gua gak si. Klau gak pulang aja sana repot aja" Alex melihat Micky dan berfikir
"Lo lagi PMS?" tanya Alex yang dapat di dengar Tama dan Caca, sedangkan Micky tidak menanggapi, ia berjalan lebih dulu dari Alex "gua rasa benar ni, mutnya gak bersahabat banget" gumannya
"Mic, lo lam-"
"Diam"
"Lah tu anak kenapa? Lex lu apain tu" tanya Jonathan
"Apain pala lu peang. Lo gak liat mult dia lagi gak bersahabat, semua orang di semprotnya" ujar Alex
"Dia lagi PMS?" tanya Brayen
"Iya" jawab Alex, Brayen melihat hpnya dan melihat tanggal "oh iya, sekarang dia lagi pms" jawab brayrn
"Loh, kok lo tau?" tanya Jonathan
"Ya, tau lah jelas dia calon bini gua" jawab Brayen enteng. Mereka tidak tau di blakang mereka ada Tama dan kedua temannya yang tadi juga menunggunya untuk latihan basket
"Jangan bilang, lo beneran suka sama Micky" tebak Alex
"Kayak lo enggak aja" jawab Jonathan
"Lo juga?" tanya Alex tidak percaya "kok sama"
"Kita memang sama-sama suka sama Micky, tapi bedanya gua mau dia tetap jadi teman special gua tanpa harus terikat hubungan" jelas Jonathan, Alex melihatnya "tapi kalian percaya atau enggak, Micky itu adalah cinta pertama gua dan gua yakin dia tau perasaan kita sama dia. tapi dia pura-pura gak tau karna dia gak mau kita renggang. Dan dia gak akan mau memilih salah satu dari kita" lanjutnya
"Gua tau itu" ujar Brayen
"Woy setan, cepat napa" teriak Micky pada ketiga temannya itu. Mereka hanya menggeleng mendengar umpatan Micky yang keluar pas lagi pms
Tama, Ilham dan Gery aja terkejut Micky membentak dan mengumpat ketiganya 'beneran lagi pms ni anak' batin Tama
©©©
Hari sabtu siang
Setelah melaksanakan rapat, Micky pulang kerumahnya bukan kerumah kakeknya. Ia pergi hanya untuk membersihkan diri dan mengganti pakayan
Diperpustakaan telah ada Caca, Ulfa dan Tama tidak lama setelah itu datang Ilham
"Woy, Tam lo disini juga" ucap Ilham girang
"Kayak gak ketemu setaun aja" ucap Ulfa
"Lebay" timpa Caca
"Hay guys" Alex menyapa empat orang itu, Ia datang bersama Jonathan dan Brayen
"Ngapain lo pada disini" ketus Caca
"Santai kali Ca, kita dini juga mau buat tugas kelompok kayak lo pada" jelas Ilham yang di angguki Alex
Brayen duduk di meja yang sama dengan kelompok Caca, mereka duduk di kursi yang cukup panjang yang cukup untuk menampung sekitar sepuluh orang
"Oh, iya gua mau tanya sama kalian bertiga" ujar Ulfa menunjuk Alex, Brayen dan Jonathan "kalian jadiin Micky mainan kalian?" sontak ketiga orang itu melihat kearah Ulfa dengan tatapan tajam
"Micky bukan mainan" ketus Jonathan
"Memang cewek yang biasa kalian mainin itu mainan?" timpa Caca
"Jangan pernah samain Micky sama mereka" ucap Brayen tajam
"Ok ok, gua akan ganti pertanyaannya" potong Ulfa sebelum suasana menjadi lebih mencengkram "lo semua udah kenal Micky berapa lama? Terus kok kalian bisa temanan sama dia yang cuek dan dingin itu? Biasanya yang punya sifat kayak dia tu orangnya kejam.eh maksut gua agak kasar"
"Gua sama Brayen kenal sama Micky dari waktu tk tepatnya saat umur gua 5 tahun" jelas Alex
"Dan gua kenal Micky dua tahun lebih dulu dari mereka" timpa Jonathan
"Lo benar, Micky itu memang orang yang dingin dan cuek tapi kalau lo udah dekat sama dia, dia akan lindungin lo lebih dari keluarga lo. Dia akan ada saat lo butuh dia dan dia akan jadi penyemangat lo waktu lo terpuruk" jelas Brayen. Jonathan melihat kearah Brayen, ia mengerti dengan maksuknya
Hubungan Brayen dengan ayahnya tidaklah baik, Brayen selalu di salahkan akan segala sesuatu yang menimpa keluarganya. Walaupun ia tidak tau apa-apa, dia kerap di pukul dan siksa oleh sang ayah. Jika Micky tidak datang waktu hari itu, maka nyawa Brayen pasti sudah hilang. Micky mengancam ayah Brayen dengan kekuasaannya 'jika anda berani mengusik sahabat saya lagi, saya pastikan saya sendiri yang akan menghancurkan anda' kata kata itu bukan sebatas ancaman belaka karna saat ayah Brayen kembali memukul Brayen Micky mejalankan ancamannya dengan menghancurkan perusahaan ayah Brayen hingga perusahaannya bangkrut. Ia datang dengan memohon-mohon pada Micky bahkan ia sampai bersujut di kaki Micky agar membantu perusahaannya
"Yang di katakan Brayen benar, kalian bisa ngomong gitu karna kalian gak kenal Micky" tambah Alex
#TBC
Jangan lupa like and comments guys
Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.