Minggu pagi
Orang-orang kaya 0.1
Alex.Ganteng01
Eh, princess lo jadi jeput mom kebandara?
Micky.AzzPrincess001
Jadi
J.Diwantara010
Gua ikut, gak mau tau dan gak terima penolakan
Brayrn. Febrian01
Alay
Alex.Ganteng0
Nanti gua jemput, kita satu mobil aja, gimana?
Micky.AzzPrincess001
Gak usah, kita bawa dua mobil. Satu buat kalian bertiga yang satu lagi buat gua ama mom and daddy
Tapi kita berangatnya tetap bareng
J.Diwantara010
Se7
Brayrn. Febrian01
Gua juga setuju, lo siap2 kami otw rumah kakek
Alex.Ganteng0
Bener kata Bray, kita 10 menit lagi otw
Micky.AzzPrincess001
Ok, gua siap2
Gua tunggu di rumah
Setelah membalas chat dari para sahabatnya itu, Micky bernjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, untuk melakukan ritual mandinya
Sekitar 15 menit Micky keluar dari kamar, ia mandi tidak selama biasanya karna tadi Alex mengatakan mereka akan tiba 10 menit lagi dan benar mereka sekarang sedang duduk manis di rung tamu kediaman Adam itu
"Lo lama banget sih" protes Jonathan
"Hus" jawab Micky sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya
"Tau lo, bertamu mala berisik " sambung Alex
"Yuk" ajak Brayen sambil memegang tangan Micky, Micky mengangguk dan berjalan beriringan keluar rumah
Sekitar 45 menit menuju bandara, kini mereka sedang duduk menunggu kedatangan Harry dan Martina diruang tunggu
Tidak lama datang dua orang yang berjalan menuju tempat Micky duduk, Micky yang sebelumnya sibuk dengan ponselnya menonggak dan tersenyum saat ada dua pasang kaki berhenti tepat didepannya
Ia berdiri dan memeluk wanita cantik yang merentangkan tangan dihadapannya
"Mom, miss you" ucapnya memeluk sang ibu dengan erat
"Mom juga sayang" balas Martina
"Ehm" terdengar dehaman dari seseorang di belakang mereka
"Jadi kangenya cuma sama mom, sama daddy gak?" tanya Harry pura-pura merajuk. Ya orang yang bersama Martina itu adalah Harry suami martina
Micky dan martina tersenyum dan memeluk pria tersebut "Oliv juga kangen daddy" Harry membalas pelukan dua wanita yang paliang ia sayang itu. Seolah lupa akan keberadaan tiga sahabatnya itu.
Harry menatap tiga pria tampan di depannya dan tersenyum "kalian gak mau memeluk daddy sama mom juga?" tanya Harry pada mereka
Sontak Micky dan Martina malihat kearah tiga sahabatnya itu sambil cengengesan
"Sorry, lupa" kata Micky
Mereka bertiga sempat diam dan hanya natap Micky yang cengengesan soalnya itu adalah momen langka yang mereka liat
"Kalian beneran gak kangen nih sama mom" tanya Martina dengan nada dibuat-buat pada mereka karna mereka gak beranjak dari tempat mereka berdiri, mereka tersenyum dan ikut memeluk Martina, Harry dan Micky
Setelah berpelukan, mereka berjalan beriringan menuju mobil
"Mom" panggil Alex, yang di jawab Martina dengan dehaman
"Nanti malam mom ikut ke pesta kan?" Martina tersenyum "ikut dong, ken sekalian cuci mata" jawab Martina yang mendapat tatapan tajam dari Harry
"Tenang daddy, kan kita juga pergi" jawab Jonathan sambil merangkul Harry
Micky hanya menggeleng melihat tingkah mereka
"Oh iya mom, kitakan belum belanja" ujar Micky yang di angguki Brayen, Jonathan dan Alex
"Masalah itu mah gampang" ujar Martina sambil senyum
"Orang kaya mah gitu" sambung Micky dan menggandeng lengan sang ayah
©©©
"Honey, kamu udah siap nak?" tanya Lidiya seraya mengetuk pintu kamar putra sematawayangnya itu
"Bentar ma" teriak Tama dari dalam kamarnya
"Ya udah, mama tunggu di luar sama papa. Tapi kamu harus cepat, gak enak nanti kita datangnya telat" ucap Lidiya dan beranjak menuju halaman rumah
Setelah 15 menit, Tama keluar dari dalam rumah "kamu lama banget si, kayak anak cewek aja" kesal Lidiya
"Sorry mom"
"Udahkan, yuk berangkat" ujar Firdan dari dalam mobil, Lidiya mengangguk dan berjalan menuju mobil sang suami, sedangkan Tama berjalan menuju mobil sport kesayangannya
Di kediaman Adam kusuma diningrat
"Oliv" pnggil Harry sambil mengetuk pintu kamar sang putri
"Daddy mom duluan aja, ntar aku nyusul" jawab Micky enteng saat keluar dari kamarnya bahkan ia belum siap-siap sama sekali
"Kamu yakin sayang?" tanya Martina
" yes mom"
Setelah itu Martina dan Harry berangkat ketempat pesta. Tidak membutuhkan waktu lama merekapun sampai ditempat pesta
Di tempat pesta
Ketika sampai kedalam hotel itu Martina dan Harry di sambut dengan hangat oleh Adam
"Martina sayang" sambut Adam pada sang putri, Martina hanya tersenyum tipis dan memeluk sang ayah
Setelah melepaskan pelukannya pada Martina dan beralih memeluk Harry. "Sayang Micky mana" tanya Adam karna tidak melihat keberadaan sang cucu
"Oliv tadi nyuruh kami duluan" jawab Harry pada sangmertua
Disisi lain
Martina dan Harry menjadi pusat perhatian semua orang dipesta tak terkecuali Lidiya dan Firdan dan tamu lainnya
"Buset, cewek itu cantik banget deh. Ya kan tam?" ujar Gery, Tama mengalihkan pandangannya pada Martina dan tidak sengaja juga melihat Harry bersama kakek Micky juga disitu
"Lo benar, cantik sumpah. Tapi kok gua rasa kayak pernah liat dia ya" sambung Ilham
"Dimana?" tanya Tama
"Gak ingat gua, tapi pas lo liat wajahnya lo gak ngerasa pernah liat dia" jawab Ilham
"Et, tapi cowok bule dekat dia juga ganteng dan pake banget" bukan mereka bertiga, melainkan Ulfa yang tiba-tiba datang "iyakan Ca?" sambungnya yang dibalas anggulan oleh Caca
"Eh tu liat, ada Jonathan, Alex ama Brayen juga disana" sambung Caca sambil nunjuk kearah Martina
Terlihat mereka bercengkrama dengan santai sambil sesekali tersenyum, mereka terlihat sangat akrap
"Tam, lo gak kenal cewek cantik itu" tunjuk Ilham pada Martina
"Gak usah lo lirik, gak liat lo cowok bule samping dia" sambung Caca yang melihat tangan Harry melingkar dipinggang Martina
"Yah" keluh Ilham dan Gery
"Tam" panggil Lara dan menghampiri mereka, Caca melihat Lara dengan pandangan sinis
"Kok gua gak liat Micky ya" sambungnya karna memang tidak melihat keberadaan Micky
"Apa mungkin dia gak datang" tanya lfa
"Gak mungkin, tiga curut itu aja datang" jawab Ilham
Lara yang kesal karna di abaikan oleh Tama, berjalan kesebelah Tama dan memegang tangannya
"Tam" panggilnya lagi
Tama masih tidak memperdulikannya tidak sengaja matanya menemukan satu objek yang benar-benar indah
Ia tidak dapat mengalihkan pandangannya sedetikpun dari objek itu, matanya mengikuti kemana arah objek itu
Melihat Tama yang terdiam membuat mereka yang ada disitu menatapnya dan beralih menatap objek yang ditatap oleh Tama
"Subahanaullah, itu bidadari atau malaikat" ujar Gery kagum
Ilham tersenyum melihat wajah Tama dan berganti melihat wajah kesal Lara
Micky berjalan menuju sang ayah, Harry melihatnya dan berjalan menghampirinya, saat sudah didepan Micky ia memeluknya erat dan mencium puncak kepala sang putri "kok lama" tanyanya, Micky melihatnya dan tersenyum "yuk" sambungnya dan menggandeng tangan Micky menuju sang istri
Semua orang disitu kagum dengan kecantikan Micky. Micky menggunakan gaun berwarna toska selutut yang elegan dan pas dibadannya, tidak lupa dengan rambut yang tergeray dan sedikit di blow di bagian ujungnya dan hills limited editionnya den Yang terakhir makeup natural yang Membuatnya terlihat perfect
"Eh eh, si Micky di gandeng sama cowok itu" heboh Ulfa "gimana kalu Micky nanti di labrak sama cewek itu" lanjutnya, Lara sedikit menyeringai mendengar kata-kata Ulfa ini
"Gak mungin" Tama tiba-tiba bersuara, membuat orang-orang disitu menatapnya, Lara menatapnya tidak suka dan melepas genggamannya pada Tama
"Kok kamu tau"
"Dia orang tua Micky" jawab Tama cuek tanpa mengalihkan pandangannya pada Micky
"Tama sayang" panggil Lidiya menghampiri mereka. Lidiya menatap Lara tidak suka karna pakayan yang digunakan yang menurutnya terlalu seksi untuk ukuran anak sma
"Malam tante" sapa Lara sopan, Lidiya menatapnya sekilas dan menarik tangan tama "yuk kita kesana" ucapnya
"Malam tan" sapa Ilham dan Gery bersamaan, Lidiya tersenyum "malam juga" balasnya, Lara menatapnya tidak percaya sedangkan Caca dan Ulfa saling senggolan menahan tawa
"Tante kesana dulu ya" pamit Lidiya yang di anggiki mereka
Saat sampai disana, Micky menyambutnya Lidiya dengan senyuman manis "malam tante" sapa Micky pada Lidiya
Martina melihat kearah Lidiya, ia melihat dengan sangat seksama, ia merasa seperti pernah melihatnya wanita itu
"Lidiya" panggilnya ragu, Lidiya tersenyum "ternyata masih ingat sama aku"
Martina tersenyum "mana mungkin aku lupa" jawabnya "honey, kenalin ini Lidiya sahabat aku" Lidiya mengulurkan tangannya pada Harry
"Harry" jawab Harry membalas jabatan tangannya
"Oh iya lia, pria tampan di smaping kamu itu siapa?" tanya martina pada Lidiya. Mendengar itu membuat raut wajah Harry dan Micky menjadi dingin
"Dia calon suami Oliv" jawab Harry. Membuat Brayen, Jonathan dan Alex yang dari tadi diam menyimak terkejut tak percaya
"Maksutnya" tanya Brayen
Micky menghela napas panjang "maaf tan saya permisi dulu, mom daddy Oliv kesana dulu" pamit Micky
Micky pergi meninggalkan orang itu yang di ikuti Alex, Jonathan dan Brayen. Martina melihat kearah Tama dan memaksakan senyumnya
"Nama kamu siapa sayang?" tanyanya
"Gitar kevin pratama, tan" jawabnya sopan, Martina mengangguk
"Kamu satu sekolah ya sama Oliv?" tanyanya lagi
"Iya tan"
"Kamu gak perlu manggil saya dengan panggilan tante, karna kamu sebentar lagi akan jadi menantu saya, kamu bisa manggil saya 'mom' seperti Oliv manggil saya" jelasnya
Tama merasa canggung berada disini, apalagi saat melihat wajah dingin harry padanya. Terlihat jelas kalau Harry tidak menyukainya
"Oh, iya kamu manggil Oliv dengan panggilan apa sayang?" tanya Martina mencairkan suasana
"Micky Tan, eh mom" martina tersenyum "kamu terlihat dekat deh sama Oliv?"
"Kami sekelas mom" Harry terkejut, ia baru tau kalau Micky juga satu kelas sama pria di depannya ini, ia berfikir 'kenapa Oliv gak bilang'
"Biar mom tebak, pasti kamu juga sebangku sama dia" tebak Martina yang di angguki oleh Tama
"Itu mah namanya takdir, ya kan sayang"
"Gak ada takdir-takdir" jawab Harry dingin "aku kesana dulu" pamit Harry sambil menunjuk ke arah Adam dan rekannya
Setelah Harry pergi Martina menatap kearah lidiya "lia maafin Harry ya"
Lidiya menggeleng "gak papa kok"
"Dia itu dekat banget sama Oliv, dia gak suka saat Oliv disuruh buat pilihan yang sulit"
"Dia gak mau dan takut kalau Oliv di jadiin bahan pertukaran bisnis atau memanfaatkannya untuk kepentingan gak jelas" Lidia merasa sedikit tersindir dengan kata kata Martina tersebut tapi ia tidak menunjukkannya
"Dia sangat dekat dengan Oliv, dia bahkan rela meninggalkan keluarganya di inggris karna kasus yang sama"
"Maksutnya?" tanya Lidiya penasaran
"Dulu waktu kecil, Oliv pernah mau di jodohin sama anak salah satu dari keluarga kerajaan, itu membuatku sedikit stres. Karna itu Harry memutuskan untuk pindah ke kanada agar tidak ada yang bisa ganggu Oliv lagi" jelasnya
Tama mengguk ngerti, Martina melihat Tama dan memegang tangannya "sayang, mom mohon sama kamu buat jaga putri mom, jangan buat dia nangis jangan biarkan dia sampai terluka, jaga dia seperti kamu jaga dirikamu sendiri" mohon Martina yang di angguki oleh Tama
"Mom tau Brayen, Jonathan, Alex dan Ben mereka pasti akan lindungi Oliv lebih dari nyawa mereka, tapi yang di pilih Oliv itu kamu. Jadi mom mohon tolong jaga dia, karna jika dia terluka sedikit saja pasti baik Harry maupun grandpa Oliv gak akan tinggal diam, mom gak mau Oliv merasa terkekang, mom mau Oliv itu bahagia. Jadi mom sangat mohon sama kamu tolong jaga dia"
"Kevin janji, Kevin akan jaga Micky" jawab Tama dan mendapat pelukan hangat dari martina "makasi" balasnya
#TBC
Jangan lupa like and comments guys
Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.